Anda di halaman 1dari 6

Diversitas Serangga Tanah di Lahan Gambut Kalimantan Tengah

Milawati

Program studi pendidikan Biologi, Jalan Damang Salilah 1

FKIP,Universitas Palangka Raya

Email: milawa097@gmail.com

ABSTRAK

Serangga tanah merupakan jenis dari serangga yang seluruh atau sebagian hidupnya
berada di tanah. Serangga tanah berperan penting dalam ekosistem yaitu membantu
proses pelapukan bahan organik dan keberadaan serta aktivitasnya berpengaruh positif
terhadap sifat kimia fisik tanah. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji diversitas
serangga tanah di lahan gambut di kota palangka raya. Lokasi pengambilan sampel
terdiri dari lahan yang sempat terbakar dan lahan yang belum pernah terbakar. Teknik
pengambilan sampel menggunakan perangkap sumuran (Pitfall trap).
1. Pendahuluan dan beberapa aphid (Homoptera) (Borror et
Hutan merupakan sumberdaya al, 1997).
alam yang sangat potensial dalam
Tingkat diversitas serangga tanah di
mendukung diversitas flora dan fauna. Salah
beberapa tempat dapat berbeda-beda.
satu sumberdaya hutan adalah serangga
Diversitas spesies cenderung akan rendah
tanah. Serangga tanah adalah serangga yang
dalam ekosistem yang secara fisik terkendali
hidup di tanah, baik yang hidup
yaitu yang memiliki faktor pembatas fisik,
dipermukaan tanah maupun yang terdapat di
kimia yang kuat dan akan tinggi pada
dalam tanah (Suin, 1997). Indonesia
ekosistem alami. Keberadaan serangga tanah
memiliki sekitar 250.000 spesies serangga
pada suatu ekosistem dibatasi oleh faktor-
dari 751.000 spesies serangga yang terdapat
faktor geologi dan ekologi yang cocok,
di bumi (Siregar, 2010).
sehingga terjadi perbedaan keanekaragaman
Serangga tanah berperan penting jenis serangga. Hal ini disebabkan karena
dalam ekosistem dalam proses pelapukan adanya perbedaan iklim, musim, ketinggian
bahan organik dan keberadaan serta tempat, serta jenis makanannya (Borror et
aktivitasnya berpengaruh positif terhadap al, 1997). Kehadiran serangga tanah dapat
sifat kimia fisik tanah. Serangga tanah akan dijadikan sebagai indikator keseimbangan
merombak bahan organik kemudian ekosistem. Artinya apabila dalam ekosistem
melepaskan kembali ke tanah dalam bentuk tersebut diversitas serangga tinggi maka
bahan organik yang tersedia bagi tumbuh- dapat dikatakan lingkungan ekosistem
tumbuhan hijau (Rahmawaty, 2000). tersebut seimbang atau stabil. Diversitas
Contohnya salah satu serangga tanah yang serangga tanah yang tinggi akan
berperan penting dalam proses pembentukan menyebabkan proses jarring-jaring makanan
tanah adalah semut. Hewan ini mampu berjalan secara normal. Begitu sebaliknya
menghancurkan serasah atau materi organik apabila di dalam ekosistem diversitas
dengan cara memakannya. Serangga serangga rendah maka lingkungan ekosistem
penghuni tanah lain yang mempunyai peran tersebut tidak seimbang dan labil
penting adalah rayap (Isoptera), berbagai (Suheriyanto, 2008), karena perubahan-
lebah penggali tanah (Hymenoptera), perubahan yang terjadi pada ekosistem akan
kumbang (Coleoptera) dan lalat (Diptera) tetap mengarah kepada tercapainya
keseimbangan baru. Keseimbangan kedua termasuk serangga yang aktivitasnya
ekosistem itu diatur oleh berbagai faktor siang hari.
yang sangat kompleks (rumit). Faktor-faktor
3. HASIL
yang terlibat dalam mekanisme
keseimbangan ekosistem antara lain Hasil penelitian yang sebelumya
mencakup mekanisme yang mengatur dilakukan menunjukan bahwa hutan yang
penyimpanan bahan-bahan pelepasan hara, tidak pernah terbakar lebih beragam jenis
pertumbuhan osrganisme dan populasi, serangga maupun tumbuhannya
proses produksi, serta dekomposisi bahan- dibandingkan hutan yang sudah pernah
bahan organik (Odum, 1993). terbakar. Pada hutan yang tidak pernah
terbakar ditemukan 12 Ordo dan 51 famili
2. MATERI DAN METODE
serangga. Keragaman hutan pernah terbakar
Sampel serangga diambil dengan
ditemukan lebih sedikit dibandingkan hutan
perangkap sumuran (pitfall trap) yaitu
tidak terbakar, yaitu 10 Ordo dan 38 Famili
berupa gelas plastik dengan diameter atas 9
serangga. Penelitian ini membuktika bahwa
cm, diameter bawah 6 cm dan tinggi 11 cm.
kebakaran hutan sangat berpengaruh
Gelas plastik ditanam dalam tanah sehingga
terhadap keragaman jenis organisme
permukaan atasnya rata dengan permukaan
didalamnya.
tanah. Untuk mencegah masuknya air hujan
dan kotoran, perangkap diberi atap dari 4. PEMBAHASAN

steroform dengan ukuran 20x20 cm dengan


Suin (2012) menyebutkan serangga
jarak setinggi 15 cm dari permukaan tanah.
tanah merupakan jenis serangga yang hidup
Perangkap diisi dengan alkohol 70% sebagai
di tanah, baik itu yang hidup pada
penarik dan pengawet serangga, Alkohol di
permukaan tanah maupun yang hidup di
isi ¼ dari tinggi gelas. Sampel serangga
dalam tanah, diperkirakan lebih dari 1 juta
yang masuk dalam perangkap kemudian
spesies yang telah di deskripsikan dan masih
dikoleksi dan dikelompokkan sesuai dengan
ada sekitar 10 juta spesies yang belum di
pemasangan perangkap sehingga serangga
deskripsikan, sehingga serangga tanah
yang dikoleksi dari perangkap pertama
dikelompokkan sebagai salah satu makhluk
termasuk kelompok serangga yang
hidup yang mendominasi bumi.
aktivitasnya malam hari dan yang dipasang
Secara umum morfologi serangga sehingga bayangan yang terlihat oleh
tanah terbagi menjadi tiga bagian yaitu: serangga adalah mozaik (Borror et al.,
kepala, toraks, dan abdomen. Ketiga 1997).
bagian tersebut dilindungi oleh kutikula
b. Toraks (dada)
yang tersusun dari lapisan kitin yang
keras. Bagian terluar serangga tanah Toraks terdiri atas tiga ruas yaitu
terbagi menjadi beberapa buku-buku protothoraks (bagian depan), mesothorax
(Borror et al., 1997). Berikut merupakan (bagian tengah), dan metathoraks (bagian
uraian dari morfologi serangga tanah : belakang) (Jasin, 1987). Pada ketiga bagian
toraks tersebut memiliki sepasang kaki,
a. Caput (kepala)
sedangkan mesothorax pada umumnya
Kepala merupakan bagian depan
memiliki masing-masing sepasang sayap,
dari tubuh serangga, terdiri dari 6 ruas.
akan tetapi beberapa jenis serangga hanya
Organ yang terdapat kepala antaralain
memiliki sepasang sayap pada
mulut, sepasang mata majemuk, mata
mesothoraxnya dan ada pula yang sama
tunggal, dan sepasang antenna
sekali tidak bersayap (apterygota). Pada
(Natawigena, 1990). Mata tunggal
prothorax, mesothorax dan metathorax
mempunyai lensa kornea tunggal,
masing-masing bagiannya terdiri dari notum
dibawahnya terdapat sel korneagen dan
(jamak: nota, identik dengan tergum) dan
retina. Mata tunggal tidak membentuk
bagian bawahnya disebut sternum (jamak:
bayangan dan lebih berperan dalam
sterna). Notum untuk prothorax disebut
membedakan intensitas cahaya,. Memiliki
protonum, dan notum untuk mesothorax
sepasang maksila, sepasang mandibulata
masing-masing disebut mesonotum dan
(rahang belakang), sebuah hipofharing
metanotum. Protonum terbagi lagi atas
dan labium. Kepala mempunyai fungsi
prescutum, scutum, scutelum dan
sebagai alat untuk penerima rangsangan,
postcutelum, Mesonotum dan metanotum
pengumpulan makanan, dan memproses
masing-maasing terbagi atas epimeron dan
informasi di otak. Kepala serangga keras
episternum (Natawigena, 1990).
karena mengalami sklerotisasi. Serangga
dewasa memiliki mata besar yang disebut c. Abdomen (perut)

mata majemuk atau mata faset yang


terdiri dari beberapa ribu ommatidia,
Pada umumnya abdomen Peranan Serangga Tanah
serangga terdiri dari 11 ruas tetapi Serangga permukaan tanah pada
segmen ke-11 biasanya mengecil. umumnya memakan tumbuh-tumbuhan yang
Pemberian nomor segmen dimulai dari hidup maupun yang telah mati, sehingga
depan ke belakang, segmen nomor satu serangga berperan pada proses dekomposisi.
ada di belakang metathorax. Bagian (Ruslan, 2009) menyatakan proses
genting antara thorax dan abdomen dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu
disebut petiole, biasanya terdaapat pada berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh
ordo Hymenoptera (Natawigena, 1990). kegiatan serangga permukaan tanah.
Alat kelamin serangga biasanya terletak Keberadaan serangga permukaan tanah
pada abdomen ke 8 dan ke 9. Ruas-ruas dalam tanah sangat tergantung pada
ini berkaitan dengan kopulasi dan ketersediaan energi dan sumber makanan
peletakan telur. Ruas-ruas 1-7 di depan untuk melangsungkan hidupnya, seperti
alat kelamin adalah ruas-ruas pra- bahan organik dan biomassa hidup yang
kelamin. Pada seranga yang tidak semuanya berkaitan dengan aliran siklus
bersayap bagian ruas pra-kelamin karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan
biasanya terdiri dari sternum medial yang energidan hara bagi serangga permukaan
kecil dan dua buah keping besar yang tanah tersebut, maka perkembangan dan
terletak di sebelah sisi sternum yaitu aktivitas serangga permukaan tanah akan
koksopodit atau sisa-sisa dasar tungkai- berlangsung baik. Hal ini sesuai dengan
tungkai abdomen yang ujungnya pernyataan Hasyimuddin (2017), serangga
mengandung stilus yang berurat daging tanah dikenal berperan sebagai perombak
(Borror, et al., 1997). bahan organik yang memegang peranan
penting dalam daur hara. Kelompok ini
sangat erat hubungannya dengan keadaan
lingkungan dimana serangga hidup dan
mempunyai potensi yang tidak ternilai
terutama dalam membentu perombahakan
bahan organik tanah, selain itu serangga
tanah juga menjadi salah satu makhluk
Gambar Morfologi Serangga Tanah
penyeimbang lingkungan. Beberapa
(Sabila, 2012)
diantaranya bahkan dapat digunakan sebagai Rahmawaty. 2004. Studi
indikator tingkat kesuburan tanah atau Keanekaragaman Mesofauna Tanah
keadaan tanah. Di Kawasan Hutan Wisata Alam
Sibolangit. e-USU Repository ©2004
5. KESIMPULAN
Universitas Sumatera Utara.:1-17
Kebakaran hutan sangat berpengaruh
Ruslan, H. 2009. Komposisi Dan
terhadap keragaman jenis organisme
Keanekaragaman Serangga
didalamnya.
Permukaan Tanah pada Habitat Hutan
Homogen Dan Heterogen di Pusat
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan konservasi Alam (PPKA)
Borror, D. J, C. A; Triplehorn dan N.F. Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat.
Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran Fakultas Biologi Universitas
Serangga. Gadjah Mada University Nasional, Jakarta
Press.Yogyakarta
Siregar, Z, A. 2010. Serangga berguna
Hasyimuddin. (2017) Peran ekologis pertanian. M edan : Universitas
serangga tanah di perkebunan sumatera utara
Patallassang Kecematan Pattalassang
Suheriyanto, D. 2008. Ekologi
kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, 70-
Serangga. Malang: UIN Malang
78
Press.
Jasin, M. (1987). Sistematikanhewan
Suin, N. M. 1997. Ekologi Hewan
ivertebrata dan vertebrata. Surabay:
Tanah. Bumi
Sinar Wijaya
Suin, N.M. 2003. Ekologi Hewan Tanah.
Natawigena, H. (1990). Entomologi
Jakarta: Bumi Aksara
pertanian. Bandung: Orba Shakti

Odum, P. E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.


Gadjah Mada University Press.
Yokyakarta

Anda mungkin juga menyukai