Anda di halaman 1dari 2

2

2004). Pada metode ini polimer akan digunakan sebagai bahan dasar membran
ditransformasi dari cairan menjadi padat atau (Tsai 2000). Pada proses pervaporasi,
yang biasa disebut proses solidifikasi. Proses campuran cairan akan bersentuhan dengan
ini biasanya diinisiasi dengan transisi dari membran dan salah satu komponen cairan
keadaan cair ke dalam dua cairan (liquid- akan melewati sebagai uap. Uap komponen
liquid demixing). Selama proses demixing, yang lebih mudah menyerap akan didinginkan
salah satu fase cairan (yakni fase dengan melalui kondensor dan digerakan dengan
konsentrasi polimer paling tinggi) akan vakum (Baker 2004).
berubah menjadi padatan.
Presipitasi imersi terjadi ketika lapisan
membran disiapkan dengan terlebih dahulu
membuat larutan polimer (berisi polimer dan α sep = faktor pemisahan, P dan F = fraksi
pelarutnya) kemudian larutan tersebut massa permeat dan umpan (Kittur et al. 2000).
dituangkan di atas permukaan kaca untuk
membuat lembaran polimer, proses ini disebut
casting solution. Setelah itu, casting solution BAHAN DAN METODE
direndam di dalam bak koagulasi yang berisi
anti pelarut dari polimer tersebut. Di dalam Alat dan Bahan
bak koagulasi tersebut akan terjadi presipitasi Alat-alat yang digunakan adalah pengaduk
yang disebabkan terjadinya pertukaran antara ultrasonik, GC merek Shimadzu 17A, SEM
pelarut dan anti pelarut pada casting solution. merek JEOL JSM 6360 LA, spektrofotometer
FTIR merek Perkin Elmer Spectrumone, dan
Pluronic® pervaporator.
®
Pluronic (Gambar 2) merupakan nama Bahan-bahan yang digunakan adalah
dagang dari surfaktan noninonik polietilena polistirena (Merck), diklorometana, akuades,
oksida dan polipropilena oksida yang etanol, dan Pluronic® F-127 (Sigma-Aldrich).
membentuk kopolimer. Kelebihan Pluronic®
daripada surfaktan nonionik lain adalah bobot Metode
molekul dan keseimbangan hidrofilik-lipofilik
(HLB) yang berbeda dari setiap bagian Pembuatan Membran Polistirena
hidrofilik dan hidrofobik sehingga nilainya Polistirena sebanyak 17 g dicampurkan
bervariasi. Pluronic® memiliki berbagai dengan Pluronic® dengan variasi bobot, yaitu
macam jenis, berbeda wujud dan sifat dapat sebanyak 0,0; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0 g.
disesuaikan dengan kebutuhan. Campuran dilarutkan dalam diklorometana
Pluronic® F-127 merupakan salah satu hingga 100 mL kemudian diaduk dengan
jenisnya, Pluronic® ini berwarna putih dan gelombang ultrasonik dengan variasi waktu
berbentuk serbuk. Surfaktan ini berbobot selama 10 dan 20 jam, sehingga akan
molekul rata-rata 13000 dengan bentuk umum didapatkan 6 larutan. Masing-masing larutan
etilena oksida106 propilena oksida70 etilena dituang ke atas pelat kaca yang telah
oksida106 (Chavez et al. 2006). Polietilena ditempeli selotip pada keempat sisinya, dan
oksida menjadi bagian yang hidrofilik, diratakan dengan bantuan pengaduk kaca
sedangkan polipropilena oksida bagian dengan cara digulingkan. Larutan dipastikan
hidrofobik. Surfaktan ini Nilai HLBnya menempel sempurna pada pelat kaca dan
18-23. mempunyai ketebalan yang sama sehingga
membentuk lapisan. Lapisan yang telah kering
diambil dari pelat dalam wadah berisi akuades
hangat (60 oC). Lapisan membran polistirena
akan lepas dari pelat, dan siap untuk diuji
Gambar 2 Struktur Pluronic® (Chavez et al. menggunakan SEM, FTIR, dan pervaporator,
2006). serta GC (Lampiran 1).

Pervaporasi Pengukuran Kinerja Membran Polistirena


Pervaporasi ialah teknik pemisahan
berdasarkan transfer selektif melalui lapisan Analisis SEM
padat dan dihubungkan dengan evaporasi Permukaan membran polistirena
permeatnya. Efisiensi proses pervaporasi direkatkan pada silinder logam yang
bergantung pada sifat intrinsik polimer yang berdiameter 1 cm dengan menggunakan
perekat ganda. Membran kemudian dilapisi
3

dengan logam emas dalam kondisi vakum.


Lapisan Lapisan
Selanjutnya membran dimasukkan ke dalam
instrumen lalu diatur dan difoto dengan atas bawah
perbesaran tertentu.

Analisis FTIR
Membran polistirena yang berdiameter
1,5 cm ditempatkan dalam cell holder.
Pengujian dengan FTIR dilakukan terhadap
membran polistirena, Pluronic®, dan
campurannya.

Pervaporasi
Alat untuk pervaporasi menggunakan alat
sederhana (Lampiran 2). Etanol 60% (larutan
umpan) sebanyak 50 mL dimasukkan dalam Gambar 3 Penampang lintang membran
labu Erlenmeyer kemudian dipanaskan hingga polistirena.
titik didih etanol, yaitu suhu 78 oC. Uap etanol
naik dan mengalir baik sebagai uap maupun Penambahan surfaktan Pluronic® bertujuan
cairan kemudian akan melewati membran merubah pola lapisan bawah membran
polistirena. Luas membran polistirena adalah berbentuk jari menjadi pori (Gambar 4, 5, 6,
9,0746 cm2. Etanol yang melewati membran dan 7). Pluronic® merupakan surfaktan
ditampung ke dalam botol sebagai permeat. nonionik yang mempunyai dua sifat, yaitu
Etanol yang tidak melewati membran akan polar dan nonpolar. Bagian nonpolar (ekor),
mengalir kembali ke dalam labu Erlenmeyer yaitu polipropilena oksida, akan berinteraksi
yang berisi larutan umpan. Proses dilakukan dengan membran polistirena yang bersifat
selama 1 jam. Bobot dari larutan umpan dan hidrofobik. Sementara bagian polar (kepala),
permeat masing-masing dihitung sesuai yaitu polietilena oksida, akan saling
dengan rumus faktor pemisahan (α sep). berinteraksi sehingga membentuk misel.
Konsentrasi Pluronic® yang ditambahkan
Kromatografi Gas melebihi konsentrasi misel kritis (CMC), yaitu
Sebanyak 2 µL masing-masing larutan 0,3 % b/v (Christian SD 1995). Sehingga
permeat dan umpan disuntikkan untuk misel inilah yang kemudian membentuk pori
mengetahui tingkat kemurniannya. Kondisi pada membran polistirena setelah direndam
alat yang digunakan ialah kolom quadrex dalam air. Pluronic® bagian polar larut dalam
(kolom kapiler) dengan isi metil 5% fenil air rendaman yang juga bersifat polar dan
silika sepanjang 60 m, I.D 0,25 mm, dan meninggalkan pori pada membran polistirena.
ketebalan 0,25 µm, suhu 80 ºC, suhu injektor Membran yang dihasilkan dikategorikan
200 ºC, dan suhu FID 200 ºC. berdasarkan penambahan konsentrasi
Pluronic®, yaitu membran PS 0,5; membran
PS 1; membran PS 1,5; dan membran PS 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN Lapisan


Lapisan bawah
atas
Membran Polistirena dengan Penambahan
Pluronic®
Membran polistirena dibuat dengan
melarutkan polistirena menggunakan
diklorometana dan diaduk dengan gelombang
ultrasonik. Gelombang ultrasonik membantu
meningkatkan interaksi antara polistirena dan
diklorometana. Pelarutan polistirena menjadi
lebih homogen dan tidak membentuk
gelembung udara. Membran polistirena
merupakan membran tidak berpori dan
berbentuk seperti jari pada lapisan bawah
(Gambar 3). Gambar 4 Penampang lintang membran PS
0,5.

Anda mungkin juga menyukai