KECAMATAN TEGALDLIMO
KABUPATEN BANYUWANGI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
minggu.(Sarwono, 2003)
Payudara adalah perlengkapan organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan
mengeluarkan air susu. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu
(ASI) sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Pada masa hamil terjadi perubahan
pada payudara di mana ukuran-ukuran payudara bertambah besar (Depkes RI. 2005).
Bagi seoarang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi
natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita
atau ibu tidak patut merawat payudara. (Sariyono – Roscha dyah pramitasari, 2009)
dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa
jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah.
Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori.
Pengertian.
menghadapi perilaku baru (berperilaku baru ) dalam arti orang tersebut terjadi proses
berurutan, yakni :
Interest (merasa tertarik) dimana orang mulai tertarik kepada stimulus atau obyek
tersebut.
obyek tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Trial dimana orang telah melalui mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
Namun demikian dari perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui proses
seperti itu, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku
itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama,
pada perilaku itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : pendidikan,
Tingkat pengetahuan.
yaitu:
Tahu (Know).
atau pengetahuan mengingat kembali terhadap apa yang telah diterima juga bisa
dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau si
Memahami (Komprehesion).
obyek yang di ketahuinya seorang atau ibu yang telah paham dengan materi
Aplikasi (Aplication).
pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya misal: bisa mempraktekkan cara
perawatan payudara.
Analisa (Analisis)
adalah suatu kemampuan untuk materi atau bisa diartikan sebagai kemampuan
Sintesis (Syintesis)
Evaluasi.
Faktor internal
Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir logis.(Nursalam dan Siti
Pariani, 2001).
Pendidikan
Menurut koencoroningrat (1997) bahwa pendidikan diperlukan untuk
meningkatkan khualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan
diperkenalkan.
Pengalaman
Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-
Faktor eksternal
Informasi
rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media,
maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut. (Nursalam
Lingkungan
Sosial budaya
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradapan pada waktu itu apabila
sendiri.
masalah yang dihadapi dimasalalu bila ada kegagalan dengan cara ini maka
akan diulang dengan cara ini dan berusaha mencari cara lain sampai
memecahkan masalah.
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan
ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa
yang diamati.
(Notoadmodjo, 2005).
Kriteria pengetahuan
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
(Sarwono, 1999).
Nifas adalah masa pulih kembali, melalui dari persalinan selesai sampai alat-alat
Poerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
6-8 minggu.
Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu
Agar masa nifas dapat berjalan lancar dan dapat memelihara bayinya dengan baik,
Kavum Uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak di setai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
Rasa sakit yang disebut after pains ( mules-mules) disebabkan kontraksi rahim
biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan perlu diberikan pengertian pada
ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat di berikan obat-obat
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari Kavum Uteri dan vagina dalam masa
nifas.
Lochia Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-
7 pasca persalinan.
Lochia Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
Lochia Purulenta : terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
Serviks.
Setelah persalinan, bentuk Serviks agak menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman.
Ligamen – ligamen.
Ligamen, Fasia dan Diafragma Pelnis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena
Mobilitas.
Karena telah sehabis bersalin, ibu harus istirahat/tidur. Tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan, kemudian miring untuk mencegah terjadinya trombosis dan
Diet.
Miksi
ditekan oleh kepala janin dan iritasi M-Sphincter ani selama persalinan.
Defekasi.
Perawatan Payudara.
Laktasi.
Melakukan KB.
Perawatan yang dilakukan pada payudara supaya payudara tetap sehat dan tidak tejadi
infeksi.
pemijatan.
Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasi.
dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan.
Mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah
puting susu.
memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu di
tangan di antara dua payudara, unit dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua
payudara dan lepaskan keduanya perlahan, lakukan gerakan ini kurang lebih 30
kali. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari di
atas dan empat jari lainnya di bawah, peras dengan lembut payudara sambil
Posisi tangan pararel. Sangga payudara dengan satu tangan sedangkan tangan lain
mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara ke arah
puting susu. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali, setelah itu letakkan satu tangan
di sebelah atas adan satu lagi dibawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara
bersamaan ke arah puting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini
Manfaat
Senam payudara
Manfaat senam payudara adalah menjaga otot dada sebagai penyangga, agar tetap
kencang, juga untuk mencegah payudara turun atau kendur sebelum waktunya.
Manfaat aerobik, seperti berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu
payudara. Senam lainnya adalah mendayung, berenang, dan latihan aerobik yang
menggunakan alat – alat pemberat tangan serta beberapa gerakan yoga. Senam
ringan ini tidak menjamin perubahan bentuk dan ukuran payudara. Namun dengan
melakukan senam tersebut otot – otot dada akan menguat dan tampilan payudara
telapak tangan kiri, dan lengan bawah kiri dengan telapak tangan kanan,
Tarik – tarik kedua arah (kedalam dan keluar), jangan sampai terlepas ulangi
gerakan tersebut 10 x
Pertemukan jari – jari kedua tangan anda di bawah dagu dan tekuk keduanya
Memijat payudara
Usap payudara, dimulai dengan payudara kanan, dengan gerakan ke atas,
Dengan sapuan telapak tangan, bentuk payudara agar menjulang dengan cara
mengusap – usap dari segala arah menuju ketengah (puting susu), kumpulkan
Kawat.
Cup.
Perawatan bra dapat dilakukan sendiri dan caranya pun juga sederhana.
Cuci bra dengan sabun cuci air, hindari menggunakan mesin cuci karena dapat
Apabila menghendaki mencuci dengan mesin, maka gunakan mesin yang dapat di
apalagi di peras, biarkan air menetes dari bra dengan sendirinya saat
digantung.
Kerangka Konseptual
Kriteria pengetahuan :
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Tidak baik : <>
Ket :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Sumber : Notoatmodjo (2003) dan Arikunto (2006)
Gambar 2.5 : Kerangka Konseptual Tentang Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Payudara.
Berdasarkan pengetahuan dari kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa
pengetahuan, ibu di pengaruhi oleh faktor yang terdiri dari pengalaman, pendidikan,
informasi dan sosial budaya. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak diteliti. Sedangkan pada
tingkatan pengetahuan yang diteliti pada sebatas tahu saja tentang pengertian perawatan
payudara, tujuan dan manfaat perawatan payudara, teknik perawatan payudara, dan faktor
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang di
lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
Variabel.
Adalah obyek penelitian yang bervariasi (Ari Kunto, 2006: 116). Dalam
penelitian ini variabelnya adalah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
Definisi Operasional.
Adalah definisi yang berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang
didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (ukur) itulah yang merupakan kunci
definisi operasional. (Nursalam, 2003: 105). Definisi operasional ini akan menunjukkan alat
pengambilan data yang cocok di gunakan atau mengacu bagaimana mengukur suatu variabel.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di
BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten
Banyuwangi.
Variabel Definisi operasional Kriteria Skala
populasinya adalah seluruh ibu nifas di BPS Farida desa kedungwungu kecamatan
Sampel.
Adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2006:131). Pada
penelitian ini sampelnya adalah ibu nifas di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan
1. Lokasi
Kabupaten Banyuwangi.
2. Waktu penelitian
Untuk memperoleh data yang relevan maka peneliti memperoleh dengan cara
peneliti terlebih dahulu meminta surat pengantar dari institusi, setalah mendapat persetujuan
dari bidan, peneliti mulai melakukan pengumpulan data. dalam penelitian ini instrument
pengumpulan data yang digunakan adalah berupa angket atau kuesioner. Kuesioner yaitu
suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah dengan
Dalam pengumpulan data pada penelitian digunakan alat berupa kuesioner tertutup
yang diberikan pada responden yang memenuhi kriteria. Untuk kuesioner pengetahuan ibu
tentang perawatan payudara, Bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah diberi nilai
responden bahwa responden bersedia akan dilakukan penelitian setelah responden setuju baru
peneliti membagikan kuisioner tersebut yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara
tertulis.
Teknik pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah menjadi
bentuk data yang ringkas dan disajikan serta dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah
1. Editing
Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan ini berarti
Scoring
Yaitu tahap ini dilakukan setelah ditetapkan hasil setiap jawaban responden dapat
3. Tabulating
Mentabulasi dengan memuat tabel – tabel sesui dengan Analisis yang dibutuhkan.
Analisis data.
Analisis Data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan
presentasi tersebut dengan membagi frekuensi setiap alternatif jawaban dengan jumlah
P= x 100%
P = prosentase
N = jumlah soal
kwalitas
(Arikunto, 2006 )
Etika Penelitian.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang berhubungan dengan etika
karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan
data.
peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan atau di laporkan
Keterbatasan Penelitian.
Beberapa keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang peneliti buat sendiri dan belum
BAB 4
Hasil Penelitian
KB.
Persalinan.
Konseling.
Data Umum
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur ibu nifas yang melakukan perawatan
payudara di BPS Farida Desa Kedungwungu Kecamatan
Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tanggal 18 Juli - 6 Agustus
Tahun 2009.
No Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. <20 5 13,89
2. 20 – 35 29 80,56
3. >35 2 5,55
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui sebagian besar responden berumur
1. SD 6 16,67
2. SMP 6 16,67
3. SMA/SMK 17 47,22
4. Perguruan tinggi 7 19,44
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui sebagian besar berpendidikan
1. Bekerja 27 75,00
2. Tidak bekerja 9 25,00
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui lebih dari 50 % bekerja yaitu 27
Jumlah 36 100
Data khusus
1. Baik 4 11,11
2. Cukup 20 55,56
3. Kurang 9 22,00
4. Tidak baik 3 8,33
Jumlah 36 100
Pembahasan
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di BPS Farida Desa Kedungwungu
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa sebagian besar
berpengetahuan cukup yaitu 20 responden (55,56%). Hasil analisis ini didukung oleh umur
responden.Dari data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun
yaitu 29 responden (80,56%).dan kurang dari 50% responden berumur <> 35 tahun yaitu 2
responden (5,55%).
Usia 20-35 tahun merupakan usia yang reproduktif bagi seseorang untuk dapat memotivasi
diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak banyaknya. Usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Jadi semakin matang usia
seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah
pengetahuan (Nursalam dan Pariani, 2001).Semakin banyak umur atau semakin tua
seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden
asalkan dalam batasan reproduktif maka tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
semakin baik.
Hasil analisis juga dipengaruhi oleh pendidikan responden. Berdasarkan data diatas
(16,67%). Menurut Nursalam (2001) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin
mudah menerima informasi sehangga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi, sehingga ilmu
pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun sebaliknya orang tua yang berpendidikan
rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi sehingga ilmu yang dimiliki
juga lebih rendah yang berdampak pada kehidupannya. Hal ini dikarenakan informasi
mengenai perawatan payudara adalah informasi khusus yang tidak didapat di bangku sekolah
atau Perguruan tinggi umum kecuali sekolah kesehatan. Adapun informasi mengenai
perawatan payudara biasanya diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau melalui tenaga
Faktor lain disebabkan karena status pekerjaan yaitu bekerja sehingga menyebabkan
responden tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi disebabkan
ini sebagaimana yang dikutip oleh Kuntjoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani
(2001), menyebutkan bahwa bekerja umumnya pekerjaan yang menyita waktu untuk
mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar. Dengan demikian pemberian informasi
dan pendemonstrasian atau peragaan cara perawatan payudara yang diberikan akan mudah
diterima oleh responden sehingga akan semakin termotivasi untuk melakukan perawatan
payudara. Hal ini diperkuat oleh Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang
meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa pengetahuan ibu
tentang pengertian perawatan payudara lebih dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 20
responden (55,56%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang benar pada kuisioner tentang
oleh pendidikan responden yang cukup tinggi dan adanya pengalaman dalam cara perawatan
payudara dan pernah mendapat informasi. Meskipun ada responden berlatar belakang
pendidikan hanya SMP namun pernah mendapat informasi dari media atau penyuluhan dan
mempunyai pengalaman tentang perawatan payudara hal ini disebabkan oleh informasi yang
didapat menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman merupakan guru yang baik,
yang bermakna bahwa pengalamn itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain, dan merupakan proses belajar dan
mengajar. Pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapakan (Notoatmodjo 2003).
Pengetahuan ibu nifas tentang tujuan dan manfaat perawatan payudara diketahui
bahwa dari 36 responden kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 14 responden
(38,89%), sebagian besar responden menjawab pada item soal yang benar tentang tujuan dan
manfaat setelah dilakukan perawatan payudara yaitu puting susu akan menjadi lebih kaku
setelah melakukan perawatan payudara, dikutip oleh (Saryono – Roscha Dyah Pramitasari,
2009) hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang cukup dan kurang yaitu SMP
dan SD disamping itu juga tidak pernah mendapat informasi dan adanya tidak ada
Berdasarkan analisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan ibu nifas tentang cara perawatan payudara berpengetahuan tidak baik yaitu 15
responden (41,68%), hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang rendah, di
samping itu juga di tunjang sebelumnya mereka tidak pernah mendapatkan informasi tentang
cara perawatan payudara dan tidak mempunyai pengalaman yang lebih dalam cara
benar tentang obyek yang diketahui dan dan dapat di interprestasikan dengan benar.
Pengetahuan ibu nifas tentang faktor yang mendukung perawatan payudara dapat
diketahui bahwa sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (38,89%), hal ini
dapat dilihat dari latar belakang pendidikan tinggi dan cukup yaitu perguruan tinggi dan
SMA, disamping itu juga pernah mendapat informasi tentang faktor yang mendukung
perawatan payudara dan mempunyai pengalaman mengenai faktor apa yang mendukung
perawatan payudara. Hal ini dapat diperkuat Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa
pengalaman merupakan guru yang baik yang bermakna bahwa pengalaman itu sumber
Berdasarkan uraian diatas, semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula dalam
mengaplikasikan materi dalam perawatan payudara. Meskipun ada responden yang tidak
mempunyai pengalaman dalam perawatan payudara namun berpendidikan tinggi dan pernah
mendapat informasi akan membentuk pengetahuan yang baik. Hal ini di mungkinkan karena
menjelaskan atau menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
BAB 5
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
B. Saran
Bagi peneliti.
Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama dibangku kuliah dan menambah
pengalaman dalam penerapan riset, terutama tentang perawatan payudara masa nifas.
Dapat mengetahui tentang perawatan payudara dan diharapkan dapat menyediakan alat
bantu pengetahuan yang berupa gambar cara/tekhnik perawatan payudara dan secara rutin
Bagi masyarakat
Masyarakat hendaknya mendukung kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau
Daftar pustaka
Artiningsih (2008). ” pengetahuan, sikap dan motifasi ibu hamil tentang antenatal care desa
purwoasri kecamatan tegaldlimo kabupaten banyuwangi”ahli madya kebidanan tidak
dipublikasikan.poltekkes majapahit mojokerto.
Almaglansyah. (2008). Melakukan parawatan payudara. (http : // one.indoskripsi.com) diakses
tanggal 10 juli 2009.
Notoatmodjo.s.(2005) metodelogi penelitian kesehatan . jakarta;rineka cipta.
0 komentar:
Poskan Komentar