Penyusun:
Adib 14/374925/FA/10292
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys- (buruk) dan -peptein
(pencernaan). Berdasarkan konsensus International Panel of Clinical Investigators,
dispepsia didefi nisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama dirasakan di
daerah perut bagian atas,2sedangkan menurut Kriteria Roma III terbaru, dispepsia
fungsional didefi nisikan sebagai sindrom yang mencakup satu atau lebih dari gejala-
gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat kenyang, atau rasa terbakar di
ulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala
sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis.
B. Etiologi
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan dispepsia
Dalam lumen saluran cerna Pankreas
- Tukak peptik - Pankreatitis
- Gastritis - Keganasan
- Keganasan
Pengobatan
1. Konsumsi Pisang kapok kuning setiap pagi siang dan sore teratur.
2. Yoghurt
Asam yang terbentuk dalam yoghurt adalah asam laktat yang malah berfungsi untuk
menutupi luka yang ada di dinding lambung. Selain itu bakteri asam laktat dalam
yoghurt mampu membentuk asam organic, hydrogen peroksida dan bakteriosin yang
bersifat mikrosidal atau mematikan mikroba lain. Rasa asam yoghurt tidak akan
merangsang produksi berlebihan asam lambung dan meningkatkan iritasi pada
lambung. Perut manusia, terutama lambung, mempunyai pH 1, sedangkan yogurt
memiliki pH 4, jadi yogurt cukup aman bagi lambung. Dalam literatur dikatakan
bahwa salah satu manfaat yoghurt adalah justu mengobati penyakit maag,
menyembuhkan luka pada dinding lambung. Para penelitit melaporkan dalam
American Journal of Clinical Nutrition bahwa mengkonsumsi yoghurt yang
mengandung bakteri menguntungkan, Lacobacillus dan bifidobacterium, secara
signifikan akan menurunkan jumlah Helicobacter Pylori, bakteri penyebab penyakit
tukak lambung.
3. Jahe
Jahe digunakan untuk mengobati dispepsia, kolik, diare, demam dan flu serta kurang
nafsu makan. Uji klinis juga menunjukkan bahwa sediaan jahe mencegah mual dan
muntah pada wanita hamil. Komponen kimia utama pada jahe segar adalah keton
fenolik homolog yang dikenal sebagai gingerol
BAB IV
KASUS SWAMEDIKASI
Kasus
Pada malam hari, seorang bapak berumur 30 tahun datang ke apotek Sumber Waras di Jl.
Kaliurang km 8 untuk membeli obat karena merasakan nyeri di ulu hati, mual dan muntah.
Bapak tersebut bernaman Dani, seorang manajer perusahaan yang sedang mendapat tugas
dari perusahaan untuk mempersiapkan launching produk baru perusahaan. Tugas yang
menumpuk menyebabkan pak Dani sering terlambat makan. Pak Dani mempunyai kebiasaan
merokok dan minum kopi setiap hari. Pak Dani tidak mempunyai riwayat penyakit
sebelumnya.
Identifikasi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Dani
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : manajer perusahaan
Alamat : Jl. Kaliurang km 5,6
Riwayat penyakit : tidak ada
Gejala penyakit
Nyeri ulu hati
Mual dan muntah
Penyebab
Waktu makan tidak teratur
Kebiasaan minum kopi dan merokok
Stres
Skenario
A: Selamat malam, perkenalkan saya Andi apoteker yang bertugas pada malam hari ini. Ini
dengan bapak siapa?
D: Nama saya Dani
A: “iya pak Dani, Ada yang bisa saya bantu?”
D: “Ini mas, saya mau membeli obat untuk perut saya yang sakit ini (sambil menahan rasa
sakit di perut).”
A: “Saya membutuhkan beberapa informasi dari pak Dani sebagai dasar untuk memberikan
obat yang sesuai dengan kondisi pak Dani, apa bapak berkenan?”
D: “oiya mas, silakan.”
A: “Boleh minta tolong, bapak untuk menceritakan alamat bapak, usia, pekerjaan dan nomer
telepon?”
D: “Saya tinggal di Jl. Kaliurang Km 5,6, usia saya sekarang 30 tahun dan saat ini bekerja
sebagai manajer perusahaan. Untuk nomer telepon saya (0274) 675344”.
A: “Terimakasih pak infonya, saya tulis terlebih dahulu”. “Bisa tolong diceritakan gejala
penyakit bapak?”
D: “ Perut saya di bagian ulu hati rasanya nyeri dan perih. Selain itu, saya juga merasakan
mual dan muntah, mas ?”
A: “Gejalanya muncul sejak kapan, pak?”
D: “Baru saja mas sekitar 3 jam yang lalu”.
A: “Sebelumnya, apa bapak sudah minum obat?”
D: “Belum mas, karena kalau dimasukan makanan rasanya perih di perut. Tadi saya hanya
minum air putih saja”.
A: “Berarti bapak belum berkonsultasi ke dokter, ya?
D: “iya, mas”.
A: “ Apa bapak punya riwayat penyakit yang diderita?”
D: “ Nggak ada mas, saya nggak punya riwayat penyakit. Ini juga baru pertama kali saya
merasakan penyakit ini?”
A: “Bisa minta tolong diceritakan pak, aktivitas bapak beberapa hari terakhir ini?”
D: “Saat ini saya sedang ditugaskan dari perusahaan untuk mempersiapkan launching produk
baru, mas. Jadi, akhir-akhir ini saya sering begadang untuk mengejar target perusahaan.
Terkadang saya juga lupa makan karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Saya
capek dan pusing mas, memikirkan tugas saya yang banyak dan dikejar deadline.”
A: “Apa bapak sering minum kopi?’
D: “ oiya tentu mas, saya sangat suka minum kopi dan merokok.”
A: “Saat ini, apakah bapak sedang mengkonsumsi obat, herbal atau suplemen?
D: “nggak, mas”.
A: “Menurut saya, penyakit bapak ini ada hubungannya dengan aktivitas bapak akhir-akhir
ini”. Kemungkinan bapak mengalami peradangan di lambung akibat bapak mengalami stres
dengan beban tugas bapak. Selain itu, bapak sering lupa makan dan kebiasaan bapak minum
kopi dan merokok. Tapi tidak perlu khawatir pak, asal bapak minum obat dan merubah gaya
hidup, insyaallah bisa sembuh.”
D: “Trus, saya harus bagaimana mas?”
A: “Tunggu sebentar pak, saya ambilkan obatnya (Apoteker menyuruh asisten apoteker untuk
mengambilkan antasida (ex: promag) dan metoklopropamid)”.
A: “Ini pak obatnya, yang warna hijau ini diminum 3x sehari 1 tablet 1-2 jam setelah makan.
Untuk obat ini dikunyah terlebih dahulu dimulut, rasanya tidak pahit, pak. Sedangkan obat
yang satunya untuk mual dan muntah diminum 3x sehari 1 tablet ½ jam sebelum makan”.
Apabila sudah tidak merasakan sakit lagi, obatnya tidak perlu diminum lagi”. Saat
menggunakan obat ini bapak jangan berkendara dan menyalakan mesin karena obat ini
menyebabkan kantuk. Bisa minta tolong bapak untuk mengulangi aturan pakai obat?”
D: “iya, mas. Obat yang warnanya hijau diminum 3x sehari 1 tablet 1-2 jam sesudah makan
dan obatnya dikunyah. Kalau yang satunya lagi diminum 3x sehari ½ jam sebelum makan.”
A: “ Apabila dalam 3 hari penyakit bapak belum sembuh, saya sarankan bapak berkonsultasi
ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.”
D:” Oiya, mas”.
A: “Untuk mempercepat penyembuhan, selama pengobatan bapak harus mengurangi minum
kopi dan kebiasaan merokok dan akan lebih baik jika bisa dihentikan. Selain itu, bapak juga
harus teratur waktu makannya, mengurangi makanan yang asam dan pedas serta mengurangi
stres. Bapak juga bisa membuat jus dari kombinasi es batu , pisang, yogurt dan sedikit serbuk
jahe untuk membantu memelihara kesehatan lambung bapak.”
D: “Terimakasih mas, sarannya. Saya akan mengikutinya”.
A: “ Ada lagi yang bisa saya bantu?’
D: “sudah cukup”
A: “Terimakasih pak, atas kesediaan waktunya untuk berkonsultasi. Apabila ada kesulitan
atau kendala selama pemakaian obat bisa menghubungi ke nomer saya (0274) 556123.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Kochhar, Malkit Nagi and Rajbir Sachdev, J. Hum. Ecol., 2006,19(3): 195-199
Anonim, 2011, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 11. Jakarta. Penerbit PT. Info
Master.
G. Suresh, A. K. Shethi & P. V. Salimath, Plant Foods for Human Nutrition, 2005, 60: 87-91.
Setiawati dan Arini. 1992. Farmakologi dan Penggunaan Terapi Obat-obat Sitoproteksi.
Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: EGC. No. 79. 29-35
M.E. Abdelgani, E.A.E. Elsheikh, N.O. Mukhtarb, 1999, Food Chemistry, 64,289-293