Anda di halaman 1dari 15

アイリーンイルマ

Selasa, 22 November 2016

Proposal Penelitian Minat Baca Siswa SMA Sang Timur


Yogyakarta

Proposal Penelitian
Minat Baca Siswa SMA Sang Timur Yogyakarta

Karya Tulis
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti
Ulangan Akhir Semester I

Oleh :
Maria Aileen Irma Faustina
Kelas/Program         : XI/IPS
No.Induk                 : 2055

SEKOLAH MENENGAH ATAS SANG TIMUR


JLN. BATIKAN NO.7
YOGYAKARTA

2016
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini telah disetujui dan dinyatakan layak untuk diuji
Yogyakarta, 21 November 2016

Menyetujui

Pembimbing Materi                                      Pembimbing Teknis

Elisabeth Sri Hartati S.Pd.                                 Elisabeth Sri Hartati S.Pd.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya proposal
penelitian ini dapat terselesaikan. Proposal penelitian ini berjudul “Minat Baca Siswa
SMA Sang Timur Yogyakarta”. Tujuan saya membuat ini adalah untuk mengetahui
tingkat minat baca siswa SMA Sang Timur Yogyakarta. Kesulitan yang saya hadapi
dalam pembuatan proposal penelitian adalah sedikitnya waktu yang diberikan,
refrensi yang membuat saya bingung dan file yang telah saya buat sebelumnya
hilang begitu saja tanpa alasan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Elisabeth Sri Hartati S.Pd. selaku pembimbing materi yang telah
membantu dalam pembuatan proposal penelitian ini.
2.      Ibu Elisabeth Sri Hartati S.Pd. selaku pembimbing teknis yang juga membantu
dalam pembuatan proposal penelitian ini.
3.      Ibu Godfrida Osma Andarwiyati selaku orangtua yang juga membantu dalam
pembuatan proposal penelitian
Saya tahu jika proposal penelitian ini masih sangat kurang dan saya mohon
saran serta kritik dari bapak/ibu guru serta teman-teman sekalian, agar saya dapat
memperbaikinya dikemudian hari. Saya berharap semoga proposal penelitian ini
bisa membantu pihak sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa serta dapat
membantu siswa dalam meningkatkan minat bacanya.

Yogyakarta, 21 November 2016

Penulis                       

DAFTAR ISI

                                                                                                        
HALAMAN JUDUL                                                                                                i

HALAMAN PERSETUJUAN                                                                                   ii

KATA PENGANTAR                                                                                                 iii

DAFTAR ISI                                                                                                               iv

BAB I PENDAHULUAN
A.                    Latar Belakang Masalah                                                                         1
B.                    Rumusan Masalah                                                                                   1
C.                    Tujuan Penelitian                                                                       2
D.                    Manfaat Penelitian                                                                                  2
E.                     Hipotesis                                                                                                 2
F.                     Sistematika Penyajian                                                                             2

BAB II LANDASAN TEORI


A.                    Jenis-jenis Buku                                                                                      4
B.                    Membaca                                                                                                 4
C.                    Kemampuan Membaca                                                                           6
D.                    Manfaat Membaca                                                                                  7
E.                     Arti Kebiasaan Membaca                                                                        8
F.                     Membentuk Kebiasaan Membaca Efisien                                               10
G.                    Minat                                                                                                       11
H.                    Faktor-Faktor yang Mendorong Minat                                                   12
I.                       Cara Untuk Memotivasi Siswa dalam Minat Membaca                         12
J.                       Pengaruh Membaca untuk Siswa                                                            12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A.                    Waktu dan Tempat Pelaksaan Penelitian                                                13
B.                    Populasi dan Sampel Penelitian                                                              13
C.                    Metode dan Alat Pengumpulan Data                                                     13
D.                    Metode Analisa Data                                                                              14

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                               
15

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Mungkin untuk sebagian orang membaca adalah hal yang sangat membosankan.
Karena dengan adanya teknologi yang canggih orang akan semakin malas untuk
membaca buku ataupun apa pun. Mereka memilih untuk membaca informasi di
gadget mereka masing-masing atau menonton televisi disbanding dengan membaca
buku, koran atau yang lainnya.
Minat merupakan factor yang sangat penting yang ada dalam diri setiap
manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat, tetapi jika minat tidak ada tentu kita
tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya
kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat
seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca. Perihal minat berhubungan
dengan kebiasaan. Minta dan kebiasaan adalah dua pengertian yang berbeda tetapi
berkaitan.
Minat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Minat Spontan dan Minat Berpola.
Minat Spontan adalah minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang
tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Minat Berpola adalah minat yang timbul sebagai
akibat adanya pengaruh dan kegiatan yang berencana atau berpola terutama
kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apakah siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017 sudah memiliki minat dalam
membaca?
2.      Apa program sekolah untuk meningkatkan minat baca terhadap siswa SMA
Sang Timur tahun 2016/2017?
3.      Berapa banyak siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017 mempunyai minat
dalam membaca?
4.      Bagaimana cara untuk memotivasi siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017
supaya minat dalam membaca?
5.      Apa pengaruh membaca untuk siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017?

C.    Tujuan Penelitian


1.        Mengetahui siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017 sudah memiliki minat
dalam membaca.
2.        Mengetahui program sekolah untuk meningkatkan minat baca terhadap
siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017.
3.        Mengetahui banyaknya siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017 yang
mempunyai minat dalam membaca.
4.        Mengetahui cara memotivasi siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017 supaya
minat dalam membaca.
5.        Mengetahui pengaruh membaca bagi siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017

D.    Manfaat Penelitian


1.      Bagi Sekolah :
a.       Mengetahui tingkat minat baca siswa SMA Sang Timur tahun
2016/2017.
b.      Memberi saran untuk melakukan tindakan meningkatkan minat baca
siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017.
2.      Bagi Siswa :
a.       Mengetahui tingkat posisi dalam minat baca.
b.      Mengetahui cara untuk meningkatkan minat baca.

E.     Hipotesis
Banyak orang berkata bahwa belakangan ini banyak yang omong kalau remaja
malas baca, namun pendapat tersebut belum 100% benar adanya. Maka dari itu saya
ingin meneliti perkataan itu.

F.     Sistematika Penyajian


Penulis akan menyajikan karya tulis ini dengan sistematika pada bab satu, yaitu
pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, dan sistematika
penyajian.
Bab dua, yaitu landasan teori, akan diuraikan mengenai jenis-jenis buku,
membaca, kemampuan membaca, manfaat membaca, pentingnya membaca, arti
kebiasaan membaca, membentuk kebiasaan membaca efisien, minat, faktor-faktor
yang mendorong minat, cara untuk memotivasi siswa dalam minat membaca, dan
pengaruh membaca untuk siswa.
Bab tiga, yaitu metodologi penelitian. Pada bab ini akan diuraikan populasi dan
sampel penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, metode dan alat
pengumpulan data dan metode analisis data.
Bab empat, yaitu penutup. Pada bab ini akan diuraikan simpulan dari proposal
penelitian ini dan saran untuk proposal ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Jenis-Jenis Buku


Karangan-karangan yang berbentuk prosa, menurut sifat isinya, secara umum
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu, fiksi dan nonfiksi. Fiksi ialah karangan yang
isinya bersifat khayal (imaginative), yaitu tidak merupakan kenyataan yang
sebenarnya, walaupun menggambarkan berbagai segi kehidupan, atau didasarkan
pada peristiwa-peristiwa kehidupan yang sesungguhnya. Novel, cerpen dan drama
umumnya tergolong fiksi. Sebaliknya nonfiksi ialah karangan yang isinya bukan
khayalan, melainkan kenyataan yang sesungguhan. Karangan-karangan ilmiah
umunya adalah nonfiksi.
Karangan-karangan nonfiksi meliputi bidang bahasan yang banyak sekali.
Menurut bidang bahasannya, nonfiksi pada umumnya adalah berkenaan dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti hukum, politik, agama, sejarah, biografi dan
otobiografi, kritik, propaganda, dan matematik.
Penjenisan buku-buku pada umumnya juga dilakukan seperti diatas. Jadi, ada
buku-buku yang tergolong fiksi dan ada yang nonfiksi. Sebagaimana telah disebut
diatas, buku-buku novel umumnya adalah fiksi. Buku-buku nonfiksi dapat
diklasifikasikan berdasarkan bidang bahasan tersebut diatas. Jadi, ada buku ilmu
pengetahuan, seperti buku fisika, kimia, biologi, psikologi, dan ada pula buku-buku
mengenai teknologi, hukum, politik, agama dan lain-lain.

B.     Membaca
Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan
satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan,
sebagaimana telah dikatakan, lambing-lambang bunyi bahasa diubah menjadi
lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf menurut alphabet Latin. Dapat dipahami
bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses pengubahan inilah yang
terutama dibina dan dikuasai, dan ini terutama dilakukan pada masa anak-anak,
khususnya pada tahun permulaan disekolah. pengertian pengubahan disini
mencakup pengenalan huruf-huruf sebagai lambing bunyi-bunyi bahasa. Setelah
pengubahan dimaksud diatas dikuasai secara mantap, barulah penekanan diberikan
pada pemahaman isi bacaan. Inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap
pada tahun-tahun selanjutnya disekolah. sudah barang tentu bahwa dirumah juga
pembinaan dan pengembangan itu dapat dilakukan. Membaca untuk pemahaman
dimaksud ini umumnya bisa disebut membaca lanjut.
Telah disebutkan bahwa bahasalah yang memungkinkan tersimpannya dan
terperliharanya unsur-unsur penting kebudayaan yang berupa ide-ide atau pikiran
dalam suatu masyarakat. Walaupun bahasa yang dimaksud dalam hubungan ini
termasuk juga bahasa lisan, tetapi yang terutama ialah bahasa tulisan. Dikatakan
terutama bahasa tulisan, karena berbeda dari bahasa lisan yang unsur-unsurnya
selalu berubah dan sering banyak yang dilupakan oleh pemakainya, bahasa tulisan
dapat tahan kama, terlebih-lebih dengan adanya system arsip dan perpustakaan.
Dengan kata lain, dalam bahasa tulisanlah terutama tersimpan ide-ide atau pikiran-
pikiran yang merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat atau
bangsa. Selanjutnya dapat pula dikatakan bahwa dalam bahasa tulisanlah terdapat
ide-ide atau pikiran-pikiran baru anggota-anggota suatu masyarakat atau
masyarakat lainnya, yang mungkin dapat memperkaya pengetahuan anggota-
anggota masyarakat tersebut dan kebudayaannya. Dengan demikian, pada
hakikatnya dapat juga dikatakan bahwa bahasa tulisan dapat membuat perubahan
atau perubahan-perubahan dalam kehidupan suatu masyarkat dan anggota-
anggotanya. Jelas kiranya betapa pentingnya fungsi bahasa tulisan dalam
masyarakat.
Mungkin ada yang berpendapat, bahwa dengan semakin meluasnya pemakaian
media elektronik seperti radio, televise dan perekam (tape recorder) dalam
masyarakat, fungsi bahasa tulisan akan semakin lemah, dan mungkin hilang.
Pendapat ini sulit diterima, karena kelihatannya, walaupun pemakaian alat-alat
elektronik tersebut sudah meluas, jumlah media tulisan seperti surat-surat kabar,
buku-buku, dan lain-lain, tidak menurun. Keadaan ini juga dapat kita dapat lihat di
negara-negara industri elektronik sendiri. Dan agaknya, yang lebih penting lagi ialah
bahwa media elektronik ini kelihatannya tidak akan mungkin dapat menggantikan
bahasa tulisan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan.
Funngsi bahasa tulisan yang begitu penting dalam kehidupan sebagaimana
dikemukakan diatas, menuntut kemampuan pembaca membaca maksimal dari
anggota-anggota masyarakat. Kemampuan dimaksud sangat perlu dalam kehidupan
dewasa ini dimana informasi tentang berbagai pengetahuan mengalir deras, dan
akan semakin perlu lagi dalam abad ke-21 mendatang karena arus informasi akan
lebih deras. Dan karena kemampuan membaca dimaksud ini menuntut kemandirian
yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa membaca pada tingkatan ini adalah suatu
cara yang terbaik untuk membina kemandirian. Selanjutnya karena bahasa tulisan
mengandung ide-ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan
dengan membaca, proses-proses kognitif (penalaran) lah yang terutama bekerja.
Oleh sebab itu, dapat pula dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk
membina daya nalar.

C.    Kemampuan Membaca


Sebagaimana telah disebut diatas, membaca lanjutnya, pada dasarnya adalah
proses kognitif. Walaupun pada taraf penerimaan lambang-lambang tulisan
diperlukan kemampuan-kemampuan motoris berupa gerakan-gerakan mata,
kebanyakan dari kegiatan-kegiatan dalam membaca pda tingkatan ini adalah
kegiatan-kegiatan penalaran dimaksud ini pembaca berusaha menemukan dan
memahami informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang melalui karangan
bersangkutan. Dalam proses memahami informasi dimaksud, pembaca juga
mempelajari cara-cara pengarang menyajikan pikiran-pikirannya. Dengan demikian
dapat juga dikatakan bahwa dalam membaca lanjut, pembaca dapat memperoleh
dua jenis pengetahuan, yaitu, informasi-informasi baru dari dari bacaan dan cara-
cara penyajian pikiran dalam karangan. Jadi, selain memperkaya pengetahuan,
membaca lanjut juga meningkatkan daya nalar. Seterusnya, pengetahuan kedua
tersebut tadi dapat pula membina dan meningkatkan kemampuan mengarang dalam
diri pembaca. Faktor-faktor kognitif tersebut inilah yang menjadi alasan untuk
mengatakan bahwa membaca dan mengarang berkaitan erat, walaupun keduanya
merupakan kemampuan-kemampuan bahasa yang sangat berbeda.
Dalam literatur berbahasa Inggris (literatur dalam bahasa Indonesia masih
sangat langka, walaupun ada) tentang membaca lanjut sebagai dimaksud diatas,
istilah “Speed Reading” atau “Rapid Reading” umumnya dipergunakan untuk
menyatakan kecepatan membaca. Dikatakan, misalnya, kecepatan membaca
(reading speed) seseorang adalah 180 kata per menit. Dalam keadaan normal, di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, seorang lulusan SLTA (Senior High
School) diharapkan sudah mempunyai kecepatan membaca minimum 250 kata per
menit dengan pemahaman isi bacaan minuman70%. Kecepatan ini sering juga
dipakai sebagai salah satu syarat untuk dapat diterima menjadi mahasiswa di
Perguruan Tinggi. Kecepatan ini masih dapat ditingkatkan dengan penguasaan
teknik-teknik membaca yang efisien dan efektif, serta latihan-latihan intensif dan
sistematis.
Apakah sesungguhannya arti kecepatan membaca? Jika kecepatan membaca
adalah jumlah kata per menit, maka sudah tentu bahwa dapat saja orang
mempunyai kecepatan membaca sampai 10.000 kata atau lebih per menit. Tetapi
sebagaimana disebut diatas, kecepatan membaca, harus juga dibarengi oleh
pemahaman isi. Disamping itu, kecepatan membaca juga mengandung berbagai
implikasi seperti tujuan membaca, tingkat keterbacaan bahan bacaan, teknik-teknik
membaca, motivasi, dan penalaran sebagai dikemukakan diatas. Dengan kata lain,
faktor-faktor seperti ini turut menentukan kecepatan membaca.
Dari penjelasan diatas kiranya dapat dilihat bahwa istilah “kecepatan membaca”
(reading speed) sesungguhannya tidak sepenuhnya menggambarkan maknanya yang
sebenarnya. Oleh karena itu, dalam buku ini, dalam buku ini, istilah yang
pergunakan ialah kemampuan membaca. Dan yang dimaksud dengan kemampuan
membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.
Sebagai telah disebut diatas, dengan memakai istilah ini dapat juga dikatakan bahwa
kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan pengusaan teknik-teknik
membaca efisien dan efektif.

D.    Manfaat Membaca


Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara
untuk membuka jendela tersebut agar kita bisa mengetahui lebih tentang dunia yang
belum kita tahu sebelumnya.  Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja,
anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang-orang yang telah berusia lanjut.
Buku merupakan sumber berbagai informasi yang dapat membuka wawasan
kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik,
maupun aspek-aspek kehidupan lainnya. Selain itu, dengan membaca, dapat
membantu mengubah masa depan, serta dapat menambah kecerdasan akal dan
pikiran kita.
Tanpa kita sadari, manfaat membaca buku dapat memberikan banyak
inspirasi bagi kita. Namun sayangnya kegiatan membaca buku akhir-akhir ini telah
banyak diabaikan berbagai kalangan dengan alasan kesibukan, maupun karena
adanya media yang lebih praktis untuk mendapatkan informasi seperti televisi,
radio, maupun media internet.
Berikut ini beberapa manfaat membaca buku yang bisa kita dapatkan selain
mempercerdas otak. diantaranya:
1.      Dapat mengurangi stress
Setelah seharian melakukan rutinitas harian yang melelahkan, tak jarang hal
tersebut dapat memicu timbulnya stress. Dengan melakukan kegiatan membaca
yang bisa dilakukan selama beberapa menit dapat membantu menekan
perkembangan hormon stress seperti hormon kortisol. Dengan membaca dapat
membuat pikiran lebih santai sehingga hal tersebut dapat membantu
menurunkan tingkat stress hingga 67%.
Selain relaksasi, dengan membaca buku dapat membawa kedamaian batin
serta ketenangan yang sangat besar. Membaca dapat menurunkan tekanan darah
serta telah terbukti membantu orang yang menderita gangguan mood tertentu
dan penyakit mental ringan. Inilah manfaat membaca buku yang banyak orang
abaikan, banyak orang beanggapan bahwa membaca buku justru membuat otak
terus bekerja dan menimbulkan stres, padahal manfaat membaca buku adalah
mengurangi stres.

2.      Menambah wawasan dan pengetahuan


Dengan membaca buku dapat mengisi kepala kita tentang berbagai macam
informasi baru yang selama ini belum kita ketahui yang kemungkinan besar hal
tersebut dapat berguna bagi kita nantinya. Semakin banyak pengetahuan yang
kita miliki, maka kita akan lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup baik
dimasa sekarang maupun di masa-masa yang akan datang.
Selain itu, ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat berharga yang tidak
pernah dapat hilang meskipun kita kehilangan hal-hal lain didunia ini, seperti
harta, benda, maupun yang lainnya. Cerita maupun ide-ide yang tertuang dalam
sebuah buku yang kita baca dapat membantu untuk membuka jalan pikiran kita
untuk lebih mengenal dunia lain, mendapatkan pemahama yang lebih dari
sebelumnya.

3.      Dapat menambah kosakata


Semakin banyak melakukan kegiatan membaca buku, maka akan semakin
banyak kita mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal yang belum kita ketahui,
serta dapat menambah jumlah kosakata yang bisa kita gunakan dalam
kehidupan keseharian kita. Hal ini tentu saja dapat membantu bagi kita untuk
dapat mengartikulasikan, membantu menyampaikan pendapat dengan bahasa
yang lugas, serta dapat menambah rasa percaya diri pada saat berbicara dengan
orang lain

4.      Melatih untuk dapat menulis dengan baik


Dengan bertambahnya kosakata yang kita miliki dari kegiatan membaca
buku, otomatis dapat membantu kita untuk dapat membuat karya tulis sendiri
dengan bahasa yang sebaik atau bahkan bisa lebih baik dari apa yang telah kita
baca sebelumnya.

5.      Dapat memperluas pemikiran seseorang


Seseorang yang gemar membaca buku telah dilaporkan memiliki tingkat
kreativitas yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak atau kurang gemar
membaca. Dengan kegiatan membaca buku, kita bisa berbagi pengalaman
dengan orang lain tentang berbagai macam hal, yang nantinya bisa kita jadikan
sebagai suatu bahan pertimbangan untuk dapat memutuskan sesuatu.

6.      Dapat membantu mencegah penurunan fungsi kognitif


Berdasarkan study yang dilakukan oleh Rush University Medical Center
menyatakan bahwa Seseorang yang menghabiskan waktu mereka untuk
melakukan kegiatan kreatif atau intelektual seperti membaca mengalami tingkat
penurunan kognitif hingga 32% daripada mereka yang tidak membaca
dikemudian harinya. Membaca buku dapat membuat otak bekerja lebih efisien
yaitu dengan mengubah struktur neuropathologies yang berkaitan dengan usia

E.     Arti Kebiasaan Membaca


Istilah kebiasaan membaca telah dipergunakan, tetapi artinya belum dijelaskan
sepenuhnya. Hanya dari contoh-contoh yang dikemukakan sebagian dari arti istilah
itu dapat dipahami atau diduga. Dalam bagian ini arti kebiasaan membaca akan
dijelaskan, dan penjelasan dimaksud akan dimulai dengan menjelaskan arti istilah
“kebiasaan” pada umunya.
Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun mental, telah
mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap
itu telah menjadi kebiasaan orang itu. Dapat dipahami bahwa terbentuknya suatu
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu adalah
suatu proses perkembangan yang makan waktu relatif lama. Selain waktu, faktor
keinginan dan kemauan serta motivasi perlu ada. Jika seseorang, misalnya,
keinginan membuat “bangun pagi jam 5” menjadi suatu kebiasaan, maka pada
dirinya harus terlebih dahulu ada keinginan dan kemauan untuk mulai
melakukannya, dan seterusnya melaksanakannya secara teratur sehingga akhirnya
kegiatan itu mendarah daging. Tetapi keinginan dan kemauan perlu diperkuat oleh
motivasi; dalam hal “bangun pagi jam 5”, motivasi ialah mencapai kesegaran dan
kesehatan jasmani. Di samping ketiga faktor tersebut, faktor lingkungan juga
berperan. Jika lingkungan tidak mendorong, dan bahkan menghambat, maka
kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk, walaupun ada keinginan,
kemauan dan motivasi. Dalam hubungan ini, dapat dipahami bahwa lingkungan bisa
juga menimbulkan motivasi.
Jika dilihat dari segi kemasyarakatan, maka dapat juga dikatakan bahwa
kebiasaan ialah kegiatan atau sikap, baik fisik maupun mental, yang telah
membudaya dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, suatu kebiasaan adalah
merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat.
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi
suatu kebiasaan. Sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan lainnya,
membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif lama.
Disamping itu, faktor-faktor lainnya dikemukakan diatas juga harus ada. Dalam
usaha pembentukan kebiasaan membaca, dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu,
minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan
membaca. Yang dimaksud dengan keterampilan membaca disini ialah keterampilan
mata dan penguasaan teknik-teknik membaca sebagaimana telah dibicarakan pada
bagian-bagian terdahulu. Kalau minat tidak berkembang (tidak ada), maka
kebiasaan membaca sudah tentu tidak akan berkembang. Dapat juga terjadi bahwa
minat membaca telah berkembang baik, tetapi keterampilan membaca yang efisien
tidak berkembang. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa yang terbentuk ialah
kebiasaan membaca yang tidak atau kurang efisien.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca ialah kegiatan
membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang. Dari segi
kemasyarakatan, kebiasaan membaca ialah kegiatan membaca telah membudaya
dalam suatu masyarakat. Yang perlu dicapai ialah kebiasaan membaca yang efisien,
yaitu, kebiasaan membaca yang disertai minat yang baik dan keterampilan
membaca yang efisien telah sama-sama berkembang dengan maksimal.

F.     Membentuk Kebiasaan Membaca Efisien


Sebagaimana telah dikemukakan diatas, membentuk kebiasaan membaca yang
efisien memakan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, usaha-usaha
pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa
anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakan fundasi
minat yang baik dapat dimulao sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu, sesudah anak
mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan
berbicara), walaupun masih pada taraf bahasa yang jauh dari sempurna menurut
ukuran dewasa. Usaha yang dapat dilakukan pada taraf permulaan ini ialah
merangsang daya visual dan motoris anak untuk sekadar mengenali buku. Anggota-
anggota keluarga yang sering dilihat oleh anak membaca atau memegang buku
dirumah, misalnya, adalah suatu usaha yang baik dalam hal ini. Kemudian, setelah
umur anak itu bertambah (21/2 – 3 tahun), akan baik sekali pengaruhannya, jika
kepada anak diberikan buku-buku bergambar, apalagi jika anak itu didorong untuk
membuka buku-buku itu dan melihat gambar-gambar yang ada didalamnya serta
menyebut nama gambar-gambar itu. Pada umur 3 – 4 tahun, anak dapat mulai diajar
mengenali tulisan, misalnya, nama-nama gambar.
Setelah anak mulai sekolah dan telah dapat membaca permulaan (huruf, kata
dan kalimat), dia perlu semakin dirangsang untuk membuka dan membaca buku-
buku yang sesuai dengan yang dipelajari disekolah. Selanjutnya setelah anak mulai
lancar membaca, buku-buku bacaan anak-anak perlu disediakan dirumah dan
diberikan untuk dibaca.
Bercerita kepada anak sebelum tidur atau pada waktu-waktu tertentu lainnya,
terutama pada usia 3 – 5 tahun juga dapat merupakan usaha untuk menambahkan
minat membaca, asal selalu diberitahukan bahwa cerita itu dapat juga dibaca dalam
buku. Buku-buku cerita anak-anak dibacakan kepada anak-anak sebagai ganti
bercerita. Setelah anak dapat membaca, dia dapat juga kadang-kadang diminta
membaca buku cerita yang disukainya untuk didengar (oleh ibu dan lain-lain). Pada
waktu anak sudah dapat membaca, cara-cara (teknik-teknik) yang dipergunakan
oleh anak itu dalam membaca perlu diperhatikan sehingga cara-cara yang tak efisien
tidak berkembang menjadi kebiasaan. Pada usia ini memang anak-anak suka
membaca dengan bersuara. Ini tidak salah, karena perlu untuk memantapkan daya
pengenalan akan huruf-huruf. Tetapi perlu mulai diingatkan kepada anak bahwa
membaca dalam hati juga perlu, dan anak itu perlu ditunjuki tentang cara
melakukannya.
Anak-anak, setelah di sekolah, perlu sekali-sekali dibawa ke perpustakaan. Anak
perlu diajak dan ditunjuki bagaimana cara membaca di ruangan baca di
perpustakaan.
Sewaktu-waktu, anak dapat diminta menceritakan kembali apa yang telah
dibacanya kepada anggota-anggota keluarga dirumah, terutama kepada orang tua,
adik dan kakaknya. Kegiatan seperti ini akan semakin mendorong anak itu untuk
membaca lebih banyak.
Usaha-usaha seperti diataslah diantara berbagai usaha yang dapat dilakukan
dalam rangka pembentukan kebiasaan membaca efisien, dalam hal ini terutama
peletakan fundasi minat yang baik, pada diri anak. Jika minat dimaksud telah
terbentuk, maka fundasi kuat untuk usaha mengembangkannya. Setelah minat yang
baik berkembang, dengan sedikit bimbingan tentang teknik-teknik membaca efisien,
maka anak itu akan memiliki kebiasaan membaca yang efisien.
Sekarang, bagaimana membentuk kebiasaan membaca efisien pada usia dewasa.
Ini tentu lebih sukar, tetapi bukan tidak mungkin. Yang perlu dikembangkan ialah
minat membaca. Pada usia dewasa, pengembangan minat dapat dilakukan dengan
disiplin diri. Dapat dimulai dengan membuaa materi bacaan yang mudah dan
menarik setiap hari, misalnya, setengah jam. Kemudian, waktu membaca tersebut
semakin ditingkatkan, dan selanjutnya, bahan-bahan bacaan dapat diganti dengan
bahan-bahan nonfiksi. Yang penting ialah mendisiplinkan diri agar setiap hari harus
membaca bahan bacaan tertentu, bukan hanya surat kabar, tetapi juga buku-buku.
Jika disiplin ini telah berjalan, maka minat membaca akan terbentuk, dan akhirnya
kebiasaan membaca akan tercapai. Kebiasaan membaca ini akan efisien, jika teknik-
teknik ini telah dikuasai pula.

G.    Minat
Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek
tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi. Minat bersifat
pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki minat yang bisa saja berbeda
dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu
yang dipelajari. serta dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman,
dan mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi
munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan
pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif.

H.    Faktor-Faktor yang Mendorong


1.        Kebutuhan : Karena adanya kebutuhan tertentu orang mempunyai minat untuk
memenuhi kebutuhan itu.
2.        Perasaan : Perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat, sedangkan
perasaan kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan minat
3.        Lingkungan : Minat dipengaruhi dorongan untuk diterima atau diakui oleh
lingkungan.

I.       Cara Untuk Memotivasi Siswa dalam Minat Membaca


Sebaiknya para siswa diberikan dukungan dan dorongan dari orang-orang
disekitar mereka, agar para siswa lebih meningkatkan kegiatan membacanya. Juga
bisa dengan diadakannya suatu perlombaan-perlombaan membaca diberbagai
sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang akan membuat siswa lebih
termotivasi lagi dalam hal membaca

J.      Pengaruh Membaca untuk Siswa


Jelas pengaruh dalam bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir
seorang siswa, dengan membaca siswa dapat memperluas cakrawala ilmu
pengetahuannya, menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan
serta menambah ide. Karena membaca merupakan seatu keharusan untuk
meningkatkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga hasil belajar. Karena dengan
membaca membuat kita semua cerdas, kristis dan mempunya daya analisa yang
tinggi, dengan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung berpikir dan
mengembangkan kreatifitas berpikir.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Waktu dan Tempat Penelitian


1.      Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017, yaitu pada bulan Desember hingga akhir April 2016. Karena perlu
membuat angket untuk mengumpulkan data. Pada akhir Desember, akan
membuat beberapa angket untuk mengumpulkan data. Kemudian bulan Januari
hingga pertengahan Maret akan membagikan angket kepada siswa kelas X, XI,
dan XII.

2.      Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah SMA Sang Timur Yogyakarta,
yang akan menjadi sampel untuk penelitian ini.

B.     Populasi dan Sampel Penelitian


1.      Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2002).
Populasi dapat berupa manusia, bendan gejala-gejala, pola hidup, tingkah laku,
dan sebagainya. Ada dua macam populasi dalam penelitian yaitu; populasi
terhingga terdiri dari elemen yang sukar dicari batasannya. Peneliti menentukan
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Sang Timur Yogyakarta
tahun 2016/2017.

2.    Sampel Penelitian


Menurut Arikunto, “sampel adalah sebagian atau merupakan wakil dari
populasi yang diteliti”. Sample dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Sang
Yogyakarta.

C.    Metode dan Alat Pengumpulan Data


1.      Metode
Metode penelitian yang dipilih atau digunakan adalah dengan observasi,
kuesioner, dan statistik

2.      Alat Pengumpulan Data


Alat untuk pengumpulan data dengan menggunakan angket.
D.    Metode Analisis Data
Metode penelitiannya metode kuantitatif. Untuk mengumpulkan data, akan
dilakukan :
1.      Observasi
Dalam observasi ini, peneliti akan mengobservasi perpustakaan untuk
mengetahui tingkat minat baca siswa SMA Sang Timur tahun 2016/2017.

2.        Kuesioner
Peneliti akan mengumpulkan data dg menggunakan kuesioner ttg minat baca
siswa SMA Sang Timur th 2016/2017.

3.         Statistik
Untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil kuesioner, maka peneliti akan
menggunakan statistk.

     

DAFTAR PUSTAKA
1.      Tampubolon, Prof. Dr. D.P., 1986, Kemampuan Membaca Teknik Membaca
Efektif dan Efisien, Bandung, : Penerbit Angkasa Bandung.
2.      http://manfaat.co.id/manfaat-membaca-buku
3.      http://infomediakita.blogspot.co.id/2012/03/karya-ilmiah-kurangnya-minat-
membaca.html
4.      http://www.pengertianahli.com/2014/04/pengertian-minat-apa-itu-minat.html
5.      http://kartikajuni.blogspot.co.id/2014/06/proposal-penelitian-studi-minat-
membaca.html

Unknown di 05.32

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai