Anda di halaman 1dari 5

DEMAM BERDARAH DENGUE

MATAKULIAH MANAJEMEN LIMBAH DOMESTIK

Disusun oleh:

Yuliana Sarasati 101914353004


Rahmidha Dwijayanti 101914353012

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN LINGKUNGAN
2020
A. DEFINISI DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus berbahaya karena dapat menyebabkan
penderita meninggal dalam waktu yang sangat singkat. Gejala klinis DBD berupa
demam tinggi yang berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari. Tanda dan gejala
perdarahan yang biasanya didahului dengan terlihatnya tanda khas berupa bintik-
bintik merah (petechia) pada badan penderita bahkan penderita dapat mengalami
syok dan meninggal (Sutanto, 2015).

B. SUMBER DEMAM BERDARAH DENGUE


Sumber dari DBD yaitu virus dengue termasuk genus Flafivirus dan family
Flaviviridae serta memiliki RNA berantai tunggal. Virus dengue terdiri atas 4 serotipe
yaitu virus dengue 1 (DEN-1), virus dengue 2 (DEN- 2), virus dengue 3 (DEN-3), dan
virus dengue 4 (DEN -4), yang diklasifikasikan oleh Albert Sabin pada tahun 1944
(Chakraborty, 2008). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal didaerah endemis
dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe
virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma,
2015).

C. GEJALA DEMAM BERDARAH DENGUE


Tanda dan gejala DBD menurut Zulkoni (2011), yaitu:
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (380C-400C)
2. Manifestasi pendarahan (hidung, gusi, mimisan, kulit lengan)
3. Hepatomegali (pembesaran hati)
4. Syok, tekanan nadi kurang dari 20 mmHg, tekanan sistolik sampai kurang dari
80/menit
5. Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan trombosit dibawah 100.000/mm 3
6. Gejala klinik lain: lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang dan sakit
kepala
D. PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun
secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik
atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak.
Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan:
a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang-
kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, dan tempat air lain
dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat
tersebut.
c. Mengganti air pada vas bungan dan tempat minum burung setidaknya
seminggu sekali.
d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas
terutama berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk,
seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
e. Menutup lubang-lubang pada pohon bambu dengan menggunakan tanah.
f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan
salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari
daun.
2. Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengendalian perkembangan nyamuk dan
jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan.
3. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengendalian serta
pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan atau fogging dengan
menggunakan mal athion danfenthion yang berguna untuk mengurangi
kemungkinan penularan aides aegypti sampai batas tertentu, memberikan bubuk
abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bungan,
kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD
adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut
dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air,
menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang pohon
yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentikjentik nyamuk. Selain itu
juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memesang
kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memesang obat
nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai
dengan kondisi setempat (Depkes, 2004).

E. PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE


Pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut dr. Zaidul Akbar
Bahan:
1. Air kelapa 85%
2. Beras merah 10%
3. Kedelai 5%
Cara membuat:
1. Beras merah yang masih mentah dengan takaran 10%, ditambah air kelapa
85%, dan kedelai 5% lalu diblender
2. Setelah diblender lalu diminum
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Zaidul. https://www.youtube.com/watch?v=ky7Zu-0hXIM


Nurarif dan Kusuma. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
NANDA (North American Nursing Diagnosa Accosiation) NIC NOC. Yogyakarta: Media
Action.
Sutanto, I. (2015). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran (Ke empat ed.). (I. Sutanto, Penyunt.)
Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Zulkoni, A. (2011). Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Teknik
Lingkungan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai