Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

Seorang Perempuan dengan Vertigo


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah R.A Kartini Jepara

Disusun oleh :
Ovita Mutiakanza
30101307036

Pembimbing:
dr. Hasannudin, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R.A KARTINI JEPARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2017
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S R
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jepara
No RM : 00042xxxx

II. DATA DASAR


1. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Pusing berputar
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Jepara hari rabu sore dengan keluhan pusing
berputar pada seluruh bagian kepala, dirasakan sudah sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pusing dirasakan terus menerus. Keluhan bertambah berat
bila berpindah posisi dan terasa lebih ringan bila tidur dengan memejamkan
mata. Mens lancar (+), mual (+) , muntah (-), nyeri ulu hati (+) .

c. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien tidak memiliki riwayat stroke, Hipertensi (+), DM (-), gastritis (+),
vertigo (+)

d. Penyakit Keluarga :
Gejala serupa yang terjadi pada keluarga disangkal.
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Cukup
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
Vital sign : TD : 170/110 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5

1
Status Interna
 Kepala : Normocephale
 Mata : Kedua konjungtiva tidak anemis
Kedua sclera tidak ikterik
 THT : Liang telinga lapang kanan dan kiri
Sekret AS (-) AD (-)
 Gigi : Pulpitis (-) gangrene pulpa (-), ginggivitis (-)
 Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Tidak ada pembesaran Tiroid
Trakea tepat berada ditengah
Kaku leher (-), Spasme (-)
 Thorax : Cor : Bunyi Jantung I-II regular Murmur(-) Gallop (-)
Pulmo : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
 Abdomen : datar, supel, bising usus(+)
 Ekstremitas : Kekuatan Motorik ekstremitas atas 5/5, kekuatan motorik
ekstremitas bawah 5/5

Status Neurologi
 Kesadaran : GCS E4V5M 6
 Rangsang Meningeal : Kaku Kuduk (-) Brudzinsky (-/-), Kernig (-)
 Pemeriksaan N.Cranialis
N I (N. Olfactorius) : Tidakdilakukan
N II (N. Opticus) :
- Tes ketajaman penglihatan tidak dilakukan
- Refleks Cahaya langsung +/+
- Refleks Cahaya Tidak langsung +/+
N III, IV, VI (N. Occulomotorius, N.Trochlearis, N.Abdusen)
- Ptosis (-/-), Endophtalmus (-/-), Exophtalmus (-/-)
- Pupil bulat, isokor, tepat berada di tengah,
N V (N. Trigeminus) : Tidak dilakukan
N VII (N.Fasialis) : Tidak dilakukan
N VIII (N.Vestibulococlearis) : Tidak dilakukan
N IX,X( N.Glossopharingeus, N.Vagus) : Tidak dilakukan

2
N XI (N. Accesorius) : Tidak dilakukan
N XII (N. Hipoglossus) : Tidak dilakukan

PemeriksaanMotorik
• Kekuatan otot : Superior 5/5, Inferior 5/5
• Tonus : Dalam batas normal
PemeriksaanSensorik
• Raba : Tidak dilakukan
• Nyeri : Tidak dilakukan

• RefleksFisiologis
Biseps +/+, Triseps +/+
Patela +/+, archiles +/+
• RefleksPatologis
Hoffman (-/-) Tromner (-/-)
Babinski (-/-), Chaddok (-/-)
• BAB : baik
• BAK : baik
Pemeriksaan khusus
Keseimbangan (pemeriksaan khusus neurootologi):
 Tes nistagmus: tidak dilakukan
 Tes Romberg: dilakukan di tempat tidur dengan posisi dari tidur ke posisi duduk, saat
mata terbuka pasien tidak jatuh, tapi saat mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu
sisi
 Tes jalan tandem: tidak dilakukan
 Tes Fukuda(Fukuda stepping test) : tidak dilakukan
 Tes past pointing : tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- GDS : 90
- Natrium : 126 mmol/L
- Kalium I Potasium : 4,5 mmol/L
- Chlorida : 100,6 mmol/L
- Ureum : 14,7 mg%
- Creatinin : 0,5 mg/dl

3
- Uric Acid : 2,7 mg%
- Darah Rutin
Haemoglobin: 12 gr %
Leucoccyt : 9030 mm 3
Trombocyt : 314000 mm 3
Hematokrit : 35,8 %
V. DIAGNOSIS BANDING
- Vertigo
- Gastritis
VI. DIAGNOSIS KERJA
- Diagnosis Klinis : Pusing berputar onset akut berulang
- Diagnosis Topis : Organ vestibularis
- Diagnosis Etiologi : BPPV

VII. TERAPI
 Betahistin
 Flunarizin
 Sukralfat
 Mefenamat Acid
 Omeprazol
 Piracetam

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
IX. EDUKASI
- Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit yang diderita
- Minum obat dan kontrol teratur untuk mencegah kekambuhan
- Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan vestibular

4
TINJAUAN PUSTAKA
VERTIGO (BPPV)

1. Definisi
Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan sekitarnya. .
Persepsi gerakan bisa berupa:
1. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada gangguan vestibular.
2. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang, mengambang yang timbul
pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual
2. Etiologi
Karena kelainan-kelainan:
a. Otogenic : Meniere syndrome, Otitis media
b. Toxic : Alcohol, Streptomycin
c. Psikogenik
d. Lingkungan : motion sickness
e. Ocular : diplopia
f. Sirkulasi : trancient vertebrobasilar ischemic attacks
g. Neurologic : Multiple schlerosis, Encephalitis
h. Neoplastik : Tumor pada pons, Hematogenik
i. Leukemia yang mempengaruhi labirin.

3. Faktor Resiko
1. Mabuk darat atau mabuk laut.

2. Konsumsi alkohol.

3. Infeksi bakteri di telinga bagian dalam.

4. Infeksi virus (misalnya flu) yang mengganggu labirin telinga.

5. Pusat keseimbangan otak kekurangan sirkulasi darah.

4. Patofisiologi

5
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa
yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha
menerangkan kejadian tersebut :
- Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi
kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu, akibatnya akan timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
- Teori konflik sensorik.
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor sensorik perifer yaitu mata/visus, vestibulum dan proprioceptif, atau
ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan kanan.
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga
timbul respons yang dapat berupa nnistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau
sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (berasal
dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih
menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
5. Gejala Klinis
a. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada gangguan vestibular.
b. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang, mengambang yang timbul
padagangguan sistem proprioseptif atau sistem visual

Berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo vestibular, yaitu:

a. Vertigo vestibular perifer


Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis. Paroksismal atau serangan episodic
vertigo dipisahkan oleh fase normal. Tuli unilateral dan tinnitus → keterlibatan
N.Cochlear.

6
b. Vertigo vestibular sentral
Timbul pada lesi di nukleus vestibularis batang otak, thalamus sampai ke korteks
serebri. Terdapat nistagmus rotary atau kortikal.

6. Terapi

 Non Farmakologis
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertikal. Pasien
diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 450, lalu pasien berbaring
dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan 900 ke
sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan
30-60 detik. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke
posisi duduk secara perlahan 

 Farmakologis
 Betahistin
merupakan obat antivertigo yang bekerja dengan memperlebar sphincter
prekapiler sehingga meningkatkan alira darah pada telinga bagian dalam, dengan
demikian menghilagkan endolymphatic hydrops. Betahistin juga memperbaiki
sirkulasi serebral dan meningkatkan aliran darah arteri karotis interna. Pemberian
betahistin diindikasikan untuk mengurang vertigo yang berhubungan dengan
gangguan keseimbangan yang terjadi pada gangguan sirkulasi darah atau
sindroma meniere dan vertigo perifer.
 Piracetam
digunakan untuk pada level neuronal berikatan dengan kepala polar phospholipid
membran, memperbaiki fluiditas membran sel, memperbaiki neurotranmisi,
menstimulasi adenylate kinase yang mengkatalisa konversi ADP menjadi ATP.

7
 Flunarizine
obat yang digunakan untuk mencegah serangan migren, gangguan organ
keseimbangan di telinga, dan gangguan pembuluh darah di seluruh tubuh yang
bisa menyebabkan munculnya gejala: Pusing, Tinitus, Vertigo, Gangguan
konsentrasi, Kebingungan mental, Gangguan ritme tidur, Parestesia, Gangguan
tropik, Ekstremitas (tangan dan kaki) terasa dingin, dan Kram saat berjalan atau
berbaring.

7. Edukasi

 Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh.

 Segera duduk jika vertigo menyerang.

 Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.

 Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk.

 Kenalilah pemicu vertigo Anda dan lakukan latihan yang dapat memicu vertigo Anda.
Otak Anda akan menjadi terbiasa dan malah menurunkan frekuensi kambuhnya
vertigo. Lakukan latihan ini dengan meminta bantuan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai