Anda di halaman 1dari 21

N PENGARAN T JUDUL REFERENSI ABSTRAK

O G A
H
U
N
1 Dedi 2 PERTUMBUHAN Anggraeni, I. B. Dendang Tegakan provenan
Setiadi, 0 SENGON SOLOMON dan N.E. Lelana, sengon Solomon
Liliana 1 DAN RESPONNYA 2010. Pengendalian (Falcataria moluccana
Baskorowati 4 TERHADAP Penyakit Karat (Miq.) Barneby & J.W.
, dan Mudji PENYAKIT KARAT Tumor (Uromycladium Grimes)
Susanto TUMOR DI tepperianum) telah dibangun di
BONDOWOSO, JAWA Pada Sengon (Falcataria Bondowoso, Jawa Timur
TIMUR mollucana) pada tahun 2011;
Di Panjalu, Ciamis, Jawa dengan menggunakan
Barat. Jurnal benih
Penelitian Hutan yang berasal dari
Tanaman Vol. 7 No. Solomon sebanyak 25
5. (273-278). famili. Tegakan provenan
Baskorowati, L., dirancang menggunakan
Susanto, M. and M. rancangan baris kolom
Charomaini. (blok tidak lengkap)
2012. Genetic Variability dengan 8 blok, 4 pohon
in Resistance per plot (tree plot) dan
of Falcataria moluccana jarak tanam 3 m x 2 m.
(Miq.) Karakter yang diamati
Barneby&J.W. Grimes to adalah persen hidup,
Gall Rust tinggi, diameter dan
Disease. Journal of serangan penyakit karat
Forestry Research tumor; pengamatan
Vol.9 No. 1. (1-9). dilakukan setiap 6 bulan
Finkeldey R. 2005. sekali, mulai dari umur
Pengantar Genetika 6 sampai 18 bulan. Hasil
Hutan pengamatan
Tropis. Djamhuri E, menunjukkan bahwa
Siregar IZ, Siregar rerata persen hidup
UJ Kertadikara AW, berkisar antara
penerjemah. Bogor: 75% hingga 90%, pada
Fakultas Kehutanan. umur 6 bulan (84,83%),
Institut Pertanian 12 bulan (83,26%) dan
Bogor. Terjemahan dari: 18 bulan (81,05%).
An Introduction Rerata tinggi dan
to Tropical Forest diameter umur 6 bulan
Genetics. (2,42 m, 2,97 cm), 12
Gusdwiyanti, F. 2009. bulan (4,74 m, 5,56 cm),
Keragaman sengon dan
Solomon 18 bulan (7,35 m, 7,39
(Paraserianthes cm). Analisis varian
falcataria L. tinggi, diameter,
Nielsen) Pada Uji intensitas dan luas
Keturunan di Hutan serangan
Percobaan Cirangsad, penyakit menunjukkan
Bogor, Jawa perbedaan yang tidak
Barat (Skripsi). nyata antara famili.
Departemen Secara umum, semua
Manajemen famili
Hutan, Fakultas sengon Solomon
Kehutanan, Institut terserang penyakit karat
Pertanian Bogor (tidak tumor. Namun demikian
diterbitkan). famili nomer 2; 8; dan 23
Gunawan, Rohandi A., menunjukkan intensitas
Pieter, L.A., 2013. dan luas serangan
Laporan hasil penelitian penyakit yang paling
populasi kecil, dibandingkan
pemuliaan Sengon. Balai dengan
Teknologi famili lainnya. Dengan
Agroforestri Ciamis, demikian famili-famili
Jawa Barat. Tidak tersebut perlu mendapat
dipublikasikan. perhatian secarakhusus
Hadiyan, Y. 2010. dan menjadi
Evaluasi Pertumbuhan pertimbangan untuk
Awal pengembangan lebih
Kebun Benih Semai Uji lanjut.
Keturunan
Sengon (Falcataria
moluccana) Umur 4
Bulan Di Cikampek, Jawa
Barat. Jurnal
Pemuliaan Tanaman
Hutan Vol 4 No 2.
Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman
Hutan.
Hidayat, J., D. Iriantono,.
P. Oshsner 2002.
Informasi Singkat Benih.
Forest Seed
Project. Bandung.
Indonesia.
Hakim, L. 2008. Variasi
Pertumbuhan Empat
Provenan Ulin
(Eusideroxylon zwageri
T.et B.) Kalimantan.
Junal Penelitian
Hutan Tanaman . Vo.5
No. 2. (91-97).
Hardiyanto, E.B. 2000.
Kuantitatif Genetik.
Lecture notes on
Training Course in
Basic Forest Genetic.
Indonesia Forest
Seed Project and Faculty
of Forestry
Gajah Mada University.
Wanagama-
Wonogiri, 12-17 June
2000.
Hardiyanto, E.B. 2010.
Faktor yang
Berpengaruh
pada Produktivitas dan
Kualitas Kayu
Sengon. Makalah
disampaikan pada
Pelatihan Penyakit Karat
Tumor pada
Sengon dan
Pengelolaannya, 3-5
Agustus 2010, Fakultas
Kehutanan
UGM, Yogyakarta.
Ismail, B dan Hadiyan, Y.
2008. Evaluasi AwalUji
Keturunan Sengon
(Falcataria
moluccana) Umur 8
Bulan Di Kabupaten
Kediri, Jawa Timur.
Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman. Vo.2
No. 3. (287-293).
Krisnawati, H., E.Varis.,
M. Kallio dan M.
Kanninen. 2011.
Paraserianthes
falcataria (L.) Nielsen:
Ekologi,
Silvikultur dan
Produktivitas. CIFOR.
Bogor.
Mukmin, A. 2004. Uji
Keturunan Saudara
(Paraserianthes
Falcataria L. Nielsen)
Di Taman Hutan Blok
Cikabayan
(Skripsi). Departemen
Manajemen
Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor (tidak
diterbitkan)
Ngatiman dan I.
Anggraeni, 2006.
Penyakit
Bercak Daun Pada
Tanaman Eukalyptus.
Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman. Vol. 3
No. 3. (183-191).
Rimbawanto, A. 2008.
Pemuliaan Tanaman
dan Ketahanan Penyakit
pada
Sengon.Makalah
Wo r k s h o p
Penanggulangan
Serangan Karat
Puru pada Tanaman
Sengon. Balai
Besar Penelitian
Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman
Hutan. (1-5).
Rimbawanto, A. dan
AYPBC Widyatmoko.
2006.
Keragaman Genetik
Empat Populasi
Intsia bijuga
Berdasarkan Penanda
RAPD dan Implikasinya
bagi Program
Konservasi Genetik.
Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman . Vol.3
No. 3. (149-154).
Rahayu, S., Nor Aini,
A.S., Lee, S., and G.
Saleh., 2009. Responses
of Falcataria
mollucana seedlings of
different
seed sources to
inoculation with
Uromycladium
tepperianum. Silvae
Genetica. Vol.58 (62-
68).
Rahayu, S. 2008.
Penyakit karat tumor
pada
sengon. Makalah
Workshop Serangan
Karat Tumor pada
Sengon. Balai Besar
Penelitian Bioteknologi
dan Pemuliaan
Tanaman Hutan
Yogyakarta. 19
Nopember 2008 (1-6).
Rahayu, S., Hani’in, O.,
A. Sulthoni. 1998.
Evaluasi Awal
Ketahanan Pertamanan
Uji Provenans
Eucalyptus urophylla
Terhadap Penyakit
Bercak Daun Di
Tapak Sebulu,
Samarinda. Bulletin
Kehutanan No.34/1998.
(1-10).
Riyanto, H.D. dan B.P.
Pamungkas. 2010.
Model
Pertumbuhan Tegakan
Hutan Tanaman
Sengon Untuk
Pengelolaan Hutan.
Teknologi Hutan
Tanaman. Vol. 3 No.
3.(113-120).
Riyanto, H.D. dan E.
Kusnandar. 1994. Kurva
pertumbuhan dan laju
pertumbuhan
diameter sengon.
Informasi Teknis Hasil
Pengembangan
Teknologi Reboisasi
No. 6, 1994. Balai
Teknologi Reboisasi
Palembang.
Suharti, M. 1990.
Penyakit bercak daun
Eucalyptus deglupta di
BKPH
Cimanggu, Bandung
Selatan. Buletin
Penelitian Hutan
Indonesia 525: (7-16).
Setiadi, D. M, Susanto
dan L, Baskorowati.
