Proposal Penelitian
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penyelesaian Mata Kuliah Skripsi”
Disusun Oleh :
SYAEHUL ISLAM
NIM: 20160111054014)
Dosen Pembimbing:
Catur F. Djarwo, S.Pd., M.Pd.
Drs. Alex A. Lepa, M.Si.
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JAYAPURA
2019
A. Judul
Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) pada Pembelajaran
Kimia Peserta didik Kelas XI IPA di SMA Pembangunan V Yapis Waena
Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020.
C. Latar Belakang
Abdillah (2002) menyebutkan belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
untuk memperoleh tujuan tertentu. Pengalaman dalam belajar adalah
serangkaian proses dan peristiwa yang dialami individu khususnya peserta
didik pada ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai denga metode atau
strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing pendidik
(Olinlakoro, 2013). Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1
Ayat 4). Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya (UU Nomor 20 tahun
2003 pasal 13 ayat 1). Pendidikan formal adalah jenis pendidikan berjenjang
dan berstruktur yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya.
Sekolah adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan proses
belajar mengajar sesuai dengan tingkatannya mulai dari Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi (PT) (Sunendar, 2009). SMA adalah jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan penyiapan peserta didik untuk melanjutkan ke
tingkat yang lebih tinggi dengan pengkhususan (Depdiknas, 2004). Pendidikan
memerlukan kurikulum agar terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pemerintah sebagai pengelola pendidikan melakukan beberapa usaha untuk
memperoleh hasil pendidikan yang berkualitas, yaitu dengan cara perbaikan
dan pengembangan kurikulum serta mutu pendidikan sekolah secara bertahap
dan terus menerus (Seftiana, 2017). Usaha yang dilakukan oleh pemerintah
yaitu menerapkan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) (Permendikbud no. 23
tahun 2017 pasal 2 ayat 1).
Program Sekolah 5 Hari diterapkan untuk mengakomodir berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat terutama orang tua, yang menginginkan
anak mereka memperoleh pendidikan terbaik dari segi akademik dan non
akademik serta memberikan perlindungan bagi anak dari pergaulan bebas
(Seftiana, 2017). Harapan dari program ini membuat peserta didik tidak hanya
matang dari segi akademis namun juga dari segi karakter, dan waktu peserta
didik lebih lama terisi di sekolah sehingga para orang tua tidak perlu khawatir
terhadap anaknya (Seftiana, 2017). Abdan Rahim (2018) menyebutkan bahwa
waktu belajar yang relatif panjang pada program sekolah 5 hari menimbulkan
berbagai masalah seperti: (1) Program Sekolah 5 Hari dalam perspektif sosial
tidak semuanya baik, karena peserta didik yang menghabiskan waktu dengan
durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak dengan
keluarga, teman sebaya di lingkungan tempat tinggal akan berkurang;
(2) Anak sekolah dengan sistem program sekolah 5 hari secara psikologis
cenderung mempunyai sifat tertutup diakibatkan anak lelah dari sekolah juga
orang tua yang lelah bekerja, sehingga keduanya enggan berinteraksi secara
langsung; (3) Bertambahnya biaya pada program sekolah 5 hari secara
ekonomi disebabkan oleh kegiatan pembelajaran, tata usaha sekolah,
kesejahteraan pegawai, dan lamanya waktu belajar.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Prawitasih (2017) menyatakan
bahwa prilaku sosial anak pada program sekolah 5 hari kurang baik, karena
anak tidak memiliki waktu yang banyak untuk dihabiskan di luar lingkungan
sekolah sehingga akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman
sebaya, orang tua, saudara, dan masyarakat sekitar. Irayasa, dkk (2018) telah
melakukan kajian bahwa Rata-rata hasil prestasi belajar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sistem sekolah 6 hari lebih tinggi dibandingkan sistem
sekolah 5 hari, dengan nilai 72,24 pada sekolah 5 hari dan 88,16 pada sekolah
6 hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama guru kimia
SMA Pembangunan V Yapis Waena terhadap program sekolah 5 hari yaitu:
jam masuk peserta didik hari senin sampai jumat pukul 07:15 WIT, sedangkan
waktu pulang peserta didik pukul 15:00 WIT. Ibadah sholat dzuhur dan makan
siang peserta didik pada pukul 12:30-13.00 WIT, namun sebagian besar
peserta didik tidak membawa bekal ke sekolah yang membuat mereka merasa
lelah dan mengantuk saat mengikuti proses pembelajaran di siang hari.
Kelelahan dan mengantuk yang terjadi pada peserta didik ditandai dengan
tidak fokusnya dengan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga kelas
menjadi tidak kondusif dan banyak peserta didik yang tidak bisa mengikuti
pelajaran dengan baik terutama pelajaran-pelajaran yang dianggap sulit oleh
mereka salah satunya mata pelajaran kimia. Permasalahan yang telah di
paparkan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) Pada
Pembelajaran Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA di SMA Pembangunan V
Yapis Waena Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan program sekolah lima
hari (PS5H) di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan program sekolah lima
hari (PS5H di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
3. Apakah sarana dan prasarana SMA Pembangunan V Yapis Waena
mendukung dalam penerapan program sekolah lima hari (PS5H) pada
pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
4. Dampak sosial apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
5. Dampak fisik apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah lima
hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
6. Dampak psikis apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan program sekolah lima
hari (PS5H) di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan program sekolah lima
hari (PS5H di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
3. Apakah sarana dan prasarana SMA Pembangunan V Yapis Waena
mendukung dalam penerapan program sekolah lima hari (PS5H) pada
pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
4. Dampak sosial apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1.
5. Dampak fisik apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah lima
hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
6. Dampak psikis apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu untuk :
1. Memberikan informasi kepada pihak sekolah terkait dengan efektivitas
Program Sekolah 5 Hari.
2. Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti dalam
melakukan suatu penelitian.
3. Menjadi bahan referensi bagi pihak lain yang berminat mengkaji
permasalahan yang sama.
G. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengertian Analisis
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Reno (2012)
menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal
usul,
sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya
setelah ditelaah secara seksama.
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya
melalui
beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
b. Komponen Pembelajaran
Rusman (2017) menyatakan bahwa Ciri utama dari kegiatan
pembelajaran adalah adanya interaksi, ciri-ciri lain dari pembelajaran
ini berkaitan dengan komponen komponen pembelajaran sebagai
berikut: tujuan, bahan/materi, strategi, media dan evaluasi
pembelajaran yaitu:
1) Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Sumber belajar diartikan segala sesuatu yang ada diluar diri
seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau memudahkan
terjadinya proses belajar pada diri sendiri atau peserta didik.
3) Strategi pembelajaran adalah tipe pendekatan yang spesifik untuk
menyampaikan informasi dan kegiatan yang mendukung
penyelesaian tujuan khusus.
4) Media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk
mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dalam proses
belajar.
5) Evaluasi pembelajaran merupakan alat indikator untuk menilai
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai
proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
Sebagai sebuah sistem, masing-masing komponen tersebut
membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing-
masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara
aktif dan saling mempengaruhi. Riyana (2018) menyatakan bahwa
komponen-komponen tersebut adalah:
1) Komponen tujuan pembelajaran yaitu yang meliputi tujuan
pendidikan nasional.
2) Komponen materi pembelajaran yaitu mengenai kurikulum , bahan,
dan teknik pembelajaran.
3) Komponen strategi yaitu konsep strategi pembelajaran, faktor-
faktor strategi pembelajaran dan lain-lain.
4) Komponen media pembelajaran yaitu konsep media pembelajaran,
fungsi media pembelajaran dan lain-lain.
5) Komponen evaluasi pembelajaran yaitu konsep dasar evaluasi,
pengukuran dan penilaian
Uraian diatas menjadikan komponen pembelajaran sebagai
penentu dari keberhasilan proses pembelajaran yang masing-masing
memiliki fungsi dalam setiap perannya.
4. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan
pengertian ilmu kimia itu sendiri. Pembelajaran adalah proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar
dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik, sedangkan imu kimia adalah
salah satu cabang dari IPA yang mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan materi yang menghasilkan zat baru, serta energi yang
menyertainya. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata
pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian peserta didik SMA/MA (Kasmadi
dan Indraspuri, 2010). Kean dan Middlecamp (1985) menyatakan
kesulitan ilmu kimia disebabkan karena sebagian besar materi bersifat
abstrak sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih
mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut.
Mulyasa (2006) menyatakan mata pelajaran kimia di SMA/MA
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerja sama dengan orang lain.
c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan
instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta
menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat
dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.
e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia adalah
proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran kimia yang berkualitas. Kualitas
pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan
pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam
bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain. Penggunaan
media dalam pembelajaran dapat membantu keterbatasan guru dalam
menyampaikan informasi maupun keterbatasan jam pelajaran di sekolah.
Media berfungsi sebagai sumber informasi materi pembelajaran maupun
sumber soal-soal latihan. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh
perbedaan individu siswa, baik perbedaan gaya belajar, perbedaan
kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, latar belakang, dan sebagainya.
I. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan mendeskripisikan
data-data yang diperoleh dari hasil angket dan didukung dengan hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi peserta didik kelas XI IPA SMA
Pembangunan V Yapis Waena tahun ajaran 2019/2020.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Pembangunan V Yapis Waena di Jl.
Gunung Dafonsoro Perumnas 1 Waena.
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah pelaksanaan program sekolah 5 hari pada
pembelajaran kimia kelas XI IPA SMA Pembangunan V Yapis Waena
tahun ajaran 2019/2020.
4. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas XI IPA SMA
Pembangunan V Yapis Waena tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 30 orang.
n ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
r xy =
√ {(n ∑ X 2)−(∑ X )2 }{n ∑ Y 2−(∑Y ) 2}
Keterangan :
rxy = Korelasi Pearson Product Moment
∑X = Jumlah total skor belahan ganjil
∑Y = Jumlah total skor belahan genap
∑X2 = Jumlah kuadrat skor belahan ganjil
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor belahan genap
∑XY = Jumlah perkalian skor belahan ganjil dan genap
n = Jumlah sampel
Apabila korelasi 0,7 atau lebih maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya
apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut
kurang reliabel.
Kemudian koefisien korelasi dimasukkan kedalam rumus
Spearman Brown:
2 r xy
r 11 =
(1+r ¿¿ xy )¿
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item
rxy : korelasi product momen antara belahan (ganjil-genap)
batas reliabelitas minimal 0,7.
Setelah r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel
product momen, dengan tingkat kepercayaan α = 0,01 dan jumlah
data responden = n. Jika r11> rtabel berarti instrumen dikatakan
reliabel, sebaliknya jika r11< rtabel berarti instrumen tidak reliabel.
5) Revisi angket
Setelah melakukan uji coba maka hasil tersebut dijadikan dasar
untuk revisi angket mengubah atau menyempurnakannya.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai
penguat hasil angket apabila hasil yang diperoleh kurang meyakinkan
atau kurang jelas. Bentuk wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terstruktur dengan responden yaitu beberapa peserta didik
kelas XI IPA SMA Pembangunan V Yapis Waena yang dilakukan
berdasarkan pedoman wawancara.
c. Observasi
Jenis observasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
observasi nonpartisipatif. Tujuan observasi yaitu untuk melihat kondisi
sekolah dan peserta didik kelas XI IPA 1 di lingkungan SMA
Pembangunan V Yapis Waena terhadap penerapan keijakan program
sekolah lima hari (PS5H).
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud yaitu data nilai di sekolah tentang
pembelajaran dengan sistem sekolah 6 hari dengan sistem sekolah 5
hari, data profil sekolah, dan segala sesuatu yang mendukung
penelitian dalam bentuk tulisan atau gambar.
b. Penyajian data
Penyajian data dalam hal ini adalah mendeskripsikan hasil data yang
diperoleh dari lapangan dengan menggunakan kalimat yang sesuai
dengan pendekatan kualitatif sesuai dengan laporan yang sistematis.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan alur ketiga dalam menganalisis data,
setelah data diproses dengan mereduksi dan menyajikan data kemudian
ditarik kesimpulannya.
J. Jadwal Penelitian
Jenis Jadwal Penelitian
Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan X X X X X X X X
Pelaksana X X X X
an
Laporan X X X X
K. Pembiayaan
Persiapan : Rp.600.000,00
Pelaksanaan : Rp. 1.00.000,00
Penyusunan laporan : Rp.600.000,00 +
Total : Rp. 2.200.000,00
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Husni. 2002. Pengertian Belajar dari Berbagai Sumber ( Belajar dan
Pembelajaran). Bandung: ALFABETA.
Barokah, S. Wilopo dan Nuralam, I. P. (2018). Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Financial Performance. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 55 No
1. 132-140
Depdiknas. 2004. Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Jakarta
Djamarah, Bahri Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam
Keluarga. Jakarta: PT. Reneka Cipta
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara Jepara dalam Angka Tahun 2009. Jepara: Badan Pusat Statistik.
Irayasa, Kadek dkk. 2018. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sistem Full Day
School dengan Sistem Reguler Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal.
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.
Kasmadi Imam Supardi & Indraspuri Rahning Putri. 2010. Pengaruh Penggunaan
Artikel Kimia dari Internet pada Model Pembelajaran Creative
Problem Solving terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, (Vol. 4, No. 1). Hlm 574-581)
Kean E. dan Middlecamp C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta:
Gramedia
Kementerian Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka
Lestari, Dian Putri. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Full Day School
Di Sma Negeri 3 Palembang. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta
Winataputra, Udin. S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka
Olinlakaro. 2013. Makalah Pengembangan Pengalaman Belajar. Dalam
http://olinlakaro.wordpress.com/2013/07/03/makalah-pengembangan-
pengalaman -belajar/ diakses pada 3 juli 2013.
Permendikbud (2017). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah.
Prawitasih, Cahyaningtyas Retno. 2017. Pengaruh Lama Berada di Sekolah (Full
Day) Terhadap Personal Sosial Anak Usia Sekolah di SMP 7
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahim, Abdan. 2018. Full Day School dalam Tinjauan Psikologi, Sosiologi, dan
Ekonomi Pendidikan. Jurnal. STIT Ibnu Rusyd, Kalimantan Timur.
Reno, Aji. 2017. Pengertian Analisis. Dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22091/4/chapter
%2011.pdf. Diakses 03 maret2017
Rusman (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Riyana, Cepi. 2018. Learning Object Material. [Online]. Diakses dari:
http:/newpembelajar.blogspot.co.id/2018/01/materi-lom-pjj.html. (29
April 2018)
Sari, D. Melansari. 2018. Pengaruh Program Full Day School Terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Lampung
Seftiana. 2017. Analisis Penerapan Kebijakan Full Day School Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X di Man 1 Surakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sunendar, Dadang. 2009. KBBI Edisi ke V.kbbi.
kemendikbud.go.id/entri/sekolah. diakses 4 Juni 2018.
Soapatty, Lisnawati. (2014). Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day
School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo.
Jurnal PPKn. 2 (2), hlm. 719-733.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
ALFABETA