Anda di halaman 1dari 8

Seminar “Optimalisasi Tata Kelola dan Daya Saing LPD di Bali Pasca Perda No.

3 Tahun 2017’
Tanggal 18 Oktober 2017, Gedung DPD - Denpasar

Perspektif Kebijakan Pengembangan

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sebagai

Intermediasi Keuangan
Komang Agus Rudi Indra Laksmana
TODAY’S TOPICS
Perspektif Kebijakan Pengembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sebagai Intermediasi Keuangan

4
2
1 3 PERSPEKTIF
KARAKTERISTIK KEBIJAKAN LPD
LPD Diperlukan kebijakan
PERKEMBANGAN Dasar hukum operasional, TANTANGAN LPD pemerintah baik berupa
LPD kepemilikan dan ruang Tantangan dan peraturan pemerintah
Perkembangan LPD di lingkup pelayanan. permasalahan internal yaitu maupun perda yang
Bali selama periode manajemen serta mendukung eksistensi dari
tahun 2010- 2014. membangun kepercayaan LPD di Bali.
masyarakat.
PERTUMBUHAN LPD di BALI tahun
2015- 2016
DANA YANG 11% KREDIT
DIHIMPUN 115%

6,16% LPDBali 338 LABA


Milyar BERSIH
ASSET

Pertumbuhan Aset Dana yang Dihimpun Pertumbuhan Kredit Laba Bersih


Pada tahun 2015 aset LPD di Pada tahun 2015 dana yang Pada tahun 2015 pinjaman yang Pada tahun 2015 laba bersih
Bali sebesar Rp. 14,6 Triliun, dihimpun sebesar Rp. 6 disalurkan LPD di Bali sebesar dicapai sebesar Rp. 557,8
pada tahun 2016 aset Triliun, pada tahun 2016 aset Rp. 10,9 Triliun, pada tahun miliar, pada tahun 2016 laba
sebesar Rp. 15,5 Triliun (per sebesar Rp. 12,9 Triliun (per 2016 pinjaman yang disalurkan bersih sebesar 338 milyar
Agustus 2016) Agustus 2016) sebesar Rp. 12,1 Triliun (per per agustus 2016
Agustus 2016)
KARAKTERISTIK LPD di
BALI
DASAR HUKUM OPERASIONAL
Saat ini LPD di Bali menggunakan PERDA No. 3 Tahun 2017 tentang LPD, sebagai payung hukum
operasional, walaupun UU LKM No. 1 tahun 2013 sudah berlaku namun tidak mampu
mengakomodir kekhususan dari LPD itu sendiri.

KEPEMILIKAN
LPD di Bali dimiliki oleh desa adat, yang terdiri dari masyarakat di desa adat tersebut, tidak
diperlukan aturan dalam membayar sejumlah simpanan karena status sebagai masyarakat desa
adat secara otomatis menjadi bagian dari LPD itu sendiri

RUANG LINGKUP LAYANAN


Prioritas layanan dari LPD di Bali adalah di lingkungan desa adat itu sendiri. Sesuai dengan
tujuan dari pendirian LPD sebagai penopang perekonomian desa, maka prioritas ukuran
kinerja LPD diukur tidak hanya dari Laba namun “Labda” motivator bagi perekonomian desa
TANTANGAN LPD di BALI

Permasalahan SDM Manajemen dan Teknologi


1 Diperlukan sertifikasi karyawan LPD melalui diklat dalam 4 Semakin meningkatnya pengeloaan aset LPD di Bali tiap
tahun akan membawa dampak terhadap pengelolaan SIM
rangka meningkatkan kompetensi dan standarisasi yang lebih kompleks. Diperlukan suatu sistem informasi
kinerja terpadu diantara LPD

Persaingan di Tingkat Suku Bunga Belum ada Lembaga Penjamin Simpanan


2 Saat ini suku bunga pinjaman rata-rata di LPD sebesar 5 Rencana pendirian LPS bagi LPD harus segera
1,8%-2,2% dengan suku bunga DPK sebesar 6% direalisasikan untuk mengimbangi pertumbuhan
setahun, tidak jauh berbeda dengan LKM yang lain DPK yang signifikan tiap tahun.
seperti KSP

Belum ada sikronisasi dengan UU LKM


Praktek FRAUD dan Kepercayaan Masyarakat
3 Menurut laporan pansus LPD DPRD Provinsi Bali masih
6 Perbedaan status hukum dan kekhasan LPD di Bali
terdapat 158 bangkrut dan 38 tidak sehat ditahun 2016. dengan ketentuan yang diatur dalam UU LKM merupakan
Karena LPD belum sepenuhnya menerapkan manajemen hal mendasar yang harus segera diselesaikan agar
resiko dan lebih memilih awig-awig desa adat sebagai keberadaan LPD pantas dikecualikan. Penerapan GCG
penjamin keamanan pada LPD sangat perlu diterapkan
Sinkronisasi antara Perda,
Pergub dan OJK
Pemprov diletakkan sebagai fasilitator dalam kaitan penerapan Undang-Undang Lembaga
Keuangan Mikro ini. Pemprov bisa saja berkoordinasi dengan instansi terkait seperti OJK
karena bersentuhan langsung dengan kestabilan moneter daerah. Tetapi substansi
pengaturannya tetap ada pada otoritas adat Bali

Regulasi LPD

Awig awig+ Sistem Mitra pendukung


Pengendalian Intern operasional LPD
Nilai adat akan selalu menjadi opsi Sinergi pada Sistem Badan pengaturan dan pengawasan LPD
pertama dalam penyelesaian Pengendalian Lembaga layaknya OJK, sebagai badan penjamin
simpanan LPD seperti layaknya LPS, badan
permasalahan melalui paruman desa dan
diperkuat dengan kombinasi SIP kedalam
Intern Mitra LPD penjamin kredit LPD layaknya Perum
awig-awig desa pakraman. Jamkrida, sebagai badan mediasi dan
peradilan LPD
“Dalam upaya meningkatkan peningkatan peran LPD sebagai lembaga keuangan mikro perlu perbaikan dari sistem
pengelolaan keuangan, sistem penjaminan resiko kredit, sistem pencatatan keuangan semua terkait dengan
peningkatan SDM. Kepatuhan masyarakat dalam proses transaksi masih berdasarkan hukum adat desa, sehingga
perlu kesepakatan seluruh lembaga adat memiliki standar regulasi yang bisa sinkron dengan undang-undang
lembaga keuangan mikro dan OJK sebagai pengawasan lembaga keuangan. Perlu pemahaman bahwa pendekatan
budaya yang selama ini cukup efektif dalam menekan tingkat kredit di LPD, namun perlu Pemerintah Bali
memfasilitasi melalui pertemuan dengan lembaga pengawas dan BPD Bali dalam meningkatkan kerja sama guna
menghindari terjadinya kesalahan pengelolaan dana masyarakat yang dikelola LPD”

- KESIMPULAN....

Anda mungkin juga menyukai