Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemanasan global adalah salah satu masalah lingkungan utama masyarakat. Efek
ini terkait langsung dengan emisi CO2, terutama dengan membakar bahan bakar
fosil di pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik. Sebuah alternatif untuk
bahan bakar fosil dan masalah lingkungannya adalah sumber energi terbarukan,
seperti, hidro, biomassa dan matahari. Namun, menurut Komiyama dan Fujii,
output daya sumber daya terbarukan secara langsung dipengaruhi oleh musim dan
kondisi iklim seperti insolasi matahari. Selain itu, Khalid et al, percaya bahwa
energi terbarukan menciptakan hambatan dan tantangan bagi penggunaannya dalam
kegiatan industri. Dalam hal ini, Huhtala dan Remes, menekankan teknologi nuklir
dapat memasok energi dengan cara yang andal dengan biaya operasional yang
rendah dan emisi CO2 yang rendah. Satu kemungkinan teknologi nuklir untuk
produksi listrik adalah PWR yang mewakili PLTN dunia. Secara umum,
pembangkit listrik PWR mengubah energi nuklir menjadi energi termal dengan
menggunakan panas yang dilepaskan dari fisi nuklir. Energi panas kemudian
digunakan untuk mendidihkan air dan menghasilkan uap yang akan menggerakkan
turbin untuk menghasilkan listrik. Menurut Ozcan e Dincer, PLTN memiliki
efisiensi termal sekitar 35% dan mewakili 16% dari permintaan listrik di seluruh
dunia.
Selain efisiensi termal atau energi, eksergi adalah cara alternatif untuk
mengevaluasi segala jenis sistem termal, termasuk nuklir. Analisis eksergi
memungkinkan mengevaluasi kinerja suatu sistem dan komponen-komponennya
dengan mengkuantifikasi generasi yang tidak dapat dibalik pada setiap perangkat
pembangkit listrik. Dalam literatur, ada banyak makalah yang membahas analisis
energi dan eksergi untuk mengevaluasi berbagai sistem nuklir atau PLTN.
Durmaya dan Yavuz, melakukan analisis eksergi dalam reaktor air bertekanan
(Pressurized Water Reactor) dengan kapasitas termal 4250 MW untuk melihat
irreversibilitas yang terkait dengan PLTN dan komponennya.

Page 1 of 29
Oleh karena itu, berdasarkan jurnal ini, ada berbagai macam informasi tentang
model energi dan eksergi yang mencakup banyak jenis pembangkit atau sistem
nuklir di banyak negara di seluruh dunia, tetapi tidak ada yang membahas NPP
(Nuclear Power Plant) Brasil, Angra 1 maupun Angra 2. Jadi, tujuan dari jurnal ini
adalah untuk mengevaluasi Angra 2, pembangkit listrik tenaga nuklir yang
dibangun di Brasil, dengan melakukan analisis energi dan eksergi. Dengan cara ini,
akan dimungkinkan untuk menentukan kinerja termodinamika pada Angra 2 dan
komponen mana yang paling tidak efisien. Selain itu akan diverifikasi jika PLTN
Brasil memiliki efisiensi termodinamika dekat dengan pembangkit listrik tenaga
nuklir lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja data yang diperlukan dalam analisis eksergi?
2. Berapa besar eksergi loss setiap alat yang digunakan pada pembangkit listrik
tenaga nuklir Angra 2 di Brasil?
3. Berapa besar efisiensi eksergi di setiap alat yang digunakan pada pembangkit
listrik tenaga nuklir Angra 2 di Brasil?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui data yang diperlukan dalam analisis eksergi.
2. Mengetahui besar eksergi loss setiap alat yang digunakan pada pembangkit
listrik tenaga nuklir Angra 2 di Brasil.
3. Mengetahui besar efisiensi eksergi di setiap alat yang digunakan pada
pembangkit listrik tenaga nuklir Angra 2 di Brasil.

