YUMA CHANDRAHERA1
Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen
Maranatha,
Jalan Prof.drg. Suria Sumantri, MPH. No. 65, Bandung 40164
A city might be one of human existence functional allocations have symbolic
expressions that is most complex. It has meanings. Proxemics observation is
meanings not only as the city itself, but one of the methods that can be used to
mostly it has meanings that constructed observe those symbolic meaningsThis
from the life within it. The functional article is intended to observe traditional
allocation of the architecture within a settlements by the proxemics point of
city might have special meanings and view, which are Yong Ding in the Fujian,
constructed from the life of its community. China; Mont St. Michel in France, and
Mostly in traditional cities, those Beijing.
119
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)
120
AMBIANCE / Februari 2009
121
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)
123
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)
124
AMBIANCE / Februari 2009
125
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)
tertekan oleh aturan yang terlalu baku. yang dibentuk dalam penataan kota
Namun jika orang tersebut berjalan terus terlarang ini, demi terwujudnya tujuan
mengikuti ruang linear tersebut, maka ia untuk membentuk simbolis sebuah area
akan merasakan bahwa area yang mereka yang agung, sakral, dan keramat. Tampak
lewati semakin lama makinmemiliki bahwa politik kerajaan dan pemerintahan
nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. serta kepercayaan masyarakat berperan
Ruang-ruang yang dihasilkan oleh penting dalam pembentukan kota
hierarki linear ini semakin lama akan tersebut.
semakin terasa privasinya. Ideologi Dengan kepercayaan bahwa kaisar
pembentuk ruang arsitektural ini terasa adalah titisan dewa atau dewa itu sendiri,
bahwa daerah ini merupakan daerah maka pengaturan susunan ruang dalam
yang dianggap penting, sakral dan kota atau istana ini sudah tepat, karena
agung. Hal ini terbentuk karena susunan pengaturan ini membuat ruang yang
ruang yang diatur sedemikian rupa berada di tengah menjadi puncak dari
sehingga menghasilkan makna simbol kota tersebut dan merupakan area kaisar.
pada penataan ruang arsitektural ini. Masyarakat jelata berada di luar gerbang
Formalitas dalam struktur ruang kota pertama dan setiap gedung atau area
ini semakin terasa dengan mengatur di tiap tingkatan memiliki fungsi yang
susunan gedung sehingga menghasilkan tersusun sesuai dengan hierarki dalam
ruang yang simetris, sehingga terkesan kerajaan.
lebih formal dari ruang lainnya.
126
AMBIANCE / Februari 2009
127
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)
kota tersebut, pembentukan ruang orientasi ruang luar, dalam, atas, dan
seperti ini cenderung mengkondisikan bawah yang maknanya jelas, yaitu ruang
masyarakatnya untuk berkumpul dalam dalamdan atas lebih penting daripada
satu area. Sedangkan bagi masyarakat ruang luar atau bawah. Lalu terjadi juga
dalam satu daerah yang terdiri dari pemisahan berupa sifatyang terbuka
beberapa pemukiman komunal seperti dan tertutup. Kota ini adalah kota
pada kota Yong Ding,pembentukan ruang yang tertutup, karena banyak terdapat
mengkondisikan pemisahan antara satu batas-batas ruang, baik secara denotatif
kelompok masyaakat tertentu dengan berupatembok, gerbang, dan pagar,
kelompok lainnya. dan jugasecara konotatif, yaitu, aturan,
Pada Kota Terlarang di Beijing, moral, jabatan dan lain-lain.
makna denotatifnya adalah sebuah batas
antara tempat tinggal raja dan rakyat Dengan demikian, sebuah ruang (jarak)
jelata yang juga berfungsi sebagai akan memiliki makna dan memberi tanda
benteng pertahanan jika terjaadi sesuatu. yang berbeda-beda tergantung pada
Namun, dibalik itu terdapat pula makna penggunanya dan tujuan apa yang ingin
konotatifnya adalah sebagai simbol dicapai dengan terbentuknya sebuah
sesuatu yang sakral dan agung. Dalam ruang tertentu.Hal ini akan menghasilkan
tinjauan semantik, pembentukan ruang bentuk ruang yang berbeda satu sama
seperti Kota Terlarang ini membedakan lain.
Daftar Pustaka
128