2014. Ketahanan
Serangan Penyakit
Karat Tumor Pada Uji
Keturunan Sengon
(Falcataria moluccana)
di Bondowoso,
Jawa Timur. Jurnal
Pemuliaan Tanaman
Hutan. Yogyakarta
(proses penerbitan)
Setiadi, D., M. Susanto.
2012. Variasi Genetik
Pada Kombinasi Uji
Provenan dan Uji
Keturunan Araucaria
cunninghamii
di Bondowoso, Jawa
Timur. Jurnal
Pemuliaan Tanaman
Hutan. Vol.6 No.
03. (157-166).
Suharyanto,
Rimbawanto A, Isoda K.
2002.
Genetic Diversity and
Relationship
Analysis on
Paraserianthes falcataria
Revealed by RAPD
Marker. In A.
Rimbawanto and M.
Susanto (eds.).
Proceedings
International Seminar “
Advances in Genetic
Improvement of
Tropical Tree Species “.
Yogyakarta:
Centre for Forest
Biotechnology and
Tree Improvement
Seido, K and AYPBC
Widyatmoko. 1993.
Genetic Variation at
Four Allozyme Loci
I Paraserianthes
falcataria at Wamena
in Irian Jaya. Forest Tree
Improvement
Project Technical
Report. Yogyakarta.
Trubusid. 2008. Trubus
majalah pertanian
Indonesia dari timur
menggapai langit.
http://www.trubus-
online.co.id (25
Maret 2014).
Widhana S, IW. 2011.
Model Dugaan Volume
dan
Riap Tegakan Sengon
(Paraserianthes
falcataria) Di Desa Suter,
Kintamani,
Bali. BPK Mataram.
Agroteksos Vol.21
No.1 (29-38).
Zobel,B.and Talbert J.,
(1984). Applied Tree
Improvement. 505 p.
New York: John
Wiley & Sons, Inc.
2 Dyah
Indartin
2
0
Insiden Recurrent
Aphthous Stomatitis
Burket LW, Martin S,
Glick GM,
Riwayat
Setyowati, 0 dengan Riwayat Ship JA. Burket's Oral keluarga
Leni
Rokhma
8 Keluarga di Klinik
Oral
Medicine:
Diagnosis and
dianggap
Dewi, Ayu Medicine Rumah Treatment. Edisi memainkan
Mashartini Sakit Gigi dan Mulut ke-11. 2008. Penerbit:
Prihanti Fakultas Kedokteran BC Decker peran pada
Gigi Universitas Inc. pasien yang
Jember 2. Scully C. Oral and
Maxillofacial menderita
Medicine The Basis of
Diagnosis
Berulang
and Treatment. Edisi 3. Aphthous
1993.
Penerbit: Churchill
Stomatitis
Livingstone. (RAS).
3. Coleman GC, Nelson
JF. Kehadiran
Principles of Oral RAS dengan
Diagnosis. 1992.
Penerbit: Mosby riwayat
4. Scully C, Gorsky M, keluarga
Lozada-Nur
F. The diagnosis and sangat
management of
recurrent
membantu
aphthous stomatitis: a dalam
consensus
approach.
menentuka
5. Scully C, Porter S. Oral n
mucosal
disease: recurrent
kemungkina
aphthous n faktor
stomatitis. Br J Oral
Maxillofac keturunan
Surg. 2008; 46:198-206 pada pasien
6. Cawson RA, Odell EW.
Oral dengan
Pathology and Oral
Medicine. J
RAS.
Am. Dent. Assoc. 2008; Keturunan
134: 200-
7.
atau
7. Rathee M, Bhoria M, genetik
Boora P.
Recurrent Aphthous adalah
Stomatitis : salah satu
An Over view. The
internet predisposisi
Journal of family faktor RAS
Practice 2014;
13(1). yang masih
8. Slebioda S. Elzbieta S,
Anna K.
belum bisa
Recurrent Aphthous sepenuhnya
Stomatitis:
Genetic aspects of
dijelaskan.
etiology, Tujuan.
Postep. Derm . Alergol.
2013; 2: Tujuan dari
96-102. penelitian
9. Laskaris G. Treatment
of Oral ini adalah
Disease: A Concise Text
book.
untuk
2005. New York: menentuka
Thieme.
10. Oz demir M, Hasan
n
A, Fatma D, kejadian
Emrah T, Burhan E. HLA
– B * 51 in pasien RAS
Patients with Recurrent dengan
Aphthous Stomatis.
Journ riwayat
Compilation Acta Derm. keluarga di
2008.
11. Regezi JA, James J, klinik OM
Richard S,
RSGM FKG
Jordan CK. Oral
Pathology:
UNEJ.
Clinical Pathologic Metode
Correlations.
Ed 6. 2012. Saunders
Pelajaran ini
12. Greenberg LB. digunakan
Burket: Ilmu
Penyakit Mulut, analisis
Diagnosa dan deskriptif
Terapi. 2003. Binarupa
Aksara pada data
13. Rogers RS. Recurrent
Aphthous
yang
Stomatitis : Clinical diperoleh
caracteristics
and associated systemic
dari hasil
disorders. Semin Cutan tes yang
Med
Surg. 1997; 16: 278-83. dilakukan
14. Boras V. Recurrent pada pasien
Aphthous
Ulcerative Disease: di Oral
presention Klinik
and management.
Australian kedokteran.
Dental Journal 2007; 52:
1.
Hasil.
15. Cawson RA, Odell Pasien RAS
EW. Cawson’s
Essentials of Oral
merupakan
Pathology and 28,45% dari
Oral Medicine. Ed. ke-7.
2008. total
Curchill-Livingstone, sembilan
Edinburgh,
pp. 220 - 224. kelompok
16. Farida S, AnnaA, Sri
U.
kasus pada
Hubungan Antara RAS pasien
dan
Kadar Hormon
yang
Reproduksi datang di
Wanita. Bul. Penelit.
Kesehat. Klinik
2009; 2: 79-86. Pengobatan
17. Jauhar MG, Pieter
LS, Aurelia S. Mulut.
Gambaran Stomatitis Kemudian,
Aftosa
Rekuren dan Stres pada 73% pasien
Narapidana di Lembaga
RAS dengan
Pemasyarakatan Klas II B
Bitung.
riwayat
Jour. eGiGi (eG). 2015; orang tua
3(1): 104-
7.
atau
saudara
kandung
menderita
RAS, 18%
disebabkan
oleh faktor
predisposisi
hormonal
dan 9%
karena
predisposisi
lainnya
faktor.
Kesimpulan
Pasien RAS
adalah
kasus yang
paling
umum dari
sembilan
kelompok
kasus. RAS
dengan
riwayat
keluarga
adalah
persentase
terbesar
dari pasien
yang
datang ke
klinik OM
RSGM UNEJ
3 MUFLIH 2 KASUS KELAINAN Adin DB, McCloy K. Penyakit jantung
MUHAMMA 0 JANTUNG KUCING 2005. Physiologic valve merupakan penyebab
D RASYID 1 SECARA regurgitation in normal utama kematian
3 ULTRASONOGRAFI DI cats. J Vet mendadak pada
- RUMAH SAKIT DAN Cardiol. 7:9-13 kucing. Jenis penyakit ini
2 KLINIK HEWAN Abbott JA. 2010. Feline dapat didiagnosis
0 hypertrophic menggunakan metode
1 cardiomyopathy: an ultrasonografi
7 update. Vet Clin Small (USG) yang dapat
Anim. 40:685–700 memberikan gambaran
Alfen NKV. 2014. struktur anatomi jantung
Encyclopedia of secara langsung
Agriculture and Food dan non invasive.
Systems. London (UK): Penelitian ini bertujuan
Academic press mempelajari kasus
Argulian E, Borer JS, penyakit jantung
Messerli FH. 2016. kucing yang didiagnosis
Misconceptions and menggunakan USG di
facts about mitral Rumah Sakit Hewan
regurgitation. AM J Pendidikan
Med. 12(9):919-923 Fakultas Kedokteran
Anwar MS, Gibson PH. Hewan Institut Pertanian
2018. Echocardiography. Bogor dan klinik hewan
Medicine. 46(8):464-469 My Vets
Biasato I Francescone L, Kemang. Sebanyak 31
La Rosa G, Tursi M. kucing pada Rumah Sakit
2015. dan klinik hewan tahun
Anatomopathological 2013–
staging 2017 diindikasi memiliki
of feline hypertrophic penyakit jantung. Kasus
cardiomyopathy penyakit jantung dibagi
through quantitative menjadi
evaluation dua kategori yaitu
based on morphometric kongenital dan dapatan,
and histopathological masing-masing kategori
data. Res Vet Sci. membahas
102:36–141 predisposisi umur, jenis
Barry J, Philip R, Fox. kelamin, dan ras
2015. Hypertrophic terhadap penyakit
cardiomyopathy in man jantung. Adapun data
and cats. yang didapatkan pada
J Vet Cardiol. 17:6-9 rekam medis pasien
Chetboul V, Petit A, berupa sinyalemen
Gouni V, Trehiou-Sechi pasien, hasil
E, Misbach C, Balouka D, pemeriksaan USG B-
Sampedrano CC, mode, M-mode, dan
Pouchelon JL, Tissier R, color flow dopler,
Abitbol M. 2012. sonogram, serta
Prospective diagnosis dari rekam
echocardiographic and medis. Terdapat 6.5 %
tissue Doppler screening kasus penyakit jantung
of a large Sphynx cat kongenital dan
population: Reference 93.5 % kasus penyakit
ranges, heart disease jantung dapatan.
prevalence and genetic Penyakit jantung
aspects. kongenital yang
J Vet Cardiol. 14(4): 497- ditemukan berupa
509 penyumbatan aorta (3.2
Copel JA, D'Alton ME, %) dan ventricular septal
Feltovich H, Gratacós E, defect (3.2 %).
Krakow D, Odibo AO, Penyakit dapatan yang
Platt LD, ditemukan pada
Tutschek B. 2018. penelitian ini adalah
Obstetric Imaging: Fetal hipertrofi
Diagnosis and Care kardiomiopati (83.9 %),
(Second endokardiosis (25.8 %),
Edition). Philadelphia mitral regurgitation (3.23
(AS). Elsevier %),
Deuschl F, Schafer U. tricuspidal regurgitation
2018. Tricuspid Valve (6.5 %), dan perikarditis
Regurgitation: A (3.23 %). Penyakit
Challenge for jantung
Interventronal terjadi pada kucing
Treatment. JACC- berumur dewasa (54.8
Cardiovasc Inte. %), jenis kelamin jantan
11(12):1129-1130 (54.8 %), dan
Ettinger SJ, Feldman EC. ras Persian (45.1 %).
2010. Textbook of Hasil dari penelitian ini
veterinary internal menyatakan bahwa
medicine ed 7. St penyakit dapatan
Louis (MO): Elsevier pada jantung memiliki
Ferasin L, Strurgess CP, proporsi yang lebih tinggi
Cannon MJ, Caney SMA, dibanding kongenital
Gruffydd-jones TJ, pada kucing.
Wotton PR. Penyakit jantung yang
2003. Feline idiopathic paling sering terjadi pada
cardiomyopathy: a kucing adalah hipertrofi
retrospective study of kardiomiopati. Kucing
106 cats yang berumur tua, jenis
(1994-2001). J. Feline kelamin jantan, dengan
Med. Surg. 5: 151–159 ras Persian
Fox PR, Rush JE, lebih rentan terhadap
Reynolds CA. 2011. penyakit jantung.
Multicenter evaluation Kata kunci: Kucing,
of plasma N-terminal jantung, penyakit,
probrain natriuretic ultrasonografi
peptide (NT-pro BNP) as
a biochemical screening
test
for asymptomatic
(occult) cardiomyopathy
in cats. J Vet Intern
Med. 25:
1010-1016
Fortney WD. 2012.
Implementing a
successful
senior/geriartic health
care program
for veterinarians,
veterinary technicians,
and office manager. Vet
Clin
Small Anim. 42:823-834
Fuentes VL, Lois JW.
2017. Asymptomatic
Hypertrophic
Cardiomyopathy:
Diagnosis and Therapy.
Vet Clin North Am Small
Anim Pract. 47(5):1041-
1054Gordon SG, Coˆte'
E. 2015.
Pharmacotherapy of
feline cardiomyopathy:
chronic
management of heart
failure. J Vet Cardiol.
17:159- 172
Haggstrom J, Virginia L
F, Gerhard W. 2015.
Screening for
hypertrophic
cardiomyopathy in cats.
J Vet Cardiol. 17:134-
149
Kittleson MR, Meurs
KM, Harris SP. 2015. The
genetic basic of
hypertropic
cardiomyopathy in cat
and humans. J Vet
Cardiol. 17:53-73
Khandaker MH,
Espinosa RE, Nishimura
RA, Sinak LJ, Hayes SN,
Melduni RM,
Oh JK. 2010. Pericardial
Disease: Diagnosis and
Management. Mayo Clin
Proc. 85(6): 572-593
Khalphallah A, Elmeligy
E, Elsayed HK, Abdellah
BEA, Salman D, Al-lethie
AA,
Bayoumi SA. 2017.
Ultrasonography as a
diagnostic tool in
Egyptian
buffaloes (Bubalus
bubalis) with traumatic
pericarditis. Int j vet sci
res.
5(2):159-167
Linnaeus C. 1758.
Systema naturae per
regna tria naturae:
secundum classes,
ordines, genera,
species, cum
characteribus,
differentiis, synonymis,
locis.
edisi ke-12th. Holmiae
(Laurentii Salvii).Swedia
Meadows G, Flint E.
2006. Buku Pegangan
bagi Pemilik Kucing.
Batam (ID).
Karisma Publishing
Group
Mattoon JS, Nyland TG.
2015. Smal animal
diagnostic ultrasound.
London (UK) :
Elsevier
Michail M, Brown AJ.
2018. Physiology of the
normal heart. Medicine.
46(8):
427-430
Noviana D, Kurniawan
LKL. 2013. Heart Size
Evaluation of Indonesian
Domestic
House Cat by Motion
Mode Echocardiography
Imaging. HAYATI J
Biosci.
20(1):40-46
Noviana D, Alimbar SH,
Ulum MF, Siswandi R,
Widyananta BJ, Gunanti,
Soehartono RH,
Soesatyoratih RR,
Zaenab S. 2018.
Diagnosis
Ultrasonografi pada
hewan kecil Ed 2. Bogor
(ID): IPB Press
Pipers FS, Reef V,
Hamlin RL. 1979.
Echocardiography in the
domestic cat. Am J
Vet Res. 40(6):882-886
Petric AD, Mark R,
William. 2012. Two-
dimensionally-guided
M-mode and
pulsed wave Doppler
echocardiographic
evaluation of the
ventricles of
apparently healthy cats.
J Vet Cardiol:14, 423-
430
Payne JR, Brodbelt DC,
Luis Fuentes V.
2015.Cardiomyopathy
prevalence in 780
apparently healthy cats
in rehoming centres (the
CatScan study). J Vet
Cardiol. 17(1):244-257
Penninck D, d'Anjou MA.
2015. Atlas of small
animal ultrasonography
second
edition. Lowa (USA):
Blackwell publishing
Riesen SC, Kovacevic A,
Lombard CW, Amberger
C. 2007. Prevalence of
heart
disease in symtomatic
cats: an overview from
1998 to 2005. Schweiz
Arch
Tierheilkd. 149(2):65-71
Stout KK, Otto CM.
2006. Aortic valve
disease. Medicine.
34(6): 230-234
Smith S, Dukes-McEwan
J. 2012. Clinical signs
and left atrial size in cats
with
cardiovascular disease
in general practice. J
Small Anim Pract. 53:
27–33
Santilli RA, Bussadori C,
Borgarelli M. 2012.
Manuale di Cardiologia
del Cane e
del Gatto, Prima
edizione. Milano(IT):
Elsevier Masso
4 Murinto, 2 DETEKSI JENIS Achmad, Balza, Kartika Deteksi tipe warna kulit
Eko 0 WARNA KULIT Firdausy, 2005, “ Teknik manusia merupakan
Aribowo, 1 WAJAH Pengolahan Citra Digital sarana guna mengetahui
Wahyu 8 UNTUK KLASIFIKASI Menggunakan Delphi “, RAS
Nurhidayati RAS MANUSIA Ardi Publishing, manusia. Hal ini
MENGGUNAKAN Yogyakarta digunakan sebagai dasar
TRANSFORMASI [2] Dulimarta, Hans S., dalam pengidentifikasian
WARNA 1997, “Diktat Kuliah manusia di bidang
Pengolahan Citra”, kriminal dan kesehatan.
Jurusan Teknik Di bidang kriminal
Informatika ITB. digunakan dalam hal
[3] Jain, Ramesh, 1995, mengetahui asal usul
“Machine Vision”, korban tindak kejahatan,
McGraw-Hill di bidang kesehatan
[4] Madcoms, 2003, “ sebagai dasar untuk
Pemrograman Borland mengetahui penyakit
Delphi 7”, Penerbit Andi, genetik maupun
Yogyakarta endemik. Aplikasi
[5] Mengko, Richard, pengolahan citra
1989, “Workshop On berkaitan dengan
Image Processing & pemrosesan citra
Pattern Recognition”, yang berkaitan dengan
PAU Mikroelektronika transformasi warna.
ITB Dalam hal ini, metode
[6] Munir, Renaldi., transformasi sistem
2004, Pengolahan Citra ruang warna sebagai
Digital dengan bagian dari pengolahan
Pendekatan Algoritma, citra membantu dalam
Informatika, Bandung. mendeteksi warna
[7] Nikmah, S.,Murinto, dalam citra dan
Eko Aribowo, 2006, mengolahnya sehingga
Aplikasi Deteksi Tepi memberikan kemudahan
Menggunakan dalam
Operator Prewitt untuk pengidentifikasian.
Klasifikasi Bentuk Wajah Tujuan dari penelitian ini
Manusia, Teknik adalah menerapkan
Informatika metode transformasi
UAD, Yogyakarta. warna YCbCr dalam
[8] Pitas, Ioannis, 1993, mendeteksi tipe warna
“Digital Image kulit manusia dan
Processing Algorithms”, mengklasifikasikan
Prentice-Hall dalam
International. kelompok RAS manusia.
[9] Wahidah, Input pelatihan deteksi
Wahyuning, 2007, tipe warna kulit wajah
Pengenalan wajah 2 diperoleh dari hasil
Dimensi Menggunakan pengolahan
Metode citra dengan metode
Perceptron Lapis Jamak, transformasi warna
Teknik Informatika UAD, YCbCr. Hasil penelitian
Yogyakarta yang diperoleh dalam
[10] penelitian deteksi tipe
Http://students.if.itb.ac. warna kulit wajah
id/~if33996/webS3/335 menggunakan metode
03505/Jurnal/GEMATEK. transformasi warna
pdf menunjukkan hasil yang
[11] memuaskan. Hasilnya
Http://www.betaface.co sudah bisa digunakan
m untuk mengenali
[12] wajah manusia sebab
Http://www.colorimage sudah terlihat jelas dari
processing.comHttp://w nilai simulasi yang
ww.colorimageprocessin dihasilkan.
g.org Kata kunci:Pengolahan
[14] citra, Transformasi
Http://www.facegen.co warna, YcbCr.
m/indexhtm
[15]
Http://www.femina.com
[16]
Http://www.id.wikipedi
a.org,.
5 Asih Pratiwi 2 HIGEIA JOURNAL OF Alfiati,Y., Marwati, T., Pusat Layanan
, Bambang 0 PUBLIC HEALTH Solikhah. 2010. Faktor- Kesehatan (Puslakes)
Budi 1 RESEARCH AND Faktor yang merupakan institusi
Raharjo 7 DEVELOPMENT Mempengaruhi pelaksana teknis layanan
Pemanfaatan Pe- kesehatan
layanan Poli Obsgyn di primer terdepan dalam
RSUD Banjarnegara. mendukung kinerja
KES MAS, 4(3): 144-239 seluruh civitas
Al-Husyeen, Al J. A. academica Unnes,
2010. Factor Affecting kunjungan mahasiswa
Utiliza- ke Puslakes pada tahun
tion of Dental Health 2014 sebanyak 2.062
Services and Satisfac- kunjungan, tahun 2015
tion among Adolescent menjadi 1.529
Females in Riyadh kunjungan,
City. The Saudi Dental dan tahun 2016 hanya
Journal, 10(22): 19-25 1.315 kunjungan.
Golzari, M., Kuo, A. Penelitian ini bertujuan
2013. Healthcare untuk mengetahui faktor
Utilization an yang
Barriers for Youth Post- mempengaruhi
Detention. Interna- pemanfaatan pelayanan
tional Journal kesehatan di Puslakes
Adolescents Medic Unnes. Penelitian ini
Health, 25(1): merupakan
65-67 penelitian observasional,
Mardiyah, U.L., menggunakan rancangan
Hermawati, Y.T., Cross Sectional dengan
Witcahyo, E. pendekatan kuantitatif.
2013. Faktor yang Populasi dan sampel
Berhubungan dengan adalah seluruh
Pem- mahasiswa aktif S1
anfaatan Pelayanan Unnes. Jumlah sampel
Antenatal oleh Ibu 380 responden,
Hamil teknik pengambilan
di Wilayah Kerja sampel adalah Quota
Puskesmas Tempurejo Sampling. Pengambilan
Ka- data dilakukan secara
bupaten Jember Tahun wawancara
2013. E-Jurnal Pustaka menggunakan kuesioner.
Kesehatan, 2(1): 14-25 Data dianalisis
Marnah, H., Ilmi, B. menggunakan uji regresi
2016. Analisis Perilaku logistik berganda. Hasil
Masyarakat dalam uji
Pemanfaatan Pelayanan statistik menunjukkan
Kesehatan Peserta pengetahuan mahasiswa
Program Keluarga Hara- tentang Puslakes
pan (PKH) di Kecamatan (p=0,000), sikap
Paminggir. Jurnal (p=0,006),
Berkala Kesehatan, 1(2): kemudahan informasi
130-138 (p=0,000), persepsi
Muzaham, F. 2014. kebutuhan (p=0,030;),
Memperkenalkan dan kepercayaan
Sosiologi terhadap
Kesehatan. Jakarta: penyakit (p=0,007)
Universitas Indonesia mempengaruhi
Press pemanfaatan Puslakes.
Napirah, Muh. R., Variabel aksesbilitas
Rahman, Abd., Agustina, diketahui tidak
T. berpengaruh terhadap
2016. Faktor-Faktor pemanfaatan Puslakes
yang Berhubungan (p=0,621), sedangkan
dengan Pemanfaatan persepsi jaminan
Pelayanan Kesehatan di kesehatan
Wilayah Kerja mahasiswa diketahui
Puskesmas Tambarana tidak bermakna secara
Keca- signifikan (p=0,215)
matan Poso Pesisir sehingga tidak masuk ke
Utara Kabupaten Poso. dalam
Jurnal Pengembangan model multivariat.
Kota, 4(1): 29-39 Penelitian ini
Ndikom, C. M., Ofi, B. A. menyimpulkan
2012. Awareness, kepercayaan terhadap
Percep- penyakit menjadi faktor
tion and Factor Affecting dominan yang
Utilization of Cervi- mempengaruhi
cal Cancer Screening pemanfaatan Puslakes.
Services Among Wom- Abstract
en in Ibadan, Nigerian a ____________________
Qualitative Study. ____________________
Reproductive Health _
Journal, 9(1): 11-16
Notoatmodjo, S. 2010.
Metodologi Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2014.
Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakar-
ta: Rineka Cipta
Obiechina, E. 2013.
Factors Affecting
Utilization of
University Health
Services in a Tertiary
Insti-
tution in South-West
Nigeria. Nigerian Journal
of Clinical Practice,
16(2): 23-34
Ogundele, T.A., Ishaq, A.
A., Emeka C.E. 2014.
Health Care Services
(Jaja) Among
Undergraduate
Students of University of
Ibadan Oyo State.
American Journal of
Psychology and
Behavioral
Sciences, 1(4): 35-41
Paramita, A., Pranata, S.
2013. Analisis Faktor
Pem-
anfaatan Polindes
Menurut Konsep Model
Perilaku Kesehatan
“Anderson” (Analisis
Lanjut Data RISKESDAS
2007). Buletin
Penellitian Kesehatan,
41(3): 179-194
Puslakes. 2016. Profil
Pusat Layanan
Kesehatan Univer-
sitas Negeri Semarang.
Semarang: Puslakes
Saeed, B., Abdul, A. R.,
Xicang, Z. 2013. Assesing
the Influential Factors
on the Use of
Healthcare: Evidence
from Ghana. Interna-
tional Journal of
Business and Social
Science, 4(1):
37-47
Sondari, A., Raharjo, B.
B. 2017. Tingkat
Kepuasan
Pasien Rawat Jalan
Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN). HIGEIA, 1(1): 15-
21
Tey, Nai-Peng., Siow-Ii,
L. 2013. Correlates of
and
Barriers to the
Utilization of Health
Services
for Delivery in south
Asia and Sub-Saharan
Africa. The Scientific
Word Journal, 1(03): 11-
15
Yaya, S., Ghose, B.,
Michael, E.I. 2017.
Factors As-
sociated with the
utilization of
institutional
delivery services in
Bangladesh. PLoS One
Journal Phone, 12(2):
73-82

Anda mungkin juga menyukai