Nim : PO7124318092
Judul :
LATAR BELAKANG
HIV/AIDS adalah salah satu masalah kesehatan dunia yang sangat mengkhawatirkan, hal
ini karena AIDS merupakan ancaman kehidupan dan sampai saat ini belum ada obat yang dapat
AIDS adalah masalah global yang mulai melanda dunia sejak awal dekade tahun 1989. Penyakit
ini merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit akibat hilangnya kekebalan tubuh
Sejak awal epidemi HIV-AIDS, hampir 78 juta orang di dunia telah terinfeksi HIV dan
sekitar 39 juta orang meninggal akibat HIV. Secara umum, 35 juta orang hidup dengan HIV
hingga akhir tahun 2013 dan 1,5 juta orang meninggal akibat HIV pada tahun 2013. World
1
Health Organization (WHO) memperkirakan 0,8% masyarakat di seluruh dunia usia 15 - 49
Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 (pada seorang wisatawan asal
Belanda yang kebetulan juga Gay, dan akhirnya meninggal di RS Sanglah Denpasar) sampai
dengan maret 2016, HIV/AIDS tersebar di 407 (80%) dari 507 kabupaten/kota di seluruh
provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali yang ditemukan kasus HIV/AIDS adalah provinsi
Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan kasus HIV/AIDS adalah provinsi Sulawesi Barat
pada tahun 2012. Hingga maret 2017 jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia dilaporkan
sebanyak 242.699 kasus, sedangkan jumlah kumulatif AIDS sebanyak 87.453 kasus. Persentase
kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun yaitu 31,4 %,
dimana padakelompok umur tersebut, sebagian masuk pada kelompok remaja (15-
Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tengah pertama kali dilaporkan pada tahun 2002
dengan 3 kasus HIV dan 1 kasus AIDS. Sejak itu, penemuan kasus baru terus meningkat dan
semakin meluas ke seluruh Kabupaten/Kota. Dari tahun 2002 hingga Juli 2018, tercatat 1854
penderita HIV/AIDS di Sulawesi Tengah dengan rincian 1.182 kasus HIV dan 672 penderita
AIDS. Prevalensi tertinggi yaitu kota Palu dengan 691 infeksi HIV dan 263 kasus AIDS.
2
Jumlah kasus yang tercatat adalah kasus yang diperoleh dari penderitayang ditolong atau
datang mencari pertolongan di pelayanan kesehatan ketika penderita telah merasakan berbagai
gejala akibat penurunan sistem kekebalan tubuh, ini berarti penderita memeriksakan diri dan
terdiagnosis HIV-AIDS ketika penderita telah berada dalam stadium AIDS. Kelompok umur
dengan kasus AIDS tertinggi adalah kelompok umur 20-29 tahun, ini berarti jika sejak terinfeksi
sampai masuk ke kondisi AIDS lamanya 5 tahun, maka usia saat terinfeksi sekitar 15-24 tahun
HIV/AIDS. Secara nasional persentase penduduk 15 tahun ke atas yang pernah mendengar
HIV/AIDS adalah sebesar 57,5%. Persentase pernah mendengar HIV/AIDS di Sulawesi Tengah
berada di bawah rata rata Nasional yaitu sebesar 47,5%. Tingkat pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS menurut 3 provinsi secara nasional yaitu 11,4%. Sulawesi Tengah berada
pada urutan keenam terendah dengan persentase 7,2 persen (RISKESDAS, 2010).
Dari Tahun 2002 sampai desember 2017, situasi kasus HIV AIDS kota Palu
sebanyak 650 kasus dengan golongan umur terbanyak antar 25-29 tahun. Prevalensi data kasus
yang meninggal akibat HIV/AIDS tahun 2017 sebanyak 4 orang. Dinas kesehatan kota Palu
juga memiliki 13 puskesmas yang menyebar di seluruh kecamatan kota. Dimana puskemas
Talise mempunyai kasus HIV/AIDS paling tinggi tahun 2017 sebanyak 31 kasus, urutan kedua
3
puskesmas Singgani sebanyak 19 kasus dan yang ke tiga adalah puskesmas Birobuli sebanyak
Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual)
dengan jumlah terbesar mengidap HIV/AIDS. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan
Remaja kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku. Kondisi ini menyebabkan remaja rentan
mbangan globalisasi mengakibatkan adanya perubahan sosial dan gayahidup remaja saat
ini
pasangan hubungan seks pranikah, serta penyalahgunaan narkoba. Gaya hidup seperti ini
Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa guru di SMAN 5 Palu, diperoleh
informasi bahwa belum ada sosialisasi atau penyuluhan yang spesifik terhadap HIV/AIDS yang
diberikan kepada siswa dan siswi serta belum ada pembelajaran yang komprehensif dan
kontinyu tentang HIV/AIDS di SMAN 5 Palu. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti
4
pada 10 orang siswa dan siswi SMAN 5 Palu diperoleh informasi bahwa semua siswa dan siswi
itu sudah pernah mendengar tentang HIV/AIDS, tetapi hanya ada 3 siswa yang bisa
membedakan antara HIV dan AIDS serta penularannya, sedangkan 7 siswa belum tahu.
Berdasarkan pada alasan tersebut, m a k a peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentan
g Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa dan Siswi tentang HIV/AIDS
di SMA Negeri 5 Palu. Sekolah tersebut dipilih karena letak sekolah yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Talise Palu Timur yang memilik kasus HIV/AIDS paling tinggi di kota Palu.
Sekolah tersebut juga terletak di kota dan mudah dijangkau serta banyak terdapat Kampus
di sekitaarnya. Selain itu, terdapat banyak tempat hiburan yang dekat, banyak kos-kosan dan
dekat dengan tempat lokalisasi sehingga mempermudah pergaulan remaja yang berisiko
tertular HIV/AIDS.