Laporan Praktikum Geomatika 2 - Kelompok 1 - A2
Laporan Praktikum Geomatika 2 - Kelompok 1 - A2
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Geomatika II
pengukuran dengan alat ukur sederhana. Praktikum geomatika I bertujuan agar mahasiswa
dapat mengukur situasi dengan alat sederhana serta memiliki gambaran tentang kegunaan dan
manfaat didalam suatu pekerjaan di lapangan.
Selesainya penulisan laporan ini semata-mata berkat bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yaitu:
1. Ir. Sunar Rochmadi M.S., selaku dosen pengampu yang selalu membimbing
penulis.
2. Teman-teman satu kelompok yang memberikan bantuannya dan masukannya
dalam pembuatan laporan ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan dalam proses
praktikum geomatika ini sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Penulis
DAFTAR PRAKTIKUM GEOMATIKA II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Praktikum Pengecekan Pembacaan Lingkaran
Horisontal dan Vertikal
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
pembacaan horizontal dan vertikal.
Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu
bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180° atau 220g,
berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Pada pengukuran
yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup
dilakukan pada posisi biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila
pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak
disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu
tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang
tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan
pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi
teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak
vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Keterangan :
dm = jarak miring
dv = jarak vertikal
dh = jarak horizontal
Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul - betul
menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak
miring tidak menunjukkan betul - betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak
menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring
menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan
benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.
Rumus,
Kesalahan < 1°
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Teodolite
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. paku
5. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. Garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
Sudut Horizontal
Selisih ( = (Biasa – Luar Biasa))
1. Elyanora = ((345 2ͦ 1'20") - (165 2ͦ 1'100")) = 180 ͦ00'10"
2. Asma = (( 347 3ͦ 9'22") - (167 3ͦ 8'30")) = 180 ͦ00'52"
3. Reza = (( 316 2ͦ 9'41") - (136 2ͦ 9'41")) = 180 0ͦ 0'0"
4. Ayu = (( 315 5ͦ 1'20") - (135 5ͦ 1'0")) = 180 0ͦ 0'20"
5. Hafid = (( 320 5ͦ 0'0") - (140 4ͦ 9'10")) = 180 0ͦ 0'49"
6. Syahrul = (( 319 2ͦ 6'3") - (139 2ͦ 5'35")) = 180 0ͦ 0'28"
7. Pandu = (( 317 3ͦ 0'25") - (137 3ͦ 0'10"))= 180 0ͦ 0'15"
Sudut Vertikal
Selisih ( = (Biasa + Luar Biasa))
1. Elya = ((349 0ͦ 6'39") + (191 3ͦ 5'30")) =540 4ͦ 2'08"
2. Asma = ((353 1ͦ 0'30") + (187 3ͦ 8'20")) =540 4ͦ 8'49"
3. Reza = ((350 0ͦ 0'20") + (190 4ͦ 5'12")) =540 4ͦ 5'31"
4. Ayu = ((353 0ͦ 6'05") + (187 2ͦ 8'35")) =540 3ͦ 4'40"
5. Hafid = ((351 4ͦ 0'00") + (189 0ͦ 4'27")) =540 4ͦ 4'26"
6. Syahrul = ((353 1ͦ 6'20") + (187 1ͦ 5'23")) =540 3ͦ 1'42"
7. Pandu = ((351 1ͦ 0'15") + (189 1ͦ 8'18")) =540 2ͦ 8'33"
X. Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
antara lain :
1. Hasil praktek semua titik kesalahan < 1 ͦ, jadi kesalahan masih dapat ditoleransi.
2. Pada pengukuran sudut horizontal selisih antara posisi luar biasa dan biasa
hasilnya ±180°, sedangkan pada pengukuran sudut vertikal penjumlahan antara
posisi luar biasa dan luar biasa hasilnya ±540°.
LAPORAN PRAKTIKUM GOEMATIKA II
Horizontal Angle Measurement U-shaped
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomatika II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Praktikum Pengecekan Pembacaan Lingkaran
Horisontal dan Vertikal
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
pembacaan horizontal angle measurement u-shaped.
Keterangan :
dm = jarak miring
dv = jarak vertikal
dh = jarak horizontal
Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul - betul
menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak
miring tidak menunjukkan betul - betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak
menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring
menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan
benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.
Rumus,
Kesalahan < 1°
Dalam topografi, sudut yang dibuat oleh dua garis tanah diukur secara horizontal ,
dan disebut sudut horizontal. Anda dapat mengganti garis tanah ini dengan dua garis
pandang AB dan AC. Garis pandang ini diarahkan dari mata Anda, yang membentuk
puncak A dari sudut BAC , menuju tengara permanen seperti batu, pohon, gundukan
rayap, tiang telepon atau sudut bangunan.
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Teodolite
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. paku
5. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. Garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
VII. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
VIII. Langkah Kerja
1. Tandai dua titik (P1 dan P2) pada jarak 9 m, 10,5 m atau 12 m.
2. Atur dan sesuaikan theodolite pada titik P1.
3. Tempatkan titik P8, di mana garis P1P8 tegak lurus terhadap garis P1P2 dan jarak
P1P8 sama dengan setengah dari P1P2, dengan sudut 90o.
4. Atur dan sesuaikan theodolite pada poin P2.
5. Tempatkan titik P3, di mana garis P2P3 tegak lurus terhadap garis P2P1 dan jarak
P2P3 sama dengan P1P8, dengan sudut 90o.
6. Atur dan sesuaikan theodolite pada titik P3.
7. Tempat titik P4, di mana garis P3P4 tegak lurus terhadap garis P3P2 dan jarak P3P4
sama dengan sepertiga dari P1P2, dengan sudut 90o.
8. Atur dan sesuaikan theodolite pada titik P4.
9. Tempatkan titik P5, di mana garis P4P5 tegak lurus terhadap garis P4P3 dan jarak
P4P5 sama dengan sepertiga dari P1P2, dengan sudut 90o.
10. Atur dan sesuaikan theodolite pada titik P5.
11. Tempat titik P6, di mana garis P5P6 tegak lurus terhadap garis P5P4 dan jarak P5P6
sama dengan sepertiga dari P1P2, dengan sudut 270o.
12. Atur dan sesuaikan theodolite pada titik P6.
13. Tempat titik P7, di mana garis P6P7 tegak lurus terhadap garis P6P5 dan jarak P6P7
sama dengan P4P5, dengan sudut 270o.
14. Atur dan sesuaikan theodolite pada titik P8.
15. Pada posisi wajah yang tepat, arahkan teleskop ke titik P7, baca lingkaran
horizontal, dan tulis bacaan di atas meja pengamatan.
16. Arahkan teleskop ke titik P1, baca lingkaran horizontal, dan tulis bacaannya.
17. Putar teleskop ke wajah kiri, lakukan hal yang sama seperti langkah 15 dan 16.
18. Hitung sudut horizontal pada titik P8 dengan mengurangi pembacaan horizontal titik
P7 dengan titik P1. Secara umum, sudut horizontal adalah pembacaan horizontal
kanan yang dikurangi dengan arah kiri. Jika hasilnya negatif, tambahkan 360o. Tulis
sudut di atas meja.
19. Hitung dan tulis sudut rata-rata pengukuran wajah kanan dan kiri.
20. Lakukan langkah 14 hingga 19 untuk titik P1, P2, P3, P4, P5, P6, dan P7.
21. Jumlah sudut horizontal dari delapan titik wajah kanan, wajah kiri, dan rata-rata.
IX. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. hasil pengamatan
Point Horizontal Reading Horizontal Angle
Observer Face Right Face Left Face Right Face Left Average
Instrument Target
o ' " o ' " o ' " o ' " o ' "
8 118 11 0 297 11 20
Reza 1 90 0 0 90 0 0 90 0 0
2 28 11 0 207 11 20
1 179 50 1 0 35 38
Pandu 2 90 0 0 90 0 0 90 0 0
3 89 50 1 270 35 38
2 236 46 35 56 27 35
Elya 3 90 0 0 90 0 0 90 0 0
4 146 46 35 326 27 35
3 58 58 0 239 21 0
Syahrul 4 270 0 0 270 0 0 270 0 0
5 148 58 0 329 21 0
4 175 10 40 354 45 39
Hafid 5 270 0 0 270 0 0 270 0 0
6 265 10 40 84 45 39
5 102 49 45 282 49 45
Ayu 6 90 0 0 90 0 0 90 0 0
7 12 49 45 192 49 45
6 228 21 5 48 30 20
Asma 7 90 0 0 90 0 0 90 0 0
8 138 21 5 318 30 20
7 326 49 0 46 46 0
Pandu 8 90 0 0 90 0 0 90 0 0
1 236 49 0 316 46 0
LAPORAN PRAKTIKUM GOEMATIKA II
Konstanta Takimetri
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomatika II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Data dan Perhitungan Takimetri
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
perhitungan takimetri
Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu
bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180° atau 220g,
berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Pada pengukuran
yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup
dilakukan pada posisi biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila
pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak
disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu
tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang
tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan
pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi
teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak
vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Keterangan :
dm = jarak miring
dv = jarak vertikal
dh = jarak horizontal
Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul - betul
menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak
miring tidak menunjukkan betul - betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak
menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring
menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan
benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.
Rumus,
Kesalahan < 1°
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Teodolite
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. paku
5. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. Garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Data dan Perhitungan Takimetri
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
perhitungan takimetri
Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu
bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180° atau 220g,
berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Pada pengukuran
yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup
dilakukan pada posisi biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila
pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak
disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu
tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang
tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan
pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi
teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak
vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Keterangan :
dm = jarak miring
dv = jarak vertikal
dh = jarak horizontal
Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul - betul
menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak
miring tidak menunjukkan betul - betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak
menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring
menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan
benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.
Rumus,
Kesalahan < 1°
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Teodolite
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. paku
5. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. Garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
VII. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
Point No. Staff Reading (mm) Vertical reading Distance (m) Height
Instrument
Observer Instru Difference
Height (cm)
ment Target Middle Top Bottom deg min sec Tape Optical (m)
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Praktikum Traverse Angle Measurement
II. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
praktikum traverse angle measurement.
Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu
bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180° atau 220g,
berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Pada pengukuran
yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup
dilakukan pada posisi biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila
pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak
disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu
tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang
tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan
pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi
teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak
vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Keterangan :
dm = jarak miring
dv = jarak vertikal
dh = jarak horizontal
Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul - betul
menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak
miring tidak menunjukkan betul - betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak
menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring
menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan
benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.
Rumus,
VI. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VII. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. Garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
1 204 46 38 24 44 38
2 Syahrul 2 110 11 1 110 9 59 110 10 30
3 94 35 37 274 34 38
2 235 31 37 55 33 38
3 Ayu 3 91 16 59 91 16 59 91 16 58
4 144 14 38 324 16 38
3 32 15 39 212 35 18
4 elya 4 157 39 0 157 58 0 157 48 30
5 234 36 39 54 37 18
4 215 47 18 35 46 28
5 Asma 5 83 28 49 83 28 2 83 28 25
6 132 18 28 312 18 26
5 73 40 40 253 38 0
6 Damil 6 170 46 0 170 45 20 170 45 40
7 262 54 40 82 52 40
6 63 16 50 242 47 22
7 Hafid 7 180 30 9 180 22 0 180 26 4
1 242 46 40 62 25 22
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Pengukuran Koordinat menggunakan GPS
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
pengukuran koordinat menggunakan GPS.
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. GPS
2. Kamera
3. Paku
4. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Titik yang akan diukur
2. Alat tulis.
P2 10 432475 9141184
P3 9 432534 9141261
P4 7 432581 9141184
P5 7 432556 9141128
P6 9 432504 9141136
P7 6 432467 9141156
KOORDINAT
No. Titik RUMUS
X Y
P1 432493 9141069
TABEL KOORDINAT UNTUK PENGGAMBARAN
No.
KOORDINAT RUMUS
Titik
X Y
P1 432493 9141069
LINE 432493,9141069 432500,9141093
P2 432500 9141093
LINE 432500,9141093 432507,9141126
P3 432507 9141126
LINE 432507,9141126 4322484,9141139
P4 4322484 9141139
LINE 4322484,9141139 432439,9141151
P5 432439 9141151
LINE 432439,9141151 432420,9141093
P6 432420 9141093
LINE 432420,9141093 432467,9141077
P7 432467 9141077
LINE 432467,9141077 432493,9141069
P8 432493 9141069
TABLE OF GRID X
X Y X Y FORMULA
X Y X Y FORMULA
X. Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
antara lain :
I. Hasil praktik semua titik tidak mengalami kesalahan, karena hitungan azimut
sudah sesuai dengan titik yang diinginkan.
IX. Daftar Pustaka
Djawahir.1992. Penentuan Posisi dengan GPS.Yogyakarta: Jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik UGM
IGS.2009.International GNSS Service. <URL: http://igscb.jpl.nasa.gov > Dikunjungi
tanggal 30 Desember 2019, jam 13.00 WIB
Marinto, Ingot. 2008. Sistem Navigasi. FT UI
LAPORAN PRAKTIKUM GOEMATIKA II
Azimuth awal
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Geomatika II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Praktikum Azimuth awal
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan theodolite dalam
pembacaan GPS untuk mengetahui Azimuth awal.
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. GPS
2. Kamera
3. Paku
4. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
P2 10 432475 9141184
Elya
P3 9 432534 9141261
Ayu
P4 7 432581 9141184
Syahrul
P5 7 432556 9141128
Pandu
P6 9 432504 9141136
Hafid
P7 6 432467 9141156
Asma
No. KOORDINAT
RUMUS
Titik
X Y
P1 432493 9141069
11.97613 11.97613 11 58 34
18.13808 18.13808 18 8 17
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Praktikum Poligon dengan Total Station
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan Total Station
untuk memetakan titik pada suatu area
II. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Mengoperasikan Total Station.
2. Mengetahui hasil pengukuran pada suatu polygon.
3. Mengetahui bentuk permukaan suatu tempat.
III. Kajian Teori
Total Station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan.
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah
secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan
komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca
jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Manfaat keuntungan dan kerugian Total Station :
Manfaat :
a. Mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan pembacaan dan
kesalahan pencatatan data
b. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
c. Mempercepat proses
d. Memberikan kemudahan (ringkas)
Kekurangan :
a. Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa
b. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan
c. Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada
Tombol dan Fungsinya :
: Tombol untuk pengukuran koordinat.
/ /? : Tombol untuk pengukuran jarak.
ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.
Ket:
D=jarak
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Total station
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. Paku
5. Prisma Ukur
6. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
VII. Langkah Kerja
1.Centring Alat TS : dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik.
Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik
sampai benang centering mendekati titik patok
2. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrupA,B,C
secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotaktepat di tengah
lingkaran
3. Siap membuat job baru.
4. Hidupkan Alat : Tekan Tombol power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan
zerro set, dilayar akan ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif (PSM) dengan
koreksi atmosfir (PPM) yang akan dipakai selama pengukuran.
POINT COORDINATE
FORMULA
NO.
X Y
1 400000 1910000
COORDINATE
POINT NO. FORMULA
X Y
1 400000 1910000
LINE 400000,1910000 400006.715705432,1910023.09646205
2 400006.716 1910023.1
LINE 400006.715705432,1910023.09646205 399995.078870399,1910058.61138031
3 399995.079 1910058.6
LINE 399995.078870399,1910058.61138031 399971.721562985,1910048.29409636
4 399971.722 1910048.3
LINE 399971.721562985,1910048.29409636 399926.401050281,1910044.96215884
5 399926.401 1910045
LINE 399926.401050281,1910044.96215884 399931.74214422,1909991.58957679
6 399931.742 1909991.6
LINE 399931.74214422,1909991.58957679 399964.326601393,1909993.53186376
7 399964.327 1909993.5
LINE 399964.326601393,1909993.53186376 400000,1910000
1 400000 1910000
4. Grid X
X Y X Y FORMULA
5. Grid Y
X Y X Y FORMULA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Calculation of Closed Traverse
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan Total Station
untuk memetakan titik pada suatu area
II. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Mengoperasikan Total Station.
2. Mengetahui hasil pengukuran pada suatu polygon.
3. Mengetahui bentuk permukaan suatu tempat.
III. Kajian Teori
Total Station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan.
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah
secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan
komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca
jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Manfaat keuntungan dan kerugian Total Station :
Manfaat :
a. Mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan pembacaan dan
kesalahan pencatatan data
b. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
c. Mempercepat proses
d. Memberikan kemudahan (ringkas)
Kekurangan :
a. Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa
b. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan
c. Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada
Tombol dan Fungsinya :
: Tombol untuk pengukuran koordinat.
/ /? : Tombol untuk pengukuran jarak.
ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.
Ket:
D=jarak
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Total station
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. Paku
5. Prisma Ukur
6. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Keselamatan Kerja
4. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
5. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
1. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
VII. Langkah Kerja
1.Centring Alat TS : dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik.
Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik
sampai benang centering mendekati titik patok
2. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrupA,B,C
secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotaktepat di tengah
lingkaran
3. Siap membuat job baru.
4. Hidupkan Alat : Tekan Tombol power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan
zerro set, dilayar akan ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif (PSM) dengan
koreksi atmosfir (PPM) yang akan dipakai selama pengukuran.
POINT COORDINATE
FORMULA
NO.
X Y
1 100 100
X Y X Y FORMULA
4. Grid Y
X Y X Y FORMULA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Calculation of Closed Traverse
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan Total Station
untuk memetakan titik pada suatu area
II. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Mengoperasikan Total Station.
2. Mengetahui hasil pengukuran pada suatu polygon.
3. Mengetahui bentuk permukaan suatu tempat.
III. Kajian Teori
Total Station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan.
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah
secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan
komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca
jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Manfaat keuntungan dan kerugian Total Station :
Manfaat :
a. Mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan pembacaan dan
kesalahan pencatatan data
b. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
c. Mempercepat proses
d. Memberikan kemudahan (ringkas)
Kekurangan :
a. Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa
b. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan
c. Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada
Tombol dan Fungsinya :
: Tombol untuk pengukuran koordinat.
/ /? : Tombol untuk pengukuran jarak.
ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.
Ket:
D=jarak
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Total station
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. Paku
5. Prisma Ukur
6. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
VII. Langkah Kerja
1.Centring Alat TS : dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik.
Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik
sampai benang centering mendekati titik patok
2. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrupA,B,C
secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotaktepat di tengah
lingkaran
3. Siap membuat job baru.
4. Hidupkan Alat : Tekan Tombol power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan
zerro set, dilayar akan ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif (PSM) dengan
koreksi atmosfir (PPM) yang akan dipakai selama pengukuran.
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elyanora (17505241022)
FAKULTAS TEKNIK
2019
Pengukuran Detail Peta
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara menggunakan Total Station
untuk memetakan titik pada suatu area
II. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Mengoperasikan Total Station.
2. Mengetahui hasil pengukuran pada suatu polygon.
3. Mengetahui bentuk permukaan suatu tempat.
III. Kajian Teori
Total Station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan.
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah
secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan
komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca
jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Manfaat keuntungan dan kerugian Total Station :
Manfaat :
a. Mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan pembacaan dan
kesalahan pencatatan data
b. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
c. Mempercepat proses
d. Memberikan kemudahan (ringkas)
Kekurangan :
a. Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa
b. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan
c. Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada
Tombol dan Fungsinya :
: Tombol untuk pengukuran koordinat.
/ /? : Tombol untuk pengukuran jarak.
ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.
ESC :Tombol untuk keluar dari suatu program ke tampilan sebelumnya
Ket:
D=jarak
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Total station
2. Statif (kaki tiga)
3. Unting unting
4. Paku
5. Prisma Ukur
6. Payung
V. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. benda vertikal atau bangunan yang diberikan titik yang akan diukur
2. alat tulis menulis.
VI. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
VII. Langkah Kerja
1.Centring Alat TS : dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik.
Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik
sampai benang centering mendekati titik patok
2. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrupA,B,C
secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotaktepat di tengah
lingkaran
3. Siap membuat job baru.
4. Hidupkan Alat : Tekan Tombol power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan
zerro set, dilayar akan ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif (PSM) dengan
koreksi atmosfir (PPM) yang akan dipakai selama pengukuran.
BACAAN
NOMOR TITIK TINGGI TINGGI JARAK BEDA BEDA BEDA KOORDINAT (m)
HORISONTAL AZIMUTH TINGGI
ALAT PRISMA DATAR ABSIS ORDINAT TINGGI
(der) (m)
ALAT TARGET (mm) (mm) der men det (m) (m) (m) (m) X Y
Gambar 1. Data hasil pembacaan jumlah Gambar 2. Data hasil pembacaan elevasi
satelit dalam GPS. dan odometer dalam GPS.
Gambar 3. Data hasil pembacaan total Gambar 4. Data hasil pembacaan theodolit.
station