Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH LIMA HARI (PS5H)

PADA PEMBELAJARAN KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI


SMA PEMBANGUNAN V YAPIS WAENA SEMESTER GENAP TAHUN
AJARAN 2019/2020

Proposal Penelitian
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penyelesaian Mata Kuliah Skripsi”

Disusun Oleh :
SYAEHUL ISLAM
NIM: 20160111054014)

Dosen Pembimbing:
Catur F. Djarwo, S.Pd., M.Pd.
Drs. Alex A. Lepa, M.Si.

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JAYAPURA
2019
A. Judul
Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) pada Pembelajaran
Kimia Peserta didik Kelas XI IPA di SMA Pembangunan V Yapis Waena
Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020.

B. Ruang Lingkup Penelitian dan Bidang Ilmu


1. Ruang Lingkup Penelitian
a. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA di SMA
Pembangunan V Yapis Waena Semester Genap Tahun Ajaran
2019/2020
b. Objek penelitian adalah pelaksanaan progam sekolah lima (PS5H) hari
pada pembelajaran kimia.
2. Bidang Ilmu: Pendidikan Kimia

C. Latar Belakang
Abdillah (2002) menyebutkan belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
untuk memperoleh tujuan tertentu. Pengalaman dalam belajar adalah
serangkaian proses dan peristiwa yang dialami individu khususnya peserta
didik pada ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai denga metode atau
strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing pendidik
(Olinlakoro, 2013). Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1
Ayat 4). Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya (UU Nomor 20 tahun
2003 pasal 13 ayat 1). Pendidikan formal adalah jenis pendidikan berjenjang
dan berstruktur yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya.
Sekolah adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan proses
belajar mengajar sesuai dengan tingkatannya mulai dari Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi (PT) (Sunendar, 2009). SMA adalah jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan penyiapan peserta didik untuk melanjutkan ke
tingkat yang lebih tinggi dengan pengkhususan (Depdiknas, 2004). Pendidikan
memerlukan kurikulum agar terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pemerintah sebagai pengelola pendidikan melakukan beberapa usaha untuk
memperoleh hasil pendidikan yang berkualitas, yaitu dengan cara perbaikan
dan pengembangan kurikulum serta mutu pendidikan sekolah secara bertahap
dan terus menerus (Seftiana, 2017). Usaha yang dilakukan oleh pemerintah
yaitu menerapkan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) (Permendikbud no. 23
tahun 2017 pasal 2 ayat 1).
Program Sekolah 5 Hari diterapkan untuk mengakomodir berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat terutama orang tua, yang menginginkan
anak mereka memperoleh pendidikan terbaik dari segi akademik dan non
akademik serta memberikan perlindungan bagi anak dari pergaulan bebas
(Seftiana, 2017). Harapan dari program ini membuat peserta didik tidak hanya
matang dari segi akademis namun juga dari segi karakter, dan waktu peserta
didik lebih lama terisi di sekolah sehingga para orang tua tidak perlu khawatir
terhadap anaknya (Seftiana, 2017). Abdan Rahim (2018) menyebutkan bahwa
waktu belajar yang relatif panjang pada program sekolah 5 hari menimbulkan
berbagai masalah seperti: (1) Program Sekolah 5 Hari dalam perspektif sosial
tidak semuanya baik, karena peserta didik yang menghabiskan waktu dengan
durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak dengan
keluarga, teman sebaya di lingkungan tempat tinggal akan berkurang;
(2) Anak sekolah dengan sistem program sekolah 5 hari secara psikologis
cenderung mempunyai sifat tertutup diakibatkan anak lelah dari sekolah juga
orang tua yang lelah bekerja, sehingga keduanya enggan berinteraksi secara
langsung; (3) Bertambahnya biaya pada program sekolah 5 hari secara
ekonomi disebabkan oleh kegiatan pembelajaran, tata usaha sekolah,
kesejahteraan pegawai, dan lamanya waktu belajar.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Prawitasih (2017) menyatakan
bahwa prilaku sosial anak pada program sekolah 5 hari kurang baik, karena
anak tidak memiliki waktu yang banyak untuk dihabiskan di luar lingkungan
sekolah sehingga akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman
sebaya, orang tua, saudara, dan masyarakat sekitar. Irayasa, dkk (2018) telah
melakukan kajian bahwa Rata-rata hasil prestasi belajar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sistem sekolah 6 hari lebih tinggi dibandingkan sistem
sekolah 5 hari, dengan nilai 72,24 pada sekolah 5 hari dan 88,16 pada sekolah
6 hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama guru kimia
SMA Pembangunan V Yapis Waena terhadap program sekolah 5 hari yaitu:
jam masuk peserta didik hari senin sampai jumat pukul 07:15 WIT, sedangkan
waktu pulang peserta didik pukul 15:00 WIT. Ibadah sholat dzuhur dan makan
siang peserta didik pada pukul 12:30-13.00 WIT, namun sebagian besar
peserta didik tidak membawa bekal ke sekolah yang membuat mereka merasa
lelah dan mengantuk saat mengikuti proses pembelajaran di siang hari.
Kelelahan dan mengantuk yang terjadi pada peserta didik ditandai dengan
tidak fokusnya dengan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga kelas
menjadi tidak kondusif dan banyak peserta didik yang tidak bisa mengikuti
pelajaran dengan baik terutama pelajaran-pelajaran yang dianggap sulit oleh
mereka salah satunya mata pelajaran kimia. Permasalahan yang telah di
paparkan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) Pada
Pembelajaran Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA di SMA Pembangunan V
Yapis Waena Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan program sekolah lima
hari (PS5H) di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan program sekolah lima
hari (PS5H di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
3. Apakah sarana dan prasarana SMA Pembangunan V Yapis Waena
mendukung dalam penerapan program sekolah lima hari (PS5H) pada
pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
4. Dampak sosial apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
5. Dampak fisik apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah lima
hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
6. Dampak psikis apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan program sekolah lima
hari (PS5H) di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan program sekolah lima
hari (PS5H di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
3. Apakah sarana dan prasarana SMA Pembangunan V Yapis Waena
mendukung dalam penerapan program sekolah lima hari (PS5H) pada
pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
4. Dampak sosial apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1.
5. Dampak fisik apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah lima
hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
6. Dampak psikis apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu untuk :
1. Memberikan informasi kepada pihak sekolah terkait dengan efektivitas
Program Sekolah 5 Hari.
2. Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti dalam
melakukan suatu penelitian.
3. Menjadi bahan referensi bagi pihak lain yang berminat mengkaji
permasalahan yang sama.

G. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengertian Analisis
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Reno (2012)
menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal
usul,
sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya
setelah ditelaah secara seksama.
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya
melalui
beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.

2. Program sekolah 5 hari


a. Pengertian Program Sekolah 5 Hari
Masa sekarang tidak dapat kita pungkiri bahwa sistem
pendidikan masih menjadikan peserta didik sebagai objek, dimana para
peserta didik hanya sekedar mendengar penjelasan dari pendidik dan
berlanjut ke penilaian, dengan adanya kendala tersebut banyak sekolah
yang bersaing untuk menciptakan suatu program pembelajaran yang
dianggap mampu menjadikan peserta didik berprestasi semaksimal
mungkin. Soapatty (2014) menyatakan banyak sekolah yang bersaing
untuk mengoptimalkan waktu pembelajaran disekolah, hal tersebut
dikarenakan 1) adanya tuntutan kepada orang tua untuk selalu
mengawasi anaknya, 2) kecenderungan anak apabila dirumah hanya
bermain dan malas belajar, 3) kurang adanya waktu dari orangtua
untuk anaknya karena tuntutan kerja, dan 4) keinginan orangtua agar
anaknya mendapatkan sarana untuk mengembangkan potensi.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan program sekolah 5
hari. Program sekolah 5 hari dapat diartikan dengan sekolah sepanjang
hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 07.00-
15.30 dengan waktu istirahat setiap dua jam sekali. Sekolah dapat
mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot
mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Pengaturan
jadwal mata pelajaran dan pendalaman merupakan hal yang
diutamakan dalam Program sekolah 5 hari (Sari, 2018). Berdasarkan
paparan diatas, maka penulis menyimpulkan berdasarkan Peraturan
Menteri No. 23 tahun 2017 pasal 2 yaitu Program sekolah 5 hari
merupakan proses belajar yang dilaksanakan 8 jam dalam 1 hari atau
40 jam selama 5 hari dalam 1 minggu, sesuai dengan Peraturan
Menteri No. 23 tahun 2017.

b. Tujuan Pembelajaran Program Sekolah 5 Hari


Kenakalan remaja semakin hari semakin meningkat hal ini
dapat dilihat dari media massa yang tidak jarang memuat berbagai
penyimpangan yang dilakukan kaum pelajar, seperti seks bebas, miras,
dan lain sebagainya. Permasalahan inilah yang memotivasi orangtua
untuk mencari sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-
kegiatan yang positif pada anak mereka. Kegiatan positif pada anak
dapat diperoleh dengan program sekolah 5 hari. Orang tua dapat
mencegah dan menetralisasi kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak
yang menjurus pada kegiatan negatif. Alasan memilih dan
memasukkan anaknya ke sekolah dengan program sekolah 5 hari, salah
satu pertimbangannya adalah dari segi edukasi peserta didik.
Baharudin (2009) menyatakan bahwa untuk memaksimalkan
waktu luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkanlah
program sekolah 5 hari dengan tujuan:
1) Membentuk akhlak dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai yang
positif,
2) Memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek.
Keuntungan lain yang diperoleh dengan penerapan program
sekolah 5 hari adalah untuk mengakomodir berbagai permasalahan
yang ada di lingkungan masyarakat yang menginginkan anaknya
mendapat pendidikan yang terbaik. Astuti (2013) menyatakan bahwa
program sekolah 5 hari banyak bermunculan dikarenakan beberapa
faktor diantaranya adalah a) kurang baiknya lingkungan masyarakat; b)
kurang adanya waktu yang disediakan orang tua untuk menemani
anaknya belajar, dan c) kecenderungan anak yang bermain dirumah
dan malas untuk belajar.

c. Karateristik Program sekolah 5 hari


Hasan (2006) program sekolah 5 hari dapat dilaksanakan
dengan sarana dan prasarana yang relatif terbatas, yang sangat
dibutuhkan sesungguhnya adalah tingkat komitmen dan kesungguhan
pengelola dalam mewujudkan sistem demikian, hal ini tidak berarti
prasarana dan sarana tidak penting. Keberadaan sarana dan prasarana
yang lengkap dan memadai juga menentukan efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Sari (2018) menyatakan jika program sekolah 5
hari ditinjau dari aspek kelembagaan, kepemimpinan, dan
manajemennya mengacu pada konsep yang mengedepankan kemuliaan
akhlak dan prestasi akademik. Kepemimpinan sekolah diimbangi
dengan peningkatan kualitas kepribadian, kemampuan manajerial, dan
pengetahuan konsep pendidikan yang didukung dengan kegiatan short-
course, orientasi program dan studi banding yang dilaksanakan secara
kontinyu. Kualitas sumber daya manusia untuk program sekolah 5 hari
dipilih dari guru-guru bidang studi yang profesional serta mempunyai
integritas yang tinggi. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan seperti
tenaga ahli, perpustakaan, laboratorium, dan administrasi juga menjadi
prioritas dalam program sekolah 5 hari, tidak hanya tenaga pendidik
saja namun semua unsur yang ada di sekolah seperti tenaga komite,
pengurus sekolah, harus mendukung program tersebut.
Sistem pembelajaran dalam program sekolah 5 hari
menerapkan konsep dasar Integrated-Activity dan Integrated-
Curriculum (Sari, 2018). Dalam program sekolah 5 hari semua
program dan kegiatan peserta didik di sekolah, baik belajar, bermain,
beribadah dikemas dalam sebuah program pendidikan. Peserta didik
ditekankan untuk lebih berprestasi dengan pembelajaran yang
berkualitas dan diharapkan akan terjadi perubahan positif dari diri
setiap peserta didik. Sari (2018) menyatakan, sekolah yang
menggunakan program sekolah 5 hari tidak hanya berbasis sekolah
formal, namun juga informal. Sistem pengajaran yang diterapkan harus
menyenangkan (tidak monoton). Guru dituntut untuk kreatif dan
inovatif selama proses pembelajaran berlangsung, agar peserta didik
tidak jenuh dan bosan. Sekolah yang menerapkan program sekolah 5
hari dapat menciptakan situasi yang sangat menyenangkan serta
mewujudkan keakraban antar peserta didik dan guru.

d. Keunggulan Dan Kelemahan Program sekolah 5 hari


Sari (2018) menyatakan, konsep pengembangan dan inovasi
pembelajaran sistem program sekolah 5 hari di desain untuk
mengembangkan kreativitas peserta didik mencakup aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Program program sekolah 5 hari sendiri
memiliki keunggulan diantaranya:
1) Anak memperoleh pendidikan umum, untuk mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
2) Anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif
terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan
derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
3) Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan non akademik yang
diadakan sekolah.
4) Perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan terantisipasi di
sekolah melalui pantauan program bimbingan konseling dan non
akademik.
5) Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi
seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih
lama.
6) Peserta didik mendapatkan pelajaran oleh tenaga pengajar yang
profesional di bidang nya masing-masing, dan
7) Peserta didik juga mendapatkan perhatian terutama dalam hal
agama seperti beribadah dengan waktu yang tepat.
Program program sekolah 5 hari juga masih memiliki
kekurangan. Hasan (2006) sistem pembelajaran model program
sekolah 5 hari tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan
diantaranya:
1) Program sekolah 5 hari sering menimbulkan rasa bosan pada
peserta didik. Sistem pembelajaran dengan pola program sekolah 5
hari membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun
intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat
dan penerapan sanksi yang konsisten, dalam batas tertentu akan
menyebabkan peserta didik menjadi jenuh.
2) Program sekolah 5 hari memerlukan perhatian dan kesungguhan
manajemen bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada
lembaga pendidikan pada program sekolah 5 hari berlangsung
optimal.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keunggulan dan
kelemahan program sekolah 5 hari adalah peserta didik memperoleh
pendidikan umum, mendapatkan tambahan jam pelajaran di sekolah
yang diberikan oleh tenaga pengajar yang profesional dan tidak hanya
itu peserta didik juga dapat mengasah bakat, minat dan kemampuannya
melalui kegiatan non akademik di sekolah. Kelemahan program ini
sendiri adalah rasa bosan pada peserta didik, perlunya perhatian dan
kesungguhan manajemen pengelola untuk mengontrol perkembangan
program tersebut.

e. Faktor Penunjang Program sekolah 5 hari


Sari (2018) faktor penunjang program program sekolah 5 hari
sendiri diantara nya sebagai berikut:
1) Kurikulum
Sari (2018) kurikulum merupakan situasi kelompok yang
tersedia bagi guru dan pengurus sekolah (administrator) untuk
membuat tingkah laku yang berubah di dalam sekolah. Kurikulum
adalah suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sukses
tidaknya pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan
oleh sekolah. Kurikulum sangat mendukung untuk meningkatkan
mutu pendidikan karena menjadi tolak ukur dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolan. Nurhadi (2004) menyatakan aspek yang ada
di kurikulum adalah:
a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik
secara individual maupun secara kelompok.
b) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
c) Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
penggunaan metode yang bervariasi dan juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Sari (2018)
mengemukakan beberapa prinsip dalam teknik mengajar yaitu:
Metode mengajar harus mempunyai arti yang efektif dan
kecakapan, pengetahuan diperoleh secara nyata, dan dapat
diterima oleh individu, metode mengajar mesti menekankan di
kelas.
d) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya mencapai suatu kompetensi.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan penunjang pembelajaran
disekolah, dan merupakan salah satu penunjang keberhasilan dari
program yang dilaksanakan. Sarana dan prasarana yang dimaksud
adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan peserta didik untuk
mendukung proses pembelajaran yang dilakukan setiap hari, baik
alat penunjang kebutuhan pendidikan maupun alat penunjang
kebutuhan guru, seperti perlengkapan proyektor, ruang kelas yang
nyaman, sumber bahan ajar yang memadai dan laboratorium
penunjang.
3) Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia dalam pendidikan yaitu guru dan
pegawai. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta harus menguasai metode pembelajaran yang
menarik dan tidak membosankan disesuiakan dengan materi yang
diajarkan. Begitu juga pegawai dituntut untuk selalu membantu
segala sesuatu yang di butuhkan peserta didik untuk proses belajar
mengajar.
Sari (2018) faktor penunjang keberhasilan program
program sekolah 5 hari adalah:
1) Lingkungan sekolah yang kondusif.
Lingkungan sekolah yang kondusif dapat terwujud apabila kepala
sekolah memiliki kecerdasan emosi tinggi dan gaya kepemimpinan
yang tepat.
2) Kompetensi manajerial kepala sekolah.
Kompetensi manajerial kepala sekolah meliputi kemampuan
manajemen dan kepemimpinan, yang dilengkapi keterampilan,
konseptual, dan teknis.
3) Profesionalisme guru.
Adanya guru professional diharapkan mampu memberikan
pengaruh positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar
serta mampu memaksimalkan perkembangan anak didik dengan
sebaik-baiknya.
4) Kelengkapan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana tersebut berupa buku bacaan, ruang belajar,
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Semua
itu sangat berguna sebagai pendukung pelaksanaan program
sekolah 5 hari bahkan menjadi faktor yang sangat penting dalam
kelancaran proses belajar mengajar.

f. Faktor Penghambat Program sekolah 5 hari


Sari (2018) adapun faktor penghambat dalam program sekolah
5 hari yaitu:
1) Strategi pembangunan pendidikan yang bersifat input oriented.
Strategi yang bersifat input oriented lebih bersandar kepada asumsi
bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti
penyediaan buku, sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga
kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan
(sekolah) akan dapat menghasilkan lulusan yang bermutu
sebagaimana yang diharapkan, padahal hal tersebut hanya terjadi
dalam institusi ekonomi dan industri.
2) Pengelolaan pendidikan yang banyak diatur oleh pusat.
Pengelolaan pendidikan yang banyak diatur oleh pusat akan
menyebabkan tidak terselenggaranya pendidikan secara optimal,
mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal
dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan
layanan pendidikan beragam, sehingga dibutuhkan kedinamisan
dan kreativitas dalam melaksanakan peningkatan kualitas atau
mutu pendidikan.
3) Rendahnya partisipasi masyarakat.
Rendahnya partisipasi masyarakat akan menghambat proses
pengembangan pendidikan yang sedang berlangsung.
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Winataputra (2007) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu
intitusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan
dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang.
Pencapaian kualitas pembelajaran pada tingkat mikro merupakan
tanggung jawab profesional guru, sedangkan pada tingkat makro
lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap pembentukan tenaga
pengajar yang berkualitas, yang dapat berkontribusi terhadap
perkembangan intelektual, sikap dan moral setiap individu peserta
didik sebagai anggota (Barokah, 2018).

b. Komponen Pembelajaran
Rusman (2017) menyatakan bahwa Ciri utama dari kegiatan
pembelajaran adalah adanya interaksi, ciri-ciri lain dari pembelajaran
ini berkaitan dengan komponen komponen pembelajaran sebagai
berikut: tujuan, bahan/materi, strategi, media dan evaluasi
pembelajaran yaitu:
1) Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Sumber belajar diartikan segala sesuatu yang ada diluar diri
seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau memudahkan
terjadinya proses belajar pada diri sendiri atau peserta didik.
3) Strategi pembelajaran adalah tipe pendekatan yang spesifik untuk
menyampaikan informasi dan kegiatan yang mendukung
penyelesaian tujuan khusus.
4) Media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk
mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dalam proses
belajar.
5) Evaluasi pembelajaran merupakan alat indikator untuk menilai
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai
proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
Sebagai sebuah sistem, masing-masing komponen tersebut
membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing-
masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara
aktif dan saling mempengaruhi. Riyana (2018) menyatakan bahwa
komponen-komponen tersebut adalah:
1) Komponen tujuan pembelajaran yaitu yang meliputi tujuan
pendidikan nasional.
2) Komponen materi pembelajaran yaitu mengenai kurikulum , bahan,
dan teknik pembelajaran.
3) Komponen strategi yaitu konsep strategi pembelajaran, faktor-
faktor strategi pembelajaran dan lain-lain.
4) Komponen media pembelajaran yaitu konsep media pembelajaran,
fungsi media pembelajaran dan lain-lain.
5) Komponen evaluasi pembelajaran yaitu konsep dasar evaluasi,
pengukuran dan penilaian
Uraian diatas menjadikan komponen pembelajaran sebagai
penentu dari keberhasilan proses pembelajaran yang masing-masing
memiliki fungsi dalam setiap perannya.

c. Indikator Keberhasilan Pembelajaran


Pembelajaran dikatakan berhasil bila mencapai hasil yang
diharapkan. Pembelajaran lebih terfokus pada proses kegiatan
pembelajarannya, sedang hasil belajar adalah salah satu aspek dari
kegiatan pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat dikategorikan
menjadi tiga kelompok, yaitu: (Rusman, 2017).
1) Efektivitas pembelajaran, diukur dari tingkat prestasi yang
dicapai siswa. Prestasi siswa bentuknya macam-macam, mulai dari
yang sifatnya pengetahuan generik seperti mampu memecahkan
masalah, mampu menemukan hubungan, mampu berpikir logis,
hingga pengetahuan yang sifatnya spesifik isi seperti mampu
mengingatkan fakta tertentu, mampu mengklasifikasikan contoh-
contoh konsep tertentu dan mampu mengikuti prosedur tertentu.
2) Efisiensi pembelajaran, yaitu diukur dari efektivitas berbanding
waktu yang digunakan siswa dan biaya pembelajaran (waktu yang
digunakan guru, biaya yang dikeluarkann untuk mendesain dan
mengembangkan pembelajaran dan sebagainya).
3) Daya tarik (appeal) pembelajaran yaitu diukur dari kecenderungan
siswa untuk terus belajar.
Pembelajaran berhasil apabila tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan tercapai, untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
tersebut, guru perlu mengadakan tes formatif kepada siswa setelah
selesai mengajar yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam
melakukan pengelolaan pembelajaran (Djamarah, 2004).
Lestari (2018) menyatakan indikator dari keberhasilan
pembelajaran di sini adalah:
1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai
baik individu maupun kelompok.
Jadi, indikator pembelajaran merupakan bentuk kriteria dari
pengembangan pembelajaran yang berhasil atau tercapai, hal itu dilihat
melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam bentuk
prestasi siswa ataupun daya serap siswa itu sendiri maupun dalam
bentuk tes dan lainnya.

4. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan
pengertian ilmu kimia itu sendiri. Pembelajaran adalah proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar
dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik, sedangkan imu kimia adalah
salah satu cabang dari IPA yang mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan materi yang menghasilkan zat baru, serta energi yang
menyertainya. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata
pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian peserta didik SMA/MA (Kasmadi
dan Indraspuri, 2010). Kean dan Middlecamp (1985) menyatakan
kesulitan ilmu kimia disebabkan karena sebagian besar materi bersifat
abstrak sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih
mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut.
Mulyasa (2006) menyatakan mata pelajaran kimia di SMA/MA
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerja sama dengan orang lain.
c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan
instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta
menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat
dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.
e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia adalah
proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran kimia yang berkualitas. Kualitas
pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan
pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam
bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain. Penggunaan
media dalam pembelajaran dapat membantu keterbatasan guru dalam
menyampaikan informasi maupun keterbatasan jam pelajaran di sekolah.
Media berfungsi sebagai sumber informasi materi pembelajaran maupun
sumber soal-soal latihan. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh
perbedaan individu siswa, baik perbedaan gaya belajar, perbedaan
kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, latar belakang, dan sebagainya.

H. Rumusan Anggapan Dasar


Adapun rumusan anggapan dasar penelitian ini yaitu :
1. Sarana dan prasarana dapat sangat mendukung penerapan program sekolah
lima hari (PS5H) pada pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
2. Dampak sosial, fisik, dan psikis yang muncul pada peserta didik dalam
penerapan program sekolah lima hari pada pembelajaran kimia berbeda-
beda.

I. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan mendeskripisikan
data-data yang diperoleh dari hasil angket dan didukung dengan hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi peserta didik kelas XI IPA SMA
Pembangunan V Yapis Waena tahun ajaran 2019/2020.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Pembangunan V Yapis Waena di Jl.
Gunung Dafonsoro Perumnas 1 Waena.

3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah pelaksanaan program sekolah 5 hari pada
pembelajaran kimia kelas XI IPA SMA Pembangunan V Yapis Waena
tahun ajaran 2019/2020.

4. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas XI IPA SMA
Pembangunan V Yapis Waena tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 30 orang.

5. Teknik Pengumpulan data


Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
teknik yaitu:
a. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
tertutup. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data
dengan instrumen angket/ kuesioner yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun kisi-kisi angket
Menyusun kisi-kisi angket diperlukan sebagai pedoman dalam
merumuskan item angket. Kisi-kisi angket yang disusun harus
mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis
pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan.
2) Menyusun angket/kuesioner
Arikunto (2006) menyatakan prosedur penyusunan angket meliputi
tahap-tahap sebagai berikut:
(a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan
angket/kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data mengenai analisis efektivitas program sekolah lima hari
(PS5H) pada pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA
1 di SMA Pembangunan V Yapis Waena semester genap
tahun ajaran 2019/2020
(b) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran
angket/kuesioner. Variabel dalam penelitian ini yang
dijadikan sasaran adalah efektivitas progam sekolah lima
(PS5H) hari pada pembelajaran kimia.
(c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih
spesifik.
3) Validasi ahli
Butir-butir dalam angket divalidasi oleh dosen pembimbing 1 dan
pembimbing 2 sebelum dilakukan uji coba kepada responden.
Tujuan dari uji validasi ahli adalah untuk mengetahui apakah butir
dalam angket sudah sesuai dengan variabel dan indikator yang
hendak dicapai.
4) Try out (uji coba) angket
Uji coba dilakukan kepada responden yang berbeda dengan sampel
yang akan dijadikan subjek penelitian. Fungsi dari uji coba untuk
mengetahui tingkat reliabelitas dari angket yang digunakan.
(a) Uji reliabelitas
Uji reliabelitas dilakukan setelah uji coba instrument. Hasil
penelitian reliabel terjadi apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Metode yang digunakan adalah Split Half
dimana instrumen dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok ganjil dan kelompok genap.
Rumus untuk mencari reliabelitas adalah sebagai berikut.

n ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
r xy =
√ {(n ∑ X 2)−(∑ X )2 }{n ∑ Y 2−(∑Y ) 2}

Keterangan :
rxy = Korelasi Pearson Product Moment
∑X = Jumlah total skor belahan ganjil
∑Y = Jumlah total skor belahan genap
∑X2 = Jumlah kuadrat skor belahan ganjil
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor belahan genap
∑XY = Jumlah perkalian skor belahan ganjil dan genap
n = Jumlah sampel
Apabila korelasi 0,7 atau lebih maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya
apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut
kurang reliabel.
Kemudian koefisien korelasi dimasukkan kedalam rumus
Spearman Brown:
2 r xy
r 11 =
(1+r ¿¿ xy )¿
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item
rxy : korelasi product momen antara belahan (ganjil-genap)
batas reliabelitas minimal 0,7.
Setelah r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel
product momen, dengan tingkat kepercayaan α = 0,01 dan jumlah
data responden = n. Jika r11> rtabel berarti instrumen dikatakan
reliabel, sebaliknya jika r11< rtabel berarti instrumen tidak reliabel.
5) Revisi angket
Setelah melakukan uji coba maka hasil tersebut dijadikan dasar
untuk revisi angket mengubah atau menyempurnakannya.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai
penguat hasil angket apabila hasil yang diperoleh kurang meyakinkan
atau kurang jelas. Bentuk wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terstruktur dengan responden yaitu beberapa peserta didik
kelas XI IPA SMA Pembangunan V Yapis Waena yang dilakukan
berdasarkan pedoman wawancara.

c. Observasi
Jenis observasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
observasi nonpartisipatif. Tujuan observasi yaitu untuk melihat kondisi
sekolah dan peserta didik kelas XI IPA 1 di lingkungan SMA
Pembangunan V Yapis Waena terhadap penerapan keijakan program
sekolah lima hari (PS5H).

d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud yaitu data nilai di sekolah tentang
pembelajaran dengan sistem sekolah 6 hari dengan sistem sekolah 5
hari, data profil sekolah, dan segala sesuatu yang mendukung
penelitian dalam bentuk tulisan atau gambar.

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitaif,
yaitu mengubah skor angket menjadi persentase, selanjutnya data yang
sudah terkumpul baik itu data angket, observasi, wawancara dan
dokumentasi perlu dilakukan analisis deskriptif yaitu menjelaskan secara
rinci data tersebut sehingga dapat dijadikan kesimpulan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
yang digunakan oleh Miles dan Huberman sebagai berikut: (Sugiyono,
2008).
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok dan
menfokuskan pada suatu yang penting untuk dicari tema dan polanya.

b. Penyajian data
Penyajian data dalam hal ini adalah mendeskripsikan hasil data yang
diperoleh dari lapangan dengan menggunakan kalimat yang sesuai
dengan pendekatan kualitatif sesuai dengan laporan yang sistematis.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan alur ketiga dalam menganalisis data,
setelah data diproses dengan mereduksi dan menyajikan data kemudian
ditarik kesimpulannya.

J. Jadwal Penelitian
Jenis Jadwal Penelitian
Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan X X X X X X X X
Pelaksana X X X X
an
Laporan X X X X

K. Pembiayaan
Persiapan : Rp.600.000,00
Pelaksanaan : Rp. 1.00.000,00
Penyusunan laporan : Rp.600.000,00 +
Total : Rp. 2.200.000,00
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. 2002. Pengertian Belajar dari Berbagai Sumber ( Belajar dan
Pembelajaran). Bandung: ALFABETA.
Barokah, S. Wilopo dan Nuralam, I. P. (2018). Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Financial Performance. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 55 No
1. 132-140
Depdiknas. 2004. Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Jakarta
Djamarah, Bahri Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam
Keluarga. Jakarta: PT. Reneka Cipta
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara Jepara dalam Angka Tahun 2009. Jepara: Badan Pusat Statistik.
Irayasa, Kadek dkk. 2018. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sistem Full Day
School dengan Sistem Reguler Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal.
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.
Kasmadi Imam Supardi & Indraspuri Rahning Putri. 2010. Pengaruh Penggunaan
Artikel Kimia dari Internet pada Model Pembelajaran Creative
Problem Solving terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, (Vol. 4, No. 1). Hlm 574-581)
Kean E. dan Middlecamp C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta:
Gramedia
Kementerian Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka
Lestari, Dian Putri. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Full Day School
Di Sma Negeri 3 Palembang. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta
Winataputra, Udin. S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka
Olinlakaro. 2013. Makalah Pengembangan Pengalaman Belajar. Dalam
http://olinlakaro.wordpress.com/2013/07/03/makalah-pengembangan-
pengalaman -belajar/ diakses pada 3 juli 2013.
Permendikbud (2017). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah.
Prawitasih, Cahyaningtyas Retno. 2017. Pengaruh Lama Berada di Sekolah (Full
Day) Terhadap Personal Sosial Anak Usia Sekolah di SMP 7
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahim, Abdan. 2018. Full Day School dalam Tinjauan Psikologi, Sosiologi, dan
Ekonomi Pendidikan. Jurnal. STIT Ibnu Rusyd, Kalimantan Timur.
Reno, Aji. 2017. Pengertian Analisis. Dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22091/4/chapter
%2011.pdf. Diakses 03 maret2017
Rusman (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Riyana, Cepi. 2018. Learning Object Material. [Online]. Diakses dari:
http:/newpembelajar.blogspot.co.id/2018/01/materi-lom-pjj.html. (29
April 2018)
Sari, D. Melansari. 2018. Pengaruh Program Full Day School Terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Lampung
Seftiana. 2017. Analisis Penerapan Kebijakan Full Day School Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X di Man 1 Surakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sunendar, Dadang. 2009. KBBI Edisi ke V.kbbi.
kemendikbud.go.id/entri/sekolah. diakses 4 Juni 2018.
Soapatty, Lisnawati. (2014). Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day
School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo.
Jurnal PPKn. 2 (2), hlm. 719-733.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai