Anda di halaman 1dari 8

PROSFEKTIF METODE SAMPEL DARAH KERING DALAM BIOANALISIS

Supandi
Fakultas Farmasi dan Sains, Uhamka, Jakarta
supandiuhamka@gmail.com

ABSTRACT

Biosampling of dried blood spot method became lately very interested in bioanalysis, some
of the advantages given in this method compared to conventional venous canulla
(venipuncture); less invasive making it more pleasant for the patient or subject, requires
small volume, requires simple transportation process and storage did not need special
equipment, suod stabilizes analit and reduces risk of infection. The method of dried blood
spot is done by invasive light on the finger or heel prick and then spike on filter paper and
dried at room temperature or under nitrogen flow with controlled humidity and stored in
bag with desiccant packages, than it analyzed using validation bioanalyzing method. Dried
blood spot method can be applied on bioanalysis test for pharmacokinetic, toksikokinetic ,
epidemiologic and Teurapeutic drug monitoring.

Keywords: dried blood spot, bioanalysis, pharmacokinetic, therapeutic drug monitoring

ABSTRAK

Biosampling dengan metode sampel darah kering (dried blood spot) belakangan menjadi
sangat diminati dalam bioanalisis, beberapa keuntungan yang diberikan pada metode ini
dibandingkan metode vena (venipuncture) antara lain; minimum invasif sehingga lebih
menyenangkan bagi pasien atau subjek, volume sampel sedikit, proses transportasi dan
penyimpanan tidak memerlukan peralatan khusus, stabilitas analit baik, dan mengurangi
resiko infeksi. Metode sampel darah kering dilakukan dengan invasif ringan pada ujung
jari atau pada tumit kemudian diusapkan pada kertas filter dan dikeringkan pada suhu
kamar atau dibawah aliran gas nitrogen dengan kelembaban yang terkontrol lalu disimpan
pada kantong bertutup, selanjutnya dianalisis dengan metode bioanalisis yang tervalidasi.
Metode sampel darah kering dapat diaplikasikan pada uji farmakokinetik, toksikokinetik,
epidemiologi, dan pemantauan terapi obat .

Kata kunci: sampel darah kering, bioanalisis, farmakokinetik, Pemantauan terapi obat

PENDAHULUAN merupakan metode biosampling


Matriks biologi yang paling konvensional dengan tehnik yang
sering digunakan dalam menganalisis menyakitkan, selain itu penggunaan
kadar obat adalah darah, serum, plasma, volume sampel yang besar akan sulit
urine dan saliva. Dalam hal memperoleh dilakukan pada pengujian seri
matriks biologi (terutama darah) dari farmakokinetik ataupun toksikokinetik
subjek dapat dilakukan dengan cara yang dilakukan pada hewan kecil (Evans
invasif melalu vena (Venipuncture), ini et al., 2015),

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 224


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Penggunaan metode sampel darah selalu berhasil, (4) konsentrasi analit di
kering dalam bioanalisis memberikan kapiler kemungkinan berbeda dengan di
penyederhanaan proses pengumpulan vena, (5) validasi yang lebih sulit karena
darah dan analisis dibandingkan metode variasi nilai hematokrit dapat
Venipuncture. Metode sampel darah menyebabkan perbedaan homogenitas
kering diperkirakan menjadi pengganti dan sebaran sampel pada spot kertas
yang menjanjikan bahkan bisa melampaui filter, penggunaan kertas yang berbeda
metode bio-matriks (plasma/serum) untuk juga diperlukan validasi parsial
pengujian farmakokinetik dan (Timmerman et al., 2011).
pemantauan terapi obat (Sharma et al., Metode sampel darah kering dapat
2014). Keuntungan metode sampel darah membantu aplikasi pada uji
kering dibanding metode konvensioanal farmakokinetik dan toksikokinetik,
diantaranya; (1) mudah dan minimal monitoring penggunaan obat, skrining
invasif dalam mengumpulkan sampel, penyakit, test penggunaan doping dan
dapat dilakukan tanpa tenaga pengujian metabolisme. Hal ini telah
phelebotomist karena sampel diterapkan pada industri farmasi, rumah
dikumpulkan dari ujung jari atau tumit sakit dan pusat penelitian, terutama untuk
dengan invasif minimal menggunakan sampel dengan volume kecil, daerah
lancet steril (Wenkui et al., 2015), (2) pengambilan sampel sulit atau terpencil,
volume sampel yang digunakan sedikit, penyimpanan, proses dan transportasinya
hal ini mudah diimplementasikan pada (Sharma et al., 2014; Wilhelm et al.,
hewan kecil, anak-anak dan bayi 2014; Evan et al., 2015).
(Wilhelm et al., 2014), (3) analit lebih
stabil dibandingkan penyimpanan pada SAMPEL DARAH KERING
freezer (Wilhelm et al., 2014), (4) biaya Dalam analisis menggunakan
yang lebih rendah dalam proses, karena metode sampel darah kering langkah-
sampel DBS dapat disimpan dalam suhu langkah yang harus diperhatikan adalah
kamar dalam pengiriman dan sebagai berikut:
penyimpanan sehingga tidak memerlukan
dry ice/ice box (Déglon et al., 2012), (5) Pemilihan kertas
memberikan keamanan, dalam keadaan Kertas filter yang digunakan
kering senyawa pathogen menjadi tidak terdiri dari selulosa dan non selulosa yang
aktif sehingga mengurangi resiko infeksi. memiliki ukuran pori dan ketebalan
Hal yang sama dengan proses tertentu. Di pasaran dikenal jenis
pengambilan sampel yang diusapkan Whatman 903, FTA DMPK dan FTA
pada kertas filter akan mengurangi resiko Elute, dimana penggunakan jenis kertas
infeksi HIV/AIDS dan infeksi pathogen disesuaikan dengan analisis yang
lainya (Rizwana et al., 2013) dilakukan. Whatman 903 digunakan
Kendala yang dihadapi dalam untuk pengujian skrining dan subjek bayi,
penerpan metode ini adalah; (1) volume FTA DMPK digunakan untuk pengujian
kecil, menyebabkan analit yang tersedia farmakokinetik dan toksikokinetik
semakin kecil sehingga diperlukan tehnik sedangkan FTA Elute duganakan untuk
analisa yang lebih sensitif, (2) resiko mengumpulkan dan mempurifikasi DNA
kontaminasi, jika orang yang sama yang pada analisis akhir (Clark and Julian,
melakukan pemberian obat dan 2011; Zhang et al., 2012). Food and
pengambilan sampel maka Drug Administration menyetujui tiga
memungkinkan resiko kertas filter jenis kertas filter yang dapat digunakan
terkontaminasi obat, (3) jika dilakukan untuk mengkoleksi spesimen darah,
oleh pasien meski sudah diberikan yaitu; Ahlstrom 226-k062932, whatman
pelatihan, pengambilan sampel tidak

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 225


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
903 dan Perkinelmer 226-21 CFR pada suhu kamar atau di bawah aliran gas
862.1675 (FDA). nitrogen dengan kelembaban dikontrol
(Wenkui and Francis, 2010). Waktu yang
Pengumpulan sampel diperlukan untuk pengeringan akan
Aplikasi pada subjek manusia tergantung pada jenis serta volume
sampel darah diambil dari jari tangan, jari sampel.
kaki atau tumit dengan invasif ringan Kertas filter tidak boleh ditumpuk
menggunakan lancet steril. Sedangkan atau bagian bercak tersentuh
untuk studi farmakokinetik dan permukaannya saat pengeringan, harus
toksikonetik pada hewan coba (tikus dan terhindar dari paparan lingkungan seperti
mencit) darah diambil melalui vena ekor sinar matahari langsung, debu, atau
(Dainty et al., 2012). untuk pengujian serangga terbang karena akan
kualitatif, sampel darah yang diambil dari mengurangi integritas sampel. Proses
jari/tumit langsung di tampung pada pengeringan merupakan langkah penting
kertas filter sedangkan untuk pengujian dalam menjaga kestabilan analit,
secara kuantitatif sampel darah di sehingga optimasi pH, suhu dan
teteskan ke kertas filter secara kuantitatif kelembaban perlu dilakukan untuk
menggunakan pipet/kapiler (Demirev, memperoleh kestabilan analit pada kertas
2013). filter (Liu et al., 2011).
Pada kasus tertentu penambahan
antikoagulan diperlukan untuk Penyimpanan dan pengiriman
memperoleh bercak yang tepat. Heparin Dibandingkan metode
dan EDTA adalah antikoagulan yang konvensional, proses penyimpanan dan
dapat digunakan. EDTA dapat pengiriman dengan metode sampel darah
menyebabkan gangguan pada kering mengalami
Spektroskopi Massa tetapi EDTA lebih penyederhanaan/kemudahan. Metode
baik dari heparin dalam hal pencampuran sampel darah kering tidak membutuhkan
dan kemampuan pengeringan bersama freezer/ice box dan volume yang besar
dengan kalsium. Penggunaan untuk penyimpanan ataupun pengiriman
antikoagulan mempengaruhi hasil sehingga tidak membutuhkan peralatan
pengujian menggunakan quantitative khusus yang membutuhkan biaya yang
Polymerase Chain Reaction (Zanet et al., mahal (EQA, 2005). Faktor kelembaban
2013). merupakan faktor yang secara signifikan
Penetesan berulang pada tempat akan mempengaruhi stabilitas analit dan
yang sama di kertas DBS harus dihindari, akan menyebabkan peluang pertumbuhan
karena akan menyebabkan specimen bakteri, maka kertas DBS dalam
tidak valid dan salah tafsir hasil. penyimpanan dan pengiriman harus
Kerusakan bercak dapat berupa; dijaga pada suhu yang konstan. Untuk
bergumpal, jenuh, berubah warna, perlindungan dari kelembaban
mengandung bintik-bintik. Sampel darah lingkungan, kertas filter disarankan untuk
dengan nilai hematokrit yang berbeda dibungkus dan dikemas dalam tas plastik
memiliki viskositas dan sebaran yang bersegel (plastik polystyrene) yang
berbeda mengakibatkan berbeda ukuran memiliki indikator pengering dan
bercak pada kertas filter (Kesel et al., kelembaban (Rizwana et al., 2013)
2013).
Pemberian baku dalam
Pengeringan Penambahan baku dalam pada
Setelah pengumpulan sampel, metode sampel darah kering adalah
kertas filter umumnya dikeringkan perlakuan yang rumit guna memperoleh
horizontal selama 2-3 jam pada rak kartu hasil analisis yang valid. Ada 2 cara

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 226


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
menambahkan baku dalam; (1) baku yang digunakan harus sudah tervalidasi
dalam ditambahkan sebelum ekstraksi, untuk meyakini kebenaran hasil analisis,
baik secara langsung dalam tabung prosedur validasi yang dilakukan
ekstraksi atau dipelarut ekstraksi. Dalam mengikuti aturan dari Food and Drug
beberapa laporan penelitian metode ini Administration (FDA) ataupun European
tidak menunjukkan effisiensi ekstraksi Medicine Agency (EMA), optimasi yang
dari metode sampel darah kering (Liu et dilakukan meliputi; volume sampel,
al., 2011). (2) Baku dalam ditambahkan homogenitas bercak, hematokrit dan
pada kertas filter sebelum penambahan carry-over (Jager et al., 2014).
sampel darah, penambahan dilakukan Volume sampel berkisar antara
dengan cara disemprotkan pada kertas 15-40 µL yang ditentukan selama
filter di daerah/spot yang akan di berikan validasi, volume sampel yang berbeda
sampel darah. Metode ini memberikan harus diuji minimal pada dua tingkat
homogenitas dan memastikan konsentrasi (rendah dan tinggi) dan
reproduktifitas untuk hasil yang lebih dilakukan pengulangan. Volume sampel
baik dan pada metode ini tidak ditemukan yang digunakan pada standar kalibrasi
variabilitas ekstraksi analit dari metode harus sama dengan volume sampel yang
sampel darah kering (Dieter et al., 2013.) digunakan pada aplikasi sampel klinis.
Homogenitas bercak dapat dipengaruhi
Ekstraksi saat penotolan sampel dan penyebarannya
Ketas filter yang telah kering serta lokasi pemotongan diameter kertas
dibuat lingkaran dengan diameter tertentu filter, hal ini akan mempengaruhi
pada bagian bercaknya dengan memotong pengujian kuantitatif sampel darah kering
kertas filter yang dapat dilakukan secara sehingga perlu dilakukan validasi
manual, semi-otomatis, dan otomatis pemotongan diameter kertas filter dari
(Oliveira et al., 2014). Diameter kertas tepi atau dari pusat bercak sampel dengan
DBS sangat tergantung dengan jumlah menyiapkan sampel minimal dua
volume darah sampel yang diberikan konsentrasi (rendah dan tinggi) dan
(Neil Spooner 2013). pengulangan 3 kali, jika masih ada
Ekstraksi analit dilakukan penyimpangan analisis dapat diujikan
menggunakan pelarut yang sesuai, pada jenis kertas filter yang berbeda
pemilihan pelarut harus dioptimalkan (O’mara et al., 2011). Carry-over
sesuai profil kelarutan analit dengan dilakukan untuk melihat adanya
pertimbangan ekstraksi meminimalkan komponen yang terbawa analit pada
dari campur kotoran endogen (Chambers sampel darah setelah penyuntikan sampel
et al., 2013). Efisiensi ekstraksi dari pada konsentrasi tertinggi pada rentang
sampel darah kering dapat ditingkatkan kurva kalibrasi. Carry-over dilakukan
dengan penambahan amonium cair dengan menyuntikan blanko kertas filter
(Borremans 2014). Dalam beberapa uji setelah penyuntikan sampel dengan
perlakuan pengocokan, sonikasi dan konsentrasi tertinggi, sesuai pedoman
penguapan dilakukan untuk pedoman EMA tidak boleh lebih besar
meningkatkan efisiensi hasil ekstraksi. dari 20% dari batas bawah kuantifikasi.
Ekstraksi dengan sampel darah kering Penggunaan darah utuh sebagai sampel
dapat dilakukan dengan ekstraksi cair- yang diambil dari perifer dengan volume
cair atau pun ekstraksi fase padat kecil, menyebabkan analit yang akan
(Edward et al, 2011; Soto et al., 2014). dianalisa sangat kecil dan adanya
hematokrit akan sangat menggangu
METODE ANALISIS analisa secara kuantitatif molekul obat.
Sampel yang telah diekstraksi Hematokrit akan mempengaruhi
siap untuk dianalisis, metode analisis penyebaran darah pada kertas filter

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 227


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
sehingga diperlukan kondisi optimum (AUC), stabilitas, presisi, variabilitas dan
yang valid dalam penerapan metode akurasi data. Bahkan untuk darah utuh
sampel darah kering untuk dapat dengan rasio sel darah merah dengan
menganalisis molekul obat secara plasma yang tinggi akan menyebabkan
kuantitatif (Philip & Neil 2010). Nilai hemolisis darah sehingga menyebabkan
hematokrit akan dipengaruhi antara lain kesalahan yang signifikan dalam
oleh jenis kelamin, umur, status gizi dan perhitungan farmakokinetik-
pasien yang menjalani kemoterapi. Pasien farmakodinamik, penggunaan sampel
kemoterapi akan mengalami anemia darah kering dapat mengatasi
karena terjadi penurunan produksi permasalahan ini (Liang et al., 2011).
platelet sehingga akan memiliki
hematokrit yang rendah berkisar 0,2-0,3, Pemantauan Terapi Obat
hematokrit pada darah kapiler lebih tinggi Dalam pemantauan terapi obat
dari hematokrit pada darah vena sekitar penggunaan sampel darah kering sangat
0,61 dan pada anak-anak nilai hematokrit membantu dalam hal rekrutmen relawan
0,35-0,45 (Kesel et al., 2013). karena metode yang minimal invasif
Beberapa metode yang digunakan dapat dilakukan sendiri oleh relawan
untuk analisis sampel darah kering (setelah mendapatkan pelatihan
adalah; LC-MS/MS (Jager et al., 2014), sederhana). Sampel darah kering sangat
HPLC-MS/MS (Vu et al., 2014), UPLC- cocok untuk pemantauan terapi obat pada
MS/MS (La marca et al., 2012) GC-MS neonates terutama untuk penyakit bawaan
(Ingels et al., 2010), LC-HRMS (Tanna et atau genetik karena dilakukan dengan
al., 2015) UHPLC-MS/MS (Odoardi et minimum infasif. Pemanfaatan sampel
al., 2014). darah kering sangat dirasakan untuk
pengujian pada sampel di daerah
PENGGUNAAN METODE SAMPEL terpencil, dimana transportasi dan
DARAH KERING fasilitas penyimpanan seperti frezer sulit
diperoleh maka biosampel dengan sampel
Studi toksikokinetik atau pra klinis darah kering akan memberikan efisiensi
farmakokinetik dan keuntungan dibandingkan
Pada pengujian pra klinis biosampling melalui vena, sampel darah
farmakokinetik pada hewan coba kering dapat mengurangi anggaran uji
memerlukan volume darah 1-2 mL per klinis secara keseluruhan hingga 50%
sampel pada beberapa titik sehingga sulit (Wilhelm et al., 2014)
dilakukan seri percobaan menggunakan
hewan yang sama, metode sampel darah PENUTUP
kering dengan jumlah yang kecil Metode sampel darah kering
memungkinkan pengambilan seri sampel merupakan biosampling dengan teknik
dapat dilakukan pada hewan yang sama yang paling etis dan ekonomis untuk
sehingga mengurangi variasi dari subjek. koleksi sampel darah, pengiriman, dan
Penggunaan metode sampel darah kering penyimpanan. Dalam diagnosis penyakit
telah membantu pengurangan jumlah dan monitoring penggunaan obat tehnik
subjek hewan sampai 60% dan tentunya ini memberikan kenyamanan pada pasien
akan mengurangi biaya penelitian (Dainty sekaligus keuntungan untuk para praktisi
et al., 2012). Penelitian yang dilakukan medis. Pengembangan tehnik sampel
oleh Nikolay et al. (2010) dengan darah kering harus terus ditingkatkan
membandingkan metode sampel kering dalam pemecahan masalah yang ada di
dengan darah utuh (plasma) melaporkan dalam metode sampel darah kering
bahwa hasil dari keduanya serupa dalam seperti, homogenitas spot, pengaruh nilai
kaitannya dengan; area di bawah kurva hematokrit darah dan perolehan kembali

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 228


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
analit. Validasi metode bioanalisis yang 7. Demirev A.F. (2013) Dried blood
memenuhi peraturan baik dari Food and spots: Analysis and applications.
Drug Administration ataupun European Anal.Chem. 85, 779
Medicine Agen diperlukan mendapatkan 8. Dieter Z., Stephan H., Beatrice B.,
hasil analisis yang akuran sehingga Stephan S., Christoph F., & Matthias
aplikasi pada pengujian bioanalisis dapat L. (2013) Internal standard
dipercaya. application to dried blood spots by
spraying: investigation of the internal
DAFTAR PUSTAKA standard distribution. Bioanalysis,
1. Borremans B. (2014) Ammonium 5(6), pp. 711–719
improves elution of fixed dried blood 9. Edwards R.L., Andrew J.C., Mark B.,
spots without affecting Paul G., Josephine B., & Helen J.C.
immunofluorescence assay quality. (2011) Hemoglobin Variant Analysis
Trop. Med. Int. Health. DOI: via Direct Surface Sampling of Dried
10.1111/tmi.12259 Blood Spots Coupled with High -
2. Chambers A.G., Andrew J.P., Resolution Mass Spectrometry. Anal.
Juncong Y., Alexander G.C., & Chem., 83, pp. 2265–2270
Christoph H.B. (2013) Multiplexed 10. EMA (2011) Guideline on
Quantitation of Endogenous Proteins bioanalytical method validation
in Dried Blood Spots by Multiple European Medicine Agency London:
Reaction Monitoring - Mass pp. 4-10
Spectrometry. The American Society 11. Enaksha R.W., Basira G.A., Naijia
for Biochemistry and Molecular H.H., John W.R., Jennifer L.H.,
Biology, 12 (3), pp. 781–791 Kenneth J.R., Everett J.P., & Ajai
3. Clark T.G & Julian J.H. (2011) K.C. (2011) Dried blood spot
Utilization of DBS within drug sampling: coupling bioanalytical
discovery: a simple 2D-LC–MS/MS feasibility, blood–plasma partitioning
system to minimize blood- and paper- and transferability to in vivo
based matrix effects from FTA preclinical studies. Bioanalysis,
elute™ DBS. Bioanalysis, 3(11), pp. 3(14), pp. 1635–1646
1253–1270 12. EQA (2005) Blood Collection and
4. Clavel M.S., & Petra H. (2015) Handling Dried Blood Spot (Modul
Analysis of metformin, sitagliptin and 14). Available at:
creatinine in human dried blood http://www.who.int/diagnostics_labor
spots. Journal of Chromatography B, atory/documents/guidance/pm_modul
997, pp. 218–228 e14.pdf [10 September 2015].
5. Dainty T.C., Richmond E.S., Davies 13. Evans C., Mark A., Peter B., Jeffrey
I. & Blackwell M.P. (2012) Dried D., Christopher A.J., Wenkui L.,
blood spot bioanalysis: an evaluation Steve L., Luca M., Timothy O., Philip
of techniques and opportunities T., Xiaomin W., Enaksha W., John
toxicokinetic studies. Int J Toxicol. W., Eric W., & Patricia Z. (2015)
31(1), pp 4-13 Implementing Dried Blood Spot
6. Déglon J., Aurélien T., Patrice M., & Sampling for Clinical
Christian S. (2012) Direct analysis of Pharmacokinetic Determinations:
dried blood spots coupled with mass Considerations from the IQ
spectrometry: concepts and Consortium Microsampling Working
biomedical applications. Anal. Group. The AAPS Journal, Vol. 17,
Bioanal. Chem., 402, pp. 2485–2498 No. 2, pp. 292-300
14. FDA (2001) Guidance for Industry
Bioanalytical Method Validation.

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 229


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Food and Drug Administration spots and robotic sample preparation
United States of America: for liquid chromatography/tandem
Department of Health and Human mass spectrometry assays. Rapid
Services. Commun. Mass Spectrom, 25, pp.
15. FDA. 510(K) SUMMARY. Available 1250–1256
at: 23. Liu G., Ji Q.C., Jemal M., Tymiak
http://www.accessdata.fda.gov/cdrh_ A.A. & Arnold M.E. (2011)
docs/pdf12/k121864.pdf [8 oktober Approach to evaluating dried blood
2015] spot sample stability during drying
16. Ingels A., Lambert W.E. & Stove process and discovery of a treated
C.P. (2010) Determination of gamma- card to maintain analyte stability by
hydroxybutyric acid in dried blood rapid on-card pH modification. Anal.
spots using a simple GC–MS method Chem. 83, 9033.
with direct ‘on spot’ derivatization. 24. Maria C.H., Emile H.M., and Jan
Anal. Bioanal. Chem. 398(5), pp. A.O., 2015. Hematocrit-independent
2173–2182 recovery of immunosuppressants from
17. Jager N.G.L., Hilde R., Jan H.M.S., DBS using heated flow-through
& Jos H.B. (2014) Determination of desorption. Bioanalysis, 7(16), pp.
tamoxifen and endoxifen in dried 2019–2029
blood spots using LC–MS/MS and 25. Martin N.J. & Helen J.C. (2014)
the effect of coated DBS cards on Challenges and opportunities in mass
recovery and matrix effects. spectrometric analysis of proteins
Bioanalysis, 6(22), pp. 2999–3009 from dried bloodspots. Expert Rev.
18. Jager N.G.L., Hilde R., Jan H.M.S., Proteomics, 11(6), pp. 685–695
& Jos H.B. (2014) Procedures and 26. Neil Spooner (2013). A dried blood
practices for the validation of spot update: still an important
bioanalytical methods using dried bioanalytical technique. Bioanalysis,
blood spots: a review. Bioanalysis. 5(8), pp. 879–883
6(18), pp. 2481–2514 27. Nikolay Y., osée M., Sylvain L., Jean
19. Kesel P.M.M., Nele S., Sara C., Willy N.M., Annik B., Milton F., Marianne
E.L., & Christophe P.S. (2013) R., Pascal G., Marc L., Robert B.M.
Hemato-critical issues in quantitative & Fabio G. (2010) Determination of
analysis of dried blood spots: naproxen using DBS: evaluation &
challenges and solutions. pharmacokinetic comparison of
Bioanalysis, 5(16), pp. 2023–2041 human plasma versus human blood
20. La Marca G, Giocaliere E. & DBS. Bioanalysis, 2(8), pp. 1501–
Villanelli F. (2012) Development of 1513
an UPLC–MS/MS method for the 28. Odoardi S., Luca A. & Sabina S.R.
determination of antibiotic ertapenem (2014). Simplifying sample
on dried blood spots. J. Pharm. pretreatment: Application of dried
Biomed. Anal. 61, pp. 108–113 blood spot (DBS) method to blood
21. Liang X., Yang L., Berezhkovskiy L, samples, including postmortem, for
Liederer B., Nguyen T, Jia Y., UHPLC–MS/MS analysis of drugs of
Schweiger W.,Dean B. & Deng Y. abuse. Forensic Science International,
(2011) Evaluation of dried blood spot 243, pp. 61–67
sampling following cassette dosing in 29. Oliveira R.V., Jack H. & Enaksha W.
drug discovery. Bioanalysis, 3, 2291. (2014) Fully-Automated Approach
22. Liu G., Heidi M.S., & Qin C.J. (2011) for Online Dried Blood Spot
Internal standard tracked dilution to Extractionand Bioanalysis by Two-
overcome challenges in dried blood Dimensional-Liquid

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 230


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
ChromatographyCoupled with High- 37. Timmerman P., White S., Globig S.,
Resolution Quadrupole Time-of- Ludtke S., Brunet L. & Smeraglia J.
Flight Mass Spectrometry. Anal. (2011) EBF recommendation on the
Chem. 86, pp. 1246−1253 validation of bioanalytical methods
30. O’Mara M., Hudson B.C., Olson K., for dried blood spots.
Yueh Y., Dunn J. & Spooner N. Bioanalysis.;3:1567–75.
(2011) The effect of hematocrit and 38. Vu D.H., Koster R.A., Bolhuis M.S.,
punch location on assay bias during Greijdanus B., Altena R.V., Nguyen
quantitative bioanalysis of dried D.H, Brouwers J.R.B.J., Uges D.R.A.
blood spot samples. Bioanalysis, & CAlffenaar J.W. (2014)
3(20), pp. 2335–2347 Simultaneous determination of
31. Philip D. & Neil S. (2010) The effect rifampicin, clarithromycin and their
of hematocrit on assay bias when metabolites in dried blood spots using
using DBS samples for the LC–MS/MS.Talanta, 121, pp. 9–17
quantitative bioanalysis of drugs. 39. Wenkui Li and Francis L.S.T., 2010.
Bioanalysis, 2(8), pp. 1385–1395 Dried blood spot sampling in
32. Rizwana Q., Raka J. & Atul A. combination with LC-MS/MS for
(2013) The use of dried blood spot quantitative analysis of small
samples in screening drugs of abuse. molecules. Biomed. Chromatogr., 24,
Pharmacology & Pharmacy. 4, pp. pp. 49–65
152-159 40. Wenkui Li., John D., Paul M., Jimmy
33. Rowland M. & Gary T.E. (2010) Use F. & Francis L.S.T. (2015) LC–
of Dried Blood Spots in Drug MS/MS bioanalysis of loratadine
Development: Pharmacokinetic (Claritin in dried blood spot (DBS)
Considerations. The AAPS Journal, samples collected by subjects in a
Vol. 12, No. 3, pp. 290-293 clinical research study. Journal of
34. Sharma A., Swati J., Mahendra S. & Chromatography B, 983–984, pp.
Jawahar L. (2014) Dried blood spots: 117–124
Concepts, present status, and future 41. Wilhelm A.J., Jeroen C.G., Burger D.
perspectives in bioanalysis. Drug & Eleonora L.S. (2014) Therapeutic
Test. Analysis. DOI 10.1002/dta.1646 Drug Monitoring by Dried Blood
35. Soto M., Roger P., Valerie A., Spot: Progress to Date and Future
Mylowagner, Ronya P., Manuel P., Directions. Clin. Pharmacokinet, 53,
James M., Christopher A.J., Kevin pp. 961–973
L.S. & Marc W.R. (2014) Evaluation 42. Zanet D.L., Saberi L., Oliveira L.,
of matrix microsampling methods for Sattha B., Gadawski I. & Cote. H.C.
therapeutic drug candidate (2013) Blood and dried blood spot
quantification in discovery-stage telomere length measurement by
rodent pharmacokinetic studies. qPCR: Assay considerations. PLoS
Bioanalysis, 6(16), pp. 2135–2146 One, 8, e57787.
36. Tanna S., Dennis B. & Graham L. 43. Zhang Z., Wei X., Nicholas E.M.,
(2015) LC-HRMS Analysis of Dried Graham R.C. & Zheng O. (2012)
Blood Spot Samples for Assessing Silica Coated Paper Substrate for
Adherence to Cardiovascular Paper-Spray Analysis of Therapeutic
Medications. J. Bioanal. Biomed. Drugs in Dried Blood Spots. Anal.
Volume 7(1), pp. 001-068 Chem. 84, pp. 931−938

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 231


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Pemeriksaan Kultur
    Sop Pemeriksaan Kultur
    Dokumen2 halaman
    Sop Pemeriksaan Kultur
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Kelas 1 A
    Kelas 1 A
    Dokumen4 halaman
    Kelas 1 A
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Liver 2
    Liver 2
    Dokumen25 halaman
    Liver 2
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Surat Intern
    Surat Intern
    Dokumen1 halaman
    Surat Intern
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah KKP TKBM
    Isi Makalah KKP TKBM
    Dokumen25 halaman
    Isi Makalah KKP TKBM
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Gi Mul
    Gi Mul
    Dokumen12 halaman
    Gi Mul
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Gi Mul
    Gi Mul
    Dokumen12 halaman
    Gi Mul
    Jeffry Nugraha
    Belum ada peringkat