Anda di halaman 1dari 4

1.6.

1 Sistem Biayn Pesanan (lob Order Casting)

lab ordcr costing mempakan sistem perhitungan biaya produksi yang digunakan untuk perusahaan
yang memproduksi barang berdasarkan pesanan. Ciri khas perusahaan-perusahaan ini adalah pmduk
antara satu pesanan bisa dibedakan dengan pruduk pesanan lainnya‘ Perhitungan biaya pruduksi
unluk masing masing pesanan ddakukan melalm jab ms! sheet. dalam Job cost sheet lersebut
lcrdapa! rincian perhitungan biaya bahan mentah langsung, biaya buruh langsung, dan biaya
overhead pabrik untuk mas'mg mas‘mg pesanan. Bxaya bahan memah langsung clan biaya buruh
langsung dapat dibebankan secara akurat ke masing«masing pesanan tersebut, masalahnya karena
pencatatan biaya averkerzd pabrik tidal: dilakukan secam rind untuk masing-masing pesanan, maka
biaya tersebnt alum dialukasikan pad: masing‘masing pesanan berdasarkan dasar alokasi tradisiunal.
Pengalokasian tersebul akan menghasilkan angka pembabanan biaya overhead pabrik yang tidak
akurat untuk mas'mg masmg pesanan. Hal ini menyebabkan perhuungan total biaya produks'l untuk
masing masing pesanan menjadi tidak akurat. Total biaya produksi yang tidak akumt tersebul Lidak
memiliki kegunaan bagi manajemen. lika demiklan. apa kegunaan dari perhilungan produksi
masing»masing pesanan telsebut? Hasil perhitungan sistem biaya pesman tersebut pada das amya
digunakan untuk menyusun laporan posisi keuangan dan Iaporan Iaba rugi perusahaan manufaktur,
dimana total biaya produksi dari pesanan yang belum selesai akan muncul di laporan posisi
keuangan sebagai persediaan akhir bal'u'lg dalam proses. Sedangkan total blaya produksi dari
pesanan yang sudah selesai namun belum terjual akan muncul di laparan pnsisn keuangan sebagai
persedjaan bamng jadl akhn‘, dan total biaya produksn dari pesanan yang sudah terjual akan masuk
sebagai beban pokok penjualan pada laporan laba rugi perusahaan.

1.6.2 Sistzm Biaya Proms (Process Costing System)

Hal yang sama berlaku untuk sislem biaya prosa. Sistem perhimngan biaya ini dipergunakan untuk
pemsahaan yang mempmduksi barang secara massal. Perhitungan biaya pmduksi akan dilakukan per
batch yang dipmduksi, dimana untuk pmduk yang sama. hasil produksi antala satu batch dengan
batch lainnya tidal: dapat dibedakan‘ Biaya produksi akan dipisahkan berdasarkan departemen yang
memproduksi barang lersebut. Sama dengan sistem biaya proses, biaya bahan mentah langsung dan
biaya butuh langsung dapat djtelusuri dengan akurat unluk mas'mg masing batch, sedangkan hasil
alokasi biaya overhead pabrik untuk mas'mg masmg batch ndak akurat. Belum lagi perhilungan biaya
ekuivalen per unit yang dihuung berdasarkan metode FIFO akan berbeda dcngan biaya ekwalen per
unit yang dihitung berdasarkan melode rata rata tenimbang (weighted average). 'I‘ujuan dari
perhitungan biaya ekivalen per unit pads akhu-nya adalah untuk membagi total biaya pruduksi dari
masing-masing departemen menjadi berapa total biaya produksi yang mewakili pruduk yang sudah
diselesaikan pada department tersebut dan alum ditransfer kc departemen berikumya, serta berapa
biaya produksi darn barang yang belum selesai deroses pada deparmen tersebut. Total biaya
produksi yang terdapat dalam persediaan barang dalam proses akhir pada masing masing
depanemen, nantmya akan dijumlahkan, sehingga menghasilkan total biaya produksi yang masuk
dalam persediaan barang dalam pmses yang naminya akan dllapurkan pada Iapuran posisi keuangan.
Sedangkan biay-a pmduksi yang sudah selesai diptoduksi oleh selumh departemen. kemudian alum
dimasukkm dalam persediaan bamng jadi, dan kalau sudah terjua] akan dimasnkkan dalam beban
pukok pcnjualan. Jika dillhal mekamsmenya, maka snslem biaya pmses memang dJrancang untuk
kebutuhan invenmry costing juga, yang lidak memiliki kegunaan bagi manajemen karena
ketidakakuralan dalam perhitungan biaya per unit atau biaya per ekuivalen unitnya.

1.6.3 Iain! Cast

Joint costs adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan suatu proses. dimana
dari hasi] pluses tersebut alum menghasilkan beberapa jenis pmduk. yang dlsebm
denganjor'ntpmducf. Comah yang paling sederhana adalah sebuah perusahaan peternakan ayam.
yang memiliki aktivitas memelihara ayam dan‘ keci] sampai dewasn untuk dipotong. Pada
perusahaan ini. ayam tidak dijual secara umh, tapi dalam benmk potongan paha. dada, dan
sebagainytL Mokasipint c0515 adalah upaya mengahkasikan berapa

biaya pemeh‘haraan dan pemotongan ayam untuk masing-maslng pmduk yang dihasilkan, seperti
paha din dada, Secara logika pembagian blaya tetsebul ndak dapal dilakukan, karen: akuvnas
pemellharaan dan pemotongan dilakukan terhadap satu ayam, dau bukan putonganuym
Penanyaannya adalah mengapa dalam cost accounting biaya tersebut hams dialokasikan pada
potongan potongan ayam tadi. Iawabannya sekali lagi adalah untuk menyusun laporan keuangan
perusahaan. Misalkan saat perusahaan melakukan tump buku per tangga) 3] Desember. pada
persediaan perusahaan masih tersisa l0.000 potong paha. 15‘000 potang sayap, dan 3.000 pomng
dada, berapa angka persediaan tersebut dalam laporan posisi keuangan perusahaan? Karena semua
informasl dalam laporan posisi keuangan hams dibuat dalam benluk rupiah. maka )umlah potongan
potnugan tersebut hams dikalikan dengan biaya per unit yang merupakan basil alokasi darijoint costs
tersebm. Nilai alokasi darijaint costs unruk kepentingan manajemen sama sekali tidak ada‘
Contohnya dalam kasus menentukan apakah produk akan dijual pada saaK titik split of atau selelah
diproses lebih lanjut. Dalam kasus Iersebut, yang harus diperbandingkan adalah rambahan
pendapatan dengan tambahan biaya jika produk lersebut dipmses lebih lanjut, Ilka tambahan
pendapatan lebih besar dari lambahan biaya, maka produk aka!) dipmses lebih lanqu dan sebaliknya.
Hasil alokasi join! casts sama sekah udak dipakai dalam penentuan keputusan tersebuL Dengan
demikian, pcrhnungan biaya per unit dzri hasd alokasijm'nt cast memang juga dimjukan untuk
inventory costing saja.

1.6.4 Alukasi Biaya Dcpanemen Penunjnng (Supper! Department Cast Allocation)

Nokasi biaya departemen penunjang (support department cost allocation) memisahkan biaya
produksi yang dikeluarkan perusahaan menjadi biaya untuk masing masing depanemen. Terdapat
dua jenis departemen

yang mengeluarkan biaya produksi, yaitu:


Depanemen produksi, yang merupakan depanemen yang terlibat Iangsung dalam proses produksi

I. perusahaan, seperti depanamen perakitan, departemen pengecatan, depanemen penyelesaian


dan

seterusnya, Departemen pcnunjang (support depanmen!) yang mempakan depanemen yang


u'dakterlibat langsung

2. dalam proses produksi, namun depanemen ini dibentuk untuk menunjang kdancaran keglalan
pada dcpartemen pmduksL Comoh dan‘ depanemen ini adalah depanemen pemehhmau main

Semua blaya yang dikeluarkan old: depanemen produksi akan djbebankan kc praduk. karena
departemen tersebu! memang Iangsung terlibat dalam pmses produksi, sedangkan biaya yang
dikeluarkan oleh departemen penunjang tidak bisa secan langsung dlbebankan kc produk, namun
hams dibebankan terlebih dahulu kc departemn produksi, baru kemudian dibebankan pad: masing-
masing produk.

Pembebanan biaya dcpanemen penunjang ke depanemen produksi dapa' dilakukan dengan Iiga can,
yaitu:

1. Diner: method. dimana dalam metode ini sesama departemen penuujang dianggap tidak saling
melayani, sehingga semua biaya yang dikeluarkan departemen penunjang langsung akan dibebankan
pada depanemen produksi

2‘ Step Down Methad, dalam meted: ini depanemen penunjang diasumsikan melayani deparlemen
penunjanglairmya, namun hubungan tersebut berslfat satu arah. MJsalkan.jiJ<a depanemen
administasi pabrik dnanggap melayani depanemen pemellharaan mes‘m, maka depanemen
pemeliharaan mesin dianggap tidak meiayani departemen administrasi pabrik, meskjpun pada
kenyataannya jika ada kerusakan pada beberapa mesin fotokopi yang terdapax dalam departemen
administrasi pabdk, maka departemen yang memperbaild adalah departemen pemeliharaan mesin.

3. Recipmml Method, melode ini mengasumslkan keadaan yang sebenamya‘ Iadi jika deparlemen
penunJang yang ada dalam perusahaan mcmang salmg melayani dan pelayanan tersebul dnlakukan
secara dua arah, maka perhilungan alokasi biaya akan mcngasumsikan tudapat pemhebanan dua

a:ah tersebut.
Mokasi dengan mempergunakan keliga cm lersebut akan menghasilkan angka yang berbeda, Dari
penjelasan dl alas, lerlihat Jelas bahwa melode alokasx reciprocal akan leblh akura‘ dibandingkan
dengan kedua metode lainnya, Iika demikmn, mengapa metode alokasi direct dan step down Juga
diperbolehkan walaupun hasilnya kurang akurat. Iawabannya adalah karena pada akhirnya
perhitungan biaya produksi per unit yang dibebankan k: produk juga Iidak akan akurat.

Hasil alokasi dari biaya departemen penunjang akan dibebankan pada depanemen pmduksi sebagai
penzmbah dari biaya overhead pabrik. Dengan demikian biaya overhead pabrik dari departemen
produlsi adalah biaya warhead pabrik yang benar banal dikeluarkan oleh departemen produksi
tersebul ditambah dengan biaya yang merupakan hasil alokasi dari departemen penunynng. Seperu'
yang telah dlketahui sebelumnya, biaya overhead pabnk akan dialokasikan secaIa tradislonal dengan
mempergunakan dasar um: pruduksi, biaya buruh langsung, dan seterusnya. dan hasll alokasi biaya
sepeni itu udak akan menghasilkan pzmbebanan yang akura: pada masing masmg produknya.

Dengan demikjan. meskipun pembebanan biaya depanemen penunjang ke depanemen produksi


dilakukan secara akura! dengan mempergunakan metode reciprocal, namun pembebanan biaya
depanemen produksi k2 masing masing produk dilakukan dengan dasar alokasi tradismnal, yang
hasilnya adaiah perhitungan biaya pmduksi yang lidak akurat. Iika hasil akhir dari perhilungan biaya
produksi adalah lidak akurat, maka juga diperbolehkan pembebanan biaya depanemen penunjang
yang tidak akurat.

Anda mungkin juga menyukai