9]
Laporan Singkat
Dermoscopy dalam Evaluasi Pityriasis Versicolor: Studi Cross-
Sectional
Ishmeet Kaur, Deepak Jakhar, Archana Singal
Departemen Dermatologi dan Venereologi dan Kusta, Universitas Fakultas Ilmu Kedokteran dan Rumah Sakit GTB (Universitas Delhi), 73915, Edge 3
Abstrak
Latar Belakang: Pityriasis versicolor ( PV) adalah mikosis superfisial yang disebabkan oleh Malassezia ; sebuah jamur lipofilik.
Dermoscopy dapat menjadi nilai tambah dalam diagnosis PV pada beberapa kasus, di mana jika hasil pemeriksaan KOH (kalium
hidroksida) tidak jelas. Kurangannya data di India tentang Dermoscopy PV. Bahan dan Metode: Tiga puluh pasien yang
didiagnosis secara klinis dengan pityriasis versicolor dimasukkan dalam penelitian cross sectional pilot ini. Pasien dikenakan
KOH mount kerokan kulit dari lesi yang positif pada semua pasien. Semua Dermoscopy dilakukan menggunakan Universal
Serial Bus (USB) Dermoscope [Dinolite AMZT 7395, Edge 3] kemudian direkam dan dianalisis. Hasil: Hipopigmentasi
merupakan tipe yang paling sering ditemukan (80%). Analisis dermoskopi mengungkapkan perubahan jaringan pigmen paling
sering ditemukan (100%) diikuti oleh penskalaan pada 25 kasus (83,33%). Pola folliculocentric dihargai dalam 20 kasus
(66,67%). Cincin halo kontras di sekitar pigmentasi yang diubah primer diamati pada 20 kasus (66,67%). Invasi folikel rambut
oleh ragi terbukti pada 6 pasien (20%). Kesimpulan: Dermoscopy dengan fitur karakteristik seperti folliculocentricity, tanda
halo kontras, dan invasi ragi dari folikel rambut dapat menjadi bantuan yang sangat berguna dalam berkontribusi dalam
mendiagnosis pityriasis versicolor.
Kata kunci: Dermoscopy, Malassezia, Pityriasisversicolor, mikosis superfisial, tinea versicolor
Pengantar Bahan dan Metode.
Pityriasis versicolor (PV) atau tinea versikolor adalah Studi cross sectional ini dilakukan di pusat perawatan
mikosis superfisial yang disebabkan oleh genus tersier, New Delhi. Dalam penelitian ini tiga puluh
Malassezia yang merupakan ragi lipofilik dimorfik.[1] pasien PV, didiagnosis berdasarkan gejala klinis
Muncul dengan gejala makula berskuama yang berdasarkan morfologi dan distribusi lesi dan
multipel dengan berbagai pigmentasi yang cenderung dikonfirmasi pada pemeriksaan larutan KOH dalam
dapat menjadi lesi yang besar. Mungkin tidak terlalu penelitian ini. Kriteria eksklusi meliputi pemeriksaan
terlihat dengan mata telanjang. Bagian yang sering larutan KOH negatif dan riwayat pengobatan
terkena yaitu badan bagian atas dan extremitas atas antijamur sebelumnya dalam satu bulan terakhir.
sisi proksimal. Lesi dapat asimtomatik gatal ringan. Rincian gejala klinis dan letaknya dicatat sesuai
Faktor-faktor pemicu diantaranya cuaca panas, format yang telah dibuat sebelumnya. Pasien
kelembaban, oklusi, dan hyginitas yang buruk. diklasifikasikan ke dalam jenis PV hipopigmentasi,
Jumlah paling banyak kasus ditemukan pada bulan- hiperpigmentasi, dan tipe campuran.. Dermoscopy
bulan dengan cuaca panas dan lembab mulai dari dilakukan di semua lesi yang terkena serta di kulit
agustus sampai september. Meskipun diagnosis dapat sekitarnya yang normal (kontrol) dengan
ditentukan berdasarkan pada pemeriksaan klinis, PV menggunakan dermoscope Universal Serial Bus
dapat menyerupai berbagai penyakit kulit lainnya. (USB) [Dinolite AMZT 73915, Edge 3]. Gambar
Dengan demikian pemeriksaan larutan kalium diambil dengan atau tanpa media penguhubung ()
hidroksida (KOH) 10% dan kultur diperlukan untuk disimpan dan dianalisis. Data disimpan dan dinilai
mengkonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan larutan dalam MS Excel Sheet. Analisis Statistik dengan
KOH kurang sensitiv dan spesifik sehingga muncul menggunakan SPSS versi 20. Variabel kontinyu
interpretasi yang berbeda beda sehingga penilaian diutarakan sebagai mean +/- SD dan variabel kategori
dapat subjektif. Kultur tidak selalu dapat dilakukan kita diutarakan sebagai frekuensi dalam persentase.
dan membutuhkan waktu yang lama. Penelitian Hasil
melaporkan manfaat dermatoscopy pada dermatosis Dari 30 pasien penelitian, 20 pasien merupakan laki-
akibat Malasesezia. [3,4] Dalam penelitian ini, kami laki dan 10 merupakan perempuan (L; P = 2: 1).
meneliti manfaat dari dermoscopy sebagai alat bantu Presentasi rata-rata pasien adalah 18,33 tahun
untuk diagnosis PV pada pasien India. (kisaran, 1-40 tahun) dengan lebih dari setengahnya
(17/30 = 56,66%) memiliki usia 11-20 tahun.
Delapan pasien berusia anak-anak (kurang dari 14
tahun). Bagian punggung atas merupakan bagian
yang paling sering terkena berjumlah 25 (83,33%)
diikuti oleh bagian dada berjumlah 21 (70%) dan
bagian wajah berjumlah 12 pasien (40%). Kami
mengamati bahwa badan bagian atas adalah tempat
predileksi pada orang dewasa (22/22) dan wajah pada
kasus anak-anak (7/8). Hipopigmentasi PV terlihat
pada 24/30 pasien (80%), varian hiperpigmentasi
pada 3 pasien (10%) sementara lesi kombinasi (tipe
campuran) pada 3 pasien (10%). Sebagian besar Gambar 1. Hipopigmentasi pityriasis versicolor : (a) Seorang pasien
pasien tidak menunjukkan gejala kecuali 3 pasien dewasa terkena pitiriasis versicolor pada badan bagian atas. (b)
Memperlihatkan Lesi Foliculocentric dengan berkurangnya pigmen.
(10%) mengeluhkan gatal ringan. Pemeriksaan (panah coklat) dan siertai skuama disekitar lesi (panah hijau) (Dinolite
mikroskopis kerokan kulit KOH 10% AMZT 73915, Edge 3; magnification ×50, polarizing mode). (c)
Menunjukkan perubahan serupa dengan halo kontras
memperlihatakan karateristik hipa dan spora (hiperpigmentasi) di sekitar lesiprimer (panah merah) (pembesaran ×
50). (d) Hipopigmentasi yang dari folikel rambut akibat invasi folikuler
(Sphagettti and meatball) pada semua pasien. ragi yang ditandai dengan panah hiatm (pembesaran 50 ×, mode
polarisasi)
5. Rai MK, Wankhade S. Tineaversicolor ‑ An 12. Neema S, Jha A. Lichen planuspigmentosus. Pigment
epidemiology. Int
6. Jena DK, Sengupta S, Dwari BC, Ram MK. 13. BernardesFilho F, Quaresma MV, Rezende FC, Kac BK,
in the pediatric age group. Indian J Dermatol Venereol Azulay‑Abulafia L. Confluent and reticulate
Leprol papillomatosis of