Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Dosen Pengampu : Jujun Ratnasari, M. Si

Disusun Oleh :

1931011026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

TAHUN 2020
Jln. R. Syamsudin, SH. NO.50 Sukabumi, Telp (0266) 218345, Fax, 218342
BAB I

OSMOSIS, DIFUSI, DAN PENGUKURAN POTENSIAL OSMOSIS


JARINGAN TUMBUHAN

I. Tujuan
I.1 Mengetahui Proses osmosis dan difusi zat terlarut dan pelarut yang terjadi
pada tumbuhan.
I.2 Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara
plasmolisis.

II. Landasan Teori

Artinya :” dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-
gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang
indah dipandang mata,” QS. Qaaf: 7

Air dan nutrisi dapat keluar masuk ke dalam sel tumbuhan dengan cara
osmosis dan difusi. Osmosis adalah berpindahnya air/ pelarut dari konsentrasi air
tinggi/ potensial air tinggi ke konsentrasi air/ potensial air yang rendah melalui
membrane semipermeabel. Osmosis dipengaruhi oleh factor konsentrasi, suhu,
dan tekanan. Adapun difusi adalah peristiwa berpindahnya zat terlarut (linarut)
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau perpindahan zat terlarut dari
yang potensial kimianya tinggi ke potensial kimia rendah. Difusi dipengaruhi oleh
konsentrasi, tekanan, suhu, dan gerak potensial zat (yang timbul dari gerak Brown
molekul).

Potensial osmosis disebut juga potensial linarut menunjukkan status suatu


larutan dan menggambarkan perbandingan proporsi zat terlarut dengan pelarutnya.
Semakin pekat suatu larutan akan semakin rendah potensial osmosisnya. Potensial
osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metode, salah satunya
menggunakan seri konsentrasi yang PO nya diketahui, misalnya larutan sukrosa.
Metode ini didasarkan pada adanya peristiwa plasmolisis, yaitu dengan
menentukan suatu larutan yang hanya menyebabkan terjadinya kondisi incipient
plasmolysis. Pada kondisi ini, setengah dari seluruh sel yang dimasukkan
menunjukkan tanda-tanda plasmolisis, terjadi pengurangan volume, sehingga
konsentrasi cairan di dalam sel akan lebih pekat.

III. Prosedur Kerja


III.1 Alat
 Kaca Objek
 Kaca Penutup
 Silet
 Cutter
 Jarum/ jara
 Pipet tetes
 Mikroskop
III.2 Bahan
 Daun Rhoeo discolor/ Rhoeo spathacea
 Tissue
 Alkohol 70%
 Akuades
 Larutan Sukrosa 0,1 M, 0,15 M, 0,2M, 0,25M, 0,3M
III.3 Cara kerja
 Kaca objek dibersihkan dari lemak dengan menggunakan tussue dan
air/ alcohol 70%.
 Teteskan pada kaca objek reagen (akuades, larutan sukrosa 0,10; 0,15;
0,20; 0,25; 0,30 M, satu kaca objek untuk satu macam reagen.
 Buat sayatan setipis mungkin bagian bawah daun Rhoeo spathachea,
setiap sayatan mengandung ± 25 sel, dan diletakkan pada tetesan reagen
pada kaca objek, biarkan minimal 5 menit, kemudian tutup perlahan
dengan kaca tutup dengan bantuan jarum jara.
 Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran yang sesuai.

IV. Hasil Pengamatan

Akuades Sukrosa 0,20 M


Sukrosa 0,10 M Sukrosa 0,25 M

Sukrosa 0,15 M Sukrosa 0,30 M

V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar pustaka

BAB II
PENGUKURAN POTENSIAL AIR (PA) JARINGAN TUMBUHAN

I. Tujuan
I.1 Mengetahui potensial air yang dimiliki oleh jaringan tumbuhan

II. Landasan Teori

Artinya: “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam” QS
A; Qaff ayat 9

Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system
kimia. Potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan suhu yang
konstan tergantung pada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hubungan air dan
tumbuhan, potensial kimia dari air sering disebut sebagai potensial air. Bila
potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu substansi yang
akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air adalah ukuran energi yang ada
pada air untuk bereaksi atau bergerak, dengan kata lain, potensial air merupakan
tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan osmosis dan difusi.
Potensial air adalah kemampuan air untuk melakukan pergerakan berpindah
tempat yang dipengaruhi oleh gradien konsentrasi (potensial osmotik) dan
tekanan. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya tinggi mempunyai potensial air
yang rendah, sedangkan larutan yang konsentrasi zat terlarutnya rendah
mempunyai potensial air yang tinggi. Osmosis akan bergerak dari tempat yang
potensial airnya tinggi ke potensial air yang rendah.Potensial air adalah gabungan
antara potensial osmotik (konsentrasi larutan) dan potensial tekanan yang
diberikan pada larutan. Adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air akan
menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air suatu larutan selalu negatif
pada tekanan atmosfer. Bila tekanan sistem ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis PA juga akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan
yang diberikan. PA = PO + PT, nilai PA yang dipengaruhi PO dan PT selalu
negatif ; Nilai PA air murni adalah 0.
III. Prosedur Kerja
III.1 Alat
 Timbangan digital
 Cawan petri/ botol bermulut besar
 Tabung reaksi
 Pelubang gabus
 Silet/ cutter
 Jarum jara
 Pipet tetes
 Pinset
 Mistar
III.2 Bahan
 Umbi kentang
 Daun
 Tissue
 Metilen biru
 Akuades
 Larutan sukrosa 0,1; 0,15; 0,20; 0,25; 0,3 M
 Tissue
III.3 Cara kerja
A. Pengukuran PA umbi kentang
 Cawan petri disiapkan dengan diisi larutan sukrosa berbagai
konsentrasi, dan satu cawan diisi akuades sebagai control.
 Buat batangan kentang dengan menggunakan pelubang gabus,
kemudian diukur panjangnya dan beratnya secara seragam.
 Batangan kentang yang sama panjang/volumenya dimasukkan ke
dalam cawan petri yang telah berisi larutan berbagai konsentrasi
sukrosa, dan biarkan selama minimal 10 menit.
 Setelah waktunya habis, batangan kentang diukur panjang dan
beratnya.
 Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berat/volume jaringan
terhadap molalitas larutan.
B. Pengukuran PA daun dengan cara Shardakov
 Buat dua set tabung reaksi (@ 6 tabung) yang diisi dengan larutan
sukrosa berbagai konsentrasi sebanyak 10 ml setiap tabung.
 Dua set diberi tanda A dan B : Set A = A0; A0,1;A
0,15;A0,20;A0,25;A0,30 Set B = B0; B0,1;B
0,15;B0,20;B0,25;B0,30
 Daun dipotong dengan pengebor gabus, masukan masing-masing 50
potong ketiap tabung A, lalu tutup rapat. Setiap 20 menit digoyang,
pengamatan dilakukan selama 1 jam.
 Potongan daun dikeluarkan dengan pinset, dan setiap tabung A dites
menggunakan larutan dari Set B yang konsentrasi sukrosa awal sama
dengan set dengan cara meneteskan larutan penguji B yang
konsentrasinya sama dengan tiap tabung set A.
 Perhatikan: Bila larutan penguji jatuh kebawah, berarti larutan yang
diuji telah mengalami pengenceran. Bila larutan penguji melayang,
berarti konsentrasi larutan yang diuji tidak mengalami perubahan
konsentrasi. Bila larutan penguji terapung, berarti konsentrasi larutan
yang diuji telah menjadi pekat.
IV. Hasil Pengamatan
1. PA Umbi Kentang

Larutan Penguji kentang Daun

Akuades
Sukrosa 0,10 M
Sukrosa 0,15 M
Sukrosa 0,20 M
Sukrosa 0,25 M
Sukrosa 0,30 M

2. PA Umbi Kentang

Tabung B Akuades Sukrosa Sukrosa Sukrosa Sukrosa Sukrosa


0,10M 0,15M 0,20M 0,25M 0,30M
Hasil
(Terapung,
Melayang,
Tenggelam)

V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
BAB III

NUTRISI TUMBUHAN MELALUI KULTUR AIR

I. Tujuan
I.1 Mengetahui pengaruh makro dan mikronutrien terhadap pertumbuhan
tanaman
II. Landasan Teori

Artinya : ““yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam.” QS. Thaha: 53

Tumbuhan dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan unsur-


unsur tertentu yang akan digunakan dalam metabolisme. Unsur yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak disebut makronutrien, diantaranya terdiri dari karbon (C),
hidrogen (H),oksigen( O), fosfor (P), Kalium (K), Yodium (I),nitrogen
(N),belerang / sulfur (S),Kalsium( Ca), besi (Fe) , dan magnesium (Mg). Adapun
yang diperlukan dalam jumlah sedikit diantaranya adalah mangan (Mn),tembaga
(Cu), seng (Zn),Kobalt (Co),boron( B), dan molybdenum (Mo). Semua unsur tadi
diperoleh dalam bentuk garam ion yang terlarut dalam air (kecuali unsur C, H dan
O), dan dapat diserap oleh akar tanaman.

Untuk mengetahui peran dari setiap unsur tersebut, maka dilakukan


percobaan dengan membuat media yang mengandung unsur-unsur tadi dan
dengan menghilangkan salah satu unsur dari larutan, sehingga defisiensi dari
setiap unsur dapat diketahui.

III. Prosedur Kerja


III.1 Alat
 Botol
 Pipet seukuran
 Ph meter
III.2 Bahan
 Larutan makronutrien; Ca(NO3)2 1 M ; KNO3 1 M ; MgSO4.7H2O 1
M; KH2PO4 1 M; NaNO3 1 M;MgCl2 1 M; NaHPO4 1 M;CaCl2 1 M;
KCl 1 M
 Larutan mikronutrien; Dalam 1 liter larutan mengandung 2,86 g
H3BO3; 1,81 g MnCl2.4H2O;0,11 g ZnSO4; 0,05 g CuCl2.2H2O ;
0,025 g Na2MoO4.2H2O.
 Larutan FeEDTA; dalam 1 liter mengandung 5,57 g FeSO4.7H2O dan
7,45 g Na2EDTA
 Tanaman kangkung berakar
 Kertas karbon,
 Gelas minuman 10 buah
 searofoam
III.3 Cara kerja
 Siapkan media yang diperlukan untuk percobaan nutrisi sesuai dengan
Tabel.1, dengan pH 5,6 – 5,8.
 Setiap botol diisi dengan 150 ml media, dan tinggi larutan ditandai.
Botol diberi label perlakuan yang diberikan.
 Siapkan tanaman kangkung atau Impatiens sp., satu botol diisi dengan
tiga batang kangkung, yang disangga dengan tutupnya.
 Tutup botol dengan kertas karbon, sehingga akar terlindung dari
cahaya.
 Simpan tanaman di rumah kaca, dan periksa tinggi larutan setiap hari.
Bila tinggi larutan susut, harus segera ditambah dengan akuades sampai
batas awal media.
 Percobaan ini memerlukan waktu ± 1 – 1,5 bulan, dan media diganti
setiap satu minggu dengan media baru.
 Amati perubahan yang terjadi pada tanaman percobaan dan catat gejala-
gejala yang timbul akibat hilangnya salah satu unsure dari media
nutrisinya
IV. Tabel Pengaman

Kurang
Larutan Uji Lengkap Ket.
Ca S Mg K N P Fe M

Akar

Minggu -1 Batang

Daun

Akar
Batang
Minggu -2
Daun

Akar

Minggu -3 Batang

Daun

Akar

Minggu -4 Batang

Daun

Akar

Minggu -5 Batang

Daun

V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
BAB IV

IMBIBISI PADA BIJI

I. Tujuan
I.1 Mengetahui dan memahami pengaruh suhu dan potensial osmosis terhadap
peristiwa imbibisi pada biji
II. Landasan Teori

Artinya: “dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami
tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan” QS. An Naba: 14-15

Imbibisi adalah peristiwa proses difusi air yang khas terjadi pada tumbuhan,
karena pergerakan air terjadi sepanjang gradien difusi. Juga merupakan peristiwa
osmosis yang menggunakan absorban.

Jadi kondisi yang menunjang untuk terjadinya imbibisi adalah gradien potensial
air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya
afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi .

Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu suhu dan potensial osmosis senyawa
yang diimbibisi. Suhu tidak mempengarui kecepatan imbibisi, sedangkan
potensial osmosis dapat mempengaruhi keduanya.

Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2,


CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk
larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya
proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif (Anonim, 2009).

Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid)
atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari
bahan yang berupa koloid (Suradinata, 1993).

Imbibisi juga merupakan peristiwa penyerapan air oleh permukaan zatyang


hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, ge;atin, liatdan zat lainny, yang
menyebabkan zat tersebut mengembang setelahmenyerap air tadi. Air yang
terserap disebut air imbibisi. Pada peristiwa tersebut, molekul-
molekul air terikat di antara molekul-molekul dinding sel atau plasma sel.
Akibatnya plasma selmengembang.

Contoh yang paling mudah dalam peristiwa ini adalah kitamerendam


kacang beberapa jam, maka biji kacag itu akanmengembung seolah-olah akan
pecah. Peristiwa imbibisi padahakekatnya adalah peristiwa difusi air belaka,
ditilik dari molekul air melewati lubang (os) dinding sel maupun protoplas maka
imbibisi jugamerupakan peristiwa osmosis. Perbedaan nyata amtara imbibisi
danosmosis adalah pada imbibisi terdapat adsorban. Ada dua kondisi
yangdiperlukan untuk terjadinya imbibisi, yaitu adanya gradien potensial airantara
permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi danadanya afinitas antara
komponen adsorban dengan senyawa yangdiimbibisi. (Tim dosen Upi, 2014).

Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperatur


dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temparatur tidakmempengaruhi
kecepatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapatmempengaruhi kedua-
duanya

III. Prosedur Kerja


III.1 Alat
 Tabung reaksi 9 buah
 Penangas air
 Termometer
 Timbangan digital
III.2 Bahan
 Kacang hijau 90 buah
 Akuades
 Larutan sukrosa 0,5 M dan 1 M
III.3 Cara kerja
 9 tabung reaksi dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok satu diisi dengan
akuades, kelompok dua diisi dengan larutan sukrosa 0,5 M dan kelompok
tiga diisi dengan larutan sukrosa 1 M.
 Satu tabung dari setiap kelompok ditempatkan pada suhu kamar, pada
penangas air bersuhu 40oC dan penangas air ber suhu 60oC.
 Setiap tabung diisi dengan sepuluh biji kacang hijau yang mulus, sudah
ditimbang, dan saat dimasukkan waktunya dicatat.
 Biarkan biji terendam selama 2-4 jam, kemudian ditimbang kembali
seluruh kelompok biji.
 hitung berapa kecepatan imbibisi untuk setiap larutan pada setiap suhu,
satuannya gram/detik.
IV. Hasil Pengamatan
Larutan Suhu Berat awal (gram) Berat akhir (gram)

Akuades Kamar 0,7 5,05

40oC 0,7 5,054

60oC 0,67 5,046

Kamar 0,68 2,025

Sukrosa 0,5 M 40oC 0,69 4,063

60oC 0,68 4,096

Kamar 0,65 4,05

Sukrosa 1 M 40oC 0,63 4,054

60oC 0,61 4,061

V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka

Dahlia. 2001. Kimia dan Fisilogi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang

Suradinata, Tatang. 1993. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.

Tim dosen upi. 2014.Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung:Universitas


Pendidikan Indonesia.

BAB V

PERKECAMBAHAN BIJI

I. Tujuan
I.1 Mengetahui proses perkembahan biji
II. Dasar Teori

Artinya: “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji


buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, Maka
mengapa kamu masih berpaling?” QS. Al An’am: 95

Biji adalah bentuk hasil perkembangan dari bakal biji yang terdapat pada
bakal buah. Secara struktural biji terdiri dari endosperm yang merupakan
cadangan makanan, dan embrio yang merupakani hasil fertilisasi antara inti sel
ovum dalam pistilum dengan inti generatif dari stamen. Embrio dapat tumbuh
menjadi tanaman dewasa setelah mengalami masa perkecambahan.
Perkecambahan terjadi bila ada imbisisi air ke dalam biji. Air ini akan
mengaktivasi enzim hidrolase di dalam endosperm yang akan menguraikan
endosperm menjadi makanan embrio. Selain itu air dan enzim hidrolase ini akan
menurunkan kadar hormon asam absisat (ABA) dan meningkatkan hormon asam
Giberelin (GA). GA akan lebih banyak diproduksi apabila tidak dipengaruhi oleh
cahaya, sehingga proses pemanjangan sel pada embrio akan lebih meningkat.

Secara teknis agronomis perkecambahan adalah permulaan


munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecah kulit biji dan kemudian 
munculnyasemai di permukaan tanah (Santoso.B.,et al,2007)

Perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya radikula dan plumuladari


benih/biji. Secara visual dan morfologis suatu benih yang berkecambahditandai
dengan terlihatnya radikula dan plumula dari biji (Marthen.,et al,2013).

Perkecambahan benih merupakan batas antara benih yang masihtergantung pada


sumber makanan dari induknya dengan tanaman yang mampu berdiri sendiri
dalam mengambil hara (Hj.Husna.,et al,2015)

Faktor-faktor penghambat perkecambahan benih dapat dibedakan menjadidua


yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari tingkatkemasakan
benih, ukuran benih, dormansi benih, zat penghambat perkecambahanmisalnya
larutan NaCl, herbisida dll.

Faktor luar yang menghambat


perkecambahan benih terdiri dari air, temperatur, cahaya, nutrisi, oksigen, danmed
ia tumbuh (Sutopo, 2002., dalam Siregar AF, 2011)

III. Prosedur Kerja


III.1Alat
 Pinset
 Cawan Petri
III.2Bahan
 Biji kacang hijau 60 butir
 Kapas
 Akuades
 Botol selai bermulut lebar dan bertutup 6 buah
 kertas karbon
 karet
 kapas
III.3Cara Kerja
 Rendam kacang hijau selama kurang lebih setengah jam dalam cawan petri
 Masukkan kapas kedalam botol selai dan basahi kapas tersebut dengan
akuades, kemudian ke setiap botol selai dimasukkan 10 butir kacang yang
telah direndam
 Botol yang telah diisi dengan kacang kemudian ditutup. 3 botol pertama
ditutup dengan kertas karbon dan 3 botol kedua dibiarkan terbuka,
kemudian simpan botol-botol tersebut selama minimal 24 jam.
 Setelah waktu pengamatan selesai, ukur panjang rata2 kecambah dari setiap
perlakuan.
IV. Hasil Pengamatan

Kecambah Yang Diamati Tinggi Kecambah Tinggi Rata – Rata


Botol 1 2 cm 2,1 cm
Botol yang ditutup
Botol 2 2 cm
dengan kertas karbon
Botol 3 1,5 cm
Botol 1 1 cm 1 cm
Botol yang terbuka Botol 2 1cm
Botol 3 1 cm

Pertanyaan:

1. Jelaskan pada perlakuan yang manakah kecambah mengalami


perpanjangan yang lebih cepat? Pada perlakuan botol yang ditutup
dengan kertas karbon karena adanya pengaruh hormone auksin yaitu
dapat merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang
berkembang
2. Mengapa sebelum dikecambahkan, kacang harus direndam terlebih
dahulu? Karena salah satu cara untuk mempercepat proses
perkecambahan terhadap biji sebelum biji dikecambahkan.

V. Pembahasan

Praktikum mengenai bab Perkecambahan Biji kali ini dilakukan di


Laboratorium Fibigen Universitas Muhammadiyah Sukabumi pada tanggal 28
November 2020 pada hari Sabtu, adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui proses perkembahan biji. Siapkan alat yang akan digunakan
diantaranya pinset dan cawan petri. Lalu bahan yang akan digunakan yaitu Biji
kacang hijau 60 butir, kapas, akuades, botol selai bermulut lebar dan bertutup 6
buah, kertas karbon, karet dan juga kapas. Lanjut saja langkah berikutnya yaitu
sebelum biji kacang hijau digunakan maka merendam nya selama kurang lebih
setengah jam dalam cawan petri, memasukkan kapas kedalam botol selai dan
basahi kapas tersebut dengan akuades, kemudian ke setiap botol selai dimasukkan
10 butir kacang yang telah direndam. Seteah itu botol yang telah diisi dengan
kacang kemudian ditutup. 3 botol pertama ditutup dengan kertas karbon dan 3
botol kedua dibiarkan terbuka, kemudian simpan botol-botol tersebut selama
minimal 24 jam. Setelah waktu pengamatan selesai, mengukur panjang rata-rata
kecambah dari setiap perlakuan.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil ) pertumbuhan dan perkembanagan embrio. Pada
perkecambahan embrio saat berkecambah bagian plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang sedangkan radikula menjadi akar.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mendapat hasil pada botol
yang ditutup dengan kertas karbon pada botol ke 1 tinggi kecambah 2 cm, lalu
pada botol ke 2 juga 2 cm dan pada botol ke 3 tingginya mencapai 1,5 cm
sehingga memiliki tinggi rata-rata 2,1 cm. Berikutnya menggunakan botol yang
terbuka, pada botol 1 tinggi kecambah 1 cm, lalu pada botol ke 2 juga 1 cm, dan
pada botol ke 3 juga 1 cm sehingga tinggi rata-ratanya yaitu 1 cm. Jadi setelah itu
kita bisa mengetahui bahwa biji kacnag hijau yang menggunakan media tanam
nya hanya kapas dan air lebih cepat tumbuhnya dan tidak terkena cahaya matahari
(ditutuo oleh kertas karbon) lebih panjang dari yang tidak di tutup kertas karbon
dan juga pada perlakuan botol yang ditutup dengan kertas karbon karena adanya
pengaruh hormone auksin yaitu dapat merangsang pemanjangan sel pada tunas
muda yang sedang berkemban dan Dan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap
dipengaruhi oleh aktifitas hormon fitokrom. Fitokrom adalah suatu protein yang
merupakan reseptor cahaya. Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur
beberapa aspek fisiologi adaptasi terhadap lingkungan, seperti perkecambahan,
pemanjangan dan pertumbuhan kecambah, serta pembuatan (sintesis) klorofil.

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.


Faktor eksternal yaitu air, oksigen, cahaya, suhu, kelembapan, dan
karbondioksida. Sedangkan faktor internal yaitu hormon dan gen (kualitas biji).

VI. Kesimpulan

Tumbuhan pada dasarnya membutuhkan cahaya. Banyak sedikitnya cahaya


yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda.  Dari percobaan yang telah di
lakukan terhadap pengaruh intensitas cahaya pertumbuhan kecambah kacang
hijau, bahwa tumbuhan yang berada pada tempat gelap (tanpa cahaya) akan lebih
cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang / bercahaya. Atau
dapat dikatakan bahwa cahaya memperlambat / menghambat pertumbuhan
meninggi. Hal tersebut dapat terjadi karena cahaya dapat menguraikan auksin.
Dan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap dipengaruhi oleh aktifitas hormon
fitokrom. Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur beberapa aspek
fisiologi adaptasi terhadap lingkungan, seperti perkecambahan, pemanjangan dan
pertumbuhan kecambah, serta pembuatan (sintesis) klorofil

VII. Daftar Pustakan

Marthen E. Kaya dan H.Rehatta, 2013.


Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan Perendaman Terhadap Perkecambahan Be
nih Sengon (paraserianthes falcataria l.). Program Studi Pengelolaan Lahan
Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Pattimura: Ambon, Maluku.

Ir.Hj. Husna, Mp., Faisal Danu Tuheteru, S.Hut., M.Si., Ld. Alimuddin,
SP.,M.Si., dan Asrianti Arif, Sp. M.Si, 2015. Penuntun Praktikum Silvika
.Laboratorium Kehutanan, Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan,Universitas
Halu Oleo : Kendari, Indonesia

Sutopo., 2002 dalam AF Siregar, 2011. Botani Tanaman. Universitas Sumatera


Utara : Aceh, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai