Anda di halaman 1dari 2

Nama : Unisya Izhari Rinsta Savira

NPM : 1706027332
Kelas : FILHUM- A
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Nature of Jurisprudence”

Jurisprudence sangat berhubungan erat dengan struktur sosial tak pelak lagi memunculkan
konteks ideologis teori hukum. Yang dimaksud dari Jurisprudence adalah filsafat hukum atau disiplin
hukum. Studi filsafat hukum di fakultas hukum akan berbeda dengan studi filsafat hukum di fakultas
filsafat. Di fakultas hukum pendekatan yang kita gunakan lebih ke pendekatan tematis dan tataran
perspektif kita juga berbeda karena di fakultas hukum belajar filsafat hukum sebagai sebuah filsafat
praktis yang mencoba menjawab pertanyaan dalam dimensi laku “apa yang harus kita lakukan”.

Jurisprudence disebut sebagai filsafat hukum juga yang mengandung sifat-sifat yang praktis,
karena tujuan utamanya memang untuk menjawab tentang apa yang seharusnya dilakukan menurut
hukum. Relevansi dari yurisprudensi adalah dari sikap berhati-hati dan pragmatis dari kebanyakan
pengacara terhadap hukum dan tidak adanya tradisi filosofis yang menginformasikan Pendidikan
hukum atau praktik hukum.

Dalam negara dengan common law cenderung memicu skeptisisme terhadap sebagian besar
hakim. Dalam negara dengan sistem civil law dimana universitas didirikan dengan bertujuan untuk
mendidik profesi, terutama hukum. Yurisprudensi melibatkan studi pertanyaan teoritis umum tentang
sifat hukum dan sistem hukum, tentang hubungan hukum dengan keadilan dan moralitas dan tentang
sifat social hukum. Adapun hubungan antara yurisprudensi dengan bidang studi lainnya seperti
sosiologi, psikologi, dan antropologi yang dapat bekontribusi besar pada pemahaman kita tentang
hukum, kini telah disusul oleh situasi dimana studi dan penelitian interdispliner semacam itu
dikembangkan dan diperluas. Sebuah studi tentang yurisprudensi harus mendorong mahasiswa untuk
mempertanyakan asumsi dan untuk pemahaman yang lebih luas tentang sifat dan cara kerja hukum.

Dilihat dari karakter normative hukum, khususnya yurisprudensi dipandang realis sebagai
studi tentang pola perilaku faktual tetapi hukum manusia tidak dalam dirinya sendiri sebagai suatu
pernyataan suatu fakta melainkan mereka adalah norma yang menentukan arah perilaku dan
menunjukkan apa yang seharusnya terjadi secara pasti, sementara sanksi dijadikan indikasi dari apa
yang ditentukan dari peraturan itu sendiri atas ketidakpatuhan terhadap peraturan itu.
Dilihat dari bentuk dan kontennya, para ahli mengadopsi yurisprudensi dengan jenis
“konsepsual” diletakkan dalam penekanan pada bentuk fundamental dari konsep hukum tanpa
memperhatikan konten. Adapun perlunya yurisprudensi yang komprehensif. Baik hukum sebagai
sistem norma dan sebagai bentuk control sosial berdasarkan pola perilaku manusia tertentu adalah
bidang studi dan penyeledikan yang sama-sama sah

Pada saat ini yurisprudensi lebih menjadi sebuah disiplin kontemporer. Pada abad ke-3 ada
perkembangan yang signifikan dalam yurisprudensi. Pertama dengan munculnya kebangkitan yang
berharga dari yurisprudensi analitis. Kedua, Yurisprudensi telah memunculkan kembali sosiologi
hukum. Pada saat yang sama, yurisprudensi realis telah menjadi kebiasaan pula ada Gerakan yang
signifikan yang tidak dapat mengabaikan pertumbuhan yurisprudensi. Pada tahun 1930-an,
yurisprudensi berkonsentrasi pada “politik hukum”. Pada tahun 1980-an terlihat “maraknya
pendekatan baru” terhadap teori hukum sehingga jarang ada keragaman pemikiran tentang hukum
yang ada buktinya.

Penggunaan pembelajaran atas yurisprudensi adalah dilihat dari subjek yurisprudensi yaitu
hukum positif, hal itu terikat satu sama lain dengan aturan-aturan tertentu dari komunitas tertentu
yaitu dalam sistem tubuh hukum. Walaupun setiap sistem hukum memiliki perbedaan spesifik dan
karakteristiknya, prinsip, pengertian, dan perbedaan yang umum untuk berbagai sistem dan
membentuk analogia tau persamaan dengan mana sistem tersebut bersekutu.

Anda mungkin juga menyukai