Page 2 of 29
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Eksergi
Dalam termodinamika , eksergi suatu sistem adalah kerja bermanfaat maksimum
yang dimungkinkan selama proses yang membawa sistem ke dalam keseimbangan
dengan reservoir panas, mencapai entropi maksimum. Ketika lingkungan adalah
reservoir, eksergi adalah potensi suatu sistem untuk menyebabkan perubahan
karena mencapai kesetimbangan dengan lingkungannya. Eksergi adalah energi
yang tersedia untuk digunakan. Setelah sistem dan lingkungan mencapai
keseimbangan, eksergi adalah nol. Menentukan eksergi juga merupakan tujuan
pertama termodinamika . Istilah "exergy" diciptakan pada tahun 1956 oleh Zoran
Rant (1904-1972) dengan menggunakan bahasa Yunani ex dan arti ergon "from
work ", konsep ini dikembangkan oleh J. Willard Gibbs pada tahun 1873.
Energi tidak diciptakan atau dihancurkan selama proses. Energi berubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya (Hukum Pertama Termodinamika). Sebaliknya,
eksergi selalu dihancurkan ketika suatu proses tidak dapat dipulihkan , misalnya
hilangnya panas ke lingkungan (Hukum Kedua Termodinamika). Penghancuran ini
sebanding dengan peningkatan entropi sistem bersama dengan lingkungannya
(Entropi).
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya
thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber
panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt
Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin.
Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber
panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan
Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium
menghasilkan energi panas yang sangat besar.
Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan
untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600
MWe sampai 1200 MWe. Sampai tahun 2015 terdapat 437 PLTN yang beroperasi

Page 3 of 29
di dunia, yang secara keseluruhan menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik
dunia. Sampai saat ini sekitar 66 unit PLTN sedang dibangun di berbagai negara,
antara lain Tiongkok 28 unit, Rusia 11 unit, India 7 unit, Uni Emirat Arab 4 unit,
Korea Selatan 4 unit, Pakistan dan Taiwan masing-masing 2 unit.
2.3 Prinsip Kerja PLTN secara umum
PLTU menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, gas alam dan
sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar, kemudia panas yang
dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler sehingga
menghasilkan uap air, uap air yang didapat digunakan untuk memutar turbin uap,
dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena ikut berputar seporos dengan
turbin uap. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk
menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan
gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang
mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara dan
berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan
peningkatan suhu global.
Pada PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi
reaksi fisi yaitu saat neutron menumbuk Uranium-235 dan saat itu pula atom
Uranium akan terbagi menjadi 2 buah atom Kr dan Br. Saat terjadi reaksi fisi juga
akan dihasilkan energi panas yang sangat besar. Dalam aplikasinya di PLTN, energi
hasil reaksi fisi ini dijadikan sumber panas untuk menghasilkan uap air. Uap air
yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan membuat generator
menghasilkan listrik.
2.4 Diagram Alir PLTN Angra 2 Brasil
Angra 2 adalah PLTN kedua yang dibangun di Brasil dan memiliki output daya
listrik nominal 1.300 MW. Energi itu mampu memasok kebutuhan listrik sebuah
kota dengan 2 juta penduduk. Angra 2 menggunakan teknologi PWR dari
SIEMENS Corporation. Sederhananya, pembangkit PWR terdiri dari tiga sirkuit
utama: primer, sekunder dan tersier.
Di sirkuit primer, cairan pendingin air pada tekanan tinggi menghilangkan panas
dari fisi nuklir di teras reaktor. Setelah itu, di sirkuit sekunder, cairan pendingin air

Page 4 of 29
pada tekanan tinggi dan sekarang pada suhu tinggi mendidihkan air untuk
menghasilkan uap dalam pembangkit uap (Steam Generator). Uap ini akan
menggerakkan turbin tekanan tinggi (High Pressure Turbine) dan turbin tekanan
rendah (Low Pressure Turbine) untuk menghasilkan listrik. Sirkuit sekunder
didasarkan pada siklus Rankine seperti kebanyakan pembangkit listrik tenaga uap.
Terakhir, di sirkuit ketiga, digunakan air laut untuk mendinginkan uap, dalam
kondensor, setelah meninggalkan turbin bertekanan rendah. Proses pendinginan ini
diperlukan untuk menjamin semua proses termodinamika di pabrik, termasuk
pendinginan reaktor, pembangkit uap dan juga produksi listrik.
Selain semua proses dan peralatan yang dijelaskan di atas, Angra 2 memiliki
banyak perangkat lain yang diperlukan untuk operasi yang memuaskan. Mereka
adalah: pemanas bertekanan rendah (Low Pressure Heater), pemanas bertekanan
tinggi (High Pressure Heater), pompa, tangki air umpan (Feed Water Tank),
pemisah air atau uap air (Moisture Separator) dan pemanas ulang (ReHeater). LPH
dan HPH memanaskan air, dengan memulihkan panas untuk meningkatkan
suhunya, sebelum mencapai pembuat uap untuk meningkatkan efisiensi termal
sistem. Demikian pula, panaskan kembali uap yang sangat panas sebelum
menggerakkan turbin bertekanan rendah, sehingga meningkatkan kinerja sistem
secara keseluruhan. Semua perangkat ini dan posisinya di NPP, bersama dengan
siklus termodinamika untuk sistem, dapat dilihat pada Gambar. 1.

Page 5 of 29
2.5 Neraca Massa
Hukum dasar keseimbangan massa untuk setiap komponen pembangkit listrik
tenaga nuklir, dengan mempertimbangkan kondisi tunak (steady state), adalah :

Selain persamaan ini dan menggunakan Tabel 2 dengan nilai input laju aliran
massa dari FSAR [13] adalah mungkin untuk menentukan laju aliran massa di
setiap titik sistem, seperti yang sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 1. Selain itu,
laju aliran massa dalam Poin 1, 2 dan 3 diperoleh kemudian dengan analisis energi
dengan mempertimbangkan reaktor dan pembangkit uap.

Page 6 of 29
Page 7 of 29
2.6 Eksergi
Berdasarkan Moran et al., eksergi menjelaskan "kerja teoretis maksimum yang
dapat diperoleh dari keseluruhan sistem yang terdiri dari suatu sistem dan
sekitarnya ketika sistem memasuki keseimbangan dengan lingkungan atau
berpindah ke kondisi mati". Jadi, eksergi dapat ditentukan sebagai sifat
termodinamika. Kemudian, aliran eksergi di setiap titik Angra 2, sudah ditunjukkan
pada Tabel 1, dihitung dengan Persamaan. (51)

Di mana, h0 dan s0 adalah sifat termodinamika entalpi dan entropi pada kondisi
mati (dead state) (T0 = 25 ° C dan P0 = 1 bar). Eksergi sebagai bahan bakar
mewakili eksergi yang ditambahkan ke sistem seperti ketika bahan bakar terbakar
di ruang bakar dan menambah panas ke fluida kerja yang mewakili eksergi sebagai
produk. Dengan cara alternatif, eksergi sebagai bahan bakar dan produk hanya
mewakili perbedaan antara aliran eksergi dan aliran eksergi seperti pada
Persamaan. (53)

Kemudian, eksergi yang tidak bisa digunakan disetiap peralatan pada Angra 2
dihitung dengan menggunakan persamaan 53 dengan ditunjukkan dari eksergi
bahan bakar dan produk didefinisikan di tabel 3, dengan mempertimbangkan semua
aliran eksergi di setiap komponen.

Page 8 of 29
2.7 Energi
Hukum termodinamika pertama untuk volume kontrol memperhitungkan
pertukaran energi di banyak perangkat, seperti turbin, pompa, kompresor, dan
pemanas. Jika energi kinetik dan potensial dapat diabaikan selama kondisi tunak,
hukum pertama hanya menjadi dalam Persamaan. (25) Pernyataan tersebut adalah
dasar untuk model energi yang diusulkan dalam bagian ini, yang digunakan untuk
mengevaluasi sistem dan komponen-komponennya.

Page 9 of 29
Selain itu, nilai-nilai aliran energi untuk setiap keadaan termodinamika, yang
sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 1, dihitung dengan menerapkan Persamaan.
(26) dalam perangkat lunak ESS dengan nilai-nilai entalpi dan aliran massa.

Kemudian, dengan mengimplementasikan dalam perangkat lunak EES


Persamaan. (25) untuk setiap komponen individu Angra 2 NPP diperoleh variabel
energi berikut :
(i) The total thermal power released by reactor and added to steam generator
(SG) ;

(ii) Heat exchanged in low pressure heaters (LPHs) and high pressure heaters
(HPHs);

Page 10 of 29
(iii) Energy balance in feedwater tank (FWT), moisture separator (MS), reheater
(RH) and condenser;

(iv) Work consumed by each pump and the total pumping work required by the
NPP;

(v) Work performed by LPT and HPT plus the net work done by NPP and its
thermal efficiency;

Page 11 of 29
2.8 Perhitungan Per Titik (Eksergi dan Availibility)

Diketahui :

T0 = 306,15 K  33,15 0C
𝑘𝑗
H0 = 138,907 𝑘𝑔

𝑘𝑗
S0 = 0,4798 𝑘𝑔.𝐾

Dari tabel saturated diketahui :

T ( 0C ) H ( Kj/Kg ) S (Kj/Kg.K)
30 125,74 0,4368
35 146,64 0,5051

Interpolasi mencari H0 :
𝑥−𝑥1
 𝑦 = 𝑦1 + ( ) (𝑦2 − 𝑦1 )
𝑥2 −𝑥1
𝑘𝑗 33,15+30 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (125,74 )+( ) ℃ (146,64 − 125,74) 𝑘𝑔 = 138,907 𝑘𝑔
𝑘𝑔 35−30

Interpolasi mencari S0 :
𝑥−𝑥1
 𝑦 = 𝑦1 + ( ) (𝑦2 − 𝑦1 )
𝑥2 −𝑥1
𝑘𝑗 33,15+30 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (0,4368 )+( ) ℃ (0,5051 − 0,4368) 𝑘𝑔.𝐾 = 138,907 𝑘𝑔.𝐾
𝑘𝑔.𝐾 35−30

1. 𝑎 = (ℎ1 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆1 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (3133,694 𝑘𝑔 − 138,907 𝑘𝑔) − 306,15 𝐾 (6,7422 𝑘𝑔.𝑘 − 0,4798 𝑘𝑔.𝑘)

𝑘𝑗
= 1.077,55324
𝑘𝑔

𝐸1 = 𝑚̇ 1 𝑥 𝑎1

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 4,80 𝑥 1077,55324
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 5.172,255552 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000
𝑠

Page 12 of 29
= 𝟓, 𝟏𝟕𝟐 𝒎𝒘

2. 𝑎 = (ℎ2 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆2 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (2980,813 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (6,8335 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 896,7270745
𝑘𝑔

𝐸2 = 𝑚̇ 2 𝑥 𝑎2

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 4,02 𝑥 896,7270745
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 3.604,817395 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟑, 𝟔𝟎𝟓 𝒎𝒘

3. 𝑎 = (ℎ3 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆3 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (2760,747 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (6,7847 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 691,594865
𝑘𝑔

𝐸3 = 𝑚̇ 3 𝑥 𝑎3

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 4,42 𝑥 691,594865
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 3.056,849303 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟑, 𝟎𝟓𝟕 𝒎𝒘

4. 𝑎 = (ℎ4 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆4 − 𝑆0 )

Page 13 of 29
𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (2744,182 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (6,9459 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 625,678485
𝑘𝑔

𝐸4 = 𝑚̇ 4 𝑥 𝑎4

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 3,76 𝑥 625,678485
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 2.352,551104 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟐, 𝟑𝟓𝟐 𝒎𝒘

5. 𝑎 = (ℎ5 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆5 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (2689,664 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (7,2583 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 475,519225
𝑘𝑔

𝐸5 = 𝑚̇ 5 𝑥 𝑎5

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 1,74 𝑥 475,519225
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 827,4034515 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟖𝟐𝟕 𝒎𝒘

6. 𝑎 = (ℎ6 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆6 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (2640,599 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (7,6995 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 291,380845
𝑘𝑔

Page 14 of 29
𝐸6 = 𝑚̇ 6 𝑥 𝑎6

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 55,43 𝑥 291,380845
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 16.151,240224 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟏𝟔, 𝟏𝟓𝟏 𝒎𝒘

7. 𝑎 = (ℎ7 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆7 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (313,554 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,0144 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 10,97921
𝑘𝑔

𝐸7 = 𝑚̇ 7 𝑥 𝑎7

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 55,43 𝑥 10,97921
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 608,5776103 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟔𝟎𝟖 𝒎𝒘

8. 𝑎 = (ℎ8 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆8 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (311,039 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,0072 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 10,66849
𝑘𝑔

𝐸8 = 𝑚̇ 8 𝑥 𝑎8

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 60,94 𝑥 10,66849
𝑠 𝑘𝑔

Page 15 of 29
𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 650,1377806 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟔𝟓𝟎 𝒎𝒘

9. 𝑎 = (ℎ9 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆9 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (321,717 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,0325 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 13,600895
𝑘𝑔

𝐸9 = 𝑚̇ 9 𝑥 𝑎9

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 60,94 𝑥 13,600895
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 828,8385413 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟖𝟐𝟖 𝒎𝒘

10. 𝑎 = (ℎ10 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆10 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (373,605 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,1834 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 19,29086
𝑘𝑔

𝐸10 = 𝑚10
̇ 𝑥 𝑎10

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 5,51 𝑥 19,29086
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 106,2926386 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟏𝟎𝟔 𝒎𝒘

Page 16 of 29
11. 𝑎 = (ℎ11 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆11 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (405,243 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,2664 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 25,51841
𝑘𝑔

𝐸11 = 𝑚11
̇ 𝑥 𝑎11

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 60,94 𝑥 25,51841
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 1.555,091905 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟏, 𝟓𝟓𝟓 𝒎𝒘

12. 𝑎 = (ℎ12 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆12 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (441,059 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,3654 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 31,02556
𝑘𝑔

𝐸12 = 𝑚12
̇ 𝑥 𝑎12

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 3,77 𝑥 31,02556
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 116,9663612 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000
𝑠

= 𝟎, 𝟏𝟏𝟔 𝒎𝒘

13. 𝑎 = (ℎ13 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆13 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (531,500 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,5974 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

Page 17 of 29
𝑘𝑗
= 50,43976
𝑘𝑔

𝐸13 = 𝑚13
̇ 𝑥 𝑎13

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 60,94 𝑥 50,43976
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 3.073,798974 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟑, 𝟎𝟕𝟑 𝒎𝒘

14. 𝑎 = (ℎ14 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆14 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (675,575 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,9428 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 88,77055
𝑘𝑔

𝐸14 = 𝑚14
̇ 𝑥 𝑎14

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 74,17 𝑥 88,77055
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 6.584,111694 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟔, 𝟓𝟖𝟒 𝒎𝒘

15. 𝑎 = (ℎ15 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆15 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (692,769 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (1,9421 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 106,178855
𝑘𝑔

𝐸15 = 𝑚15
̇ 𝑥 𝑎15

Page 18 of 29
𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 74,17 𝑥 106,178855
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 7.875,285675 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟕, 𝟖𝟕𝟓 𝒎𝒘

16. 𝑎 = (ℎ16 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆16 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (703,898 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (2,0074 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 97,31626
𝑘𝑔

𝐸16 = 𝑚16
̇ 𝑥 𝑎16

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 8,82 𝑥 97,31626
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 858,3294132 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟖𝟓𝟖 𝒎𝒘

17. 𝑎 = (ℎ17 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆17 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (830,566 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (2,2527 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 148,885665
𝑘𝑔

𝐸17 = 𝑚17
̇ 𝑥 𝑎17

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 74,17 𝑥 148,885665
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 11.042,84977 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

Page 19 of 29
= 𝟏𝟏, 𝟎𝟒𝟐 𝒎𝒘

18. 𝑎 = (ℎ18 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆18 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (886,816 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (2,3991 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 160,315305
𝑘𝑔

𝐸18 = 𝑚18
̇ 𝑥 𝑎18

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 4,80 𝑥 160,315305
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 769,513464 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟎, 𝟕𝟔𝟗𝟓 𝒎𝒘

19. 𝑎 = (ℎ19 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆19 − 𝑆0 )

𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (984,445 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (2,5722 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 204,94974
𝑘𝑔

𝐸19 = 𝑚19
̇ 𝑥 𝑎19

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 74,17 𝑥 204,94974
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 15.201,12222 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟏𝟓, 𝟐𝟎𝟏 𝒎𝒘

20. 𝑎 = (ℎ20 − ℎ0 ) − 𝑇0 (𝑆20 − 𝑆0 )

Page 20 of 29
𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗 𝑘𝑗
= (3432,904 − 138,907 ) − 306,15 𝐾 (6,5648 − 0,4798 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔. 𝑘 𝑘𝑔. 𝑘

𝑘𝑗
= 1.431,07425
𝑘𝑔

𝐸20 = 𝑚20
̇ 𝑥 𝑎20

𝑘𝑔 𝑘𝑗
= 74,17 𝑥 1.431,07425
𝑠 𝑘𝑔

𝑘𝑗 1 𝑚𝑤
= 106.142,7771 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 𝟏𝟎𝟔, 𝟏𝟒𝟐 𝒎𝒘

2.9 Perhitungan Eksergi

Turbin
 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸20 = 106,142 MW
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸1 + 𝐸2 + 𝐸3 + 𝐸4 + 𝐸5
= 5,172 𝑀𝑊 + 3,605 𝑀𝑊 + 3,057 𝑀𝑊 + 2,352 𝑀𝑊 + 0,827 𝑀𝑊 =
31,163 𝑀𝑊
 Ẇ𝑒𝑙 = 54 MW
 𝑊𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 𝐸𝑖𝑛 - 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 106,142 MW – 31,163 MW = 74,979 MW
 ὶ𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡 − Ẇ𝑒𝑙

= (106,142 – 31,163 – 54) MW = 20,979 MW

ὶ𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛
 Ƞ𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 1 −
𝐸𝑖𝑛− 𝐸𝑜𝑢𝑡

20,979 𝑀𝑊
= 1 − 74,979 𝑀𝑊 = 72,02%

CRT

Page 21 of 29
 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸7 + 𝐸10 = 0,608 𝑀𝑊 + 0,106 𝑀𝑊 = 0,714 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸8 = 0,650 MW
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = ὶ𝐶𝑅𝑇 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 0,714 MW – 0,650 MW = 0,064 MW
ὶ𝐶𝑅𝑇
 Ƞ𝐶𝑅𝑇 = 1 −
𝐸𝑖𝑛
0,064 𝑀𝑊
=1− = 91%
0,714 𝑚𝑤

LPH 1
 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸5 + 𝐸9 + 𝐸12

= 0,827 𝑀𝑊 + 0,828 𝑀𝑊 + 0,116 𝑀𝑊

= 1,771 𝑀𝑊

 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸10 + 𝐸11


= 0,106 𝑀𝑊 + 1,555 𝑀𝑊
= 1,661 𝑀𝑊
 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 1,771 𝑀𝑊 − 1,661 𝑀𝑊
= 0,11 𝑀𝑊
𝐸
 Ƞ𝐿𝑃𝐻 1 = 1 − 𝐸𝑑
𝑖𝑛
0,11 𝑀𝑊
= 1− = 93,78%
1,771 𝑀𝑊

LPH 2
 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸4 + 𝐸11
= 2,352 𝑀𝑊 + 1,555 𝑀𝑊
= 3,907 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸12 + 𝐸13
= 0,116 𝑀𝑊 + 3,073 𝑀𝑊
= 3,189 𝑀𝑊
 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡

Page 22 of 29
= 3,907 𝑀𝑊 − 3,189 𝑀𝑊
= 0,718 𝑀𝑊
𝐸𝑑
 Ƞ𝐿𝑃𝐻 2 =1−
𝐸𝑖𝑛

0,718 𝑀𝑊
=1− = 81,6%
3,907 𝑀𝑊

LPH Pump

 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸8 = 0,650 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸9 = 0,828 𝑀𝑊
 Ƞ𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑒𝑑 = 0,95
𝑘𝑗
 ℎ𝑖𝑛 = ℎ8 = 311,039 𝑘𝑔
𝑘𝑗
 ℎ𝑜𝑢𝑡 = ℎ9 = 321,717 𝑘𝑔

 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 0,650 𝑚𝑤 − 0,828 𝑚𝑤
= −0,178 𝑀𝑊
ℎ𝑜𝑢𝑡 − ℎ𝑖𝑛
 Ẇ𝑝𝑢𝑚𝑝 = ṁ 𝑥 Ƞ 𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑒𝑑
𝑘𝑗
𝑘𝑔 ( 321,717− 311,039 )
𝑘𝑔
= 60,94 𝑥
𝑠 0,95

𝑘𝑗 1 𝑀𝑊
= 684,96 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 0,684 𝑀𝑊
 ὶ𝑝𝑢𝑚𝑝 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡 + Ẇ𝑝𝑢𝑚𝑝
= (0,650 − 0,828 + 0,684) 𝑀𝑊

= 0,506 𝑀𝑊

ὶ 𝑝𝑢𝑚𝑝
 Ƞ𝐿𝑃𝐻 𝑃𝑢𝑚𝑝 = 1 −
Ẇ𝑝𝑢𝑚𝑝

0,506 𝑀𝑊
=1− = 26,02%
0,684 𝑀𝑊

Page 23 of 29
Boiler
 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸19 = 15,20 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸20 = 106,142 𝑀𝑊
 𝑆𝑓 = 1,06
𝑘𝑗
 𝑁𝐶𝑉 = 40518,120 𝑘𝑔
𝑘𝑔
 𝑀𝑎𝑠𝑠 𝑓𝑙𝑜𝑤 = 4,8 𝑠

 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 15,20 𝑀𝑊 − 106,142 𝑀𝑊
= −90,942 𝑀𝑊
 𝑋𝑓𝑢𝑒𝑙 = 𝑆𝑓 𝑥 𝑁𝐶𝑉 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑓𝑙𝑜𝑤

𝑘𝑗 𝑘𝑔
= 1.06 𝑥 40518,120 𝑥 4,8
𝑘𝑔 𝑠

𝑘𝑗 1 𝑀𝑊
= 206.156,173 𝑥
𝑠 𝑘𝑗
1000 𝑠

= 206,156 𝑀𝑊
 ὶ𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 = 𝑋𝑓𝑢𝑒𝑙 + 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 206,156 𝑀𝑊 − 90,942 𝑀𝑊
= 115,214 𝑀𝑊
𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
 Ƞ𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 = 𝑋𝑓𝑢𝑒𝑙

( 106,142 − 15,20 )𝑀𝑊


= = 44,11%
206,156 𝑀𝑊

Boiler Pump

 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸14 = 6,584 𝑀𝑊


 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸15 = 7,8752 𝑀𝑊
𝑘𝑗
 ℎ𝑖𝑛 = 675,575 𝑘𝑔

Page 24 of 29
𝑘𝑗
 ℎ𝑜𝑢𝑡 = 692,768 𝑘𝑔
𝑘𝑔
 ṁ = 74,17 𝑠

 Ƞ𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑒𝑑 = 0,95
 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 6,584 𝑀𝑊 − 7,8752 𝑀𝑊
= −1,2912 𝑀𝑊
ℎ𝑜𝑢𝑡 − ℎ𝑖𝑛
 Ẇ𝑝𝑢𝑚𝑝 = ṁ 𝑥 Ƞ𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑒𝑑

𝑘𝑗 𝑘𝑗
𝑘𝑔 692,768 − 675,575
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 74,17 𝑥
𝑠 0,95
𝑘𝑗 1 𝑀𝑊
= 1342,4 𝑥 𝑘𝑗 = 1,342 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠

 ὶ𝑝𝑢𝑚𝑝 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡 + Ẇ𝑝𝑢𝑚𝑝


= (−1,2912 + 1,342) 𝑀𝑊
= 0,0508 𝑀𝑊
ὶ𝑝𝑢𝑚𝑝
 Ƞ𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑝𝑢𝑚𝑝 = 1 − Ẇ𝑝𝑢𝑚𝑝

0,0508 𝑀𝑊
= 1− = 96,2%
1,342 𝑀𝑊

HPH 1

 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸2 + 𝐸5 + 𝐸17
= 3,605 𝑀𝑊 + 7,8752 𝑀𝑊 + 11,042 𝑀𝑊
= 22,5222 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸16 = 0,858 𝑀𝑊
 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 22,5222 𝑀𝑊 − 0,858 𝑀𝑊
= 21,6642 𝑀𝑊
𝐸𝑜𝑢𝑡
 Ƞ𝐻𝑃𝐻 1 = 1 − 𝐸𝑖𝑛

0,858 𝑀𝑊
=1− = 96,19%
22,5222 𝑀𝑊

Page 25 of 29
HPH 2

 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸1 + 𝐸17 + 𝐸19


= 5,172 𝑀𝑊 + 11,042 𝑀𝑊 + 15,201 𝑀𝑊
= 31,415 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸18 = 0,7695 𝑀𝑊
 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 31,415 𝑀𝑊 − 0,7695 𝑀𝑊
= 30,6455 𝑀𝑊
𝐸𝑜𝑢𝑡
 Ƞ𝐻𝑃𝐻 1 = 1 − 𝐸𝑖𝑛

0,7695 𝑀𝑊
=1− = 97,55%
31,415 𝑀𝑊

Dearator

 𝐸𝑖𝑛 = 𝐸3 + 𝐸13 + 𝐸16


= 3,057 𝑀𝑊 + 3,073 𝑀𝑊 + 0,858 𝑀𝑊
= 6,988 𝑀𝑊
 𝐸𝑜𝑢𝑡 = 𝐸14 = 6,584 𝑀𝑊
 𝐸𝑑 = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
= 6,988 𝑀𝑊 − 6,584 𝑀𝑊
= 0,404 𝑀𝑊
𝐸𝑜𝑢𝑡
 Ƞ𝑑𝑒𝑎𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 =
𝐸𝑖𝑛

6,584 𝑀𝑊
= 𝑥 100%
6,988 𝑀𝑊
= 94,21%

Page 26 of 29
2.10 Pembahasan Hasil Perhitungan Eksergi
Inti reaktor adalah perangkat yang paling tidak efisien dalam PLTN, seperti yang
telah dibahas sebelumnya oleh Durmayaz dan Yavuz [8] dan Terzi et al. [12] Ini
memiliki efisiensi exergi 67,16% dan menghancurkan 894 MW, setara dengan
63,88% dari semua penghancuran eksergi di Angra 2. Itu terjadi karena daya termal
yang dikeluarkan oleh teras reaktor pada 800 ° C ditambahkan ke pendingin air di
sekitar 308 ° C dengan transfer panas. Turbin bertekanan rendah dan tinggi
membuang eksergi masing-masing 124 MW dan 71,6 MW, setara dengan 8,83%
dan 5,12% dari semua eksergi yang dibuang di Angra 2, selama produksi listrik
karena perubahan uap kondisi termodinamika, seperti entalpi dan entropi, saat
melewati alat tersebut. Baik LPT dan HPT memiliki efisiensi eksergi yang tinggi
mendekati 87%. Di sisi lain, pembangkit uap dan pemanas ulang masing-masing
membuang eksergi masing-masing 112 MW dan 22,91 MW, setara dengan 8,03%
dan 1,64% dari semua eksergi yang terbuang di PLTN, selama proses perpindahan
panas untuk menghasilkan dan uap panas berlebih. Kondensor memiliki efisiensi
exergi sebesar 0,67% dan kehilangan eksergi 120,29 MW atau 8,58% dari total
kerusakan eksergi. LPH, HPH, dan pompa, mewakili 4% dari total kehilangan
eksergi di pabrik.
Terakhir, Angra 2 PLTN memiliki efisiensi eksergi sebesar 49,24%, berdasarkan
total eksergi pada 2770 MW yang dipasok oleh reaktor dan pompa dengan jumlah
total kehilangan eksergi sebesar 1400 MW dalam komponennya ditambah eksergi
dari 1364 yang dilakukan oleh HPT dan LPT. Ada perbedaan kecil 6 MW di antara
total aliran bersih eksergi masuk dan keluar yang mewakili kesalahan yang terkait
dengan nilai output properti seperti entropi dan entalpi yang disediakan oleh
perangkat lunak EES.

Page 27 of 29
BAB III

KESIMPULAN

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya
thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya.
Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga
Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah
yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan
untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber
panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang
sangat besar.

Angra 2 adalah PLTN kedua yang dibangun di Brasil dan memiliki output daya
listrik nominal 1.300 MW. Energi yang mampu memasok kebutuhan listrik sebuah kota
dengan 2 juta penduduk. Angra 2 menggunakan reaktor nuklir berjenis Pressurized
Water Reactor (PWR). Angra 2 memiliki efisiensi eksergi sebesar 49,24%, berdasarkan
total eksergi pada 2770 MW yang dipasok oleh reaktor dan pompa dengan jumlah total
kehilangan eksergi sebesar 1400 MW dalam komponennya ditambah eksergi dari 1364
yang dilakukan oleh HPT dan LPT.

Page 28 of 29
DAFTAR PUSTAKA

1. João G. O. Marques, Antonella L. Costa, Claubia Pereira, Ângela Fortini.


Universidade Federal de Minas Gerais Departamento de Engenharia Nuclear –
Escola de Engenharia. Av. Antônio Carlos Nº 6627, Campus Pampulha, CEP
31270-901, Belo Horizonte, MG, Brasil.2017.

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir
4. http://blog.unnes.ac.id/handisurya/2015/10/14/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-
tenaga-nuklir/
5. http://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/pltn-infonuklir/generasi-pltn/924-
pengenalan-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir
6. http://www.batan.go.id/ensiklopedi/15/02/01/05/15-02-01-05.html
7. https://pitherpalamba.wordpress.com/2011/04/30/analisis-eksergy/
8. https://materiselamasekolah.wordpress.com/2016/02/26/pembangkit-listrik-tenaga-
nukllir-pltn/
9. http://www.satuenergi.com/2015/08/kelebihan-dan-kekurangan-pembangkit.html
10. http://sihunkorean.blogspot.com/2014/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-
tenaga_82.html

Page 29 of 29

Anda mungkin juga menyukai