Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TIC

Oleh :

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
GAMBARAN KASUS

Ny.M 57 tahun dibawa ke IGD RSUD Soedarso pada tanggal 21 feb 2019 karena tidak
sadarkan diri dan tidak dapat menggerakan ekstremitas sebelah kiri, klien tidak dapat
membuka mata sebelah kiri dan bicara pelo. Klien memiliki riwayat hipertensi menahun,
Hasil pemeriksaan CT Scan terdapat perdarahan pada otak klien, diketahui tanda-tanda vital
klien saat dibawa ke IGD TD 196/109 mmHg, N 124x/menit, RR 28x/menit, T 37,4 C, Hasil
CT Scan pada tanggal 21 Feb 2020 klien di temukan adanya Stroke infark dengan luxury
perfusion di temporal kanan, serta lesi hiperdense extracial di paravernous kanan ukuran
kurang lebih 1.9cm. Kesan: Susp (Paracavernous meningioma). Klien di diagnose menderita
Stroke Hemoragic oleh dokter dan harus di lakukan perawatan intensif, selama perawatan
intensih klien menerima terapi obat. Injeksi Furosemid 2x 8mg, injeksi citicolin 2x500mg
Injeksi phetidine 1/2 ampul, Injeksi ceftriaxone 2x 1gr, Amlodipin 1x10mg, klien terpasang
Urine kateter, Nasal kanul 5 lpm, dan infus Asering 20 tpm. Tanggal 25 feb 2020 di temukan
edema pada ekstremitas bawah kiri klien dengan kulit kebiruan dan suhu kulit dingin.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 20 g/dl 14-18
Leukosit 21,39 x 103/uL 4,5 -11
Trombosit 246 x 103/uL 150-440
Hematokrit 62,6 % 36-54
Eritrosit 7,52 x 106/uL 4,6-6
Na+ 138,59 mmol/L 135 – 147
K+ 3,86 mmol/L 95 – 105
A. STEP 1 (Kata sulit)

B. STEP 2 (Pertanyaan)

C. STEP 3 (Brain Stroming)

D. STEP 4

ETIOLOGI FAKTOR RESIKO

SUNGSANG

SECTIO CAESAREA

PEMERIKSAAN
PENGERTIAN MANIFESTASI
PENUNJANG

PATOFISIOLOGI

ASUHAN
KEPERAWATAN PENATALAKSANAAN

E. STEP 5
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi dan pathway
4. Manifestasi klinis
5. Pemeriksaan penunjang
6. Penatalaksanaan
7. Asuhan keperawatan
8. Evidence Based Practice (Jurnal)

F. STEP 6

G. STEP 7 (Asuhan Keperawatan)

PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Nama : Ny.E
Usia : 38 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Kehamilan aterm 38-39 minggu preso G3P2A0
Hari/Tanggal : 17 Desember 2019

2. Pengkajian Data Fokus


a. Data subjektif
1) Klien berkata ia merasa takut karena baru pertama kali ini menjalani
operasi
2) Klien berkata ia sudah mulai merasa sedikit mulas sejak kemarin malam
b. Data objektif
PRE OPERASI
1) Klien tampak cemas dan banyak bertanya
2) Klien pucat, konjungtiva kemerahan dan sclera putih keruh
3) TD 100/80 mmHg
4) N 72x/menit
5) RR 19x/menit
6) T 36,3 C
7) Mukosa bibir kering
8) Kesadaran komposmentis
9) Perut besar dan ada kontraksi, proporsi bokong bayi ada di bawah dan
kepala di atas
INTRA OPERASI
1) Terdapat insisi horizontal pada perut sebelah bawah klien
2) Klien beberapa kali bertanya apakah operasi berjalan lancer saja
3) Klien tampak pucat
4) Adanya keluaran darah dari insisi
POST OPERASI
1) Klien berkata perutnya agak nyeri
2) Nyeri berada pada skala 4
3) Klien berkata ia masih belum terlalu bisa bergerak

Pemeriksaan Laboratorium Desember 2019


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 11,9 11,7 – 15,3
Leukosit 5.700 3.600 – 11.000
Trombosit 435.000 150.000 – 440.000
Hematokrit 35,9 35 - 47
Eritrosit 4,28 3,8 – 5,2

Terapi Medikasi :

a. Ondansentron

b. Tramadol

c. Ketorolac

d. Vicillin
ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi Masalah Kepeawatan


Pre Operasi Kurang informasi mengenai Ansietas
DS: prosedur pengobatan
-klien berkata ia takut karena
baru pertama kali menjalani
operasi
DO:
-klien tampak gelisah dan
banyak bertanya mengenai
prosedur operasi
TD 100/80 mmHg
N 72x/menit
RR 19x/menit
T 36,3 C

Intra Operasi Pembedahan Resiko Perdarahan


DS: -
DO:
-klien tampak sedang
menjalani pembedahan
-Terdapat insisi horizontal
pada perut sebelah bawah
klien
-Klien tampak pucat
-Adanya keluaran darah dari
insisi ±480cc

Post Operasi Agen Cedera Mekanis Nyeri Akut


DS:
-Klien mengeluhkan
perutnya agak nyeri
P : Nyeri operasi
Q : Nyeri seperti di tusuk
R : Perut bagian bawah
S : Skala 4
T : Nyeri terasa terus
menerus
DO :
-klien tampak meringis
-klien beberapa kali
mengelus sekitar perutnya
-tampak luka operasi pada
perut bagian bawah klien
TD 100/80 mmHg
N 72x/menit
RR 19x/menit
T 36,3 C
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC Rasional


Ansietas b.d Kurang Setelah dilakukan 1. Jelaskan 1. Kecemasan
informasi mengenai intervensi selama 1 prosedur yang klien akan
prosedur x 2 jam, diharapkan akan berkurang jika
pengobatan ansietas berkurang dilakukan dan klien sudah
dengan kriteria hasil apa yang akan tahu prosedur
: dirasakan apa yang ia
-penyebab klien selama jalani
kecemasan prosedur 2. Ketika
berkurang 2. Temani pasien ditemani, klien
-menggunakan untuk akan merasa
relaksasi untuk mengurangi lebih aman
mengurangi kecemasan 3. Relaksasi nafas
kecemasan klien dalam terbukti
3. Ajarkan klien dapat
teknik mengurangi
relaksasi nafas cemas
dalam

Resiko perdarahan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda 1. Tanda vital


b.d Pembedahan intervensi selama 1 vital klien akan berubah
x 2 jam, diharapkan secara ketat jika terjadi
resiko perdarahan 2. Monitor ketat perdarahan
berkurang dengan tanda 2. Agar resiko
kriteria hasil : perdarahan perdarahan
-TTV dalam batas 3. Lakukan terkontrol
normal pressure jika 3. Untuk
-Tak ada tanda- ada memperlambat
tanda perdarahan perdarahan perdarahan
4. Kolaborasi 4. Vasopressin
pemberian adalah obat
vasopressin yang dapat
seperti asam menghentikan
tranexamat perdarahan

Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Agar tahu


Agen Cedera intervensi selama 1 karakteristik separah apa
Mekanis x 2 jam, diharapkan nyeri secara nyeri klien
klien dapat komprehensif 2. Nafas dalam
mengontrol nyeri 2. Ajarkan klien dan distraksi
dengan kriteria hasil relaksasi nafas terbuti dapat
: dalam dan menurunkan
-Klien dapat distraksi skala nyeri
menerapkan setiap nyeri 3. Analgetik
relaksasi non- datang adalah obat
farmakologii 3. Kolaborasi khusus anti
-Klien melaporkan pemberilan nyeri
nyeri terkontrol analgetik 4. Ketika klien
4. Kaji TTV merasa nyeri
klien maka akan
mempengaruhi
tanda vitalnya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi


17 /12 /2019 08.00 1. Jelaskan prosedur SC dan S : klien berkata ia mengerti
apa yang akan klien rasakan penjelasan perawat dan merasa
selama SC sedikit lebih tenang
2. Tanya dan konfirmasi hal O: klien kooperatif dan lebih
yang membuat klien takut dapat tersenyum, klien dapat
3. Memberi kalimat mengulangi informasi yang
menenangkan untuk klien perawat berikan, klien mampu
4. Ajarkan klien untuk mempraktekkan relaksasi nafas
relaksasi nafas dalam sehingga dalam sesuai instruksi perawat
lebih rileks A : Ansietas b.d Kurang
informasi mengenai prosedur
pengobatan
P : Hentikan Intervensi
17 /12 /2019 10.15 1. Kaji nyeri klien secara S : Klien berkata nyerinya
komprehensif masih belum terlalu berkurang,
2. ajarkan klien teknik klien berkata mengerti cara
relaksasi nafas dalam dan relaksasi nafas dalam dan
distraksi untuk mengurangi distraksi.
nyeri O : klien masih mengernyit dan
3. kolaborasi pemberian menyentuh area perutnya
analgesik A : Nyeri Akut b.d agen cedera
mekanis
P : Belum teratasi jadi lanjutkan
intervensi 1 & 3

H. STEP 8 (Jurnal Evidence Based Practice)

Penggunaan Kayu Manis untuk Nyeri Perineum dan Luka


Episiotomi

JURNAL ILMU KESEHATAN


Copyright © 2017, Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan
ISSN 2502-4825 (offline)
ISSN 2502-9495 (online)

Persalinan adalah suatu proses hidup dan mati seorang wanita dalam meneruskan

keturunan. Salah satu tindakan yang membantu persalinan adalah section caesarea dan

episiotomy. Episiotomy sendiri adalah tindakan menggunting perineum agar kepala bayi

muat keluar melalui jalan lahir. Rasa sakit pada bekas episiotomi dapat mempengaruhi

kondisi ibu pada masa nifas, antara lain saat laktasi, perawatan bayinya, dan aktivitas

kesehariannya. Masa post-partum merupakan masa-masa yang sangat sensitif bagi ibu,

karena pada masa itu ia harus memikirkan proses kesembuhan dirinya dan kebutuhan bayi

nya yang baru lahir di saat yang bersamaan. Oleh karena itu proses kesembuhan perineum

yang baik dan efektif akan sangat mempengaruhi kondisi ibu dalam menghadapi masa nifas.

Rasa sakit pada luka perineum dengan episiotomi bisa empat kali lipat lebih sakit dibanding

perineum tanpa luka episiotomi (Forster, 2012).


Beberapa metode yang bisa dipakai untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat

penyembuhan luka episiotomi adalah mengguanakan terapi farmakologi mau pun non

farmakologi. Penggunaan obat-obat non steroid anti inflamasi (NSAID) merupakan obat-obat

yang umum dipakai untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka

episiotomi, walaupun dilaporkan beberapa obat-obat tersebut dapat menimbulkan efek

samping seperti tukak lambung. Selain menggunakan farmakologi, ada juga non-farmakologi

menggunakan obat herbal seperti lavender, kunyit, minyak zaitun dan kayu manis (Simon,

2013).

Kayu manis merupakan salah satu dari sekian banyak rempah herbal yang sudah lama

dimanfaatkan oleh masyarakat diseuluruh dunia. Studi secara invivo dan invitro menunjukan

bahwa kandungan senyawa aktif dan derivatnya yang terkandung dalam kayumanis

mempunyai efek farmakologi, antara lain sebagai antifungal, antikardiovaskular, antikanker,

antiinflamasi, antiulser, antidiabetes, antivirus, antihipertensi, antioxidan, dan penurun lemak

dan kolesterol. Beberapa efek terapeutik pada kayumanis ada karena kandungan senyawa

aktif yang terdapat dalam kayumanis antara lain cinnamaldehyde, eugenol, cinnzeylanine,

cinzeylanol, arabinoxylan, 2- hydroxycinnamaldehide, dan 2- benzoloxycinnamaldehyde

(Shen et al, 2012).

Penelitian Mohammadi A, et al tentang efek salep kayumanis 2% pada nyeri

perineum dan proses kesembuhan luka episiotomi menunjukan hasil bahwa Kayu manis

dapat digunakan untuk mengurangi nyeri perineum dan mempercepat proses kesembuhan

dari luka episiotomi. Kayu manis di tumbuh hingga halus kemudian di beri air hangat dan di

oleskan pada sekita luka episiotomy. Hasil dari penelitian menggunakan salep kayu manis ini

menunjukkan hasil yang baik dan menjanjikan kedepannya sebagai salah satu intervensi

pengurang nyeri non-farmakologis untuk ibu yang mengalami episiotomy.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D., & Perry, S.E. (2005). Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Alih Bahasa: Maria A.W., & Peter I.N.
Jakarta: EGC.
Carpenito, I.J.(2001). Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta: EGC
Doengoes, M. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. Jakarta:
EGC.
Forster, D. (2012). Perineal Pain Following Childbirth: Prevalence, Effects on Postnatal
Recovery and Analgesia Usage. Midwifery. 28(1): 93-97.
Manuaba, L.B. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta: EGC.
Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Nanda NIC NOC. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, S. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Gramedia.
Shen et al. (2012). Beneficial Effects of Cinnamon on the Metabolic Syndrome,
Inflammation, and Pain, and Mechanisms Underlying These Effects – A Review
Journal of Traditional and Complementary Medicine 2 (2012).
Simon, L. S. (2013). Nonsteroidal antiinflammatory drugs and theirrisk: a story still in
development. Arthritis Res Ther
Winkjosastro, H. Dkk.(2008). Ilmu kebidanan, Bina Pustaka : Jakarta.
Wulandari,E.. (2017). Herbal untuk Perawatan Masa Nifas; Penggunaan Kayu Manis
untuk Nyeri Perineum dan Luka Episiotomi. AISYAH: JURNAL ILMU
KESEHATAN. 2 (2) 2017, 93 – 98

Anda mungkin juga menyukai