Anda di halaman 1dari 4

[Diunduh secara gratis dari http://www.idoj.in pada Jumat, 31 Januari 2020, IP: 180.249.76.

9]
Laporan Singkat
Dermoscopy dalam Evaluasi Pityriasis Versicolor: Studi Cross-
Sectional
Ishmeet Kaur, Deepak Jakhar, Archana Singal
Departemen Dermatologi dan Venereologi dan Kusta, Universitas Fakultas Ilmu Kedokteran dan Rumah Sakit GTB (Universitas Delhi), 73915, Edge 3
Abstrak
Latar Belakang: Pityriasis versicolor ( PV) adalah mikosis superfisial yang disebabkan oleh Malassezia ; sebuah jamur lipofilik.
Dermoscopy dapat menjadi nilai tambah dalam diagnosis PV pada beberapa kasus, di mana jika hasil pemeriksaan KOH (kalium
hidroksida) tidak jelas. Kurangannya data di India tentang Dermoscopy PV. Bahan dan Metode: Tiga puluh pasien yang
didiagnosis secara klinis dengan pityriasis versicolor dimasukkan dalam penelitian cross sectional pilot ini. Pasien dikenakan
KOH mount kerokan kulit dari lesi yang positif pada semua pasien. Semua Dermoscopy dilakukan menggunakan Universal
Serial Bus (USB) Dermoscope [Dinolite AMZT 7395, Edge 3] kemudian direkam dan dianalisis. Hasil: Hipopigmentasi
merupakan tipe yang paling sering ditemukan (80%). Analisis dermoskopi mengungkapkan perubahan jaringan pigmen paling
sering ditemukan (100%) diikuti oleh penskalaan pada 25 kasus (83,33%). Pola folliculocentric dihargai dalam 20 kasus
(66,67%). Cincin halo kontras di sekitar pigmentasi yang diubah primer diamati pada 20 kasus (66,67%). Invasi folikel rambut
oleh ragi terbukti pada 6 pasien (20%). Kesimpulan: Dermoscopy dengan fitur karakteristik seperti folliculocentricity, tanda
halo kontras, dan invasi ragi dari folikel rambut dapat menjadi bantuan yang sangat berguna dalam berkontribusi dalam
mendiagnosis pityriasis versicolor.
Kata kunci: Dermoscopy, Malassezia, Pityriasisversicolor, mikosis superfisial, tinea versicolor
Pengantar Bahan dan Metode.
Pityriasis versicolor (PV) atau tinea versikolor adalah Studi cross sectional ini dilakukan di pusat perawatan
mikosis superfisial yang disebabkan oleh genus tersier, New Delhi. Dalam penelitian ini tiga puluh
Malassezia yang merupakan ragi lipofilik dimorfik.[1] pasien PV, didiagnosis berdasarkan gejala klinis
Muncul dengan gejala makula berskuama yang berdasarkan morfologi dan distribusi lesi dan
multipel dengan berbagai pigmentasi yang cenderung dikonfirmasi pada pemeriksaan larutan KOH dalam
dapat menjadi lesi yang besar. Mungkin tidak terlalu penelitian ini. Kriteria eksklusi meliputi pemeriksaan
terlihat dengan mata telanjang. Bagian yang sering larutan KOH negatif dan riwayat pengobatan
terkena yaitu badan bagian atas dan extremitas atas antijamur sebelumnya dalam satu bulan terakhir.
sisi proksimal. Lesi dapat asimtomatik gatal ringan. Rincian gejala klinis dan letaknya dicatat sesuai
Faktor-faktor pemicu diantaranya cuaca panas, format yang telah dibuat sebelumnya. Pasien
kelembaban, oklusi, dan hyginitas yang buruk. diklasifikasikan ke dalam jenis PV hipopigmentasi,
Jumlah paling banyak kasus ditemukan pada bulan- hiperpigmentasi, dan tipe campuran.. Dermoscopy
bulan dengan cuaca panas dan lembab mulai dari dilakukan di semua lesi yang terkena serta di kulit
agustus sampai september. Meskipun diagnosis dapat sekitarnya yang normal (kontrol) dengan
ditentukan berdasarkan pada pemeriksaan klinis, PV menggunakan dermoscope Universal Serial Bus
dapat menyerupai berbagai penyakit kulit lainnya. (USB) [Dinolite AMZT 73915, Edge 3]. Gambar
Dengan demikian pemeriksaan larutan kalium diambil dengan atau tanpa media penguhubung ()
hidroksida (KOH) 10% dan kultur diperlukan untuk disimpan dan dianalisis. Data disimpan dan dinilai
mengkonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan larutan dalam MS Excel Sheet. Analisis Statistik dengan
KOH kurang sensitiv dan spesifik sehingga muncul menggunakan SPSS versi 20. Variabel kontinyu
interpretasi yang berbeda beda sehingga penilaian diutarakan sebagai mean +/- SD dan variabel kategori
dapat subjektif. Kultur tidak selalu dapat dilakukan kita diutarakan sebagai frekuensi dalam persentase.
dan membutuhkan waktu yang lama. Penelitian Hasil
melaporkan manfaat dermatoscopy pada dermatosis Dari 30 pasien penelitian, 20 pasien merupakan laki-
akibat Malasesezia. [3,4] Dalam penelitian ini, kami laki dan 10 merupakan perempuan (L; P = 2: 1).
meneliti manfaat dari dermoscopy sebagai alat bantu Presentasi rata-rata pasien adalah 18,33 tahun
untuk diagnosis PV pada pasien India. (kisaran, 1-40 tahun) dengan lebih dari setengahnya
(17/30 = 56,66%) memiliki usia 11-20 tahun.
Delapan pasien berusia anak-anak (kurang dari 14
tahun). Bagian punggung atas merupakan bagian
yang paling sering terkena berjumlah 25 (83,33%)
diikuti oleh bagian dada berjumlah 21 (70%) dan
bagian wajah berjumlah 12 pasien (40%). Kami
mengamati bahwa badan bagian atas adalah tempat
predileksi pada orang dewasa (22/22) dan wajah pada
kasus anak-anak (7/8). Hipopigmentasi PV terlihat
pada 24/30 pasien (80%), varian hiperpigmentasi
pada 3 pasien (10%) sementara lesi kombinasi (tipe
campuran) pada 3 pasien (10%). Sebagian besar Gambar 1. Hipopigmentasi pityriasis versicolor : (a) Seorang pasien
pasien tidak menunjukkan gejala kecuali 3 pasien dewasa terkena pitiriasis versicolor pada badan bagian atas. (b)
Memperlihatkan Lesi Foliculocentric dengan berkurangnya pigmen.
(10%) mengeluhkan gatal ringan. Pemeriksaan (panah coklat) dan siertai skuama disekitar lesi (panah hijau) (Dinolite
mikroskopis kerokan kulit KOH 10% AMZT 73915, Edge 3; magnification ×50, polarizing mode). (c)
Menunjukkan perubahan serupa dengan halo kontras
memperlihatakan karateristik hipa dan spora (hiperpigmentasi) di sekitar lesiprimer (panah merah) (pembesaran ×
50). (d) Hipopigmentasi yang dari folikel rambut akibat invasi folikuler
(Sphagettti and meatball) pada semua pasien. ragi yang ditandai dengan panah hiatm (pembesaran 50 ×, mode
polarisasi)

Gambaran dermoscopik yang paling sering adalah Diskusi


perubahan pada pigmentasi kulit pada semua pasien Pityriasis versicolor (PV) merupakan penyakit
terlepas dari gejala klinis (100%). Terjadi penurunan mikosis superficial yang cukup sering terjadi di
jaringan pigmen retikular dalam tipe hipopigmentasi negara tropis. Biasanya asimtomatik, dalam beberapa
[Gambar 1a-d] sementara terlihat jaringan pigmen keadaan pasien biasanya mengeluhkan perubahan
retikulat meningkat pada lesi hiperpigmentasi. pigmen di bagian yang terkena. Maka dari itu sangat
[Gambar 2a-d]. Penurunan atau peningkatan pigmen penting untuk mendiagnosis infeksi dengan benar
dibandingkan kulit sekitarnya yang normal. Skuama untuk mengurangi kecemasan pasien dan melakukan
dimaati pada 83,33 % pada kasus (25/30) dan skuama penngobatan mikologis yang memadai. Manfaat alat
didominasi pada gambaran dermatoskopi [Gambar 1b dermoscopy sebagai alat bantu untuk mendiagnosis
dan c]. Pada Lesi ditemukan foliculocentric pada 20 infeksi Malassezia baru-baru ini diperlihatkan tetapi
pasien [gambar 1b dan c]. masih kurang dimanfaatkan.[3,4]
Penemuan menarik yang ditemukan pada 20 kasus .
(66,67%) adanya lingkaran cahaya berbentuk cincin
di sekitar lesi primer. Pada tipe hipopigmentasi,
lingkaran cahaya berbentuk cincin ini dinilai sebagai
akibat peningkatan pigmentasi disekitar lesi primer
dan penurunan jaringan primer pada lesi [Gambar
1c]. Pada tipe hiperpigmentasi, lesi utama terjadi
peningkatan jaringan pigmen dikelilingi oleh
lingkaran cahaya hipopigmentasi [Gambar 2b-d].
Disebut sebagai "contrast halo sign". Gambaran
lain yang ditemukan adalah invasi dari folikel rambut
oleh jamur yang dibuktikan dengan adanya
hipopigmentasi pada folikel rambut. yang terlihat
pada 20% pasien (6/30) seperti yang ditunjukkan Gambar 2: Pityriasis versicolor hiperpigmentasi: (a) pasien dewasa
dengan varian hiperpigmentasi pityriasis versicolor yang melibatkan
pada Gambar 1d. Folikel rambut tidak terdapat badan bagian atas. (b-d) menunjukkan peningkatan jaringan pigmen
disekitar kulit normal. Tabel 1 memperihatkan semua lesi primer dikelilingi oleh halo kontras (hypopigmented) (Panah biru)
(pembesaran × 50, mode polarisasi).
gamabaran dermoscopik yang diamati dalam
penelitian ini.
Tabel 1. Temuan dermoskopi pada Ptyriasis Versicolor
Temuan Dermoskop Tipe Hypopigmentasi Tipe Hiperpigmentasi Tipe Campuran Total
Perubahan pigmentasi 24 (100%) 3 (100%) 3 (100%) 30 (100%)
Skuama 21 (87,5%) 2 (66,6%) 2 (66,6%) 25 (83,3%)
Halo Sign 22 (91,66%) 2 (66,6%) 1 (33,33%) 20 (66,7%)
Foliculocentricity 21 (83,33%) 2 (66,6%) 1 (33,33%) 20 (66,7%)
Invasi Foliker Rambut 6 (25%) 0 0 6 (20%)
Karakteristik epidemiologis pada pasien kami sesuai paling sering terjadi pada anak anak.
dengan penelitian sebelumnya. Rata-rata usia pasien Analisis lesi dengan dermoscopik menunjukkan hasil
adalah adalah 18,33 tahun dengan mayoritas yang konsisten. Ditemukan jaringan pigmen yang
(56,66%) dengan kelompok umur 11-20 tahun, hasil berubah (100%) itu ditemukan folliculocentric
penelitian sesuai dengan lamporan sebelumnya dari (66,67%) dan terkait dengan skuama (83,33%) di
India. Demikian juga, distribusi memperhatikan sebagian besar kasus. Lingkaran cahaya kontras
sedikit dominasi laki-laki (1,5: 1) dan distribusi lesi kontras yang terlihat di dalam 20 kasus (66,67%) di
paling banyak pada punggung bagian atas dan dada sekitar lesi primer. Invasi folikel dalam
diikuti oleh wajah dan extremitas atas pada orang hipopigmentasi folikel yang terlibat terlihat pada
dewasa. [1,2,5]. Pada anak anak bagian yang paling enam pasien. Sebagai pengetahuan, hanya ada satu
sering terkena adalah wajah, seperti yang dilaporkan kasus hiperpigmentasi pityriassis versicolor dengan
Tabel 2: Gambaran dermoscopic pada berbagai lesi analisis dermoscopis yang diterbitkan dalam literatur
menyerupai pityriasis versicolor [8-13] english [4]. Beberapa teori telah digunakan untuk
Diagnosis Temuan Dermoskopis menghubungkan antara gejala klinis pada Pitiariasi
Ptyriasis Versicolor Perubahan jaringan Vericolor dengan perubahan pigmen yang terlihat
pigmentasi, skuama, pada dermoskop. Diduga hipopigmentasi yang
Folliculocentricity dan
didapat pada PV karena adanya jamur di kulit yang
halo sign
Pityriasis Alba Area kemerahan disertai meninisiasi produksi melanosom secara abnormal
skuama dan juga yang merrusak transfer granul ini ke
Pre Vitiligo Jaringan pigmen yang keratinosit. Dikaitkan juga dengan pelepasan asam
berkurang, perifollicular dikarboksilat seperti asama azelaic oleh jamur
dan perilesional cenderung menghambat enzim tyrosinase dan
pigmentasi menyebabkan kerusakan sitotoksik pada melanosit.
Dermatitis Seboroik Area Orange-Putih, ,
Disisi lain, Di sisi lain, peningkatan pigmentasi
Area Putih tanpa
struktur, bertiti dilaporkan oleh karena penebalan stratum korneum
kekuningan dan skuama dan limfositik perivaskular infiltrat inflamasi di
Lichen Planus cokelat buram, hem-like dermis yang merangsang melanogenesis. 2 Namun
Pigmentous pigmen teratur, kedua teori tidak menjelaskan penyebab munculnya
pigmentasi perifollicular, lingkaran cahaya di sekitar lesi pada penelitian ini.
titik biru keabu-abuan/ Kami menduga bahwa munculnya halo kontrast pada
gumpalan
Confluent dan reticulated Berkerut, struktur putih, tipe hypopigmented merupakan kompensasi dari
papillomatosis garis cokelat dan melanogenesis terhadap kerusakan sitotoksik dan
berambut melanosom yang abnormal pada lesi primer.
oleh Jena dkk. 6 Terlebih dari hasil penelitian kami Sementara pada tipe hiperpigmentasi halo kontras
mendapatkan bahwa wajah merupakan satu satunya bisa jadi karena konsumsi melanosit dalam proses
yang area yang terkena pada anak yang kurang dari 3 melanogenesis terstimulasi yang terjadi akibat dari
tahun (5 kasus). Temuan dikaitkan kemungkinan peradangan perivaskular pada lesi primer.
karena sekresi sebaceous wajah yang relatif Hipopigmentasi folikel rambut bisa jadi disebabkan
meningkat pada anak-anak dibandingkan dengan invasi folikuler oleh Malassezia yang diketahui invasi
orang dewasa, diduga masih di bawah pengaruh yang sama pada pityrosporum folikulitis.7
androgen ibu. Juga ditemukan, tipe hipopigmentasi
Gambaran Dermoscopis yang terlihat dalam bantu, penggunaan dermoscopis PV dapat
penelitian kami dapat membantu dalam melihat memberikan petunjuk yang berguna untuk diagnosis.
perbedaan jelas dari hypo dan hiperpigemented Penelitian lanjut yang lebih besar untuk
Pitriasis Vesicolor. Perbedaan gambaran dermoscopis menghubungan penemuan ini dengan temuan
dipaparkan dalam Tabel 2. [8-13] histopatologi dan miskroskopi elektron untuk
kurangannya literatur tentang dermoscopi pada mendukung temuan ini.
infeksi yang disebabkan oleh spesies Malassezia.
[3,4] Penelitian kami menunjukkan bahwa gambaran Batasan
dermoscopis yang khas dapat menjadi bantuan yang Batasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel
bermanfaat dalam diagnosis PV yang lebih kecil. Kultur dan histopatologi tidak
Kesimpulan dilakukan dalam penelitian ini.
Penggunaan dermoscope dalam evaluasi panyakit Dukungan keuangan dan sponsor
infeksi (entomodermoscopy) masih dalam tahap Tidak ada
perkembangan. Observasi awal PV dengan Konflik yang menarik
dermoscopis tampaknya menjanjikan. Sebagai alat Tidak ada konflik kepentingan.
Referensi Malassezia species. Med Mycol 2009;47:618‑24.
1.Ghosh SK, Dey SK, Saha I, Barbhuiya JN, Ghosh A, Roy 8. Lallas A, Kyrgidis A, Tzellos TG, Apalla Z, Karakyriou E,
AK. Karatolias A, et al. Accuracy of dermoscopic criteria for
Pityriasisversicolor: Aclinicomycological and the diagnosis of psoriasis, dermatitis, lichen planus and
epidemiological pityriasisrosea. Br J Dermatol 2012;166:1198‑205.
study from a tertiary care hospital. Indian J Dermatol 9. Nayak SS, Mehta HH, Gajjar PC, Nimbark VN.
2008;53:182‑5. Dermoscopy
2. Gupta D, Thappa DM. The enigma of color in of general dermatological conditions in Indian
tineaversicolor. population:
Pigment Int 2014;1:32‑5. A descriptive study. Clin Dermatol Rev 2017;1:41‑51.
3. Jakhar D, Kaur I, Chaudhary R. Dermoscopy of 10. Thatte SS, Khopkar US. The utility of dermoscopy in
pityrosporumfolliculitis. J Am Acad Dermatol the
2018;80:e43‑4. diagnosis of evolving lesions of vitiligo. Indian J Dermatol
4. Zhou H, Tang XH, De Han J, Chen MK. Dermoscopy as Venereol Leprol 2014;80:505‑8.
an 11. Errichetti E, Stinco G. Dermoscopy in general
ancillary tool for the diagnosis of pityriasis versicolor. J dermatology:
Am Apractical overview. DermatolTher (Heidelb)
Acad Dermatol 2015;73:205‑6 2016;6:471‑507.

5. Rai MK, Wankhade S. Tineaversicolor ‑ An 12. Neema S, Jha A. Lichen planuspigmentosus. Pigment

epidemiology. Int

J Microbial Biochem Technol 2009;1:051‑6. 2017;4:48‑9.

6. Jena DK, Sengupta S, Dwari BC, Ram MK. 13. BernardesFilho F, Quaresma MV, Rezende FC, Kac BK,

Pityriasisversicolor Nery JA,

in the pediatric age group. Indian J Dermatol Venereol Azulay‑Abulafia L. Confluent and reticulate

Leprol papillomatosis of

2005;71:259‑61. Gougerot‑Carteaud and obesity: Dermoscopic findings.

7. Akaza N, Akamatsu H, Sasaki Y, Kishi M, Mizutani H, An Bras

Sano A, Dermatol 2014;89:507‑9.

et al. Malassezia folliculitis is caused by cutaneous


resident

Anda mungkin juga menyukai