4. Tahap Persalinan
Menurut Saifuddin (2012), persalinan dibagi dalam empat kala :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses
ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :
Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm.
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif.
Menurut Helen durasi rata-rata kala satu persalinan adalah 10 sampai 12
jam pada primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum
5. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks. Faktor-
faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
syaraf dan nutrisi mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam biokimia dan
biofisika seperti penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron
mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus. Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini
mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplacenter
sehingga plasenta mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka
konsepsi akan segera dikeluarkan. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhauser yang terletak dibelakang serviks dapat membangkitkan kontraksi
uterus. (Wiknjosastro, 2015)
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1) Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin
menurun dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim mudah
dirangsang.
2) Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk
merangsang persalinan.
3) Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat
menyebabkan kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan dengan
anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pemberian kortikosteroid yang menyebabkan maturitas janin
merupakan induksi persalinan. Glandula suprarenalis merupakan pemicu
terjadinya persalinan. (Manuaba. 2015)
7. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin
melalui panggul ibu. Ada enam gerakan dengan overlapping yang jelas yaitu :
1) Penurunan
Penurunan Yang Meliputi Engagement Pada Diameter Obliqua Kanan
panggul, berlangsung terus selama persalinan normal pada waktu janin melalui
jalan lahir. Serakan-serakan lainnya menyertai penurunan ini. Pada primigravida
sebelum persalinan mulai sudah harus terjadi penurunan kepala yang jelas
dalam proses engagement. Penurunan disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus
ke bawah dan pada kala II dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan sedikit
oleh gaya berat.
2) Fleksi
Sebelum persalinan mulai sudah terjadi fleksi sebagian oleh karena ini
merupakan sikap alamiah janin dalam uterus. Tahanan terhadap penurunan
kepala menyebabkan bertambahnya fleksi. Occiput turun mendahului sinsiput,
UUK lebih rendah dari bregma dan dagu janin mendekati dadanya. Biasanya ini
terjadi di PAP, tetapi mungkin pula baru sempurna setelah bagian terendah
mencapai dasar panggul. Efek dari fleksi adalah untuk merubah diameter
terendah dari occipitofrontalis (11,0 cm) menjadi suboccipito bregamatika (9,5
cm) yang lebih kecil dan lebih bulat, oleh karena persesuaian antara kepala janin
dengan panggul ibu mungkin ketat, pengurangan 1,5 cm dalam diameter
terendah adalah penting.
8. Pathway
Proses persalinan
Kala I
Kala II
Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan
Vesika urinaria Rektum His Blood Sho Dilatasi Servik Engagement Tonjolan Ketuban
Vulva membuka
Perubahan pola
eliminasi Perineum kaku
Episiotomi
Kala III
Kontraksi uterus
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Gunakan tekhnik aseptik 1. Membantu mencegah pertumbuhan
selama perawatan vagina bakteri dan mencegah infeksi siang
2. Membersihkan daerah vulva 2. Daerah vulva yang kotor dapat memicu
dan menjaga kebersihannya perkembangan mikroorganisme bakteri
3. Berikan therapy antibiotik jika 3. Antibiotik dapat menghambat indikasi
di indikasikan bakteri
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV 1. TTV dapat di gunakan sebagai indikator
dehidrasi
2. Pantau tanda dan gejala 2. Dapat membantu mengetahui
kehilangan cairan berlebih sejauhmana kehilangan cairan/dehidrasi
yang di alami
3. Hindari menarik tali pusat 3. Penarikan yang terlalu kuat dapat
secara berlebihan/terlalu menyebabkan terputusnya tali pusat dan
kuat retensi fragmen placenta yang dapat
meyebabkan pendarahan
4. Berikan therapy IVFD sesuai 4. Dapat memenuhi cairan yang kurang
advis sesuai dosis
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Atur posisi klien miring kiri 1. Dengan tidur miring kiri,di harapkan
dapat mempercepat penurunan kepala
janin,sehingga mempercepat
pembukaan lengkap dan persalinan
2. Anjurkan pada klien untuk 2. Dengan menarik nafas dalam,di
menarik nafas dalam harapkan dapat mengurangi rasa mules
(Relaksasi)
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji derajat keletihan 1. Untuk mengetahui sejauh mana
keletihan yang di alami klien
2. Anjurkan klien untuk tidak 2. Pengeluaran energi pada waktu
meneran sebelum meneran dapat menyebabkan kletihan
pembukaan lengkap pada saat persalinan
3. Ciptakan lingkungan yang 3. Lingkungan yang tenang dapat
tenang dan atur posisi klien meningkatkan relaksasi klien,dan posisi
senyaman mungkin yang nyaman dapat mempercepat
proses persalinan,sehingga dapat
meminimalisirkan pengeluaran energi
berlebih
DAFTAR PUSTAKA
Abdul bari saifuddin, 2011, Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Abdul bari saifuddin, 2012, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2015, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berencana, EGC, Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia