Dosen Pembimbing
Kelompok Mahasiswa
Nurhayati P3.73.24.3.16.030
JURUSAN KEBIDANAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya
bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga
untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan
Kurniawati, 2013)
Intenational Conference on Population and Development (ICPD) di
Kairo tahun 1994, menempatkan setiap individu mempunyai hak dalam
mencapai tujuan reproduksinya (Tukiran dkk, 2010). Indonesia mempunyai
kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk diantaranya melalui
program KB, akan tetapi beberapa tahun terakhir program yang dilakukan
melalui KB stagnan.
Hasil prevalensi KB di Indonesia berdasarkan Survei Pemantauan
Pasangan Usia Subur tahun 2013 mencapai angka 65,4% dengan metode KB
yang didominasi oleh peserta KB suntikan (36%), pil KB (15,1%), Implant
(5,2%), IUD (4,7%), dan MOW (2,2%). Sejalan dengan hasil Data Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan bahwa pada tahun 2013
wanita usia 15-49 tahun dengan status kawin sebesar 59,3% PUS
menggunakan KB modern (Implan, MOW, MOP, IUD, Kondom, Suntik dan
pil), dan 0,4% menggunakan KB tradisional (MAL, Kalender dan Senggama
terputus). Selain itu sebanyak 24,7% PUS pernah melakukan KB dan 15,5
tidak melakukan KB. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh
peserta KB baru ialah suntik sebanyak 48,56% (Kemeskes RI, 2014).
Pemakaian kontrasepsi diantara metode KB modern, metode KB yang
paling banyak digunakan oleh PUS berstatus kawin adalah metode suntikan
32% dan pil 14%. Peningkatan pemakaian suntik KB diiringi oleh turunnya
peserta IUD. Pemakaian IUD mengalami penurunan selama 20 tahun, dari 13%
tahun 1991 menjadi 4% tahun 2012. Sebaliknya peserta KB suntik mengalami
peningkatan dari 12% tahun 1991 menjadi 32% tahun 2012 (SDKI, 2012).
Perasaan dan kepercayaan wanita mengenai tubuh dan seksualitasnya
tidak dapat dikesampingkan dalam pengambilan keputusan untuk
menggunakan kontrasepsi. Banyak wanita tidak bersedia mengubah siklus
normalnya, karena takut bahwa perdarahan yang lama dapat mengubah pola
hubungan seksual dan dapat mendorong suami berhubungan seks dengan
wanita lain. Siklus yang memanjang atau perdarahan intermiten dapat
membatasi partisipasi dalam aktivitas keagamaan maupun budaya. Oleh
karena itu, pendapat suami mengenai KB cukup kuat pengaruhnya untuk
menentukan penggunaan metode KB oleh istri. Karena wanita mempunyai
semacam kendali apabila mereka bertanggung jawab dalam penggunaan
kontrasepsi. Dilain pihak, mereka juga dapat merasa kecewa karena harus
menolak permintaan seks pasangannya dan memikul beban berat dari setiap
efek samping dan risiko kesehatan. Wanita mungkin takut, karena alasan
kesopanan atau rasa malu, untuk berbicara dengan pasangannya, baik tentang
KB maupun menolak keinginan pasangannya untuk berhubungan ataupun
mempunyai anak. Akhirnya, beberapa wanita memilih menggunakan
kontrasepsi tanpa sepengetahuan pasangannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil
mengenai kontrasepsi KB.
2. Tujuan Khusus
a. Sasaran dapat mengetahui pengertian KB secara tepat.
b. Sasaran dapat mengenal metode-metode kontrasepsi KB secara
benar
c. Sasaran dapat memahami keuntungan dan kerugian metode
kontasepsi KB dengan tepat
d. Sasaran dapat memahami efek samping penggunaan metode
kontrasepsi KB dengan tepat
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)
a. Pengertian KB
b. Jenis-jenis KB
c. Keuntungan KB
d. Efek Samping KB
2. Sasaran Atau Target
Ibu hamil di Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Power point
b. Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Maret 2019
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Aula Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I
D. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No. Jadwal Kegiatan Penyuluhan Waktu
Peserta
1. Pembukaan Mendengarkan 5 menit
a. Memberi salam dan
sapa
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
acara
d. Melakukan kontrak
waktu dengan peserta
2. Penyuluhan
a. Pengertian KB
b. Jenis-jenis KB Mendengarkan 10 Menit
c. Keuntungan KB Materi
d. Efek Samping KB
3. Penutup
a. Melakukan evaluasi
Melakukan
peserta terhadap materi
Tanya Jawab
penyuluhan
15 Menit
b. Membuat kesimpulan
penyuluhan
Mendengarkan
c. Menutup diskusi dan
memberi salam
E. Penutup
Demikianlah satuan acara penyuluhan ini kami ajukan dengan harapan
kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik serta lancar.
Pelaksanaan penyuluhan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para ibu hamil yang ada di wilayah Kelurahan Rawa Badak Utara I,
Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
KONTRASEPSI KB
1. Pengertian KB
Konsep keluarga berencana telah banyak dikemukakan para ahli.
Menurut Hartanto (2004), Keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek
tertentu, yaitu: (1) menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, (2)
mendapat kelahiran yang diingikan, (3) mengatur interval dintara kehamilan,
(4) menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Sesuai dengan (BKKBN,2015) keluarga berencana adalah upaya untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan
pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk
keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal
melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta
kesejahteraan anak.
Selanjutnya Mukti (2000) menyatakan keluarga berencana adalah
sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan kesehatan, untuk sang anak
maupun ibu, jaminan pendidikan merupakan bekal yang sangat berharga
untuk kehidupan kelak dalam masyarakat, untuk memenuhi kesejahtraan dan
kemakmuran keluarga lahir dan batin.
Selanjutnya Marjo (1998) mengatakan keluarga berencana adalah
menjarangkan/mengatur kehamilan dengan harapan perhitungan
keseimbangan ekonomi, baik untuk pendidikan anak-anak dan lain-lain, dan
hal ini dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Selanjtnya Hartanto (2004) mengemukakan keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objek tertentu, yaitu: (1) menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, (2) mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3) mengatur interval
diantara kehamilan, (4) menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Berdasarkan UU No 52 Tahun 2009, keluarga berencana adalah suatu
program masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan
membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera dalam rangka
meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2. Jenis-jenis KB
1. Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita, berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang mengandung
progesteron dan pil yang mengandung estrogen. Kontrasepsi pil adalah
salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan kontrasepsi pil
mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat
menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari
secara teratur.
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu:
1) Monofasik:
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
2) Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpa hormon.
3) Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpa hormon
b. Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang
seksama, efektivitasnya masih mencapai 93 %.
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat
diandalkan jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea,
mengurangi resiko anemia mengurangi resiko penyakit payudara,
dan melindungi terhadap kanker endometrium dan ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum
secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan
terhadap penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak
cocok digunakan ibu yang merokok pada usia 35 atahun.
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, ibu yang menyusui tapi tidak memberikan ASI
esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan
ektopik.
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang
sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat
dengan komplikasi, depresi berat dan obesitas.
g. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi Luitenezing Hormone (LH), dan sedikit Folicle
Stimulating Hormone (FSH). Dengan tidakadanya puncak LH, maka
ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti beserta lendir sevik mengalami
perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang
sehingga penetrasi sperma menurun.
h. Efek samping
Efek samping kontrasepis pil kombinasi adalah pertambahan
berat badan, perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan
amenorea.
i. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima
siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan,
misalnya hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus –
menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu
suntik yang sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo
propera), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan
karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur
dan jarang menyebabkan spoting.
a. Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 %
dalam mencegah kehamilan dengan tingkat kegagalannya sangat
kecil. Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama pemakaian.
b. Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana
setiap 8 sampai 12 minggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak
menggagu pengeluaran pengeluaran ASI.
d. Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil.
e. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes melitus disertai
komplikasi.
f. Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak
teratur dan amenore.
g. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,
perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat
mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi.
h. Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang
berisi progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg
setiap 12 minggu. Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam
suntikan 200 mg setiap 8 minggu. Syclopem diberikan melalui
suntikan setiap 4 minggu.
i. Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan,
dapat dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus.
Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertama haid, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12
minggu. Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap 8
minggu. Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
5. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.
Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan
atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria
0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap
wanita kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap
adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan
mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu
tobektomi yang dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan
pada pria.
a. Tubektomi
Tubektomi adalah satu-satunya kontrasepsi yang permanent.
Metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di
rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama.
1) Efektivitas
Tubektomi mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per
100 wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100
kasus
2) Keuntungan
Keuntungan tubektomi adalah efektivitas tinggi, permanen,
dapat segeraefektif setelah pemasangan.
3) Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur
pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.
4) Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah
mempunyai anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
5) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi
dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang
dapat meningkatkan resiko saat operasi.
6) Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode
maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,
yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis
di dalam testis ke vesikula seminalis.
1) Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka
kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dari 3000.
2) Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas
permanen, menghilangkankecemasan akan terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan, proseduraman dan
sederhana
3) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,
masalah urologi, tidak didukung oleh pasangan.
4) Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
6. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang
pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat
senggama. Kondom pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya
penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis (Lateks).
a. Cara kerja:
1) Barier penis sewaktu melakukan coitus
2) Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
b. Efektifitas
1) Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan
pemakai.
2) Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
3) Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
4) Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom
untuk menampung sperma
5) Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya, jepit
ujung kondom sehingga yakin tidak ada udara
6) Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah
pergesekan atau sobeknya kondom
7) Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan
ereksi dan tahan sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya
sperma ke dalam atau dekat vagina
8) Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
9) Jangan memakai vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak
karet
10) Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya
kerusakan ataukah masih utuh atau tidak
c. Keuntungan
1) Memberi perlindungan terhadap PMS
2) Tidak menggangu kesehatan klien
3) Murah dan dibeli secara umum
4) Tidak perlu pemeriksaan medis
5) Tidak mengganggu produksi ASI
6) Metode kontrasepsi sementara
d. Kerugian
1) Angka kegagalan cukup tinggi (3-15 kehamilan per 100 wanita
pertahun)
2) Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
3) Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
4) Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
e. Indikasi
1) Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
2) Pasangan yang ingin menjarangkan anak
3) Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
4) Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
5) Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama
hamil
f. Efek Samping
1) Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
2) Infeksi ringan
3) Reaksi alergi terhadap kondom karet
DAFTAR PUSTAKA
Anna G, dkk. 2014. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Arif, Mansjoer, dkk., 2015, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta.
Burn A. 2014. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Besehatan. editor edisi
Indonesia. Tanuan achmad. Yogyakarta: Yayasan Esentria Medica
Everett S. 2012. Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta:
EGC
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba IBG. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Prawiroharjo. 2014
Saifuddin AN, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepasi.
Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono