Disusun Oleh :
1931011026
TAHUN 2020
Jln. R. Syamsudin, SH. NO.50 Sukabumi, Telp (0266) 218345, Fax, 218342
BAB I
I. Tujuan
I.1 Mengetahui Proses osmosis dan difusi zat terlarut dan pelarut yang terjadi
pada tumbuhan.
I.2 Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara
plasmolisis.
Artinya :” dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-
gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang
indah dipandang mata,” QS. Qaaf: 7
Air dan nutrisi dapat keluar masuk ke dalam sel tumbuhan dengan cara
osmosis dan difusi. Osmosis adalah berpindahnya air/ pelarut dari konsentrasi air
tinggi/ potensial air tinggi ke konsentrasi air/ potensial air yang rendah melalui
membrane semipermeabel. Osmosis dipengaruhi oleh factor konsentrasi, suhu,
dan tekanan. Adapun difusi adalah peristiwa berpindahnya zat terlarut (linarut)
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau perpindahan zat terlarut dari
yang potensial kimianya tinggi ke potensial kimia rendah. Difusi dipengaruhi oleh
konsentrasi, tekanan, suhu, dan gerak potensial zat (yang timbul dari gerak Brown
molekul).
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar pustaka
BAB II
PENGUKURAN POTENSIAL AIR (PA) JARINGAN TUMBUHAN
I. Tujuan
I.1 Mengetahui potensial air yang dimiliki oleh jaringan tumbuhan
Artinya: “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam” QS
A; Qaff ayat 9
Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system
kimia. Potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan suhu yang
konstan tergantung pada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hubungan air dan
tumbuhan, potensial kimia dari air sering disebut sebagai potensial air. Bila
potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu substansi yang
akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air adalah ukuran energi yang ada
pada air untuk bereaksi atau bergerak, dengan kata lain, potensial air merupakan
tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan osmosis dan difusi.
Potensial air adalah kemampuan air untuk melakukan pergerakan berpindah
tempat yang dipengaruhi oleh gradien konsentrasi (potensial osmotik) dan
tekanan. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya tinggi mempunyai potensial air
yang rendah, sedangkan larutan yang konsentrasi zat terlarutnya rendah
mempunyai potensial air yang tinggi. Osmosis akan bergerak dari tempat yang
potensial airnya tinggi ke potensial air yang rendah.Potensial air adalah gabungan
antara potensial osmotik (konsentrasi larutan) dan potensial tekanan yang
diberikan pada larutan. Adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air akan
menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air suatu larutan selalu negatif
pada tekanan atmosfer. Bila tekanan sistem ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis PA juga akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan
yang diberikan. PA = PO + PT, nilai PA yang dipengaruhi PO dan PT selalu
negatif ; Nilai PA air murni adalah 0.
III. Prosedur Kerja
III.1 Alat
Timbangan digital
Cawan petri/ botol bermulut besar
Tabung reaksi
Pelubang gabus
Silet/ cutter
Jarum jara
Pipet tetes
Pinset
Mistar
III.2 Bahan
Umbi kentang
Daun
Tissue
Metilen biru
Akuades
Larutan sukrosa 0,1; 0,15; 0,20; 0,25; 0,3 M
Tissue
III.3 Cara kerja
A. Pengukuran PA umbi kentang
Cawan petri disiapkan dengan diisi larutan sukrosa berbagai
konsentrasi, dan satu cawan diisi akuades sebagai control.
Buat batangan kentang dengan menggunakan pelubang gabus,
kemudian diukur panjangnya dan beratnya secara seragam.
Batangan kentang yang sama panjang/volumenya dimasukkan ke
dalam cawan petri yang telah berisi larutan berbagai konsentrasi
sukrosa, dan biarkan selama minimal 10 menit.
Setelah waktunya habis, batangan kentang diukur panjang dan
beratnya.
Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berat/volume jaringan
terhadap molalitas larutan.
B. Pengukuran PA daun dengan cara Shardakov
Buat dua set tabung reaksi (@ 6 tabung) yang diisi dengan larutan
sukrosa berbagai konsentrasi sebanyak 10 ml setiap tabung.
Dua set diberi tanda A dan B : Set A = A0; A0,1;A
0,15;A0,20;A0,25;A0,30 Set B = B0; B0,1;B
0,15;B0,20;B0,25;B0,30
Daun dipotong dengan pengebor gabus, masukan masing-masing 50
potong ketiap tabung A, lalu tutup rapat. Setiap 20 menit digoyang,
pengamatan dilakukan selama 1 jam.
Potongan daun dikeluarkan dengan pinset, dan setiap tabung A dites
menggunakan larutan dari Set B yang konsentrasi sukrosa awal sama
dengan set dengan cara meneteskan larutan penguji B yang
konsentrasinya sama dengan tiap tabung set A.
Perhatikan: Bila larutan penguji jatuh kebawah, berarti larutan yang
diuji telah mengalami pengenceran. Bila larutan penguji melayang,
berarti konsentrasi larutan yang diuji tidak mengalami perubahan
konsentrasi. Bila larutan penguji terapung, berarti konsentrasi larutan
yang diuji telah menjadi pekat.
IV. Hasil Pengamatan
1. PA Umbi Kentang
Akuades
Sukrosa 0,10 M
Sukrosa 0,15 M
Sukrosa 0,20 M
Sukrosa 0,25 M
Sukrosa 0,30 M
2. PA Umbi Kentang
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
BAB III
I. Tujuan
I.1 Mengetahui pengaruh makro dan mikronutrien terhadap pertumbuhan
tanaman
II. Landasan Teori
Artinya : ““yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam.” QS. Thaha: 53
Kurang
Larutan Uji Lengkap Ket.
Ca S Mg K N P Fe M
Akar
Minggu -1 Batang
Daun
Akar
Batang
Minggu -2
Daun
Akar
Minggu -3 Batang
Daun
Akar
Minggu -4 Batang
Daun
Akar
Minggu -5 Batang
Daun
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
BAB IV
I. Tujuan
I.1 Mengetahui dan memahami pengaruh suhu dan potensial osmosis terhadap
peristiwa imbibisi pada biji
II. Landasan Teori
Artinya: “dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami
tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan” QS. An Naba: 14-15
Imbibisi adalah peristiwa proses difusi air yang khas terjadi pada tumbuhan,
karena pergerakan air terjadi sepanjang gradien difusi. Juga merupakan peristiwa
osmosis yang menggunakan absorban.
Jadi kondisi yang menunjang untuk terjadinya imbibisi adalah gradien potensial
air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya
afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi .
Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu suhu dan potensial osmosis senyawa
yang diimbibisi. Suhu tidak mempengarui kecepatan imbibisi, sedangkan
potensial osmosis dapat mempengaruhi keduanya.
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid)
atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari
bahan yang berupa koloid (Suradinata, 1993).
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
Dahlia. 2001. Kimia dan Fisilogi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang
BAB V
PERKECAMBAHAN BIJI
I. Tujuan
I.1 Mengetahui proses perkembahan biji
II. Dasar Teori
Biji adalah bentuk hasil perkembangan dari bakal biji yang terdapat pada
bakal buah. Secara struktural biji terdiri dari endosperm yang merupakan
cadangan makanan, dan embrio yang merupakani hasil fertilisasi antara inti sel
ovum dalam pistilum dengan inti generatif dari stamen. Embrio dapat tumbuh
menjadi tanaman dewasa setelah mengalami masa perkecambahan.
Perkecambahan terjadi bila ada imbisisi air ke dalam biji. Air ini akan
mengaktivasi enzim hidrolase di dalam endosperm yang akan menguraikan
endosperm menjadi makanan embrio. Selain itu air dan enzim hidrolase ini akan
menurunkan kadar hormon asam absisat (ABA) dan meningkatkan hormon asam
Giberelin (GA). GA akan lebih banyak diproduksi apabila tidak dipengaruhi oleh
cahaya, sehingga proses pemanjangan sel pada embrio akan lebih meningkat.
Pertanyaan:
V. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mendapat hasil pada botol
yang ditutup dengan kertas karbon pada botol ke 1 tinggi kecambah 2 cm, lalu
pada botol ke 2 juga 2 cm dan pada botol ke 3 tingginya mencapai 1,5 cm
sehingga memiliki tinggi rata-rata 2,1 cm. Berikutnya menggunakan botol yang
terbuka, pada botol 1 tinggi kecambah 1 cm, lalu pada botol ke 2 juga 1 cm, dan
pada botol ke 3 juga 1 cm sehingga tinggi rata-ratanya yaitu 1 cm. Jadi setelah itu
kita bisa mengetahui bahwa biji kacnag hijau yang menggunakan media tanam
nya hanya kapas dan air lebih cepat tumbuhnya dan tidak terkena cahaya matahari
(ditutuo oleh kertas karbon) lebih panjang dari yang tidak di tutup kertas karbon
dan juga pada perlakuan botol yang ditutup dengan kertas karbon karena adanya
pengaruh hormone auksin yaitu dapat merangsang pemanjangan sel pada tunas
muda yang sedang berkemban dan Dan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap
dipengaruhi oleh aktifitas hormon fitokrom. Fitokrom adalah suatu protein yang
merupakan reseptor cahaya. Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur
beberapa aspek fisiologi adaptasi terhadap lingkungan, seperti perkecambahan,
pemanjangan dan pertumbuhan kecambah, serta pembuatan (sintesis) klorofil.
VI. Kesimpulan
Ir.Hj. Husna, Mp., Faisal Danu Tuheteru, S.Hut., M.Si., Ld. Alimuddin,
SP.,M.Si., dan Asrianti Arif, Sp. M.Si, 2015. Penuntun Praktikum Silvika
.Laboratorium Kehutanan, Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan,Universitas
Halu Oleo : Kendari, Indonesia