Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber yang paling potensial dalam penerimaan negara.

Jumlah penerimaan dari sektor pajak di Indonesia menempati persentase tertinggi

dibandingkan dengan sumber penerimaan yang lain. Peranan pajak dalam pendapatan

negara sangat dominan dan mencapai lebih dari 70 persen setiap tahunnya. Bahkan

pada tahun 2013, penerimaan pajak dalam APBN mengambil porsi lebih dari 78

persen dari pendapatan negara (www.bppk.depkeu.go.id).

Dominannya penerimaan negara dari sektor pajak mengakibatkan pemerintah

Indonesia mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mengoptimalkan

penerimaan pajak. Salah satu upaya pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan

pajak yaitu dengan melakukan revisi pada Undang-Undang di bidang perpajakan.

Namun, upaya pemerintah untuk melakukan optimalisasi penerimaan pajak memiliki

beberapa kendala. Salah satu kendala yang dihadapi pemerintah adalah adanya

penghindaran pajak (tax avoidance).

Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan memenuhi ketentuan

perpajakan dan menggunakan strategi di bidang perpajakan yang digunakan.

Penghindaran pajak ini dilakukan karena banyak wajib pajak badan maupun pribadi

merasa terbebani untuk membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut wajib pajak

berusaha untuk meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara

meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.

1
2

Perusahaan merupakan wajib pajak, sehingga ukuran perusahaan dianggap

mampu mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban

pajaknya dan merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tax avoidance.

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Kurniasih dan Maria (2013) menemukan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-

2010. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nugroho (2011), Adelina (2012), Fatharani

(2012), Darmawan (2014), dan Calvin (2015) menemukan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif pada tax avoidance. Penelitian juga dilakukan oleh Asfiyati

(2012) dan Kristiana (2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Pertumbuhan penjualan memiliki peranan yang penting dalam manajemen

modal kerja. Pertumbuhan penjualan dapat menggambarkan baik atau buruknya

tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan. Perusahaan dapat memprediksi

seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan.

Peningkatan pertumbuhan penjualan cenderung akan membuat perusahaan

mendapatkan profit yang besar, maka dari itu perusahaan akan cenderung untuk

melakukan praktik tax avoidance. Penelitian dari Budiman dan Setiyono (2012)

menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap CETR

yang merupakan indikator dari adanya aktivitas tax avoidance. Penelitian terkait

dengan pertumbuhan penjualan yang dilakukan oleh Calvin (2015) menunjukkan

bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance.
3

Profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan.

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal

saham tertentu. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah return

on assets (ROA). ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

penggunaan sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004). ROA digunakan karena

dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas

perusahaan dan ROA juga dapat memperhitungkan profitabilitas.

ROA merupakan pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari seberapa

besar perusahaan menggunakan aset. Semakin tinggi nilai ROA, semakin tinggi

keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan aset suatu perusahaan.

Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan.

Teori agensi akan memacu para agent untuk meningkatkan laba perusahaan. Ketika

laba yang diperoleh membesar, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat

sesuai dengan peningkatan laba perusahaan sehingga kecenderungan untuk

melakukan tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan akan meningkat.

Penelitian terkait dengan profitabilitas dari Kurniasih dan Maria (2013),

Maharani (2014) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance. Penelitian terkait juga dilakukan oleh penelitian Nugroho (2011),

Fatharani (2012), dan Darmawan (2014) yang menunjukkan ROA berpengaruh

positif terhadap tax avoidance.

Insentif eksekutif berkaitan erat dengan hubungan keagenan serta konflik

keagenan antara principal dan agent. Insentif eksekutif merupakan suatu


4

penghargaan baik berupa material atau non material yang diberikan kepada eksekutif

agar termotivasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Irawan dan Farahmita

(2012) menemukan bahwa tingkat kompensasi direksi berpengaruh negatif pada

penghindaran pajak perusahaan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tax avoidance.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap tax avoidance?

b. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan secara parsial terhadap tax

avoidance?

c. Bagaimana pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap tax avoidance?

d. Bagaimana pengaruh insentif eksekutif secara parsial terhadap tax avoidance?

e. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitablitas,

dan insentif eksekutif secara simultan terhadap tax avoidance?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap tax

avoidance.
5

b. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan secara parsial terhadap tax

avoidance.

c. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap tax avoidance.

d. Untuk mengetahui pengaruh insentif eksekutif secara parsial terhadap tax

avoidance.

e. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan,

profitablitas, dan insentif eksekutif secara simultan terhadap tax avoidance.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan teori yang sudah

didapat selama penulis mengikuti perkuliahan.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang upaya yang dapat

dilakukan terkait dengan tax avoidance.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai

variabel-variabel yang mempengaruhi tax avoidance.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki arah yang

jelas maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut: variabel-variabel yang

diteliti yaitu: ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, insentif


6

eksekutif, dan tax avoidance. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2017.

Anda mungkin juga menyukai