Anda di halaman 1dari 70

BAB1

A. LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu (AKI) sangat tinggi di dunia ,tercatat 830 perempuan

meninggal dunia pada tahun 2015. Menurut WHO pada tahun 2015 , angka

kematian ibu mencapai 216 per 1000 dan AKB mencapai 19 per 1000 kelahir

hidup.

Laporan WHO tahun 2015 menunjukan besar nya angka kematian ibu (AKI)

diseluh dunia 57 per 1000. Dan angka kematian bayi baru lahir (AKB) di ASEAN

tertnggi adalah 19 per 1000 .sedangakn filipina 77% kelahiran hisup .

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil kunjungan 1 dan kunjungan lengkap

yaitu 4 pada tahun 2016 adalah sebesar 85,35% secara nasional

, indicator tersebut telah memenuhi target rencan strategi yaitu 74%

sedangkan di provinsi lampung jumlah capai k4 9,767% ( profil kesehan

2016)

Begitu juga dengan presentase persalinan oleh tenaga kesehantan menujukan

kecenderungan peningkatan terdapat 81,61% ibu hamil yang menjalani

persalinan dengan di tolong oleh tenaga kesehatan dan lakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan . secara nasional , indicator tersebut telah memenuhi target

rencanai strategi 77% sedangkan di provinsi lampung 55,9% ibu hamil yang
menjalani persalinan dengan di tolong oleh tenaga dan dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan ( propil kesehatan indonesia 2016)

Cakupan kunjugan masa nifas di indonesia secara umum mengalami

peningkatan tahun 2008- 2015 yaitu 17,90% menjadi 87, 06% ( propil kesehatan

2015)

Persentase peserta keluarga rencana (KB) baru terhadap pasangan usia subur (

PUS) di indonesia pada tahun 2016 sebesar 74,8% .

Program (EMAS) berupaya menurukan angka kematian ibu dan angka kematian

neonatal dengan cara: menigkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan

bayi baru lahir di rumah sakit dan puskesmas .. pelayanan kesehatan ibu hamil,

pelayanan imunisasi tetanus toksoid wanita usia subur dan ibu hamil ,pelayanan

kesehatan ibu bersalin , pelayanan kesehatan ibu nifas, puskesmas melaksanakan

kelas ibu hamil dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

( p4k) dan pelayanan kontrasepsi.( profil kesehatan indonesia 2016).

Hasil survei penduduk antara sensus( SUPAS) 2015. Menunjukan ( AKB) sebesar

22,23 per 1000 kelahiran hidup , yang artinya sudah mencapai target 2015

sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data yang di keluarkan dinas kesehatan provinsi lampung pada

2015. Ada kasus kematian ibu , 22 per 1000 kelahiran hidup laporan dari (

SDKI) tahun 2012 359 per1000 kelahiran hidup. Berdasarkan perhitungan dari

laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke dinas kesehatan provinsi


lampung tahun 2015 sebesar 37,14 % kelahiran hidup .( dinas kesehatan provinsi

lampung 2015).

Berdasarkan data kesehatan kabupaten pringseu , terhitung angka kematian ibu

diawal tahun 2015 mengalami meningkatan , jumlah kematian bayi 28,18%

berdasarkan hal tersebut dinas kesahtan kabupaten pringseu terus gencar

melakukan kegiatan penyebaran informasi tanda bahaya pada kehamilan,

persalinan , nifas kepada ibu hamil yang ada di kabupaten pringseu, dengan

harapan penanganan tanda dan bahaya kehamilan secara dini akan

menyalamatkan ibu dan bayi dari kecamatan yang tidak di kehendak i ( sumber

dinas kesehatan kabupaten pringseu 2015). Secara berkeseiinambungan (

continuity of care) pada NY.I umur 26 tahun G2P1A0 dengan manajemen

kebidanan varney menggunakan sistem hingga ibu dapat kan KB.


B. Identifikasi masalah
Ber dasarkan latar belakang diatas, maka dapat di identifikasi masalah

yang ber kaitan dengan masa kehamilan ,masa persalinan ,masa nifas ,

BBL/neonatus anak balita dan kb

di lakukan di PMB IDA WATI SS. T.,M.Kes. kecamatan gading rejo

kabupaten pringseu .

C. Tujuan penyusunan LTA

1. Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan ( continuity of

care) pada kehamilan , persalinan , nifas ,bbl dan kb dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan varney dan di

dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan khusus

a.Melakukan asuhan kebidanan ke hamilan terhadap NY.I di PMD

IDA WATI SS.T., M. KES tahun 2018

b. melakukan asuhan kebidanan masa persalinan terhadap NY. I di

PMB IDA WATI SS.T., M.KES tahun 2018

C. melakukan asuhan kebidanan masa nifas terhadap NY.I di PMB

IDA WATI SS.T,.M.KES tahun 2018

d. melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir ter hadap NY. I di PMB

IDA WATI SS.T,. M.KES tahun2018


e. melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana terhadap NY.I di

PMB IDA WATI SS.T.,M.KES tahun 2018

f. mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang telah di lakukan

terhadap NY. I di PMB IDA WATI SS.T., M.KES tahun 2018 mulai

dari hamil , bersalin , nifas, bbl / neonatus dan kb

g. menganalisa antara kesenjangan teori dengan praktik NY. I di BPM

IDA WATI SS.T., M.KES tahun 2018 mulai dari hamil ,bersalin ,

nifas, bbl dan kb.

d.Manfaat

1. manfaat teoritis

Sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan pelayanan kebidanan

serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas , bayi

baru lahir, bbl dan kb . dapat mengaplikasi materi yang telah diberikan

dalam proses perkulihan serta mampu memberikan asuhan kebidanan

secara berkesinambungan yang bermutu dan ber kualitas.

2.manfaat praktis

a. bagi pasien NY.i

sebagai bahan masukan dan motivasi bagi pasien ,bahwa perhatian

pemeriksaan dan pemantauan kesehatan sangat penting khususnya

asuahan kebidanan pada ibu kehamilan.

b. bagi PMB IDA WATI SS.T., M. KES


bagi PMB sebagai sumber informasi tentang manfaat dan kegunakan

untuk memberikan informasi dan konseling pada ibu hamil, bersalin

, nifas, bayi baru lahir dan kb.

c. bagi akademi kebidanan medica bakti nusantara

sebagai bahan untuk menambah studi pustaka dan masukan dalam

proses belajar menganjar tentang asuhan kebidanan secara bagi prakti

mahasiswa komprehensif yang dapat digunakan sebagai acuan bagi

praktik mahasiswa kebidanan dan dapat dijadikan masukan serta

referensi dalam penelitian selanjut nya.

D.Ruang lingkup

Sasaran asuhan kebidanan berkelanjutan ( continuity of care ) di tujukan

kepada ny .i umur 26 G2P1A0 dengan usia kehamilan 18 minggu yang

bertempatan di PBM ida wati ss.t., m kes penelitian di lakukan tanggal 8-

november – 22 april 2018.

BAB II

TIJAU AN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

.kehamilan merupakan proses yang alamiah


Perubaha – perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat fisiologis , bukan patologis.oleh karenanya, asuhan yang

berikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi . bidan harus mem

fasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan –tindakan

yang sifat medis yang tidak terbukti manfaat nya.(MARMI, S.ST 2016)

2.fisiologis kehamilan

a. kehamilan merupakan proses yang alamiah: perubahan perubahan

yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat

fisiologis, bukan patologis. Oleh karena asuhan yang berikan pun

adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus

memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghidari tindakan

– tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaat nya.(

ELISABETH SIWI WALYANI ,AMD.KEB 2015)

a. perubahan psikologis trimester I

sering dianggap sebagai periode penyesuaian – penyesuaian yang di

lakukan wanita adalah kenyatan bahwa ia sedang mengandung, salam

trimester ini wanita menjadi ambivalen, kurang lebih 80% wanita

mengalami kecewaan, penolakan, kecemasan, depresi,dan kesedihan .

penyesuaian terhadap awal kehamilan, ketika pertama kali mengetahui

dirinya hamil ,ia mungkin syok dan menyangkal. Peride awal ke tidak

yakin adalah hal yang umum terjadi seperti.

 Ibu merasa tidak sehat dan sering kali benci kehamilannya


 Merasakan kekecawaan ,penolakan , kecemasan dan kesedihan

 Berharapan untuk tidak hamil

 Mencari –cari tanda untuk lebih yakin bahwa dirinya hamil.

b. perubahan trimester II

trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, mulai menerima kehamilan

nya, ibu mulai merasakan gerakan dan kehadiran bayi , merasa lepas dari

kecemasan dan tidak nyaman dan merasakan dirnya hamil.

c. perubahan trimester III

trimester tiga sering kali disebut perode penantian dengan penuh kewaspadaan ,

ia tidak sabar menantikan kelahiran bayi nya. Seorang ibu merasa cemas dengan

kehidupan bayi diri sendiri seperti apakah bayi nya nanti akan lahir

abnormal,terkait dengan persalinan dan pelahiran ( nyeri, kehilangan kendali dan

hal- hal yang tidak di ketahui ). Apakah ia akan menyadari bahwa ia akn bersalin

, atau bayi nya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau

apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.

B.TANDA- TANDA PASTI KEHAMILA

a. gerakan janin dalam rahim

 Terliahat atau teraba gerakan janin

 Teraba bagian – bagian janin

b. denyut jantung janin

 Didengar dengan stetoskop laenec, ala kardiotokografi, alat depler


 Di ter lihat dengan alat ultrasonografi

 Pemeriksa dengan alat canggih , yaitu rongen untuk melihat kerangka

janin, ultrasonografi

C.tanda tidak pasti kehamilan

1. Perut membesar

2. Rahim membesar , sesuai denag tuany hamil

 Pada pemeriksaan dapat di jumpai

a. Tanda hegar ,isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak

b. Tanda chanwiks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena

hipervaskulerisasi hormon estrogen

c. Tanda piscaseck , pembesaran dan pelunakan pada tempat implantansi

. biasanya di temukan saat umur kehamilan 10 minggu.

d. Kontraksi braxton hicks, kontraksi uters ( perut terasa kencang)

tetapi disertai nyeri.

e. Teraba ballotement, tanda ada benda mengapung atau melayang

dalam cairan , pada umur kehamilan 16-20 minggu.

f. Discharge , lebih banyk dirasakan wanita hamil. Ini merupakan

pengaruh hormon estrogen dan progesteron

g. Tanda goodell, porsi teraba melunak.

D.pemeriksa tes kehamilan positif ( reaksi kehamilan positif)

 Sebagai kemungkinan positif palsu.

Perubahan FTU dalam kehamilan


No Tinggi Tinggi fundus uteri Umur kehamilan(

fundus ( leopold) minggu)

uteri

(cm)

1 12 3 jari di atas simpisis 12

2 16 Pertengahan pusat dan 16

simpisis

3 20 3 jari dibawah pusat 20

4 24 Sepusat 24

5 28 3 jari diatas pusat 28

6 32 Pertengan pusat dan 32

processus xifoideus (px)

7 36 1-2 di bawah px 36

8 40 2-3 jari bawah px 40

Sunber : MARRI,S.ST.

E. tanda bahya kehamilan

a. perdarahan oervagina

b. sakit kepala hebat

c.penglihat kabur

d. bengkak di wajah dan jari- jari tangan

e. gerak janin tidak terasa


f. nyeri perut yang hebat

F. kebutuhan psikologis ibu hamil trimester I,II, III.

1. support keluarga

a. trimester I

kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga . keluarga dapat memberikan

dukungan bahwa perubahan yang terjadi pada setiap ibu hamil.

b. trimester II

trimester II biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Dukungan yang dapat di

berikan keluarga atau suami pada trimester ini adalah bersama- sama dengan

ibu untuk merencanakan persalian ikut mewaspadai adanya kompelikasi dan

tanda – tanda bahaya dan bersama- sama mempersiapkan suatu rencana apa

bila terjadi komplikasi .

c. trimester III

keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan memberikan

keterengan tentang persalinan yang akan ibu lalui dan itu hanya masalah waktu

saja. Tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu selam menunggu

persalinannya. Bersama – sama mematangakn persiapan persalinan dengan tetap

mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi.


G. Support dari tenaga kesehatan

 Aktif : melalui kelas antenatal

 Pasif: dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang

mengalami masalah untuk berkonsultasi.

H. rasa aman nyaman dan selama kehamilan

Dukungsn yang dapat di berikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu

memeriksa kan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yanf ngidam ,

mengingatkan minum table besi, maupun membantu ibu melakukan kegiatan

rumah tangga selama ibu hamilan .

I. jadwal pemeriksaan antenatal

a. pemeriksaan pertama

pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah di ketahui terlambat haid.

b. pemeriksaan ulang.

1. setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

2. setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

3. setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan

J. Asuhan kunjungan ibu hamilan

a. 1 kali pada trimester pertama (K1)


b.1 kali pada trimester dua

c. dua kali pada trimester ketiga (K4)

K. pelayanan ANC minimal 5 T meningkat , sekarang menjadi 7T

a. timbang berat badan dan tinggi badan

b. tekanan darah

c. pengukuran LILA

d. pengukur tinggi fundus

e. pemberian tablet tambah darahh( fe)

f. pemberian imunisasi

g. penentuan letak janin (DJJ)

H. penentuan status imunisasi( TT)

I. tes laboratorium

j. penatalaksanan

L. pemberian imunisasi

IMUNISASI Interval % perindungan Masa

perlindungan

TT1 Pada kunjungan 0% Tidak ada

ANC pertama
TT2 4 minggu setelah 80% 3 tahun

TT1

TT3 6 bulan setelah 95% 5 tahun

TT2

TT4 1 tahun setelah 99% 10 tahun

TT3

TT5 1 tahun setelah 99% 25 tahun / seumur

TT4 hidup

Sumber (ELISABETH SIWI WALYANI 2015)

M. pemeriksaan hb

NPengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

O. pemeriksaan urine reduksi

O. perawatan payudara

P. senam hamil

Q. kebutuhan ibu hamilan trimester II

a. pakaian dalam kehamilan

menganjurkan ibu hamil untuk mengenakan pakaikan dalam yang nyaman di

gunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat.

Jangan Menganjurkan ibu hamil untuk menggunakan sandal dan sepatu yang

berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.


b. nifsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat maka ibu hamil

menganjurkan untuk mengkonsumsi makan protein , vitamin, juga zat besi

c. asuhan trimester II

menyarankan kepada ibu beristrahat yang cukup , melakukan senam hamil untuk

melatih otot- otot untuk persalinan ,

menyarankan ibu untuk melakukan hubungan seksual , makan – makan yang

bergizi dan minum vitamin yang berikan oleh bidan, menyiapkan perlengkapan

untuk persalinan.

d.keluhan ketidak nyamanan pada trimester III.

Insomnia, eliminasi, konstipasi, haemoroid,n edema, dependem, gatal-

gatal,lemas, sakit pinggang, mudah lelah, perubahan warna aerola.

e. kebutuhan trimester III istrahat/ tidur pada trimester III terjadi insomnia,

ganguan pola tidur yang menurunkan angka kematian bayi karna infeksi tetanus,

ibu hamil dianjurkan menggunakan pakaian yang longgar dan terbuat dari katun

sehingga mempunyai kemampuan untuk menyerap keringat, senam hamil

bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat di

manfaatkan untuk persalinan secara optimal dan normal.

B.PERSALINAN

1. pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37- 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

ber langsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat

kontraksi teratur .progresif , sering dan kuat yang nampak nya tidak saling

berhubungan bekerja dalam keharmonisan uantuk melahirkan bayi.

(elisabeth siwi walyani ,Amd.keb dan th. Endang purwoastuti,S.pd. APP.2016)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( bayi dan plasenta)

secara alami, yang di mulai dengan adanya kontraksi yang adekuat pada uterus

pembukaan dan penipisan serviks.(luh putuwidiastini, s.st m.kes 2018)

2.tanda – tanda persalinan

 Adanya kontraksi rahim

Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki pungsi

penting untuk mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan istrahat

bagi wanita, dan mempertahankan kesejahteraan bayi karena kontrasi

uterus menyebabkan kontraksi pembuluh darah plasenta . ketika otot

uterus berelaksasi di antara kontraksi , uterus terasa lembut dan mudah

ditekan , karen uterus berkontraksi , ototnya menjadi keras dan lebih

kersa, dan seluruhan uterus terlihat naik keatas pada abdomen sampi

ketinggian yang tertinggi. Serviks pertama –tama menipis , mendatar, dan

kemudian terbuka , dan otot pada fundus menjadi lebih tebal.


Kontraksi pada persliana aktif berlangsung dari 45- 90 detik dengan

durasi rata –rata 60 detik pada perslinan awal, kontraksi mungkin hanya

berlangsung 15 sampai 20 detik.

 Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik pada

awal kehamilan Lendir mulanya menyumbat leher rahim , sumbatan yang

tebal pada mulut rahim terlepas , sehingga menybabkan keluar oleh

kontrasi yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut

rahim menjadi lunak dan membuka .

 Keluarnya air- air ( ketuban )

Keluarnya air – air dan jumlahnya cukup banyak , berasal dari ketuban

yang pecah akibat kontraksi yang sering terjadi,ketuban mulai pecah

sewaktu –waktu sampai pada saat persalinan .

 Pembukan serviks

Penipisan mendahului dilatasi serviks, pertama- tama aktivitas uterus di

mulai untuk mencapai penipisan , setelah penipisan kemudian aktivitas

uterus menghasilkan dilatasi yang cepat.


3.Tujuan asuhan persalinan

Tujuan nya adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam

upaya mencapai pertolangan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan

aspek sayang ibu dan sayang bayi . (elisabeth dan th. Endang 2016)

Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga kelangsungan hidup dan

meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi dengan intervensi seminimal

mungkin tetapi kualitas pelayanan yang optimal.( luh putu widiastini s.sit.m.

kes.2018)

4.jenis – jenis persalinan

a.partus biasa( normal ) disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi

dengan tenang ibu sendiri ,tanpa bantuan alat- alat serta tidak melukai ibu dan

bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24jam.

b. partus luas biasa( abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan

alat- alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.

5.tahap – tahap persalinan


a. kala 1. Kala pembukaan

1. fase laten

Di mulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan membukaan

serviks secara bertahap:

 Pembukaan kurang dari 4cm

 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam

2.fase aktif

 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat ( kontraksi

adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40

detik atau lebih).

 Serviks membuka dari 4 ke 10 , biasanya dengan kecepatan 1cm / lebih

perjam hingga pembukaan 10

 Terjadi penurunan bagian terbawah janin

 Berlangsung selama 6 jam

b. kala II . (kala pengeluaran janin)

waktu uterus dengan kekuatan his di tambah kekuatan mengejan mendorongan

janin hingga keluar

kala II.

Kala II merupakan kala yang mulai dari pembukan lengkap ( 10cm) sampai

pengeluaran janin, di tandai dengan


 Dorongan ibu untuk meneran( doran)

 Tekan pada anus( teknus)

 Perienum ibu menonjol (perjol)

 Vulva membuka ( vulka)

( luh putu widiastini s.sit. m.kes. 2018)

 His terkoordini, kuat, cepat dan lebih lama kira- kira 2-3 menit sekali

 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris

menimbulkan rasa ingin mengejan

 Tekanan pada rektum , ibu merasa BAB

 Anus membuka

c. kala III .( kala uri)

kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri ( plasenta) di mulai

setelah lahir nya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

(luh putu widiastini s.sit. m.kes. 2018)

1. fase pelepasan uri

a. schultze

data ini sebanyak 80% yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian terjadi

reteroplasentterhematoma yang menolak uri mula – mula di tengah kemudian


seluruhnya, menuru cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir

dan banyak setelah uri lahir

b. dunchan

 Lepasnya uri mulai dari pinggir nya , jadi lahir terlebih dahulu dari

pinggiran (20%)

 Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban

c.serempak dari tengah dan pinggir plasenta

2.fase pengeluaran uri

a. kustner

meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas simfisis ,tali pusat di rengangakan

bila plasenta masukan berarti belum lepas, bila tali pusat diam dan maju

(memanjang ) berarti plasenta sudah terlepas

b. klen

sewaktu ada his kita mendorong sedikit rahim bila tali pusat kembali berarti

belum lepas, bila diam / turun berarti sudah terlepas.

c. strastman

tegangkan tali puast dan ketuk pada fundus , bila tali pusat bergetar berarti

belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah lepas.

d.Rahim menonjol diatas symfisis


e. Tali pusat bertambah panjang

f. Rahim bundar dan kersa

g. Keluar darah secara tiba- tiba

d.kala I v ( tahap pengawasan)

tahap ini di gunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan

pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam . dalam tahap ini ibu

masih mengeluarkan darah dari vagina , tapi tidak banyak yang berasal dari

pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan

setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darh yang disebut

lokia ynag berasal dari sisa- sisa jaringan.

Kala IV di mulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam setelah proses tersebut.

Selama kala IV pemantuan di lakukan pada satu jam pertama setiap 15 menit dan

setiap 30 menit pada satu jam kedua.

( luh putu widiastini s. Sit. M.kes. 2018)

6. faktor – faktor yang memengaruhi persalinan

a. passage( jalan lahir)

1. bagian keras tulang – tulang panggul (rangka panggul)

2. bagian lunak: otot – otot ,jaringan – jaringan , ligame- ligament.


Ukur –ukuran panggul

a. Distansia spinarum: jarak antar kedua spina iliaka anterior superior 24-26

cm

b. Distansia kristarum: jarak antara kedua krista iliaka kana dan kiri 28- 30cm

c. Konjungata eksterna:18-20 cm

d. Lingkaran panggul : 80-100 cm

e. Konjungan diagnalis: 12,5

f. Distansia tuberum: 10,5

2.Power ( his dan mengejan )

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma .dan aksi dari ligament.

a.his( kontraksi uterus )

his adalah gelombang kontraksi ritmi otot polos dinding uterus yang di mulai

dari daerah fundus uterin dimana tuba falopi memasuki dinding uterus , awal

gelombang tersebut didapat dari “ pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus

daerah tersebut.

b.mengejan

dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat menentukan, yakni

passenger ( janin)
passage( jalan lahir) dan power (kontraksi). Agar proses persalinan berjalan

lancer, ketiga komponen tersebut harus sama –sama dalam kondisi baik.bayi

yang ukurannya tidak terlalu besar pasti lebih mudah melalui jalan lahir

normal, jalan lahir yang baik akan memudahkan bayi keluar, kekuatan ibu

mengejan akan mendorongan bayi cepat keluar.yang pegang kendali atau yang

paling menentukan dalam tahapan ini adalah proses mengejan ibu yang di

lakukan dengan benar ,baik dari segi kekuatan maupun keteraturan . biasanya

ibu di minta menarik nafas panjang dalam bberapa kali saat kontraksi terjadi lalu

buang secara perlahan .

3.Passenger

a. janin

selama janin dan plasenta berada dalam rahim belum tentu pertumbuhannya

normal ,adanya kelainan genetic dan kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikan

pertumbuhan tidak normal .

b. plasenta

plasenta terbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm tebal 2-3 cm

berat 500-600 gram.

c. air ketuban

sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan perkembangan janin, air

ketuban berfungsi untuk melindungi janin terhadap truma dariluar, Kelebihan air

ketuban dapat berdampak pada kondisi janin untuk menjaga kostabilan air
ketuban bayi meminum air ketuban di dalam tubuh ibu nya dan kemudian

mengeluarkannya dalam bentuk kencing.( elisabeth siwi walyani, amd. Keb 2016)

7. kebutuhan dasar ibu hamil dalam proses persalinan

a. dukungan fisik dan psikologis

b.kebutuhan makanan dan cairan

c. kebutuhan eliminasi

d. posisi dan aktivitas

e. pengurangan rasa nyeri ( elisabeth siwi walyani,amd keb 2016)

8. langkah asuahan persalinan normal

1. mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

2. memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan

oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 3 cc ke dalam wadah

partus set.

3. memakai celemek plastic

4. memastikan lengan / tangan tidak makai perhiasan, mencuci tangan dengan

sabun di air mengalir


5. mengambil sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk

periksaa dalam

6. mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan ,isi dengan oksitosin

dan letakkan kembali kedalam wadah partus set, bila ketuban belum pecah

,pinggirkan ½ kocher pada partus set.

7. membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah) dengan

gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan sekitar kotor karena

kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran)

8. melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukan sudah lengkap dan

selaput ketuban sudah pecah.

9. mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan kalorin0,5%

,membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam nya dalam

larutan kalorin 0,5%.

10. memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ

dalam batas normal (120-160x /menit)

11. memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik , meminta

ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin meneran

12. meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (

pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa

nyaman )
13. melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran

14. saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm memasang

hannduk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.

15. mengambil kain bersih , melipat 1/3 bagian dalam meletakkannya di bawah

bokong ibu

16. membuka tutup partus set

17. memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

18. saat sub-occiput tampak di bawah simfisis ,tangan kanan melindungi perineum

dengan alasan lipatan kain di bawah bokong , sementara tangan kiri menahan

puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlallu cepat saat kepala lahir.

(meminta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek –pendek ) bila di

dapatkan mekonium pada air ketuban ,segera setelah kepala lahir lakukan

penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir delee.

19. menggunakan kasa/ kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir

dan darah

20. memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi

21. menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

22. setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal

kepala janin ,tarik secara hati- hati keatas sampai bahu anterior / depan lahir
kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior / belakang lahir .

bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi

luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran ,dengan perlindungan tangan

kiri, pasang klem kedua tersebut tempat pada tali pusat dan potong tali pusat

diantara dua klem tersebut.

23.setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala , leher dan bahu janin

bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher(bagaian bawah kepala dan ke

empat jari pada bahu dan dada/ panggung janin, sementara tangan kiri memegang

lengan dan bahu janin bagian anteriot saat badan dan lengan lahir.

24. setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang kearah

bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah ( selipkan jari

telunjukan tangan kiri di antara kedua lutut janin)

25. setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan

sedemikian rupa sehingga bayi menghadap kearah penolong , nilai bayi,

kemudian letakkan bayi diatas perut ibu deng posisi kepala lebih rendah dari

badan ( bila tali pusat terlalu pendek letakkan bayi ditempat yang

memungkinkan).

26. segera mengeringkan bayi membungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagaian tali pusat.

27. menjepit tali pusat menggunakan klem kira –kira 3 cm dari umbilicus bayi.

Melakukan urutan tali pusat kearah ibu dan memasang klem diantar kedua 2cm

dari klem pertama


28. memegang tali pusat diantar 2 klem menggunakan tangan kiri ,dengan

perlindungan jari – jari tangan kiri , motong tali pusat diantara kedua klem. Bila

bayi tidak bernapas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir.

29. mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih membungkus

bayi hingga kepala

30. memberikan bayi pada ibu untuk di susui bila ibu menghendaki.

31. memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.

32. memberi tahu ibu akan di suntik

33. menyuntik oksitosin 10 unit secara intr muskuler pada bagian luar paha kan

1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa

ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.

34. memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35. meletakkan tangan kiri diatas simpisis menahan bagian bahwa uterus ,

sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain

kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva.

36. saat kontraksi , memegang tali pusat dengan tangan kanan sementra tangan

kiri menekan uterus dengan hati- hati kearah dorso kranial . bila uteruas tidak

segera berkontraksi , minta ibu dan keluarga untuk melakukan stimulasi putting

susu.

37. jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah

panjangan dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bahwa kemudian

keatas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.

38. setelah plasenta tampak di vulva ,teruskan melahirkan plasenta dengan hati-

hati . bial dperlu ( terasa ada tahanan ) pegang plasenta dengan kedua tangan dan

lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan men cegah

robeknya selaput ketuban.

39. segera setelah plasenta lahir, melakuakan masase pada fundus uteri dengan

menggosokan fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan

kiri hingga kontraksi uterus baik ( fundus teraba kersa)

40. sambiil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri , periksa bagian

maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan

bahwa seluruh kotelidonb dan selapu ketuban sudah lahir lengkap , dan

memasukkan kedalam kantong plastik yang sediakan.

41. memeriksa apakah ada robekan pada intriotus vagian dan perineum yang

menimbulkan perdarahan aktif , segera lakukan penjahitan.

42. periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam ,

pastikan uterus baik.

43. membersihkan sarung tangan dari lendir dan darh didalm larutan klorin

0,5% , kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan air

yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya.

44. mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.
45.mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.

46. melepaskan klem pada tali pusat dan memasukanny dalam wadah berisi larutan

klorin 0,5%.

47. membungkus kembali bayi.

48. berikan bayi pada ibu untuk disusui

49. lanjutkan pemantuan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam

dan tanda vital ibu .

50. mengajarkan ibu / keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki kontraksi

baik dan mengajarkan masase uterus apa bila kontraksi uterus tidak baik.

51. mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi .

52. memeriksa nadi ibu.

53. merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

54. membuang barang- barang yang berkontaminasi ketempat sampah yang di

sediakan

55. membersihkan ibu dari sisa air ketuban , lendir dan darah dan menggantikan

pakaian bersih / kering.

56. memastikan ibu merasa nyamn dan memberitahu keluarga untuk membantu

apa bila ibu ingin minum.

57. dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%


58. membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung

tangan dalam keadan terbalik dan merendam nya dalam larutan klorin 0,5%.

59. mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

60. melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.

C.BAYI BARU LAHIR

1. PENGERTIAN BAYI BARU LAHIR

Neonatus adalah bayi baru lahir dari kehamilan ateram ( 37-42 minggu)

dengan berat badan lahir 2.500- 4.000gram, asuhan bayi baru lahir selama

satu jam pertama kelahiran.

Bayi baru lahir adalah berat badan antara 2.500=4.000gram cukup bualn

lahir menangis dan tidak ada kelainan congenital( cacat bawaan ) yang

berat.

Asuhan bayi lahir merupakan asuhan yang berikan pada bayi selama 2

jam pertama setelah lahir.(luhputu widiastini s.sit. m . kes 2018).

2. CIRI BAYI BARU LAHIR NORMAL

a. Lahir ateram antar 37- 40 hari

b. Berat badan 2.500 – 4.000 gram

c. Panjang badan bayi 48- 52 cm


d. Lingkar dada 30- 38

e. Lingkar kepala 33-35 cm

f. Lingkar lenggan 11-12

g. Frekuensi denyut jangtung 120- 160 kali / menit

h. Pernapasan + 40- 60 kali / menit

i. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

k. Kuku agak panjang dan lemas

l. Nilai APGAR

m. Gerakan aktif

n. Bayi langsung menanggis kuat

o. Reflek rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan baik

p. Reflek sucking (isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik

q. Reflek morro (gerakan memeluk bila di kagetkan ) sudah terbentuk

dengan baik

r. Reflek grasping ( menggenggam ) sudah baik

3. Penatalaksanan awal bayi baru lahir

a. Nilai kondisi bayi:

1.Apakah bayi menangis kuat / bernapas tanpa sulit

2. Apakah bayi bergerak dengan aktif / lemas


3. Apakah warna kulit merah muda,pucat/ biru.

Membersihkan jalan nafas

1.Sambil menilai pernafasan secara cepat, letak kan bayi dengan handuk diatas

perut ibu

2. Bersihkan darah/ lender dari wajah dengan kain bersih dan kering/ kassa

3.. Periksa ulang bernafasan

4.. Bayi akan segera menangis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir

4.pencegahan infeksi

Bayi baru lahir saat rentan terjadi infeksi , sehingga perlu diperhatikan hal- hal

dalam perwatannya.

a.Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi

b.Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di mandikan

c.Pastikan semua peralatan ( gunting ,benang tali pusat) telah di DTT ,jika

menggunakan bolat karet penghisap pastikan dalam keadaan bersih

d.Pastikan semua pakaian ,handuk, selimut serta kain yang di gunakan untuk

bayi dalam keadaan bersih.

e.Pastikan timbangan , pipa pengukur dan bendan –bendan lainnya akan

bersentuhan dengan keadaan bersih.

5.cara mencegah kehilangan panas


a. keringkan bayi secara seksama

b. selimut bayi dengan selimut atau kain bersih , kering dan hangat kan.

c. tutup bagian kepala bayi.

d. anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi nya.

e. jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir .

f. tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

6. perawatan tali pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil , ikat atau jepit talipusat

a. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh

lainny.

b. Bilas tangan dengan air matang / DTT .

c. Keringkan tangan ( bersarung tangan)

d. Letak kan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan

hangat .

e. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan

benang DTT . lakukan simpul kunci / jepit.

f. Jika menggunakan benang tali pusat lingkaran benang sekeliling

ujung tali pusat dan lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci

di bagian tp pada sisi yang berlawanan.

g. Lepaskan klem penjempit dan letakan didalam larutan klorin 0,5%

h. Selimut bayi dengan kain bersih dan kering pastikan bahwa bagian

kepala bayi tertutup.


7. langkah IMD

a.suami dan keluarga dianjurkan mendampingi ibu kamar bersalin

b.bayi lahir segera dikeringkan keculi tangan nya.tanpa,

menghilangkan vernix kemudian tali pusit ikat

c. bila bayi tidak memerlukan resusitasi , bayi di tengkurapkan di dada

ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi

putting susu ibu, kedua nya di selimut dan bayi di beri topi.

d. ibu di anjurkan merasang bayi dengan sentuhan , dan biarkan bayi

sendiri mencari putting susu ibu.

a. ibu didukung dan di bantu tenaga kesehatan mengenal perlaku bayi

sebelum menyusu

b. biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama

satu jam bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam biarkan bayi tetap

didada ibu sampai 1 jam

c. jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu, dan biarkan kontak

kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 menit atau 1 jam berikut nya.

8. pencegah infeksi pada mata

a. memberikan 1jam pertama bayi baru lahir yaitu: eritromisisn 0,5%

tetrasiklin 1% yang biasa di pakai adalah larutan perak nitrat/

neosporin dan langsung di teteskan pada mata bayi segera setelah

bayi lahir.
b. pemberian imunisasi awal( akan di jelaskan pada bagain

selanjutnya)

upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika

tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupnya.

1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir

2. Jelaskan pada keluarga nya tentang apa yang anda lakukan

yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangta

mengguntungkan bayi

3. Berikan salap mata dalam satu garis lurus , mulai dari bagian mata

yang paling dekat dengan hidung bayi menuju kebaguan luar mata

4. Jangan biarkan ujung mulu tabung / salep atau tabung penetes

menyentuh mata bayi.

5. Jangan menghapus salep/ tetes mata bayi dan minta agar

keluarganya tidak menghapus obat tersebut.

6. Pemberian imunisasi awal

Pelaksanan penimbangan ,penyuntikan vitamin K1, salep mata dan

imunisasi hepatitis B( HBO) harus di lakukan .

9. asuhan bayi baru lahir

Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bidan yang dapat di beri

tanggung jawab penuh terhadap keselamatan bayi dan ibu , bidan

harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan –perubahan

pada ibu dan bayi bila perlu memberi pertolongan pertama, seperti
menghentikan pendarahan, membersihkan jalan napas , memberikan

oksigen dan melakukan pernapasan buatan sampi ibu atau bayi di

lihat seorang dokter dibahwa kerumah sakit.

Berikan perawatan segera setelah bayi lahir lakukan penghisapan

lendir, berikan obat antiseptik dan kain kasa steril untuk merawat tali

pusat, menjaga kehangatan bayi menyelimutin bayi dan memberikan

ASI kepda bayi.

b. MASA NIFAS

1.PENGERTIAN MASA NIFAS

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai

sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas , organ reproduksi

secara perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum

hamil.

2.TUJUAN MASA NIFAS

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi nya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini,

mengobat atau rujukan bila terjadi kompikasi pada ibu maupun bayi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi,

kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan

bayi sehari- hari

d. Membrikan pelayanan keluarga berencana (kb)

e. Mendapatkan kesehatan emosi.

3.TAHAP MASA NIFAS

a. Puerperium dini merupakan masa pemulihan awal diman ibu

perbolehkan untuk berdiri dan berjalan – jalan . ibu yang

melahirkan pervagina tanpa komplikasi dalam 6 jam pertama

setelah setelah kala IV dilanjurkan untuk mobilisasi segera .

Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan .(imelda fitri,s.st. m.kes 2018)

b. Puerperium intermedial

Suatu masa pemulihan dimana organ – organ reproduksi secara

berangsur-angsur akan kembali keadaan sebelum hamil. Masa

ini berlangsung selama kurang lebih enam minggu atau42 hari.


Puerperium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat- alat genitalia yang lamanya 6-8

minggu.( imelda fitri ,s.st.m.kes 2018)

c. Remote puerperium

Waktu yang perlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam

keadaan sempurna terutama ibu selama hamil atau waktu

persalinan mengalami komplikasi . rentang waktu remote

puerperium berbeda untuk setiap ibu , tergantung dari berat

ringannya komplikasi yang dialami selama hamilan atau

persalinan

4. Perubahan fisiologi masa nifas

a. Uterus

Uterus merupakan organ reprodukti interna yang berongga dan

berotot, berbentuk seperti buah alpukat yang sedekit gepeng dan

beukuran sebesar telur ayam. Selama kehamilan uterus sebagai

tempat tumbuh dan berkembangnya hasil kontersepi. Pada akhir

kehamilan berat uterus seorng wanita dalam keadaan tidak hamil

hanya sekitar 30 gram.


Satu minggu setelah persalinan menjadi sekitar 300 gram dan

menjadi 40- 60 gram setelah enam minggu persalinan. Perubahan

ini terjadi karena segera setelah persalinan dan mengakibatkan

proteolisis pada dinding uterus

b. Serviks

Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuk nya

menyempit sehingga disebut juga sebagian leher rahim. Selama

kehamilan , serviks mengalami perubahan karena pengaruhi hormone

esterogen. Pada saat ke hamilan dan disertai dengan

hopervaskularisasi mengakibatkan konsistensi serviks menjdai lunak.

b. Vagina

Selama proses persalinan vagina mengalami penekan serta

peregangan yang sangat besar, terutama pada saat melahirkan bayi.

Berapa hari pertama sesuda proses tersebut, vagina tetap berada

dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vagina kembali kepada

keadaan tidak kehamilan dan rugae dalam vagina secara

berangsur- angsur akan muncul kembali. Sesuia dengan fungsi

sebagai bagain lunak jalan lahir dan merupakan saluran yang

menghubungkan cavum uteri v dengan tubuh bagian luar, vaginan

juga berfungsi sebagian saluran tempat di keluarkanny secara

yang berasal sari cavum uteri selama masa nifas yang disebut

lochea.
1. Lochea rubra

Timbul pada hari 1-2 postpartum ,terdiri dari darah segar bercampur sisa- sisa

verniks kaseosa lanugo dan meconium

2.Lochea sanguinolenta

Timbul pada hari ke3 sampai ke7 postpartum ,karakteristik lochea sanguinolenta

berupa darah bercampur lender

3. Lochea serosa

Merupakan cairan berwarna agak kuning, timbul setelah 1minggu postpartum

4 Loche alba

Timbul setelah 2minggu postpartum dan hany cairan putih .

D. vulva

sama halnya dengan bervaginan , vulva juga mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi.b beberapa

hari pertama sesudah proses- melahirkan vulva tetap berada dalam keadaan

kendur.

Setelah 3 minggu vulva kembali kepada keadaan tidak hamil dan labia

menjadi menonjol

E. payudara ( mamamae)
selama kehamilan hormon proklatin dari plasenta meningkat tetapi ASI

belum keluar karena pengaruhi hormon esterogen yang masih tinggi akan

kadar esterogen dan progesteron akan menuru pada saat

hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekrest ASI pada

hari - hari pertama ASI mengadung hanya kolostrum yaitu cairan berwarna

agak kuning dan sedikit lebih kental dari ASI yang disekresi setelah hari

ketiga postpartum.

1. Tanada –tanda vital

c..Suhu tubuh

d..Nadi

b Tekanan darah

a.Pernafasan

2. Hormon

Selama kehamilan terjadi peningkatan hormone estrogen dan

progesterone . hormone tersebut berfungsi untuk mempertahankan agar

uterus tetap tumbuh dan berprofilerasi sebagai media tempat tumbuh

kembang hasil konsepsi. Sekitar 1-2 minggu sebelum partus di mulai,

kadar hormone estrogen dan progesterone akan menurun. Memasuki

trimester keduan kehamilan , mulai terjadi peningkatan kada hormoner

prolaktian dan prostaglandin hormone prolaktin akan merangsang


pembentukan air susu pada kelanjar mamamae dan prostgladin memicu

sekresi oksitosin yang menyebabkan timbulnya kontraksi uterus.

3. Sistem peredaran darah( cardio vascular)

Kadar hemoglobin ( hb ) wanita hamil biasanya sedikit lebih rendah

dibamding wanita yang tidak hamil, setelah janin dilahirkan,hubungan

sirkulasi darah ibu akan terputus sehingga volume darah ibu relative akan

meningkat namun akan kembalu normal biasanya ini terjadi sekitar 2

minggu setelah melahirkan

4. Sistem pencernaan

Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi ( section caesarea)

biasanya membutuhkan waktu sekitar 1-3 hari agar fungsi saluran cerna

dan nafsu makan dapat kembali normal. Sedangkan ibu yang melahirkan

secara spontan biasanya lebih cepat lapar karena telah mengelurkan

energi yang begitu banyak pada saat proses melahirkan Buang air besar

(BAB) biasanya mengalami perubahan pada 1-3 hari pertama pos partum

kebiasaan defekasi yang teratur perly di latih kembali setelah tonus otot

kembali normal.

5. Sistem perkemihan

Dalam 12 jam pertama post partum , ibu mulai membuang kelebihan

cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. Pada masa post

partum tahap lanjut, distensi yang berlebihan dapat menyabakan kandung

kemih dapat mengalami peka terhapad infeksi sehingga menggangu


proses kemih normal. Apa bila terjadi distensi berlebih pada kandung

kemih dapat mengalami kerusakan b lebih lanjut.

Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat tonus otot

kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai 7 hari

setelah bayi lahir .

6. Sistem integument

Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiper pigmentasi pada wajah

(cloasma gravidarum) leher, mamamae dinding perut dan beberapa

lipatan sendi karena pengaruhi hormone, akan menghilang selama masa

nifas

7. Sistem musculoskeletal

Setelah proses persalinan selesai, dinding perut akan menjadi longgar,

kendur dan melebar selama beberapa minggu atau bahakan sampai

berbulan – bulan akibatpergangan yang begitu lama selama hmil.

Ambulasi dini, moblisasi dan senam nifas sangat dianjurkan untuk

meengatasi hal tersebut.

5. Perubahan psikologi masa nifas

Minggu - minggu pertama masa nifas merupakan masa rentan bagi seoarng

ibu , pada saat yang sama ibu baru ( primipara ) mungkin frustasi karena merasa

tidak kompeten dalam


merawat bayi nya dan tidak mampu mengontrol situasi. Semua waanita akan

mengalami perubahan ini namun penanganan atau mekanisme koping yang

dilakukan dari setiap wanita untuk mengatasi nya pasti akan berbeda – beda .

hal ini pengarahui oleh pola asuh keluargadimana wanita tersebut di besarkan ,

lingkungan adat istaiadat, suku,bangsa pendidikan serta pengalaman yang di

dapat

1.Adaptasi psikologi ibu masa nifas

a. Fase taking in

Merupakan fase ketergangtungan yang berlangsung dari hari pertama sampai

hari kedua setelah melahirkan ibu terfokus pad dirinya sendiri sehingga

cenderung pasif terhadap lingkunagan , ketidaknyamanan yang dialami ibu

yaitu rasa mules, nyeri, pada jalan lahir, kurang tidur atau kelelahan merupakan

hal yang sering di keluhkan . pada fase ini kebutuhan istrahat , asupan nutrisi

dan komunikasi yang baik harus terpenuhi bila tidak akan mengalami gangguan

psikologi berupa kekecewaan pada bayi nya ketidak nyaman akibat perubahan

fisik yang dialami ,rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayi nya dan

kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayi nya.

b. Fase taking hold

Merupakan fase yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan ibu

merasa khawatir akan ketidak mampuan dan rasa tanggung jawab dalam

perawatan bayi nya perasaan ibu lebih sensitive sehingga mudah tersinggung
hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik dukungan dan

pemberian penyuluhan atau pendidkan kesehatan tentang perawatan diri dan

bayi nya.

f.Fase letting go

Fase ini merupakan fase manerima tanggung jawab akan peran baru nya sebagai

seorang ibu. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan ibu sudah mulai

dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi nyadan siap menjadi

pelindung bagi bayi nya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu ibu

untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri dalam merawat bayi nya kebutuhan

akn istrahat dan nutrisi yang cukup masih sangat di perlukan ibu untuk menjaga

kondisi fisik nya.

g. Postpartum blues

Post partum blues merupakan perasaan sedih yang dialami oleh seorang ibu

berkaitan dengan bayinya. Biasanya muncul sekitar 2 hari sampai 2 minggu

sejak melahirkan bayi nya.

1. Minta suami dan keluarga membantu dalam merawat bayi atau melakukan

tugas- tugas rumah tangga sehingga ibu cukup istrahat untuk menghilangkan

kelelah .

2. Komunikasikan dengan suami atau keluarga mengenai apa yang sedang

dirasakan ibu rasakan mintalah dukungan dan pertolongan


3. Buang rasa cemas dan khawatiran yang berlebihan akan kemampuan merawat

bayi

4.cari lah hiburan dan luangkan waktu untuk istrahat dan menyenangkan diri

sendiri misalnya, dengan cara menonton membaca atau mendengar music.

e. Depresi post partum

Kesedihan atau kemurungan yang mengalami ibu pada masa nifas merupakan

hal yang normal,

Keadaan ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selam

kehamilan dan setelah bayi lahir.

Respon antara ibu dan bayi setelah persalinan

a.Touch( sentuhan ) sentuhan yang dilakukan ibu dan bayi nya seperti

membelai- belai kepala bayi dengan lembut, mencium bayi, menyentuh wajah

bayi, dan ekstremitas , meluk menggendong bayi dapat membuat bayi merasa

aman dan nyaman .

b. eye toeye contact( kontak mata)

kontak mata antara ibu dan bayinya hendak nya dapat terus di perhatiakn setiap

kali ibu berkomunikasi dengan bayi nya, hal ini bisa dilakukaun ibu ketika

memberikan ASI pada bayinya.

c.body warm
kontak antara ibu dan bayi yang dilakukan segera setelah lahir ini dikenal

dengan istilah inisaiasi menyusu dini (IMD) . inisaiasi menyusu dini

memberikan banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi.

d.Voice( suara)

sejak di lahirkan bayi dapat mendengar suara- suara mebedakan nada, meskipun

suara –suara tersebut terhalang berapa hari oleh cairan amnion dari rahim yang

melekat pada telinga.

e.enrtrsinment( gaya bahasa)

peruabahan nada suara ibu ketika berkomunikasi dengan bayi nya sepert

bercerita, mengajak bercanda atau sedang memarahi bayi nya, secara perlahan

mulai dalam di pahami dan pelajari bayi.

f.biorhytmic(irama kehidupan)

selama lebih kurang 40 minggu didalamb rahim, janin terbiasa mendengar

suuara detak jantung ibu, setelah lahir suara detak jantung ibu masih akn

berpengaruhi terhadap bayi nya.

6.kebutuhan dasar ibu masa nifas

a. nutrisi dan cairan

ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang mengadung zat- zat yang berguna

bagi tubuh ibu pasca melahirkan dan untuk persiapan produksi ASI , bervariasi

dan seimbang , terpenuhi kebutuhan karbohidrat , protein, zat besi, vitamin dan

mineral untuk ,mengatasi anemia ,cairan dan serat untuk mempelancar ekskresi
b.ambulasi

pada persalinan normal, ibu tidak terpasang infuse dan kateter serta tanda-tanda

vital berada dalam batas normal biasanya ibu diperolehkan untuk kekamar mandi

dengan di bantu, satu atau dua jam setelah melahirkan.

c.eliminasi

memasuki masa nifas ibu diharapkan untuk berkemih dalam6-8 jam pertama

pengeluaran urin masih tetap di pantau dan diharapkan setiap kali berkemih

urin yang keluar 150ml.

d.kebersihan diri/ perineum

kebersihan merupakan salah satu tanda dari keadaan hygiene yang

baik.kebersiahan badan atau personal hygene meliputi kebersihan diri sendiri,

seperti: mandi, menyikat gigi, mencuci tangan dan memakai pakaian yang bersih.

e.istrahat

kebutuhan istirahat sangat di perlukan ibu beberapa jam setelah melahirkan ,

proses persalinan yang lama dan melelahkan dapat membuat ibu frustasi bahkan

depresi apa bila kebutuhan istrahat nya terpenuhi .

f.seksual
ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungnan kembali setelah 6 minggu

persalinan .batas waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua

luka akibat persalinan termasuk luka episiotominya, dan luka bekas sectio

caesarean (SC) biasanya setelah sembuh dengan baik.

g.Latiahan senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan ,setelah

keadaan ibu normal .(pulih kembali). Senam nifass merupakan latihan yang tepat

untuk memulihhkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologi maupun

psikologis.

f.Kunjungan masa nifas

no Kunjungan Waktu Tujuan

1 1 6-8 jam setelah a.mencegah

persalinan perdarahan masa

nifas karena antonia

uterus

b.mendeteksi dan

merawat penyebab

lain perdarahan, rujuk

jika pendarahan

berlanjut.
c. memberikan

koseling pada ibu atau

salah satu anggota

keluarga bagaimana

mencegah pendarahan

masa nifas karena

antonia uterus

d. pemberian ASI

awal.

e. melakuakan

hubungan antara ibu

dan bayi baru lahir.

f. menjaga bayi tetap

sehat dengan

mencegah

hipotermia.

g. jika petugas

kesehatan menolong

persalinan ,ia harus

tinggal dengan ibu


dan bayi baru lahir

untuk 2 jam pertama

setelah kelahiran atau

sampai ibu bayi dalam

keadaan stabil

2 2 6 hari setelah a.memastikan

persalinan involusi uterus

berjalan noraml,

uterus berkontraksi

,fundus di bawh

umbilicus,tidak ada

perdarahan abnormal,

tidak ada bau.

c. menilai

adanya

tanda-

tanda

demam,

infeksi,

atau
perdarahan

abnormal.

d.

c. memastikan ibu

dapat cukkup

makanan cairan dan

istrahat.

d. memastikan ibu

menyusui dengan baik

dan tak

memperlihatkan

tanda- tanda penyulit.

3 3 2 minggu setelah a.sama seperti diatas (

persalinan 6 hari setelah

persalinan)

4 4 6 minggu setelah Menanyakan kepada

persalinan ibu tentang penyulit ia

atau bayi .
b.memberikan

konselingan KB

secara dini.

E.keluarga berencana

1. pengertian keluarga berencana

Kelurga berencana merupakan usaha suami dan istri untuk mengukur jumlah dan

jarak anak yang di ingginkan usaha yang di maksud termasuk kontrasepsi atau

pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.

2.tujuan kb

a.Tujuan umum
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan

NKKBS.(normal keluarga kecil bahagia sejahtera) yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran

sekaligus menjamin terkendali nya pertambahan penduduk.

b.Tujuan khusus

meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan kesehatan keluarga berencana

dengan cara pengatur jarak kelahiran.

3.macam – macam alat kontrasepsi

Metode kontrasepsi sederhana

a.metode kalender (caleder methoder or period abstinence)

metode kalender atau di kenal sebagai metode knaus- ogino ber gantung pada

perhitungan hari untuk memperhitungkan waktu terjadinya fase subur. Wanita

harus mengetahui periode menstruasi sehingga dapat memprediksi waktu akan

berovulasi. Metode kontrasepsi ini tidak ber manfaat jika wanita memiliki siklus

menstruasi yang tidak teratur

b.motode ovulasi

metode ini mengharuskan wanita untuk mengecek pola lendir serviks selama

siklus menstruasi sebelum ovarium melepas sel telur ,wanita akan mengeluarkan
lebih banyak lendir yang encer dari biasanya untuk mengetahui perubahan lendir

serviks , wanit bisa mulaib memperhatikan dan mencatat kondisi cairan yang

keluar dari vagina sejak satu hari setelah menstruasi selesai.

c.metode dsuhu basal tubuh

suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh pada waktu /

istrahat . suhu basa dapat diketahui dengan melakukan aktivitas pengukuran suhu

tubuh dengna menggunakan termometer basal secara oral, pervagina atau melalui

dubur selama 5 menit.

d. metode amenero laktasi ( MAL)

metode amenore laktasi (MAL) atau lactational amenorrhea method

(LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian

air susu ibu(ASI)

Secara ekslusif ,artinya hanya di beriakn ASI saja tanpa tambahan makanan dan

minuman lainnya. Berhubung kasus perempuan yang sedang menyusui dengan

metode ini tetapi tetap hamil, maka sebalik nya perempuan yang menggunakan

metode amenore laksi tetap menggunakan lain seperti ( diafragma, kondom,

spermisid) dan kontrasepsi dalam rahim atau IUD.

e. di afragma

diafragma adalah kap bulat cembung , terbuat dari lateks ( karet) yang di inserikan

kedalam vagian berhubungan seksual dan menutup serviks. Menahan sperma


agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat repreduksi bagian atas (

uterus dan dan tuba faloppi)

dan sebagai alat tempat spermisida .

f.pil

pil kombinasi adalah pil yang mengadung kombinasi antara hormon esterogen dan

prorgrestergon di mana pil kombinasi ini di bagi menjadi berapa jenis:

a.monofasik: pil yang tersedia dalam kemasaan 21 tablet yang mengandung

hormon akfif esterogen / progrestin dalam dosis yang sama ,dengan 7 tablet tanpa

hormon aktiff.

b. bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

esterogen /progestin dengan 2 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif.

c. trifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung hormon aktif

esterogen/ progestin dengan 3 dosis yang berbeda7 tablet tanpa hormon aktif.

g. kontrasespi suntik hormonal

kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan

sebagai berupa hormon progesterone dan esterogen pada wanita usia subur.

a.suntik kombinasi

dikatakan suntik kombinasi karena suntik esterogen dan progesteron yang

mengandunf 25 mg depomedroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat


yang di berikan injeksi IM , 1 bulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretindron

dan 5 mg estradiol valerat yang di berikan IM 1 bulan sekali.

b. suntikan progestin

kontrasepsi suntik progestin mencegah kehamilan dengan mekanisme yang

sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan

interamuskular ( dalam otot< bokong atau lengan atas.

c.IMPLAN subdermal

susuk kb dan implan adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung

kecil, sebesar korek .didalamnya terkandung hormon progesteron yang akan di

keluarkan sedikit demi sedikit.

Implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang di

bungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dan susukan di bawah

kulit.( imelda fitri , S.ST.M KES 2018)

4.standar asuhan kebidanan

1. pengertian

Standar asuhan kebidana adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan

dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenangan dan ruang

pratktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan . mulai dari pengkajia, perumusan

diagnosa dan atau masalah kebidanan , perencanaan, implementasi, evaluasi dan

pencataan asuhan kebidanan.


Standar 1= pengkajian

a.pernyataan standar

bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relefan dan lengkap dari

semuaa sumber yang berkaitan kondisi klien.

b. kriteria pengkajian

1. data tepat , akurat dan lengkap.

2. terdiri dari data subjektif ( hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat

kesehatan dan latar belakang sosial budaya)

3. data objektif ( hasi pemeriksaan fisik, psikologisa dan pemeriksaan penunjang)

Standar II = perumusan diagnosa atau masalah kebidanan

a.Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang per oleh pada pengkajian, menginterpretasikan

secara akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebiadanan yang

tepat.

b. kriteria perumusan diagnosa atau masalah kebidanan

1. diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2. masalah di rumuskan sesuai dengan kondisi klien

3. dapat diselesai dengan asuhan kebidanan secara mandiri , kolaborasi, rujukan.


Standar III = perencanaan

a.Pernyataan standar

Bidan merencakan asuhan kebidanan berdasar diagnosa dan masalh yang yng

ditegakan

b.Kriteria perencanaan

1.Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien

tindakan segera tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.

2.Melibatkan klien /pasen dan atau keluarga

3. Mempertimbangkan kondisi psikologi ,sosial budaya klen/ keluarga

4 Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan memastikan bahwa asuhan

yang di berikan bermanfaat. Bagi klien.

5.Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlalu sumber daya serta

fasilitas yang ada.

Standar IV = implementasi

a.Pernyataan standar
Bidan melaksanakan asuhan kebidaan secara komperehensif ,efektik , efisin dan

aman berdasarkan evidancebased kepada klien / pasen dalam bentuk upaya

promofif ,preventif , kuratif, rehabilitatif . di laksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan .

a. Kriteria

1Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan pertujuan dari klien atau keluarga

nya.

2. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan eviancebased

3.Melibatkan klien/ pasen dalam setiap tindakan

4.Menjaga privasi lien atau pasen

5. Melaksanakan prinsif pencegahan infeksi

6. Mengikut perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

7. Menggunakan sunber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai

8. Melakukan tindakan sesuai standar

9..Mencatat tindakan yang telah di lakukan

Standar V = evaluasi

a.Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat ke efektifan dari asuhan yang sudah berikan , sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien

b.kriteria evaluasi

1.. penilaian di lakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi

klien

2..hasil evaluasi segera dicacat dan di komunikasikan kepada klien/ pasien

3. evaluasi di lakukan secara standar

4. hasil evaluasi di tindakan lanjuti sesuai dengan kondisi klien / pasien

Standar VI = pecatatan asuhan kebidanan

Bidan melaksanakan pencacatan secara lengkap akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan keadaan kejadian yang di temukan dan di lakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan

a.Kriteria pencacatan asuhan kebidanan

1.Pencacatan di lakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir

yang tersedia ( rekam medis,/ KMS/ status pasein / buku KIA )

2. Di tulis dalam bentuk cataan perkembangan SOAP

3. S adalah data subjektif , mencatat hasil anamnesa

4.O adalah data objektif , mencatat hasil pemeriksaan


5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

6. P adalah hasil analisa , mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang

sudah di lakukan sepetir: tindakan antisipasif, tindakan segera, tindakan secara

komrehensif : penyuluhan , dukungan, kolaborasi , evaluasi / follow up dan

rujukan.
BAB III

METODE LAPORAN KASUS

A. JENIS STUDY

Studi kasus asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalinan ,

nifas, bayi baru lahir, dan keluarga rencanan di lakukan dengan menggunakan

jenis metode penelitian studi penelaahan kasus dengan cara meneliti suatu

persamalan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri , faktor- faktor yang

mempengaruhi , kejadian – kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan

kasus ,maupun tindakan danreaksi kasus terhadap suatu perlakuan.

B .lokasi dan waktu study kasus

1. Waktu.

Waktu di berikan asuhan di mulai sejak kunjungan pertama pada tanggal

08 november 2018 sampai dengan 22 april 2019

2. Tempat penelitian

Penelitian ini di lakukan di PMB IDA WATI S.ST M KES. Dan ke diaman

ny I kecamatan gedung tataan kabupaten pesawaran .

C.subjeketif study kasus


subjektif pada laporan kasus ini adalah NY.I usia 26 tahun dengan umur

kehamilan 18 minggu .

D.instrumen study kasus

Insrumen penelitian adalah alat – alat yang akan di gunakan untuk pengumulan

data. Instrumen ini dapat berupa. Kuesioner( daftar pertanyaan) formulir,

observasi , formulir- formulir lain yang terkaitan dengan pencatatan data dan

sebagai nya.

E.teknik pengumpulan data

1.data primer

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik di gunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara

sistematis dengan cara inspeksi ( melihat) , palpasi( meraba), auskultasi (

mendengar) dan perkusi( mengetuk).

b.wawancara

wawancara adalah salah satu metode pengumpul an data untuk mendapatkan

informasi dengan cara bertanya jawab kepada responden. Wawancara pad studi

kasus ini lakukan secara langsung kepada responden untuk memperoleh

informasi atau data kondisi pasien.

C.observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau

peninjauan secara cermat dan langsung d lapangan atau lokasi penelitian .

observasi pada study kasus ini di lakukan dengan cara melihat (inspeksi), meraba

( palpasi) mendengar( auskultasi) , mengetuk( perkusi) mengukur tanda vital( vita

sign) , pemeriksaan fisik , dan pemeriksaan penunjang .

2 . data sekunder

Untuk melengkapi data yang ada hubungan dengan masalah yang di temukan

maka peneliti mengambil data dengan studi dokumentasi yaitu mendapatkan

data dari dokumen atau catatan medik.

D.triangulasi data

Triangulasi data dalam penelitian ini di ambil dalam rekam medik di BPM ida

wati ,s,st.m.kes. dari tanggal 08 november 2018 sampai dengan 22 april 2019.

E.alat dan bahan

1. alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan observasi dan pemeriksaan

fisik. Tensimeter,stetoskop, dopler, timbangan berat badan, termoter, jam ,

handscoon.

2. alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara : format asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalinan, nifas , bayi baru lahir dan keluarga

berencana.

3. alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi : catatan

medik, atau status pasien ,buku KIA.


F.persetujuan etik

Persetujuan etik dalam pemberian asuhan kebidanan berkelanjutan pada NY.I

di dalam bentuk informed consent, terlampir.

Kartu bimbingan LTA

Nama mahasiswa : yeni lindari

NPM: 1601036

Pembimbing LTA: septika yani veronica , s.st, m,tr.keb

Judul LTA : STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY.I DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN IDA WATI S.ST.,M.Kes

KECAMATAN GEDUNG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN

2018/2019

NO HARI/TANGGAL CATATAN PEMBIMBING PARAF

Anda mungkin juga menyukai