Anda di halaman 1dari 8

A.

Kepala Sekolah Sebagai Penanggungjawab


Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan
tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan
dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila dan
bertujuan untuk:
a) Meningkatkan ketakwaan terhadp Tuhan Yang Maha Esa
b) Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
c) Mempertinggi budi pekerti
d) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalan nya
sekolah secara teknik akademis saja akan tetepai segala kegiatan, keadaan
lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dengan
masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan
Kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah
merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Namun demikian,
dalam usaha memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang dialami
sekolah baik yang berupa atau bersifat material seperti perbaikan gedung
penambahan ruangan, penambahan perlengkapan, dan sebagainya maupun
yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak dapat
bekerja sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang
dipimpinnya dengan orang tua murid atau BP3 serta pihak pemerintah
setempat.
B. Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan Sekolah
Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M.Amirin dalam bukunya yang
berjudul “ Administrasi Pendidikan’’, menyebutkan bahwa fungsi Kepala
Sekolah adalah:
1. Perumus tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) Sekolah
2. Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup:
a. Mengatur pembagian tugas dan wewenang.
b. Mengatur tugas pelaksana
c. Menyelenggarakan kegiatan (Mengkoordinasi)

1
3. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:
a. Mengawasi kelancaran kegiatan
b. Mengarahkan pelaksana kegiatan
c. Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan
d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana dan
sebagainya.
Fungsi yang pertama dan kedua tersebut di atas adalah fungsi kepala
sekolah sebagai pemimpin sedang yang ketiga fungsi kepala seklah
sebagai upervisor. Fungsi sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti
kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap
kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dilakukan, oleh siapa dan
kapan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah
disebutkan dimuka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya
berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran
berikutnya. Rencana tahunan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam
program tahuan sekolah yang biasanya dibagi ke dalam dua program
semester.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-
kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan dapat berjalan dengan lancer.
Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi
guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang
baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat serta
mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah
akan berjalan lancer dan tujuan dapat tercapai.
c. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan
memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat
kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainya agar

2
mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan
dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
d. Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan
tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan,
kebijaksanaan, tindakan,langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya
pertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosongan
tindakan.
e. Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan
pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk
dan ketentuan-ketentuan lainya yang telah ditetapkan.
C. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan bukan
hanya merupakan tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai
sekolahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan supervise dan
pembinaan kurikulum yang merupakan tugas kepala sekolah yang perlu
mendapatkan tekanan.
1. Supervisi
Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/ syarat-syarat yang esensial
yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Tugas kepala sekolah
sebagai supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan
menentukan syarat-syarat yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.
Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada dan
tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal.
2. Prinsip-Prinsip Supervisi
Berdasarkan Moh.Rifai, MA. Untuk menjalankan tindakan-tindakan
supervise sebaik-baiknya, kepala sekolah hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing
dan diawasi harus menimbulkan dorongan untuk bekerja.

3
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang
sebenarnya (realistis, mudah dilaksanakan).
c. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru/ pegawai
sekolah yang disupervisi.
d. Supevisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaanya.
e. Supervisi harus didasarkan pada hubungan professional, bukan atas
dasar hubungan pribadi.
f. Supervise harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan
mungkin prasangka guru-guru/ pegawai sekolah.
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru / pegawai .
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan
atau kekuasaan pribadi.
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan . (
ingat bahwa supervise tidak sama dengan inspeksi)
j. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh
lekas merasa kecewa.
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif.
3. Faktor-faktor yang mempunyai keberhasilan Supervisi
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervise
atau cepat lambatnya hasil supervise itu diantara lain.
a. Lingkungan masyarakat di mana sekolah berada
b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
c. Tingkatan dan jenis sekolah
d. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia
e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri
4. Pembinaan kurikulum sekolah
Tugas lain dari seorang kepala sekolah sebagai supervisor yang perlu
dibicarakan tersendiri adalah masalah pembinaan kurikulum sekolah.
Peniaan kurukulum tidak terlepas dari keseluruhan fungsi supervise yang
dijalankan oleh kepala sekolah.Tugas kepala sekolah sebagai supervisor
harus berlandaskan pada kurikulum sekolah. Kurikulum merupakan

4
pedoman segala kegiatan sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
di sekolah.
Beberapa hal merupakan tugas kepala sekolah yang juga merupakan teknik
supervisi kepala sekolah sebagai supervisor dalam rangka pembinaan
kurikulum sekolah antara lain dapat dikemukakan di sini:
a. Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru untuk dapat
meneliti dan memilih bahan-bahan mana yang baik yang sesuai dengan
perkembangan anak dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat. Dapat
dilakukan missal dengan percakapan pribadi (individual conference)
b. Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai memilih
metode-metode mengajar yang baik, dan melaksanakan metode itu sesuai
dengan bahan pengajaran dan kemampuan anak. Dapat diadakan kegiatan
pfservasi kelas (class room observation)
c. Menyelenggarakan rapat-rapat dewan guru secara insidentil maupun
periodic, yang khusus untuk membicarakan kurikulum, metode mengajar,
dan sebagainya.
d. Mengadakam kunjungan kelas antara guru (interclass visit) hal ini harus
direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya sehingga guru yang akan
diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru lain itu benar-benar dapat
mempersiapkan diri.
e. Setiap permulaan tahu ajaran guru diwajibkan menyusun suatu silabus
mata pelajaran yang akan diajarkan, dengan berpedoman pada rencana
pelajaran/ kurikulum yang berlaku disekolah.
f. Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan penilaian cara
dan hasil kerjanya dengan meneliti hal-hal yang perlu diajarkan (sesuai
dengan silabus) untuk selanjutnya mengadakan perbaikan-perbaikan dalam
tahun ajaran berikutnya.
g. Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-guru
mengenai situasi dan kondisi sekolah pada umumnya dan usaha
memperbaikinya.

5
Sebagai impliasi dari pelaksanaan usaha-usha tersebut diatas, dapat
dikemukakan disini hal-hal sebagai berikut:
a. Kepala sekolah hendaknya selalu bertindak sesuai dengan sifat-sifat
kepemimpinan yang baik.
b. Mengetahui keadaan dan kondisi guru-guru baik miliew maupun keadaan
sosial ekonominya. Hal ini penting untuk tindakan kepemimpinan kepala
sekolah selanjutnya.
c. Merangsang semangat kerja guru-guru. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah setempat.
d. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan guru-guru dapat menambah
dan mempertinggi kemampuannya/ pengetahuannya. Misalnya dengan
menyediakan bermacam-macam referensi.
e. Memberikan kesempatan guru-guru untuk mengembangkan tanggung
jawab dan partisipasinya terhadap sekolah.
f. Membina rasa kekeluargaan antar guru dan pegawai sekolah. Ini pun dapat
diusahakan dengan bebagai cara sesuai dengan kondisi setempat.
g. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya orang tua
murid.

D. Syarat-Syarat Kepala Sekolah


Telah kita maklumi bahwa tugas kepala sekolah itu sedemikian
banyak dan tanggung jawabnya sedemikian berat. Maka tidak sembarang
orang patut menjadi kepala sekolah. Untuk dapat menjadi kepala sekolah
harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Di samping syarat yang berupa
ijazah (yang merupakan syarat formal) persyaratan pengalaman kerja dan
kepribadian harus dipenuhi pula.
Dalam peraturan yang berlaku dilingkungan Departemen Pendidikan dan
Kebuyaan, untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah sudah ditetapkan
syarat-syaratnya untuk pengangkatan kepala sekolah. Seperti telah kita
ketahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah TK dan SD serendah-
rendahnya berijazah SGA/SPG. Untuk kepala SMTP serendah-rendahnya
berijazah sarjana muda BI. Karena jenisSMTP maupun SMTA itu

6
bermacam-macam (SMP, SMA, STM, SMKK, dll), maka ijazah yang
diperlukan bagi seorang kepala sekolah hendaknya sesuai dengan jurusan/
jenis sekolah yang dipimpinnya.
Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat diabaikan.
Bagaimana bisa memimpin apabila ia belum mempunyai pengalaman
bekerja atau menjadi guru pada jenis sekolah yang dipimpinnya. Mengenai
persyaratan lamanya pengalaman kerja untuk pengangkatan kepala sekolah
belum ada keseragaman diantara berbagai jenis sekolah. Hal tersebut
karena adanya banyak hal yang menyebabkan kesulitan pengangkatan,
diantaranya:
a. Pertumbuhan dan perkembangan jumlah sekolah yang sangat pesat dan
tidak sesuai dengan jumlah yang tersedia.
b. Adanya ketidakseimbangan antara banyaknya guru-guru fak umum/ sosial
yang besar jumlahnya dengan guru guru fak kejuruan (taknik dan eksakta)
yang sangat sedikit.
c. Di kota-kota besar kelebihan guru sedang di pedesaan sangat kekurangan
guru. Dll

7
Disamping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak kurang
pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan yang dimiliki. Seorang
kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan
kepemimpinan yang akan dipegangnya. Ia hendaknya memiliki sifat jujur, adil
dan dapat dipercaya, suka menolong dan membantu guru dalam menjalankan
tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah, mempunyai
sifat tegas dan konsekuen yang tidak kaku. Seorang kepala sekoah harus berjiwa
nasional dan memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar
negara kita.
Jika kita simpulkan apa yang telah diuraikan diatas, maka syarat seorang kepala
sekolah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.

b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang sejenis


dengan sekolah yang dipimpinnya.

c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat


kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.

d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai bidang-


bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya.

e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan
sekolah

Anda mungkin juga menyukai