Anda di halaman 1dari 32

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA

DI BPS FARIDA DESA KEDUNGWUNGU

KECAMATAN TEGALDLIMO

KABUPATEN BANYUWANGI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6

minggu.(Sarwono, 2003)

Payudara adalah perlengkapan organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan

mengeluarkan air susu. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu

(ASI) sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Pada masa hamil terjadi perubahan

pada payudara di mana ukuran-ukuran payudara bertambah besar (Depkes RI. 2005).

Bagi seoarang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi

keberlangsungan perkembangan bayi yang baru di lahirkannya. Payudara memang secara

natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita

atau ibu tidak patut merawat payudara. (Sariyono – Roscha dyah pramitasari, 2009)

Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih

dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa

jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah.

Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan

kondisi psikologis ibu. (Sariyono – Roscha dyah pramitasari, 2009)


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori.

Konsep Dasar Pengetahuan.

Pengertian.

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekadar menjawab

pertanyaan (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting untuk menentukan

tindakan seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian

membuktikan bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

dalam buku Notoatmodjo (2003:128) mengungkapkan bahwa sebelum orang tersebut

menghadapi perilaku baru (berperilaku baru ) dalam arti orang tersebut terjadi proses

berurutan, yakni :

Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

Interest (merasa tertarik) dimana orang mulai tertarik kepada stimulus atau obyek

tersebut.

Evaluation ( menimbang-nimbang baik buruknya tindakan terhadap stimulus atau

obyek tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

Trial dimana orang telah melalui mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.


Adaptation, dimana obyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui proses

seperti itu, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku

itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama,

pada perilaku itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : pendidikan,

budaya, perilaku, usia, dan sumber informasi (Notoatmodjo, 2003:121-122).

Tingkat pengetahuan.

Pengetahuan yang mencakup didalam Domain Kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan,

yaitu:

Tahu (Know).

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di pelajari sebelumnya

atau pengetahuan mengingat kembali terhadap apa yang telah diterima juga bisa

dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau si

ibu tentang apa yang telah di pelajari.

Antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, menyatakan bahwa perawatan

payudara sangat penting.

Memahami (Komprehesion).

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang di ketahuinya seorang atau ibu yang telah paham dengan materi

yang di berikan dia harus menyebutkan contoh,


menjelaskan, mengumpulkan tentang materi yang di pelajari misalnya:

menjelaskan mengapa perawatan payudara itu penting.

Aplikasi (Aplication).

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di

pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya misal: bisa mempraktekkan cara

perawatan payudara.

Analisa (Analisis)

adalah suatu kemampuan untuk materi atau bisa diartikan sebagai kemampuan

si ibu untuk membedakan keadaan payudara normal dan tidak.

Sintesis (Syintesis)

suatu kemampuan untuk menghubungkan atau menyusun informasi baru.

Evaluasi.

Suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi penilaian

berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, misal: ibu dapat

membandingkan antara payudara yang di rawat rutin dengan tidak di rawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Faktor internal

Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir logis.(Nursalam dan Siti

Pariani, 2001).

Pendidikan
Menurut koencoroningrat (1997) bahwa pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

meningkatkan khualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

(Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-

ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya.

(Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Faktor eksternal

Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang suatu

keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh

kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan

rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media,
maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut. (Nursalam

dan Siti Pariani, 2001).

Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok. (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang

memperoleh sesuatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain,

karena hubungan ini seseorang mengalami proses belajar memperoleh sesuatu

pengetahuan. (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara Tradisional atau non ilmiah

Coba dan salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradapan pada waktu itu apabila

seseorang menghadapi masalah, upaya pemecahan dengan cara coba “ saja.

Cara ini kemungkinan bisa memecahkan masalah, apabila tidak berhasil

dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.

Kekuasaan atau Otoriter

Sumber pengetahuan ini berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagai berikut.

Pengetahuan dapat diperoleh berdasarkan otoritas, baik tradisi otoritas

pemerintahan, agama, maupun ahli pengetahuan. Dimana prinsip ini orang


berpendapat dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji

dulu membuktikan kebenarannya berdasarkan fakta empiris atau penalaran

sendiri.

Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan, dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi dimasalalu bila ada kegagalan dengan cara ini maka

akan diulang dengan cara ini dan berusaha mencari cara lain sampai

memecahkan masalah.

Cara modern atau Ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan

ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa

dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi

langsung membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek

yang diamati.

(Notoadmodjo, 2005).

Kriteria pengetahuan

Baik : 76 – 100 %

Cukup : 56 – 75 %

Kurang : 40 – 55 %

Tidak baik : < style="">

(Ari kunto, 2006)

Konsep dasar nifas.


Pengertian nifas.

Nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu

(Sarwono, 1999).

Nifas adalah masa pulih kembali, melalui dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti pra hamil.

Pembagian waktu nifas menjadi 3 periode.

Poerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya

6-8 minggu.

Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu

untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Tujuan perawatan nifas.

Untuk memulihkan kesehatan umum penderita.

Untuk mendapat kesehatan emosi.

Agar masa nifas dapat berjalan lancar dan dapat memelihara bayinya dengan baik,

agar pertumbuhan dan perkembangan bagi normal.

Involusi alat kandungan.

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (Involusi) sehingga akhirnya kembali

seperti sebelum hamil.


Bekas Implantasi uri : placenta belum mengecil karena kontraksi dan menonjol ke

Kavum Uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada

minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.

Luka-luka pada jalan lahir bila tidak di setai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.

Rasa sakit yang disebut after pains ( mules-mules) disebabkan kontraksi rahim

biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan perlu diberikan pengertian pada

ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat di berikan obat-obat

antisakit dan antimules.

Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari Kavum Uteri dan vagina dalam masa

nifas.

Lochia Rubra : hari ke 1-2 hari pasca persalinan.

Lochia Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-

7 pasca persalinan.

Lochia Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14

pasca persalinan.

Lochia Alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

Lochia Purulenta : terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

Serviks.

Setelah persalinan, bentuk Serviks agak menganga seperti corong berwarna merah

kehitaman.

Ligamen – ligamen.

Ligamen, Fasia dan Diafragma Pelnis yang meregang pada waktu persalinan,

setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena

ligamentum rotundum menjadi kendor.

Perawatan Pasca Persalinan.

Mobilitas.

Karena telah sehabis bersalin, ibu harus istirahat/tidur. Tidur terlentang selama 8

jam pasca persalinan, kemudian miring untuk mencegah terjadinya trombosis dan

beraktivitas sesuai kesanggupannya.

Diet.

Makanan harus bermutu bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan

yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Miksi

Hendaknya kencing dapat di lakukan sendiri secepatnya, kadang kencing wanita

mengalami sulit kencing karena Stengfar Uretra

ditekan oleh kepala janin dan iritasi M-Sphincter ani selama persalinan.

Defekasi.

Buang air besar harus di lakukan 3-4 pasca persalinan.

Perawatan Payudara.

Dianjurkan sekali untuk menyusukan bayi.

Laktasi.

Pemeriksaan pasca persalinan.

Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.

Keadaan umum : suhu badan dan selera makan.

Payudara, ASI, puting susu.


Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum.

Sekret yang keluar, misal Lochia, Flour albus.

Keadaan alat-alat kandungan.

Nasehat untuk ibu post natal.

Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan.

Sebaiknya bayi di susui.

Kerjakan Gimnastek sehabis bersalin.

Melakukan KB.

Bawalah bayi untuk memperoleh imunisasi.

Konsep Dasar Perawatan Payudara.

Pengertian perawatan payudara

Perawatan yang dilakukan pada payudara supaya payudara tetap sehat dan tidak tejadi

infeksi.

Tujuan Perawatan Payudara

Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui

pemijatan.

Mencegah bendungan ASI/ pembengkakan payudara.

Melenturkan dan menguatkan puting.

Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasi.

Persiapan psikis ibu menyusui.

Cara Perawatan Payudara.


Sokong payudara kiri

dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan.

Mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah

puting susu.

Gambar 2.1. Teknik menyokong payudara.

Selanjutnya buat gerakan

memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu di

seluruh bagian payudara.

Gambar 2.2. Gerakan memutar satu payudara.

Letakkan kedua telapak

tangan di antara dua payudara, unit dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua

payudara dan lepaskan keduanya perlahan, lakukan gerakan ini kurang lebih 30
kali. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari di

atas dan empat jari lainnya di bawah, peras dengan lembut payudara sambil

meluncurkan kedua tang ke depan ke arah puting susu.

Gambar 2.3. Gerakan memutar kedua payudara.

Posisi tangan pararel. Sangga payudara dengan satu tangan sedangkan tangan lain

mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara ke arah

puting susu. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali, setelah itu letakkan satu tangan

di sebelah atas adan satu lagi dibawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara

bersamaan ke arah puting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini

sampai semua bagian payudara terkena.

Gambar 2.4. Gerakan mengurut payudara.

Manfaat

Manfaat gerakan tersebut yaitu melancarkan refleks pengeluaran ASI, meningkatkan

volume ASI, mencegah bendungan pada payudara.

Faktor yang mendukung perawatan payudara

Menjaga payudara agar tetap kering

Senam payudara
Manfaat senam payudara adalah menjaga otot dada sebagai penyangga, agar tetap

kencang, juga untuk mencegah payudara turun atau kendur sebelum waktunya.

Manfaat aerobik, seperti berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu

mendapatkan postur tubuh yang baik, sekaligus memperbaiki penampilan

payudara. Senam lainnya adalah mendayung, berenang, dan latihan aerobik yang

menggunakan alat – alat pemberat tangan serta beberapa gerakan yoga. Senam

ringan ini tidak menjamin perubahan bentuk dan ukuran payudara. Namun dengan

melakukan senam tersebut otot – otot dada akan menguat dan tampilan payudara

akan lebih padat dan indah.

Langkah – langkah yang dapat di lakukan pada senam payudara yaitu:

Pertemukan telapak tangan didepan belahan payudara anda.

Berdiri dengan tegak dan lakukan gerakan saling menekan.

Tahan selama 5 detik. Rileks dan ulangi gerakan tersebut 10 x.

Lengan bawah saling menggenggam. Cengkeram lengan baeah tangan dengan

telapak tangan kiri, dan lengan bawah kiri dengan telapak tangan kanan,

dengan posisi siku sebatas bahu.

Tarik – tarik kedua arah (kedalam dan keluar), jangan sampai terlepas ulangi

gerakan tersebut 10 x

Pertemukan jari – jari kedua tangan anda di bawah dagu dan tekuk keduanya

dengan posisi saling mengunci, kemudian tariklah. Tahan selama 5 detik

ulangi gerakan ini 10 x.

Memijat payudara
Usap payudara, dimulai dengan payudara kanan, dengan gerakan ke atas,

menggunakan kedua telapak tangan.

Dengan sapuan telapak tangan, bentuk payudara agar menjulang dengan cara

mengusap – usap dari segala arah menuju ketengah (puting susu), kumpulkan

daging payudara kearah tengah, dengan mencubitnya.

Pemilihan dan perawatan bra.

Cara pemilihan bra.

Size atau ukuran.

Kawat.

Cup.

Perawatan bra dapat dilakukan sendiri dan caranya pun juga sederhana.

Rerdam bra dalam air sabun.

Cuci bra dengan sabun cuci air, hindari menggunakan mesin cuci karena dapat

merusak bentuk bra.

Apabila menghendaki mencuci dengan mesin, maka gunakan mesin yang dapat di

set hand wash.

Setelah dicuci langsung dijemur, hindari pengeringan menggunakan mesin

apalagi di peras, biarkan air menetes dari bra dengan sendirinya saat

digantung.

(Saryono – Roischa Dyah Pramitasari,2009)

Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :


faktor internal
umur.
Pendidikan.
Pengalaman.
Pekerjaan.
Faktor eksternal
Informasi.
Lingkungan.
Social budaya.
Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara meliputi :
Pengertian perawatan payudara.
Tujuan dan manfaat perawatan payudara.
Teknik perawatan payudara.
Faktor yang mendukung perawatan payudara.
Tingkat pengetahuan:
Tahu
Memaham.
Aplikasi.
Analisis.
Sintesis.
Evaluasi.

Kriteria pengetahuan :
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Tidak baik : <>
Ket :

: Diteliti

: Tidak diteliti
Sumber : Notoatmodjo (2003) dan Arikunto (2006)
Gambar 2.5 : Kerangka Konseptual Tentang Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Payudara.
Berdasarkan pengetahuan dari kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa

pengetahuan, ibu di pengaruhi oleh faktor yang terdiri dari pengalaman, pendidikan,

informasi dan sosial budaya. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak diteliti. Sedangkan pada

tingkatan pengetahuan yang diteliti pada sebatas tahu saja tentang pengertian perawatan

payudara, tujuan dan manfaat perawatan payudara, teknik perawatan payudara, dan faktor

yang mendukung parawatan payudara.

BAB 3

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Rancang-Bangun Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang di

lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif. (Notoatmodjo, 2005: 138)


Sedangkan rancang-bangun penelitian yang digunakan adalah Diskriptif Kuantitatif.

Variabel.

Adalah obyek penelitian yang bervariasi (Ari Kunto, 2006: 116). Dalam

penelitian ini variabelnya adalah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.

Definisi Operasional.

Adalah definisi yang berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang

didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (ukur) itulah yang merupakan kunci

definisi operasional. (Nursalam, 2003: 105). Definisi operasional ini akan menunjukkan alat

pengambilan data yang cocok di gunakan atau mengacu bagaimana mengukur suatu variabel.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di
BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten
Banyuwangi.
Variabel Definisi operasional Kriteria Skala

Pengetahuan ibu Segala sesuatu yang Baik : 76 – 100 % Ordinal


nifas tentang diketahui tentang Cukup : 56 – 75 %
perawatan perawatan payudara, Kurang : 40 – 55 %
payudara. meliputi : Tidak baik : ≤ 40 %
Pengertian perawatan Arikunto (2006)
payudara.
Manfaat perawatan
payudara.
Teknik perawatan
payudara.
Faktor yang
mendukung
perawatan
payudara.
Populasi.
Adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2006:130). Pada penelitian ini

populasinya adalah seluruh ibu nifas di BPS Farida desa kedungwungu kecamatan

Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi yang besarnya 36 responden.

Sampel.

Adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2006:131). Pada

penelitian ini sampelnya adalah ibu nifas di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan

Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi yang besarnya 36 responden.

Tehnik pengambilannya dengan menggunakan total sampling.

Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan Tegadlimo

Kabupaten Banyuwangi.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dimulai bulan 18 Juli – 6 Agustus 2009.

Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data yang relevan maka peneliti memperoleh dengan cara

peneliti terlebih dahulu meminta surat pengantar dari institusi, setalah mendapat persetujuan

dari bidan, peneliti mulai melakukan pengumpulan data. dalam penelitian ini instrument

pengumpulan data yang digunakan adalah berupa angket atau kuesioner. Kuesioner yaitu

suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah dengan

menyediakan pertanyaan kepada sejumlah obyek (Notoatmodjo, 2005).

Dalam pengumpulan data pada penelitian digunakan alat berupa kuesioner tertutup

yang diberikan pada responden yang memenuhi kriteria. Untuk kuesioner pengetahuan ibu
tentang perawatan payudara, Bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah diberi nilai

0. (Yanto dan Ummi, 2009)

Sebelumnya peneliti membuat inform concent (persetujuan) terlebih dulu kepada

responden bahwa responden bersedia akan dilakukan penelitian setelah responden setuju baru

peneliti membagikan kuisioner tersebut yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara

tertulis.

Teknis Analisa Data.

Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah menjadi

bentuk data yang ringkas dan disajikan serta dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Nursalam, 2003).

Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut :

1. Editing

Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan ini berarti

semua data harus diteliti kelengkapan data yang diberikan.

Scoring

Yaitu tahap ini dilakukan setelah ditetapkan hasil setiap jawaban responden dapat

diberikan skor.dengan kriteria sebagai berikut:

Bila jawaban benar diberi nilai 1

Bila jawaban salah diberi nilai 0. (Yanto dan Ummi,2009)

3. Tabulating

Mentabulasi dengan memuat tabel – tabel sesui dengan Analisis yang dibutuhkan.
Analisis data.

Analisis Data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan

untuk memberikan gambaran / Diskriptif cukup menyajikan tabel distribusi.

Memindahkan data dari data kiesioner ke dalam table, selanjutnya diadakan

presentasi tersebut dengan membagi frekuensi setiap alternatif jawaban dengan jumlah

responen kemudian dikalikan 100% atau dengan rumus :

P= x 100%

P = prosentase

f = jumlah jawaban yang benar

N = jumlah soal

Kemudian data penelitian tersebut di interprestasikan dengan menggunakan kriteria

kwalitas

Baik : 76 – 100 % (13-16 jawaban yang benar)

Cukup : 56 – 75 % (9-12 jawaban yang benar)

Kurang : 40 – 55 % (5-8 jawaban yang benar)

Tidak Baik : < style=""> (1-4 jawaban yang benar)

(Arikunto, 2006 )

Etika Penelitian.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang berhubungan dengan etika

penelitian yang meliputi.

1. Intorimed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden) adalah lembar persetujuan

yang akan di berikan pada subyek yang akan di teliti.


2. Anonimity (Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden harus di jaga, oleh

karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan

data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan) adalah kerahasiaan informasi respondendijamin oleh

peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan atau di laporkan

sebagai hasil penelitian.

Keterbatasan Penelitian.

Beberapa keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang peneliti buat sendiri dan belum

pernah diuji cobakan sehingga reabilitas dan validitasnya perlu di sempunakan.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BPS Farida terletak di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten

Banyuwangi. Batasan wilayah BPS Farida yaitu :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedunggebang Kecamatan Tegaldlimo.

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tegaldlimo Kecamatan Tegaldlimo.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kendalrejo Kecamatan Tegaldlimo.

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kedungasri Kecamatan Tegaldlimo.

Fasilitas kesehatan yang ada di BPS Farida yaitu :


Pemeriksaan kehamilan.

KB.

Persalinan.

Konseling.

Pemeriksaan kesehatan yang lain.

Data Umum

Karakteristik responden menurut umur

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur ibu nifas yang melakukan perawatan
payudara di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan
Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tanggal 18 Juli - 6 Agustus
Tahun 2009.
No Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)

1. <20 5 13,89
2. 20 – 35 29 80,56
3. >35 2 5,55
Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui sebagian besar responden berumur

20-35 tahun yaitu 29 responden (80,56%).

b. Karakteristik responden menurut pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pendidikan ibu nifas yang melakukan


perawatan payudara di BPS Farida Desa Kedungwungu
Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tanggal 18 Juli-6
Agustus 2009.
No Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1. SD 6 16,67
2. SMP 6 16,67
3. SMA/SMK 17 47,22
4. Perguruan tinggi 7 19,44

Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui sebagian besar berpendidikan

SMA/SMK yaitu 17 responden (47,22%).


c. Karakteristik responden menurut pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pekerjaan ibu nifas yang melakukan


perawatan payudara di BPS Farida Desa Kedungwungu
Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tanggal 18 Juli-6
Agustus 2009.
No Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1. Bekerja 27 75,00
2. Tidak bekerja 9 25,00

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui lebih dari 50 % bekerja yaitu 27

responden (75,00 %).

d. Karakteristik responden menurut sumber informasi

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pekerjaan ibu nifas yang melakukan


perawatan payudara di BPS Farida Desa Kedungwungu
Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tanggal 18
Juli-
6 Agustus 2009.
No Sumber informasi Frekuensi (f) Prosentase (%)

1. Media cetak 3 8,33


2. Media elektronik 19 52,78
3. Penyuluhan 9 25,00
4. Tidak pernah 5 13,89
mendapat informasi

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui lebih dari 50 % memperoleh

informasi dari media elektronik yaitu 19 responden (52,78%).

Data khusus

Data pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan


payudara di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan
Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tanggal 18 Juli – 6
Agustus 2009.
No Pengetahuan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1. Baik 4 11,11
2. Cukup 20 55,56
3. Kurang 9 22,00
4. Tidak baik 3 8,33

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui lebih dari 50 % berpengetahuan

cukup yaitu 20 responden (55,56%).

Pembahasan

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di BPS Farida Desa Kedungwungu

Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi.

Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa sebagian besar

berpengetahuan cukup yaitu 20 responden (55,56%). Hasil analisis ini didukung oleh umur

responden.Dari data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun

yaitu 29 responden (80,56%).dan kurang dari 50% responden berumur <> 35 tahun yaitu 2

responden (5,55%).

Usia 20-35 tahun merupakan usia yang reproduktif bagi seseorang untuk dapat memotivasi

diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak banyaknya. Usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Jadi semakin matang usia

seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah

pengetahuan (Nursalam dan Pariani, 2001).Semakin banyak umur atau semakin tua

seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam

mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden

asalkan dalam batasan reproduktif maka tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara

semakin baik.
Hasil analisis juga dipengaruhi oleh pendidikan responden. Berdasarkan data diatas

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA/SMK yaitu 17

responden (47,22%), Akademi/Perguruan Tinggi yaitu 7 responden (19,44%), berpendidikan

SMP yaitu 6 responden (16,67%), dan berpendidikan SD yaitu sebanyak 6 responden

(16,67%). Menurut Nursalam (2001) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin

mudah menerima informasi sehangga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi, sehingga ilmu

pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun sebaliknya orang tua yang berpendidikan

rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi sehingga ilmu yang dimiliki

juga lebih rendah yang berdampak pada kehidupannya. Hal ini dikarenakan informasi

mengenai perawatan payudara adalah informasi khusus yang tidak didapat di bangku sekolah

atau Perguruan tinggi umum kecuali sekolah kesehatan. Adapun informasi mengenai

perawatan payudara biasanya diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau melalui tenaga

kesehatan baik di BPS puskesmas atau posyandu.

Faktor lain disebabkan karena status pekerjaan yaitu bekerja sehingga menyebabkan

responden tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi disebabkan

karena kesibukannya sehari-hari. Responden mempunyai waktu yang kurang untuk

mendapatkan penyuluhan kesehatandan mendemonstrasikan cara perawatan payudara. Hal

ini sebagaimana yang dikutip oleh Kuntjoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani

(2001), menyebutkan bahwa bekerja umumnya pekerjaan yang menyita waktu untuk

mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar. Dengan demikian pemberian informasi

dan pendemonstrasian atau peragaan cara perawatan payudara yang diberikan akan mudah

diterima oleh responden sehingga akan semakin termotivasi untuk melakukan perawatan
payudara. Hal ini diperkuat oleh Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang

meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan

informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan

orang tersebut. (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa pengetahuan ibu

tentang pengertian perawatan payudara lebih dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 20

responden (55,56%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang benar pada kuisioner tentang

pengertian perawatan payudara. Pencapaian pengetahuan cukup diatas mungkin disebabakan

oleh pendidikan responden yang cukup tinggi dan adanya pengalaman dalam cara perawatan

payudara dan pernah mendapat informasi. Meskipun ada responden berlatar belakang

pendidikan hanya SMP namun pernah mendapat informasi dari media atau penyuluhan dan

mempunyai pengalaman tentang perawatan payudara hal ini disebabkan oleh informasi yang

didapat menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman merupakan guru yang baik,

yang bermakna bahwa pengalamn itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, dan pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Pendidikan berhubungan dengan transmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain, dan merupakan proses belajar dan

mengajar. Pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapakan (Notoatmodjo 2003).

Pengetahuan ibu nifas tentang tujuan dan manfaat perawatan payudara diketahui

bahwa dari 36 responden kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 14 responden

(38,89%), sebagian besar responden menjawab pada item soal yang benar tentang tujuan dan

manfaat setelah dilakukan perawatan payudara yaitu puting susu akan menjadi lebih kaku

setelah melakukan perawatan payudara, dikutip oleh (Saryono – Roscha Dyah Pramitasari,
2009) hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang cukup dan kurang yaitu SMP

dan SD disamping itu juga tidak pernah mendapat informasi dan adanya tidak ada

pengalaman dalam melakukan perawatan payudara. Pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa

pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman, fasilitas, dan sosial budaya.

Berdasarkan analisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa sebagian besar

pengetahuan ibu nifas tentang cara perawatan payudara berpengetahuan tidak baik yaitu 15

responden (41,68%), hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang rendah, di

samping itu juga di tunjang sebelumnya mereka tidak pernah mendapatkan informasi tentang

cara perawatan payudara dan tidak mempunyai pengalaman yang lebih dalam cara

melakukan perawatan payudara, dimungkinkan karena kurang memahami informasi tentang

perawatan payudara yang diperoleh, menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa

memahami yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menginterprestasikan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dan dapat di interprestasikan dengan benar.

Pengetahuan ibu nifas tentang faktor yang mendukung perawatan payudara dapat

diketahui bahwa sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (38,89%), hal ini

dapat dilihat dari latar belakang pendidikan tinggi dan cukup yaitu perguruan tinggi dan

SMA, disamping itu juga pernah mendapat informasi tentang faktor yang mendukung

perawatan payudara dan mempunyai pengalaman mengenai faktor apa yang mendukung

perawatan payudara. Hal ini dapat diperkuat Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa

pengalaman merupakan guru yang baik yang bermakna bahwa pengalaman itu sumber

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri merupakan

domain yang sangat penting utnuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo,2003).

Berdasarkan uraian diatas, semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula dalam
mengaplikasikan materi dalam perawatan payudara. Meskipun ada responden yang tidak

mempunyai pengalaman dalam perawatan payudara namun berpendidikan tinggi dan pernah

mendapat informasi akan membentuk pengetahuan yang baik. Hal ini di mungkinkan karena

memahami informasi tentang faktor yang mendukung perawatan payudara, menurut

Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa memahami yaitu suatu kemampuan utnuk

menjelaskan atau menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

diinterprestasikan dengan benar.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan

Payudara Di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten

Banyuwangi lebih dari 50 % berpengetahuan cukup yaitu 20 responden (55,56%).

B. Saran

Bagi peneliti.

Hendaknya menambah pengetahuan tentang perawatan payudara.

Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama dibangku kuliah dan menambah

pengalaman dalam penerapan riset, terutama tentang perawatan payudara masa nifas.

Bagi tempat penelitian.

Dapat mengetahui tentang perawatan payudara dan diharapkan dapat menyediakan alat

bantu pengetahuan yang berupa gambar cara/tekhnik perawatan payudara dan secara rutin

mendemonstrasikan cara perawatan payudara.

Bagi Instansi Kesehatan


Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu nifas, terutama dalam perawatan

payudara masa nifas.

Bagi masyarakat

Masyarakat hendaknya mendukung kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau

bidan terutama dalam perawatan payudara.

Daftar pustaka

Abdulkamil, (2009). Perbedaan dan pengertian penelitian. (http://www.abdulkamil.com) diakses


tanggal 8 juli 2009.
Ahya, (2009).” perawatan payudara masa hamil dan nifas” blog spot (online). (http://ahyab09.
blogspot. Com)diakses 8 juni 2009.
Arikunto. Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta : rineka cipta.

Artiningsih (2008). ” pengetahuan, sikap dan motifasi ibu hamil tentang antenatal care desa
purwoasri kecamatan tegaldlimo kabupaten banyuwangi”ahli madya kebidanan tidak
dipublikasikan.poltekkes majapahit mojokerto.
Almaglansyah. (2008). Melakukan parawatan payudara. (http : // one.indoskripsi.com) diakses
tanggal 10 juli 2009.
Notoatmodjo.s.(2005) metodelogi penelitian kesehatan . jakarta;rineka cipta.

Nursalam.(2003).konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan .jakarta


:salemba medika.
Nursalam Dan Siti Parini, 2001. pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta :
salemba medika.
Prawiroharjo. Sarwono.(2005).ilmu kebidanan.jakarta:yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.
Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta:mitra cendikia.
Suyanto dan Ummi Salamah, (2009). Riset Kebidanan, Mitra Cendikia Press. Jogjakarta.
Tim Poltekes Majapahit Mojokerto, (2009). Buku Pedoman Penyusun Karya Ilmiah.
Wiknjonosastro, H. 2005. ilmu kandungan. Jakarta : YBPS Prawiroharjo
http://hidupkansehat.blogspot.com/2008/12/angka-kematia-ibu-aki-sebaga-latar.htm
http:// wordpress.com/promkes/)

Diposkan oleh BeJo Net Community di 10.24


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google
Buzz
Reaksi:

0 komentar:

Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengertian Pengetahuan
    Pengertian Pengetahuan
    Dokumen3 halaman
    Pengertian Pengetahuan
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Ingin KB Yang Aman
    Ingin KB Yang Aman
    Dokumen16 halaman
    Ingin KB Yang Aman
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • 58 Langkah APN
    58 Langkah APN
    Dokumen7 halaman
    58 Langkah APN
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • KB Kalender
    KB Kalender
    Dokumen9 halaman
    KB Kalender
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Aki Dan Akb
    Aki Dan Akb
    Dokumen4 halaman
    Aki Dan Akb
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Puisi Firda
    Puisi Firda
    Dokumen1 halaman
    Puisi Firda
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Nasi Padang
    Nasi Padang
    Dokumen2 halaman
    Nasi Padang
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Tari
    Tari
    Dokumen7 halaman
    Tari
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Ukuran Lapangan Badminton
    Ukuran Lapangan Badminton
    Dokumen5 halaman
    Ukuran Lapangan Badminton
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat