Anda di halaman 1dari 12

A.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap presentase sel
yang terplasmolisis?
2. Berapa konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah
sel mengalami plasmolisis?
3. Berapakah tekanan osmosis sel cairan sel dengan metode plasmolisis ?
B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap presentase
sel yang terplasmolisis.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50%
dari jumlah sel mengalami plasmolisis.
3. Menghitung tekanan osmosis sel cairan sel dengan metode plasmolisis.
C. Hipotesis
H0 : Ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap plasmolisis sel
bawang merah.
H1 : Tidak ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap plasmolisis sel
bawang merah.
D. Kajian Pustaka

Sel Tumbuhan terdiri dari dinding sel dan protoplast. Dinding sel terdiri dari
sel primer tipis 1-3um terdiri dari 9-25% sellulose membentuk molekul panjang
tidak bercabang berupa mikrofibril tebalnya kurang lebih 3,5 nm. Pengaturan
molekul sellulose mengakibatkan sel mempunyai daya renggang. Protoplast
bagian sebelah dalam sel terdiri dari sitoplasma, inti sel, vakuola, ergastik
material, kloroplast dll. Sitoplasma berupa bahan kompleks berbentuk suspense
koloid didalamnya ditemukan organel bermembran. Sitoplasma, inti sel,
kloroplast termasuk bagian yang hidup sedangkan vakuola dan bahan ergastik
termasuk bahan tak hidup.

Membran plasma adalah bagian protoplasma yang berbentuk lapisan tipis dan
berfungsi membatasi isi sel dengan lingkungannya. Membran plasma melindungi
sel dari lingkungan dan juga memungkinkan adanya kompartemen di dalam sel
untuk aktivitas metabolik. Pada permukaan membrane plasma terletak banyak
reseptor yang berbeda-beda untuk mengenali sel lain, mengikat hormon tertentu,
dan merasakan berbagai isyarat lain yang berasal dari lingkungan luar (Lehninger,
1982:87).

Lakitan (1993:10-11) menyatakan bahwa membran bersifat semipermeabel,


artinya molekul air dapat menembus membran tersebut sedangkan bahan-bahan
yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat menembus membran tersebut. Namun
pada kenyataannya, bersama-sama molekul air akan ikut pula ion atau senyawa
tertentu yang terlarut di dalamnya dan bergerak menembus membran.

Menurut Campbell (2010: 143), mekanisme lalu lintas membran sel


dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan transport aktif. Transpor pasif
merupakan difusi suatu zat melintasi membran biologis tanpa pengeluaran energi,
misalnya: difusi dan osmosis. Proses difusi dapat terjadi pada satu zat terlarut
maupun dua zat terlarut. Pada difusi satu zat terlarut, membran memiliki pori-pori
yang cukup besar untuk dilewati molekul pewarna. Pergerakan acak molekul
pewarna akan menyebabkan sebagian diantaranya melewati pori-pori,Pewarna
berdifusi dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya
rendah.

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berpotensial air tinggi ke tempat berpotensial air
rendah. Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis.
Semakin besar terjadinya osmosis maka semakin besar pula tekanan osmosisnya.
Ekstraksi osmosis merupakan peristiwa berpindahnya kadar air dalam sel melalui
membran semi permeable dari keadaan sel yang potensial airnya tinggi menuju sel
yang berpotensial air rendah, sehingga terjadi plasmolisis yang menyebabkan
terlepasnya sitoplasma dari dinding sel (Rahmasari, 2014).

Menurut Rahayu di dalam proses osmosis, disamping komponen potensial


air, komponen lain yang penting adalah potensial osmotik dan potensial tekanan,
yang pada tumbuhan timbul pada tekanan turgor. Hubungan antara nilai potensial
air (PA), potensial osmotik (PO), dan potensial turgor (PT) dapat dinyatakan
dengan hubungan sebagai berikut :

𝑃𝐴 = 𝑃𝑂 + 𝑃𝑇

Menurut Ting apabila peristiwa plasmolisis mencapai 50% (kondisi di luar


sama dengan di dalam sel) maka dapat dikatakan potensial osmotik larutan sama
dengan potensial osmotik cairan sel. Apabila sel berada pada larutan dimana ψπ
(PO larutan = ψπ (PO) sel dikatakan larutan isotonic. Apabila sel berada dalam
larutan dimana konsentrasi di luar besar dari di dalam sel ψπ (PO) larutan kecil
dari dalam sel maka air akan keluar, larutan diluar disebut Hipertonik. Apabila
potensial osmotik (ψπ) larutan diketahui maka ψπ (PO) dari sel dapat dicari. Dari
uraian diatas dapat diturunkan rumus untuk mencari potensial osmotik dimana
tekanan osmotik ditentukan melalui rumus :

22,4 𝑥 𝑀 𝑥 𝑇
𝑇𝑂 =
273
Keterangan :

TO = Tekanan osmotik dalam atmosfer

M = konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis

T = Temperatur absolute (0°C=273°K)

PO = potensi osmotik tandanya – (negatif)

E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa (0,14 M ; 0,16 M ;
0,18 M ; 0,20 M ; 0,22 M ; 0,24 M; 0,26 M ; dan 0,28 M).
2. Variabel respon : Presentase sel yang terplasmolisis dan tekanan osmotik.
3. Variabel kontrol :
- Jenis larutan : larutan sukrosa
- Volume larutan : 5 ml
- Jenis tanaman atau umbi : bawang merah
- Waktu perendaman : 30 menit
- Perbesaran mikroskop : 10x10
- Suhu : 31°C
F. Definisi Operasional Variabel

Variabel manipulasi pada praktikum ini adalah konsentrasi larutan sukrosa


yaitu 0,28M ; 0,26M ; 0,24M ; 0,22M ; 0,20M ; 0,18M ; 0,16M ; 0,14M,
dengan harapan mampu mempengaruhi jumlah sel yang terplasmolisis.
Variabel kontrol pada praktikum ini adalah umbi lapis bawang merah
dengan jumlah 2 sayatan per cup plastiknya, dan juga lama perendaman
sayatan didalam larutan sukrosa selama 30 menit.
Variabel respon pada praktikum ini adalah jumlah sel yang terplasmolisis
dalam 1 lapang pandang, dan diharapkan mendapat jumlah sel yang
terplasmolisis.

G. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
- Mikroskop
- Umbi lapis bawang merah
- Cup plastik 8 buah
- Laruta sukrosa dengan
- Kaca benda dan kaca
molaritas 0,28 M; 0,24 M;
penutup
0,22 M; 0,20 M; 0,18 M;
- Pisau Silet
0,16 M; 0,14 M
- Gelas beaker 100 ml
- Pipet
H. Rancangan Percobaan

0,14 M 0,16 M 0,18 M 0,20 M 0,22 M 0,24 M 0,26 M 0,28 M

Masing-masing berisi 5 ml larutan sukrosa

Masukkan sayatan bawang merah

0,14 M 0,16 M 0,18 M 0,20 M 0,22 M 0,24 M 0,26 M 0,28 M

Amati dengan mikroskop


dan hitung sel yang
terplasmolisis

I. Langkah Kerja
- Diambil 5 ml Larutan sukrosa konsentrasi (0,14M; 0,16M; 0,18M;
0,20M; 0,22M; 0,24M; 0,26M; 0,28M)
- Masing-masing dimasukkan ke dalam wadah plastik
- Sayat umbi lapis bawang merah sampai terlihat satu lapis sel
- Direndam sayatan ke dalam wadah berisi larutan dengan konsentrasi
berbeda
- Didiamkan selama 30 menit
- Diamati sel yang terplasmolisis dengan mikroskop
- Diitung jumlah sel yang terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya

J. Rancangan Tabel Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan sel yang terplasmolisis.


Konsentrasi ∑ Sel ∑ Sel % Sel Rata - rata
Sukrosa (M) terplasmolisis terplasmolisis
0,14 111 9 8,11% 8,28%
71 6 8,45%
0,16 202 11 5,45% 7,79%
128 13 10,16%
0,18 118 9 7,62% 12,21%
125 21 16,8%
0,20 81 24 29,62% 17,42%
172 9 5,23%
0,22 116 12 10,34% 10,94%
156 18 11,53%
0,24 48 14 29,16% 31,53%
59 20 33,89%
0,26 92 52 56,52% 54,98%
116 62 53,44%
0,28 114 91 79,82% 80,36%
110 89 80,9%

90.00

80.00

70.00

60.00

50.00 Rata-rata sel


terplasmolisis
40.00
Konsentrasi sukrosa
30.00

20.00

10.00

0.00
0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28

Grafik 1. Penentuan Tekanan Osmosis


K. Rencana Analisis Data

Pada konsentrasi 0,14 M dengan hasil keseluruhan sel 111 pada hasil sayatan
pertama, 71 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh sel
adalah 91, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 9 pada hasil sayatan pertama, 6
pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis 7,5
didapatkan rata-rata persentase sebesar 8,28%.

Pada konsentrasi 0,16 M dengan hasil keseluruhan sel 202 pada hasil sayatan
pertama, 128 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh
sel adalah 165, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 11 pada hasil sayatan
pertama, 13 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis
12 didapatkan rata-rata persentase sebesar 7,79%.

Pada konsentrasi 0,18 M dengan hasil keseluruhan sel 118 pada hasil sayatan
pertama, 125 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh
sel adalah 121,5, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 9 pada hasil sayatan
pertama, 21 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis
15 didapatkan rata-rata persentase sebesar 12,21%.

Pada konsentrasi 0,20 M dengan hasil keseluruhan sel 81 pada hasil sayatan
pertama, 172 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh
sel adalah 126,5, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 24 pada hasil sayatan
pertama, 9 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis
16,5 didapatkan rata-rata persentase sebesar 17,42%.

Pada konsentrasi 0,22 M dengan hasil keseluruhan sel 116 pada hasil sayatan
pertama, 156 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh
sel adalah 136, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 12 pada hasil sayatan
pertama, 18 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis
15 didapatkan rata-rata persentase sebesar 10,94%.

Pada konsentrasi 0,24 M dengan hasil keseluruhan sel 48 pada hasil sayatan
pertama, 59 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh sel
adalah 53,5, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 14 pada hasil sayatan pertama,
20 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis 17
didapatkan rata-rata persentase sebesar 31,53%.

Pada konsentrasi 0,26 M dengan hasil keseluruhan sel 92 pada hasil sayatan
pertama, 116 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh
sel adalah 104, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 52 pada hasil sayatan
pertama, 62 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis
57 didapatkan rata-rata persentase sebesar 54,98%.

Pada konsentrasi 0,28 M dengan hasil keseluruhan sel 114 pada hasil sayatan
pertama, 110 pada hasil sayatan kedua, dan didapatkan rata-rata jumlah seluruh
sel adalah 112, untuk sel terpalsmolisis dengan hasil 91 pada hasil sayatan
pertama, 89 pada sayatan kedua, dengan rata-rata jumlah sel yang terplasmolisis
90 didapatkan persentase sebesar 80,36%.

Pada praktikum ini didapatkan konsentrasi larutan sukrosa yang


menyebabkan 50% dari jumlah sel mengalami plasmolisis. Konsentrasi larutan
sukrosa di ambil dari presentase sel terplasmolisis 50% yaitu 0,25% M.

22,4 × 𝑀 × 𝑇
𝑇𝑂 =
273

22,4 × 0,25 × 304


𝑇𝑂 =
273

𝑇𝑂 = 6,23

DISKUSI

Jelaskan mengapa terjadi peristiwa plasmolisis. Dukung dengan data yang anda
peroleh.

Jawab :

Karena potensial air di luar sel rendah sedangkan potensial air di dalam sel tinggi
sehingga air didalam sel akan keluar menuju luar sel, akibat dari peristiwa
perpindahan air ini (osmosis) protoplas akan terlepas dari dinding sel. Hal ini
dapat dibuktikan dengan data yang diperolah dari pengamatan, apabila konsentrasi
larutan sukrosa tinggi maka potensial airnya rendah sehingga air dalam sel umbi
lapis bawang merah yang berpotensial air tinggi akan keluar menuju konsentrasi
larutan sukrosa. Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang terplasmolisis.

L. Hasil Analisis Data

Dari analisa di atas, dapat diketahui bahwa besarnya konsentrasi larutan


sukrosa mempengaruhi banyaknya jumlah dan persentase sel yang mengalami
plasmolisis. Hal ini dikarenakan akibat dari perbedaan potensial air di dalam sel
dengan di luar sel. Potensial air yang ada di dalam sel lebih tinggi daripada
potensial air di luar sel. Oleh karena potensial air berbanding lurus dengan
potensial osmosis, maka potensial osmosis yang berada di dalam sel juga lebih
besar daripada potensial osmosis yang berada di luar sel. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya perpindahan molekul air di dalam sel menuju ke luar sel,
dimana dalam praktikum ini molekul air berpindah dari sel bawang merah menuju
ke larutan sukrosa, sehingga menyebabkan protoplas sel bawang merah
kehilangan air, dan membran sel menjadi mengerut sehingga protoplas terlepas
dari dinding sel. Peristiwa yang terjadi pada sel tumbuhan ini disebut dengan
plasmolisis.

Pada praktikum ini didapatkan konsentrasi larutan sukrosa yang


menyebabkan 50% dari jumlah sel mengalami plasmolisis. Konsentrasi larutan
sukrosa di ambil dari presentase sel terplasmolisis 50% yaitu 0,25 M. Penentuan
nilai pastinya menggunakan grafik, kemudian data diaplikasikan ke dalam rumus
dan didapatkan nilai tekanan osmotik sebesar 6,23.

M. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Konsentrasi larutan sukrosa memengaruhi presentase sel yang


terplasmolisis. Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa semakin banyak
sel yang terplasmolisis.
2. Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
adalah 0,25 M.
3. Tekanan osmosis yang diperoleh berdasarkan perhitungan rumus adalah
6,23.
N. Daftar Pustaka

Al-Ash’ary, Muhammad N., Supriyanti F. M. T., & Zackiyah. 2010. Penentuan


Pelarut Terbaik dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif dari Kulit
Batang Artocarpus heterophyllus. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia. Vol.1(2)

Campbell, Neil A, et al. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Gramedia.

Kimball, J. W. 1983. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo: Jakarta. Hal 10-


11.

Lehninger, A. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. (diterjemahkan oleh: Meggy


Thenawijaya). Erlangga: Jakarta. Hal 82.

Rahayu, Y. S., Yuliani., & Dewi, S. K. 2018. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Unesa: Surabaya.
Lampiran 1

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Sayatan pertama Sayatan kedua Sayatan pertama
0,14 M 0,14 M 0,16 M

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Sayatan kedua Sayatan pertama Sayatan kedua
0,16 M 0,18 M 0,18 M

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9


Sayatan pertama Sayatan kedua Sayatan pertama
0,20 M 0,20 M 0,22 M

Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12


sayatan kedua Sayatan pertama Sayatan kedua
0,22 M 0,24 M 0,24 M
Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15
Sayatan pertama Sayatan kedua Sayatan pertama
0,26 M 0,26 M 0,28 M

Gambar 16
Sayatan kedua
0,28 M

Anda mungkin juga menyukai