Disusun Oleh :
M. TAUFIK RAMADHAN
18030244035
Biologi D 2018
BIOLOGI
2019
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi pada
tumbuhan?
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi
dengan metode penimbangan.
C. Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi pada
tanaman pacar air.
H1 = Ada pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi pada
tanaman pacar air.
D. Kajian Pustaka
1. Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam
bentuk uap dari jaringan, ini dapat saja terjadi tumbuhan melalui
stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui
bagian-bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang
melalui stomata. Oleh karena itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air
yang hilang umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata
(Lakitan, 2000).
Menurut Muswita (2017: 5) Air yang diserap oleh tumbuhan sekitar
10% dan yang dikeluarkan kembali kelingkungannya sekitar 90%.
Hilangnmya air dari dalam tubuh tumbuhan tersebut dalam bentuk uap
air disebut dengan transpirasi. Air yang ditranpirasikan oleh tumbuhan
dikeluarkan melalui stomata pada daun.
b. Faktor Eksternal
Suhu
Kenaikan suhu dari 180-200 °F cenderung
meningkatkan penguapan air sebesar dua kali lipat.
Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama
denga suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar
matahari mempunyai suhu 80– 100 °F sehingga
daun yang terkana sinar matahari memiliki suhu
yang lebih tinggi dari suhu udara dan berpengaruh
terhadap membuka menutupnya stomata. Pada
banyak tanaman, stomata tidak membuka jika suhu
sekitar 0 °C.
Kelembapan
Gerakan uap air ke udara dalam daun akan
menurunkan kecepatan bersih dari air yang hilang,
sehingga transpirasi akan menurun seiring dengan
meningkatnya kelembababan udara. Apabila
stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan
difusi dari uap air keluar tergantung pada besarnya
perbedaan tekanan uap air yang ada di dalam
rongga antarsel dengan tekanan uap air di atmosfer,
Jika tekanan uap air di udara rendah, maka
kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan
bertambah besar, begitu pula sebaliknya. Pada
kelembaban uadara relatif 50% perbedaan tekanan
uap air di daun dan atmosfer 2 kali lebih besar dari
kelembaban relatif 70% (Jayamiharja, 1977).
Angin
Angin cenderung untuk meningkatkan
kecepatan transpirasi, baik di dalam naungan atau di
dalam cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan
tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin
terhadap penurunan suhu daun akan menurunkan
kecepatan transpirasi.
Cahaya
Cahaya mempengaruhi kecepatan transpirasi
melalui dua cara, yaitu: 1) sehelai daun yang
terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi
energi radiasi, dan 2) cahaya yang tidak berbentuk
cahaya langsung dapat pula mempengaruhi
transpirasi melalui pengaruhnya terhadap
membuka-menutupnya stomata, dengan mekanisme
tertentu.
Kandungan Air tanah
Jika kandungan air tanah menurun akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke
dalam akar menjadi lebih lambat. Hal ini cenderung
untuk meningkatkan defisit air pada daun sehingga
menurukan kecepatan transpirasi lebih lanjut.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : Intensitas cahaya (kondisi gelap dan
terang)
2. Variabel kontrol : Jenis tanaman pacar air, panjang
batang tanaman pacar air, jumlah daun,
volume air, waktu perlakuan
3. Variabel respon : Kecepatan transpirasi air pada tanaman
pacar air, berat tanaman, rata- rata luas
daun
Alat :
` 1. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
2. Sumbat erlenmeyer dengan lubang di tengahnya 2 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Termohigrometer 1 buah
5. Lightmeter 1 buah
6. Bohlam lampu 100 watt 1 buah
7. Pisau tajam 1 buah
8. Lemari 1 buah
9. Penggaris 1 buah
Bahan :
1. Air secukupnya
2. Vaselin secukupnya
3. Kertas milimeter secukupnya
4. Dua tanaman Pacar air (Impatien balsemia) 20 cm
H. Rancangan Percobaan
Erlenmeyer A + Erlenmeyer B +
150 ml air 150 ml air
Timbang Erlenmeyer
beserta isinya, catat
hasilnya (Berat awal)
Letakkan
Erlenmeyer A di Erlenmeyer B di
tempat terang tempat gelap
Mengukur
suhu, intensitas cahaya, dan
kelembaban di sekitar.
Tempat
No. Kondisi lingkungan
gelap terang
1 Suhu ( ◦C ) … …
2 Kelembapan ( % ) … …
3 Intensitas Cahaya ( % ) … …
Tabel 2.
kecepatan
Rata- transpirasi
Kondisi berat (gram) selisih (gram) rata
Intensitas selisih¿
lingkunga
cahaya (gram)
n
30' 30'
awal 30' 30''' 30' 30'''
' '
Terang … … … … … … … … … …
Gelap … … … … … … … … … …
Tabel 3.
Kondisi Lingkungan Daun ke- Luas Daun
ଶ
( ܿ݉ ሻ
1 …
2 …
3 …
4 …
5 …
Terang
6 …
7 …
8 …
9 …
10 …
Rata-rata …
1 …
2 …
3 …
4 …
5 …
Gelap
6 …
7 …
8 …
9 …
10 …
Rata-rata …
K. Rencana Analisis Data
Diskusi : -
Tempat
No. Kondisi lingkungan
gelap terang
1 Suhu ( ◦C ) 30 31
2 Kelembapan ( % ) 82 81
kecepatan
rata- transpirasi
Kondisi berat (gram) selisih (gram) rata
Intensitas selisi ¿
lingkunga
cahaya h (gr )
n
awal 30' 30'' 30''' 30' 30'' 30'''
271.
Terang 715 272 271.8 271.6 0.2 0.2 0.4 0.27 0.00067
2
275.
Gelap 0 275.8 275.7 275.4 0.1 0.3 0.2 0.2 0.00036
2
0
0
kecepatan transpirasi
0
0
0
0
0
Terang Gelap
¿
3. Analisis
4. Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kondisi lingkungan ( intensitas cahaya ) terhadap kecepatan
transpirasi pada tumbuhan Pacar air dengan menggunakan metode
penimbangan. Tanaman yang digunakan pada praktikum kali ini
yakni pacar air (Impatiens balsamina) dimana tanaman ini memiliki
karakteristik batang yang basah dan memiliki berkas pembuluh
yang besar dan mudah menyerap air, sehingga lebih mudah untuk
diamati proses transpirasi yang terjadi. Variabel yang dibuat sama
dalam praktikum kali ini yakni tinggi batang dan jumlah daun pacar
air jumlah volume air. Ditambahkan vaselin pada tanaman pacar air
bertujuan untuk mencegah terjadinya transpirasi pada bagian
tumbuhan yang tidak diinginkan. Variabel manipulasi pada
praktikum ini adalah kondisi lingungan (intensitas cahaya) Bagian
dalam lemari diinterpretasikan sebagai pemberian kondisi gelap
pada tanaman pacar air, sedangkan tempat dengan jarak 20 cm dari
lampu pijar 100 watt diinterpretasikan sebagai pemberian kondisi
yang terang pada tanaman pacar air. Sedangkan variabel responnya
yaitu laju kecepatan transpirasi dan membandingkan antara kondisi
gelap dan kondisi terang.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, kecepatan
transpirasi pada tanaman pacar air (Impatiens balsamina) pada
kondisi terang yakni sebesar 0,00067¿ dimana hal
tersebut lebih cepat dibandingkan kecepatan transpirasi pacar air
pada kondisi gelap yakni sebesar 0,00036 ¿ . Hal ini
membuktikan bahwa intensitas cahaya berpengaruh terhadap
kecepatan transpirasi tumbuhan. Semakin besar intensitas cahaya
yang diterima oleh tumbuhan, maka semakin tinggi pula laju atau
kecepatan transpirasi tumbuhan tersebut dan sebaliknya.
M. Kesimpulan
Terang 30 ‘ Gelap 30 ‘