Anda di halaman 1dari 25

OVERVIEW KERANGKA KONSEPTUAL

Pendahuluan

Saat ini di Indonesia terdapat beberapa standar akutansi yang mengatur berbagai jenis entitas
yang ada. Standar akuntansi yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :

1. Standar akuntansi kcuangan (SAK)


2. Standar akumansi keuangan entitas tanpa akuntabililas publik (SAK ETAP)
3. Standar akumansi syariah (SAS)
4. Standar akuntansi pemerimahan (SAP)

SAK dan SAK ETAP diterbitkan oleh Dewan Standar Akumansi Keuangan lkatan Akuntan
Indonesia (DSAK 1A1).

Standar akuntansi keuangan adalah standar akuntansi yang diperuntukkan untuk entitas yang
diwajibkan menyusun laporan keuangan. Oleh karena penerapan standar akuntansi keuangan
yang cukup kompleks untuk entitas dengan skala relatif kecil, maka diterbitkan standar akuntansi
keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik yang signiflkan (SAK ETAP).

SAK ETAP hanya dapat dipakai oleh entitas yang tidak memiliki akuntabllitas publik atau
diperkenankan oleh regulator.

Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:


1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha. kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Dalam SAK ETAP dijelaskan lebih lanjut mengenai definisi entitas yang memiliki akuntabilitas
publik signifikan, yaitu jika:
1. Entitas telah mengajukan pemyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pemyataan pendaftaran, pada otorims pasar modal atau regulamr lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi. pialang dan atau pedagang efek dan pensiun
reksa dana dan bank investasi.

Berdasarkan definisi di atas, entitas yang terdaftar di pasar modal tidak dapat menggunakan SAK
ETAP. Entitas dalam industri keuangan juga tidak dapat menggunakan SAK ETAP, kecuali BPR
yang berdasarkan peraturan Bank Indonesia diizinkan menggunakan SAK ETAP. Hal tersebut
dimungkinkan karena dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa entitas yang memilih akuntabilitas
publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi
mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

SAS diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS 1A1).
Standar akuntansi syariah tersebut diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah.
Cakupan SAS tidak hanya untuk transaksi syariah pada entitas syariah (seperti bank syariah)
melainkan untuk semua entitas, baik entitas syariah maupun entitas konvensional sepanjang
entitas tersebut melakukan transaksi dengan skema syariah.

SAP dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP tersebut harus dlgunakan sebagai
acuan dalam menyusun Iaporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.

Overview dan Perbedaan Kerangka Konseptual


Standar Akuntansi Keuangan

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) merumuskan konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
Tujuan KDPPLK ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan. dalam pelaksanaan tugasnya;
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan;
3. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

jika terdapat penentangan antara KDPPLK dengan standar akuntansi keuangan, maka ketentuan
standar akuntansi keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap KDPPLK.

Kerangka dasar ini membahas:

1. Tujuan Laporan Keuangan;


2. Karakteristik kualitatlf yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
3. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur unsur yang membentuk laporan keuangan;
dan
4. Konsep modal dan pemeliharaan modal.

Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua jenis entitas komersial, baik
sektor publik maupun sektor swasta. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta Lembaga-lambaganya, dan masyarakat.

Berdasarkan KDPPLK, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
penanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen.

Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan kepastian waktu dari hasil
tersebut. Para pemakai dapat mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan
setara kas dengan lebih baik apabila mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan entitas.

Terdapat beberapa asumsi dasar dalam KDPPLK:


1. Dasar Akrual
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Artinya, pengaruh transaksi dan peristiwa
lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dlbayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
pada periode yang bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan (going concern). Entitas diasumsikan tidak
bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangj secara material skala
usahanya.

Dalam KDPPLK juga diatur mengenai karakteristlk kualitatif. Karakteristik kualitatif merupakan
ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.

Terdapat empat karatenstik kualitatif pokok yaitu

1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
pemakai. Diasumsikan pemakai laporan keuangan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis. akuntansi. serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi yang kompleks
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan dari
laporan keuangan hanya atas dasar penimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengamblian keputusan. Informasi disebut memiliki kualitas relevan apabila dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu dalam mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil
evaluasi di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya.
Informasi dianggap material apabila dengan tidak mencantumkan atau terdapat kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
yang diambil atas dasar laporan keuangan.

3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus dapat diandalkan. lnformasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dan yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajlkan. Agar dapat
diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu, tidak andal. Agar dapat
dnandalkan, informasi dalam laporan keuangan juga harus lengkap dalam batasan
materiahtas dan biaya.

4. Dapat di bandingkan

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas


amar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posis: dan kinerja keuangan
serta memperbandingkan laporan keuangan amar entttas untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena im,
pengukuran dan penya)ian transaksi dan perisu'wa lain yang serupa hams dilakukan
secara konsisten untuk enmas tersebut, anta: period: cntilas yang same, dan untuk enmas
yang berbeda. lmphkasi panting dari karakteristik kuahtatif ini adalah pemakai laporan
keuangan hams mendapat informasi temang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan Iaporan keuangan dan perubahan kebljakan serta pengaruh perubahan
tersebut

Namun. kebutuhan terhadap daya banding tidak berarti keseragaman kebijakan akuntansi.
Entitas tidak perlu meneruskan kebljakan akumansi yang tidak lagi selaras dengan
karakterisuk kualitatlf relevansi dan keandalan, apabila ada alternatlf lam yang leblh
relevan dan lebih andal.

Laporan Keuangan diklasiflkasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik


ekonominya (atau dlsebut unsur laporan keuangan), yang terdin’ dari:

1. Aset
Aset adalah sumber daya yang dlkuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan dlharapkan akan dnperoleh enmas.

2. Liabihtas
Liabilitas merupakan kewajlban entitas masa kini yang timbul dari peristlwa masa lalu,
penyelesaiannya dlharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.

3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas ase! entitas setelah dikurangi semua liabilitas.

4. Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akumansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan llabnlnas yang mengakibatkan
kenalkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Defnisi penghasilan (income) meliputi bank pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains).
Pendapatan timbuldalam pelaksanaan aktivims entitas yangbiasa sedangkan keuntungan
mencerminkan pos lajnnya yang memenuhi detinisi penghasilan yang mungkin timbul atau
mungkjn lidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang blasa. Defmisi penghasdan juga
mencakupi keuntungan yang belum duealisasi.

5. Beban
Beban (expenses) adalah penumnan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabxlllas yang mengaknbatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkul pembagian kepada penanam modal.
Definisi beban mcncakupi balk kerugnan maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aklivitas entitas yang biasa.

Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defmisi
unsur serta kriteria pengakuan di dalam neraca (laporan posisi keuangan) atau dalam laporan
laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:

l. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir
dari atau ke dalam emitas; dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

1.2.2 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Kerangka konseptual dari SAK ETAP disebut dengan istilah Konsep dan Prinsip Pervasif.
Tujuan laporan keuangan menurut konsep dan prinsip pervasif tersebut adalah menyediakan
informasi posisi keuangan, kinerja kcuangan. dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambllan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posusi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tenentu. Dalam memenuhi tuJuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
ddakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya

Karakteristik informasi kualitatif dalam laporan keuangan terdiri dari:


l. Dapat Dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat leandingkan

Karakteristik kualitau'f tersebut serupa dengan karakteristik kualitatjfyang diatur dalam


KDPPLK-SAK

Unsur laporan keuangan terdiri dari:

l. Aset adalah sumber daya yang d1kuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan dlharapkan akan dlperoleh entitas.
2. Liabihtas merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya diharapkan mengaklbatkan arus kcluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset emitas setelah dlkurangi semua liabllitas.
4. Penghasilan (income) adnlah kenalkan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengaknbatkan
kenalkan ekmtas yang tidak bemsal dari kontribusi penanam modal.
5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu period: pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajlban yang mengalubatkan
penurunan ekuitas yang Lidak terkait dengan dismbusi kepada penanam modal.

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau
laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria scbagai berikut:
l. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir
dari atau ke dalam enmas; dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Unsur unsur laporan keuangan maupun prinsip pengakuan tersebut sama dengan yang diatur
dalam KDPPLK.

1.2.3 StanduAkuntansi Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) merupakan
acuan untuk:

l. Sebagai dasar dalam penyusunan standar akumansi syariah.


2. Sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan entitas syariah.
3. Sebagai acuan bagi auditor dalam mengaudn LKS untuk memberikan opini.
4. Untuk memahami makna informasi yang ada di LKS oleh para pembaca laporan keuangan.

Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh Tuhan
sebagal amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia
untuk mencapai kesejahteraan haluki secara material dan spiritual (a! falnh). Syariah merupakan
ketemuan hukum Islam

yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut
interaksi verukal dengan Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesame makhluk. Prinsip
syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara
hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang melakukan transaksi syariah.
Akhlak merupakan norma dan etlka yang berisi nilai nilai moral dalam interaksi sesama makhluk
agar hubungan tersebut menjadi salmg menguntungkan, sinergis dan harmonis.

Transaksi syariah berasaskan pada prinsip:

l. Persaudaraan (ukhuwah)
Prinsip persaudaraan (ukhuwuh) esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi
sosia] dan humonnsasi kepemingan para plhak untuk kemanfaatan secara umum dengan
semangat saljng tolong menolong. Transaksi syariah menjunyung tmggi mlai kebersamaan dalam
mempetoleh manfaat (sharmg economics) sehingga seseorang tldak boleh mendapat keuntungan
di atas keruglan orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip salmg
mengena] (tahruf). salmg memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin
(takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluj).

2.Keadilan ('adalah)
Prinsip keadilan ('adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posismya.
Implementasi keadllan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang
adanya unsur:
a. Ribs (unsur bunga dalam segala benmk dan jenisnya, baik riba nasiah maupunfndhl);
b. Kezaliman (unsur yang merugikan du'i sendLri, orang lain, maupun lingkungan);
c. Maysir (unsur judl dan snkap spekulauf);
d. Gharax (unsur ke(1dak;elasan);dan
e. Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional yang terkait).

3.Kemaslahatan (maslahah)
Prinsip kemaslahatan (mashlahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat
yang berdimensi duniawi dan ukhmwi, makerial dan spiritual, scna indmdual dan kolekuf.
Kemaslahatan yang diakul harus memenuhj dua unsu: yakm kepatuhan syanah (halal) scrta
bermanfaat dan membawa kebalkan (thayib) dalam semua aspek secara keseluruhan yang tidak
menimbulkan kemudharatan. Transaksi syariah yang dianggap bermaslahat harus memenuhi
secara keseluruhan unsur unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah (maqasid syan'ah) yaitu
berupa pemeliharaan terhadap:

a. Akidah, keimanan dan ketakwaan (dien);


b. Aka] (MI);
c. Ketumnan (nasl);
d. jiwa dan keselamatan (nafs); dan
e. Hana benda (mal).
4.Keseimbangan (tawazun)
Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual,
aspek privat dan pubhk. sektor keuangan dan sektor riil, bisms dan sosial, keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian. 'n’ansaksi syariah udak hanya menekankan pada maksimalisasi
keuntungan entitas semata untuk kepentingan pemllik (shareholder). Sehingga manfaat yang
didapatkan tidak hanya difokuskan pada pemegang saham. akan tetapi pada semua pihak yang
dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi.

5.Universalism: (syumuliyah)
Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dxlakukan oleh, dengan, dan untuk scmua
plhak yang berkepentjngan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan,
sesuai dengan semangat kcrahmatan semata (rahmatan III alamin).

Karakteristik Tmnsaksi Syariah adalah sebagai berikut:


l Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2 Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan balk (lhayib);
3 Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan saman pengukur nilai. bukan sebagai komoditas;
4. Tidal: mengandung unsur riba;
5. Tidak mengandung unsur kezaliman;
6 Tidal: mengandung unsur maysir;
7. Tidak mengandung unsur gharar;
8 Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value afmaney) karena keuntungan yang
didapat
dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai
dengan prinsip al-ghunmu bi] ghurmi (no gain without accompanying risk);
10. Transaksi dilakukan berdasarknn suatu perjanjian yang jelas dan benar sem untuk
keuntungan semua pihak tanpa memgikan pxhak lain sehingga tidak diperkenankan
menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi
bcmamaan yang berkaitan (tahlluq) dalam satu akad;
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui rckayasa
penawaran (ihtikar); dan
12. Tidak mensandung unsur kolusi dengan snap menyuap (risywah).

Tujuan laporan keuangan menurut KDPPLKS adalah:


l. Tinjuan Utama Laporan keuangan digunakan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, sena perubahan posisi keuangan.
2. Tujuan lain:
a. Meningkatkan kepamhan terhadap prinsip syariah dalam semua ha].
b. Menyajikan informasi ientang kepatuhan terhadap syariah.
c. Menyediakan informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai syariah.
d Mengevaluasi pemenuhan mnggung jawab entitas.
e.Memberikan informasi tentang keuntungan yang diperoleh investor, pemjljk dana syirkah
temporer.
f.Memberikan informasi mengenai kewajiban entitas dalam pelaksanaan kewajiban sosial, zakat,
infaq, clan wakaf.

Asumsi dasar dalam KDPPLKS sama dengan yang diatur dalam KDPPLK,
1.Dasar Akrual
2. Kelangsungan Usaha
Karakteristik kualitatif juga terdiri dari empat, yaitu:
l. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat diperbandingkan
Salah satu perbedaan entitas syariah dan entitas komersial terlihat dari unsur laporan keuangan.
Laporan keuangan entitas syariah antara lain melipuu':
l. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial:
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain;
c. Laporan arus kas: dan
d. Laporan perubahan ekuitas.

2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:


a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
b. dan Laporan sumber dan penggunaan dana kebajIkan.

3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencenninkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus entitas syariah tersebut.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukumn posisi keuangan emitas syariah adalah
aset. liabilitas, dana syirkah temporer, dan ekuitas. Unsur yang berbeda dengan entitas komersial
adalah dana syirkah temporer. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai
investasi dengan jangka waktu tenentu dari individu dan pihak lainnya yang mana entltas syariah
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvastasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan.

1.2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan


Tujuan dari kerangka konseptual akuntansi pemerimahan adalah sebagai acuan bagl
l. Penyusunan akuntansi pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya.
2. Penyusunan laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar.
3. Pemeriksa dalam membenkan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerimahan.

Kerangka konseptual SAP menekankan perlunya mcmpertimbangkan ciri Ciri penting


lingkungan pemermtahan dalam menaapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan, yang
mellputi:
l. Ciri utama struktur pemerimahan dan pelayanan yang diberikan
A.Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan
Dalam bentuk NKRI yang berasas demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat. Terdapat
pemisahan wewenang di amara eksekuuf, legislanf, dan yudlkanf. Sebaganmana berlaku dalam
lingkungan keuangan pemerintahan, pLhak eksekutif menyusun anggaran dan
menyampaxkannya kepada pihak legislatif untuk mendapalkan persetujuan. Saelah mendapat
persetujuan, pihak eksekutif melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi dan ketentuan
perundang-undangan yang berhubungan dengan apropriasi tersebut. Pihak eksekutifbenanggung
jawab atas penyelenggaraan keuangan tersebut kepada plhak legislatif dan rakyat.

B.Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah


Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerimahan dalam system pemerimahan Repuka
Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerimah propinsi, dan pemerintah kabupatenlkota.
Pemerintah yang lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya
lebih sempit. Adanya pemerimah yang menghasilkan pendapatan pajak atau bukan pajak yang
lebih besar mengaklbatkan diselenggarakannya sistem bagi hasil, alokasi dana umum, hibah, atau
subsidi antar enmas pemerintahan.

C.Adanya pengaruh proses politik


Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan hsejahteraan selumh rakyat.
Sehubungan dengan itu, pemerintah berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fnskal dengan
mempertahankan kemampuan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan
sumber sumber lainnya guna memenuhi kemgman masyarakat. Salah satu ciri yang penting
dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk
menyelaraskan berbagai kcpentingan yang ada di masyarakat.

D.Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah. Walaupun dalam keadaan
tenentu pemerimah memungut secara langsung atas pelayanan yang diberikan. pada dasamya
sebagian besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak dalam rangka membenkan
pelayanan kepada masyarakat. Pajak yang dipungut dan pelayanan yang dnberikan oleh
pemerintah mengandung sifat sifat tenentu yang wajib dipenimbangkan dalam mengembangkan
laporan keuangan. antara lain sebagai berikut:
l) Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela.
2) Jumlah pajak yang dlbayar dltemukan dengan basis pengenaan pajak sebagaimana ditentukan
oleh peraturan perundang undangan.
3) Elisiensi pelayanan yang dlberikan pemerintah dibandingkan dengan pungutan yang
digunakan untuk pelayanan dimaksnd sering sukar diukur sehubungan dengan monopoli
pelayanan oleh pemerintah.
4) Pengukuran kualitas dan kuanmas berbagai pelayanan yang dlbenkan pemerintah relatifsulit.

2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian

a. Anggaran sebagai Pernyataan Kebuakan Publik, Target Fiskal, dan Alat Pengendalian
Anggaran pemerimah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antam eksekutlfdan
legislatif tentang belanja yang di‘etapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut alau pembiayaan yang
diperlukan jika diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Fungsi anggaran di hngkungan
pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, amara lain
karena:
l) Anggaran merupakan pemyataan kebijakan pubhk.
2) Anggaran merupakan target flskal yang menggambatkan keseimbangan amara belanja,
pendapatan, dan pembiayaan yang diingmkan.
3) Anggaran menjadi landasan pengendallan yang memillki konsekuensi hukum.
4) Anggaran memberi landasan pentlaian kinerja pemerimah.
5) Hasil pelaksanaan anggaran dnuangkan dalam Iaporan keuangan pemer'mtah sebagai
peryataan penanggungjawaban pemerintah kepada pubhk.

b.Investasi dalam Aset yang Tidak Menghasilkan Pendapatan


Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang secara tidak langsung
menghasilkan pendapatan bagi pemerimah. seperti gedung perkamoran. jembatan, )alan, laman.
dan kawasan reservasi. Dengan demlkian, fungsi asct dimaksud bagi pemerintah berbeda
dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut tidak menghasilkan
pendapatan secara langsung bagi pemenntah, bahkan menimbulkan komitmen pemerimah unmk
memehharanya di masa mendatang.
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akumansi dan pelaporan keuangan yang
lazim dlterapkan di lingkungan pemen‘ntah yang memisahkan kelompok dana menurut
tujuannya, sehmgga masing masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan
keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang ditenma. Akuntansi dana dapat
dlterapkan untuk tujuan pengendalian masing masing kelompok dana selain kelompok dana
umum (the generalfund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pelaporan
keuangan pemerintah.

Laporan keuangan pemerimah disusun untuk memenuhj kebutuhan informasi dari semua
kelompok pengguna.
Beberapa kelompok pengguna lapomn keuangan pemerimah adalah:

l. Masyarakat:
2. Para wakll rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
4. Pemerintah.

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akumansi
yang menurut ketentuan peraturan perundang undangan wajib menyampaikan laporan
pemnggungjawaban berupa laporan keuangan. yang terdiri dari:
l. Pemerimtah pusat;
2. Pemerintah daerah

3. Satuan organisasi di lingkungan pemerimah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut
peramran penmdang undangan satuan organisasi tersebut wajib menyajikan laporan keuangan.

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaal bagi para
pengguna dalam menilai akumabilitas dan membuat keputusan baik kepumsan ekonomi. sosial,
maupun politik dengan:
l. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai
seluruh pengeluaran.

2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian an memperoleh sumber daya ekonomi dan


alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang undangan.

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan sena hasil hasil yang telah dicapai.

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya


dan mencukupi kebutuhan kasnya.

5. Menyedlakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk
yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi kcuangan entitas pelaporan, apakah


mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.

Laporan keuangan pokok entitas pemerintah terdiri dari: l. Laporan Realisasi Anggaran;

2. Neraca;

3. Laporan Arus Kas;

4. Catatzm atas Laporan Kenangan.

Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan wajib menyajikan laporan lain
dan/atau elemen informasi akumansi yang diwajibkan oleh ketentuan peraturan perundang
undangan (statutory reports).
Laporan keuangan pokok entitas pemerimahan tersebut berbeda dengan entitas komersial. Dalam
entitas komersial tidak terdapat laporan realisasi anggaran. Laporan keuangan pokok entitas
pemerimahan tidak terdapat laporan perubahan ekuitas sebagaimana terdapat di entitas
komersial.

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah terdiri dad:

I. Asumsi kemandjrian enmas. Asumsi kemandlrian cntitas, balk entitas pelaporan maupun
akumansi, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban unmk menyajlkan laporan keuangan sehmgga udak terjadi kekacauan
amar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya
asumsi ini adalah adanya kewenangan entilas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab alas pengelolaan aset dan sumber
daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdlksi tugas pokoknya, termasuk alas kehllangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang piutang yang terjadi alubat pumsan entitas.
serta terlaksana tidaknya program yang ‘elah dntetapkan.

2. Asumsi kesinambungan entitas. Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas
pelapomn akan berlanjut kcberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). Laporan keuangan emitas
pelaporan hams menyajlkan setlap kegiatan yang diasumsikan dapa‘ dinilai

dengan saman uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi.
KDPPLK, konsep dan prinsip pervasif SAK ETAP, Sena KDPPLKS mengatur 2 asumsi dasar
saja, yaitu dasar akrual dan kelangsungan hidup. Untuk asumsi kelangsungan hidup juga diatur
dalam asumsi kerangka konseptual akuntansi pemerintahan di atas. Sedangkan unluk dasar
akrual udak termasuk. Pengaturan

mengenaj dasar akrual dijelaskan dalam prinsip akuntansi dan pelaporan pemerinlahan di bagian
basis akuntansi.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan dalam kerangka konseptual akuntansi pemerintahan


secara substansi sama dengan kerangka konseptual lainnya, yaitu: l. Relevan;

2. Andal; 3. Dapat dibandingkan; dan 4. Dapat dipahami.

Prinsip akumansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan
dilaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh pcnyelenggara akumansi
dan pelaporan

keuangan dalam melakukan kegiatannya, sena oleh pengguna laporan keuangan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan.

Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah: 1. Basis Akuntansi. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja. dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajlban, dan ekuitas
dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat kas diterima di Rekemng Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan
belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
pelaporan. Emitas pelaporan tidak menggunakan istllah laba. Penentuan sisa pembiayaan
anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode bergantung pada selisih realisasi
penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan dan belanja bukan tunai sepem bantuan pihak asing
dalam bentuk barang dan jasa disajlkan pada Laporan Realisasi Anggaran.

Basis akrual untuk Neraca berani bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat
pada

saat terjadinya transaksi. atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemenntah, tanpa memperhaukan saat kas atau setara kas dilemma atau dnbayar.

Emitas pelaporan menyajlkan Laporan Kmerja Keuangan menggunakan sepenuhnya basis


akrual, baik pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun pengakuan am.
kewajlban, dan ekunas dana. Namun demxkian. penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap
berdasarkan basis kas.

Hal ini berbeda dengan entitas komersial maupun entitas syariah yang menggunakan asumsi
dasar akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan kenangan.

Prinsip nilai historis.

Ase: dicatat sebesar pengeluaran kas dan selara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar jumlah kas dan setara kas yang dlharapkan akan dxbayarkan untuk memenuhi kewa)iban
di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat
diandalkan daripada penilaian yang lain karena leblh obyekuf dan dapat diverifikasi. Dalam hal
udak terdapat mlai historis. dapat dlgunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkail.

Dalam kerangka dasar emitas komersial dan syariah, tidak terdapat prinsip nilai historis.
Terdapat alternatif penggunaan mlai historis maupun nilai wajar untuk pengakuan aset dan
liabilitas.

Prinsip reahsasi.

Bagi pemerinlah‘ pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerimah selama suatu tahun fiskal akan dlgunakan untuk membayar utang dan belanja dalam
periode tersebuL Prinsxp pemadanan antara biaya dengan pendapatan (matching cost against
revenue principle) dalam akumansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana
deraktekkan dalam akuntansi komersial.

Prinsip ini yang juga berbeda. dikarenakan dalam emitas komersial ditekankan perlunya
matching cast against revenue.

Pnnsip substansi mengungguli bentuk formal.

Informasi dimaksudkan untuk menyajlkan dengan wajar transaksi sena peristiwa lain yang
scharusnya disajikan, maka transaksi atau perisuwa lain tersebut perlu dicatat dan disajlkan
sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek fonnalnasnya. Apabila
substansi transaksi atau peristiwa lain tldak konsisten/berbeda dengan aspek formahtasnya, maka
hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan mas Laporan Keuangan.

Pnnsip periodlsitas.

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan enmas pelaporan perlu dibagi menjadi pcriode-
periode pelaporan sehingga kincrja enmas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dlmillkinya
dapat dilentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan,
triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

Prinsip konsistensi.

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh
entilas pelaporan (prmsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
perubahan dari satu metode akumansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi dapat
dmbah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu membenkan informasi yang
lebih baik dibandmg metode sebelumnya. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini
diungkapkan dalam Catalan atas Laporan Keuangan.

Prinsip pengungkapan lengkap.

Laporan keuangan menyajlkan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Informasi yang djbutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat dnempa‘kan pada lembar
muka (on Iheface) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

Prinsip penyajlan wajar.

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran. Neraca, Laporan Arus
Kas. dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Sama seperti entitas komersial, entitas pemerintah juga perlu menerapkan faktor pertimbangan
sehat bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi keudakpastian peristiwa dan keadaan
tenentu. Ketidakpastian sepem' itu diakui dengan mengungkapkan hakikat sena tingkatnya
dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan
sehat mengandung unsu: kehati hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpasnan sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah.

Sebagaimana dijelaskan di atas. salah satu unsur laporan keuangan yang berbeda dengan emitas
komersial adalah Laporan Realisasi Anggaran. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar
sumber. alokasi. dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dlkelola oleh pemerimah
pusat/daerah, yang menggambarkan perband‘mgan antara anggaxan dan realisasinya dalam satu
periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan,
belanja,

transfer, dan pembiayaan:

l. Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam period:
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayarkan
kembali oleh pemerimah.

2. Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerimah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih.

3. Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah yang mengurangi ekultas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerimah.
4. Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.

5. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas
pelaporan lain. termasuk dana perimbangan dan dana bagi basil.

6. Pembiayaan (jinancing) adalah setiap penerimaan yang perlu dlbayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerimah terutama dimaksudkan untuk
menutup demit atau memanfaatkan surplus anggaran.

7. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.
Pengeluaran pembiayaan antara lain dlgunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pmjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Neraca emitas pemerintahan terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tenentu.
Perbedaan

dengan entitas komersial terletak di ekuitas dana. Ekuitas Dana dapat dlkelompokkan sebagai
berikut:

l. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajlban jangka pendek.

2. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerimah yang tenanam dalam aset
nonlancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.

3. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemenntah yang dicadangkan untuk tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang undangan.

Anda mungkin juga menyukai