PENGERTIAN
1. Badan pemerintah.
2. SubjekPajak badan dalam negeri.
3. Penyelenggarakegitan.
4. Bentuk Usaha tetap.
5. Perwakilanperusahaanluar negeri lainnya.
6. Orang pribadisebagaiWajibPajakdalamnergeri yang
telahmendapatpenunjukkandariDirekturJenderalPajakuntukmemotongpajakPPhPasal 23.
1. Dividen,dengannama dan
dalambentukapapun,termasukdividendariperusahaanasuransikepadapemegangpolis,da
npembagiansisahasilusahakoperasi;
2. Bunga termasukpremium,diskonto,danimbalankarenajaminanpengembalian utang;
3. Royalti;
4. Hadiah,penghargaan,bonus,dansejenisnyaselain yang
telahdipotongPajakPenghasilansebagaimanadimaksuddalamPasal 21;
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungdenganpenggunaanhartakecualisewatanah
dan/ataubangunan; dan
6. ImbalansehubungandenganjasaTeknik,jasamanajemen,jasakontruksi,jasakonsultan,danj
asa lain selainjasayang telahdipotongPajakPenghasilansebagaimanadimaksuddalamPasal
21.
Atas Penghasilan berupa dividen akan dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15%
dari jumlah bruto.
Contoh 1 :
Atas Penghasilan berupa bunga dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15% darinjumlah bruto
Conron 2 :
Pt Karya Utama membayar bunga atas pinjaman kepada PT Indo Jaya sebesar Rp 80.000.000,00.
Atas penhasilan yang berupa royalti akan dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari
jumlah bruto.
Contoh 3 :
CV Selera Makan membayar royalti kepada Ny. Sulastri atas pemakaian merek Ayam Goreng “Bu
Lastri” sebesar Rp 30.000.000,00.
Apabila Ny.Sulastri belum memiliki NPWP, maka PPh Pasal 23 yang dipotong CV Selera Makan
adalah:
Atas hadiah sehubungan kegiatan dan penghargan oleh wajib pajak badan termasuk BUT dikenakan
pemotongan PPH Pasal 23 sebesar 15% dar jumlah bruto.
Contoh 4 :
CV. Perdana mendapat hadiah sebuah mobil senilai RP 200.000.000,00 sebagai distributor terbaik
dari PT Artha Raya.
Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan
Harta
Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehuungan dengan prngunaan harta (kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan persewaan tanah dan atau bangunan) dikenakan
pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.
Contoh 5 :
PT. Sejahtera Raya menyewa sebuah traktor milik Susanto dengan nilai sewa sebesar Rp
10.000.000,00.
2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00
Apabila Susanto belum memiliki NPWP, maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT. Sejahtera Raya adalah:
4% x Rp 10.000.000,00 = Rp 400.000,00