Medis
hellosehat.com/pusat-kesehatan/batuk-penyakit-pernapasan/cara-mengobati-batuk-rejan
Penyakit batuk rejan atau pertusis adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan batuk parah disertai suara napas yang nyaring (mengi). Serangkaian
pemeriksaan diperlukan untuk mendiagnosis penyakit ini dengan tepat. Setelah itu,
barulah dokter dapat mengobati batuk rejan melalui pemberian obat-obatan.
Berikut adalah sejumlah hal yang perlu Anda pahami dalam pengobatan batuk rejan
serta cara mengoptimalkan proses penyembuhan.
Antibiotik seperti erythromycin banyak digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri apa
pun dan bekerja dengan cara mencegah bakteri berkembangbiak. Namun, keberhasilan
pengobatan tetap tergantung pada ketekunan Anda dalam mengonsumsi obat. Jika
dokter meresepkan antibiotik, artinya Anda harus mengonsumsi obat itu hingga habis
untuk menghindari kebalnya bakteri pertusis terhadap jenis antibiotik tersebut.
Mengobati batuk rejan sebaiknya dilakukan sedini, supaya bakteri tidak menjalar ke
bagian tubuh lain dan menular ke orang lain. Ya, penyakit ini menular sehingga Anda
mesti menjaga jarak dengan orang lain. Biasanya, dokter akan menyarankan
penggunaan obat Postexposure Antimicrobial Prophylaxis (PEP) pada orang berisiko tinggi,
supaya tidak ikut tertular.
Perhatikan pula waktu yang tepat untuk memeriksakan diri bila Anda merasa mengalami
gejala batuk rejan. Idealnya, Anda harus memeriksakan diri dalam jangka waktu tiga
minggu sejak terinfeksi. Jika lebih dari itu, bakteri pertusis biasanya sudah menghilang
dan meninggalkan kerusakan pada tubuh.
1/2
Perbanyaklah beristirahat, tingkatkan kualitas tidur Anda, dan cobalah membuat
tubuh Anda lebih rileks.
Cegah penularan penyakit dengan rutin mencuci tangan dan mengenakan masker
saat bersama orang lain.
Jaga kebersihan udara di sekitar Anda dan hindari hal-hal yang dapat memicu
batuk.
Sesuaikan porsi makan Anda untuk mencegah muntah setelah batuk. Bila perlu,
bagi porsi makan Anda ke dalam beberapa porsi yang lebih kecil tapi sering.
Waspadai tanda-tanda dehidrasi. Cegahlah dehidrasi dengan mencukupi
kebutuhan cairan Anda melalui minum air putih, mengonsumsi makanan berkuah,
atau minum jus buah-buahan.
Kabar baiknya, Anda dapat mencegah penularan pertusis melalui imunisasi. Pemberian
vaksin biasanya dilakukan pada saat bayi berusia dua, tiga, dan empat bulan bersamaan
dengan vaksin difteri, tetanus, serta Hepatitis B. Imunisasi lanjutan juga sebaiknya
dilakukan pada saat anak berusia 18 bulan dan 5 tahun.
Cara mengobati batuk rejan tentu berbeda dengan mengobati batuk biasa. Bila terus
berlanjut, penyakit ini pun dapat mengakibatkan kerusakan pada saluran pernapasan.
Karenanya, cermati setiap perubahan yang Anda alami guna deteksi penyakit sejak dini.
Baca Juga:
Sumber
2/2