Anda di halaman 1dari 28

BAB V

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Pencapaian hasil Kinerja Puskesmas untuk cakupan pelayanan kesehatan adalah :


1. Upaya Kesehatan dengan tingkat kinerja Cukup (hasil 81 – 90%) :
a) Upaya Kesehatan Ibu & Anak termasuk KB = 87.71%
b) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat = 85,53%
Bila dilihat dari kegiatan tersebut, ada beberapa nilai/cakupan sub variabel
yang masih belum tercapai cakupannya (di bawah target sasaran) sehingga
mempengaruhi nilai/cakupan dari variabel : (terlampir).
2. Upaya Kesehatan dengan tingkat kinerja Baik (hasil >91%) :
a) Upaya Promosi Kesehatan = 100%
b) Upaya Pengobatan = 92.89%
c) Upaya Kesehatan Pengembangan = 91,61%
d) Upaya Kesehatan Lingkungan = 93.62%
e) Upaya Pencegahan & Pembrantasan
Penyakit Menular (P2M) = 91,36%
Bila dilihat dari kegiatan tersebut, ada beberapa nilai/cakupan subvariabel yang
masih belum tercapai cakupannya (dibawah target sasaran) sehingga
mempengaruhi nilai/cakupan dari variabel : (terlampir)
3. Upaya Kesehatan dengan tingkat kinerja Kurang (hasil <80%) : Tidak Ada

47
Trend Pencapaian Kinerja

48
PENCAPAIAN
NO PROGRAM TK KINERJA TREND
KINERJA
     
2018 2019 2018 2019
 UKM Esensial      
I Upaya Promosi Kesehatan 100,00 99,12 Baik Baik ▬
Upaya Kesehatan
II 93,62 100,01 baik Baik ▲
Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan
III 87,71 103,29 Cukup Cukup ▬
Anak termasuk KB
Upaya Perbaikan Gizi
IV 85.53 99,79 Cukup Cukup ▬
Masyarakat
Upaya Pencegahan dan
V 91,36 93,33 Baik Baik ▲
Pengendalian Penyakit
Kuran
A. TB Paru 77,7 66,66 Kurang ▬
g
B. Malaria 100,00 100,00 Baik Baik ▬
C. Kusta 0 0 Baik Baik ▬
D. Imunisasi 100,00 110,89 Baik Baik ▬
Kuran
E. Diare 60,9 100,00 Kurang ▼
g
F. ISPA 87,5 100,00 Cukup Cukup ▼
G. DBD 92,40 95,84 Baik Baik ▬
H. Pencegahan dan
Penanggulangan PMS 100,00 66,66 Baik Baik ▬
dan HIV/AIDS
I. Pencegahan dan
Penanggulangan 100,00 100,00 Baik Baik ▬
Rabies
UpayaPengobatan 92,38 103,86 Baik Baik ▬
A. UKP 92,89 127,17 Baik Baik ▼
Kuran
B. Pelayanan Perkesmas 79,31 79,31 Kurang ▬
g
C. Pemeriksaan Lab 95,50 100.00 Baik Baik ▬
D. Pelayanan Kefarmasian 96,73 84.36 Baik Baik ▬
UKM Pengembangan 95,43 91,61 Baik Baik ▼
Upaya Kesehatan Usia
I 100,00 100,00 Baik Baik ▬
Lanjut
II Upaya Kesehatan Mata 100,00 100,00 Baik Baik ▲
III Upaya Kesehatan Jiwa 100,00 100,00 Baik Baik ▲
Pencegahan dan
IV Penanggulangan Penyakit 92,86 100.00 Baik Baik ▼
Gigi dan Mulut
V Bina Kesehatan Tradisional 94,44 100.00 Cukup Cukup ▲
VI Bina Kesehatan Kerja 100,00 50.00 Baik Baik ▬
Upaya Kesehatan Olah
VII 100,00 100,00 Baik Baik ▬
Raga
49
Pencapaian hasil Kinerja Puskesmas untuk cakupan Standar pelayanan Minimal
(SPM) adalah yang belum memenuhi target SPM Bidang kesehatan adalah:
a) Pelayanan kesehatan balita = 93,86 %
b) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar = 89,68 %
c) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut = 94,41 %
d) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi = 92,22 %
e) Pelayanan kesehatan penderita DM = 97,80 %
f) Pelayanan kesehatan orang dengan TB = 77,78 %
Bila dilihat dari kegiatan tersebut, ada beberapa nilai/cakupan sub variabel
yang masih belum tercapai cakupannya (di bawah target sasaran) sehingga
mempengaruhi nilai/cakupan dari variabel : (terlampir).

Pencapaian hasil Kinerja Puskesmas sesuai standar Pis PK adalah sudah


memenuhi standar Total Coverage.Tetapi berdasarkan 12 Indikator Pis PK dari 2
(dua) desa yang di Survey didapatkan Indeks keluarga Sehat (IKS) Tidak Sehat ,dari
target Harusnya tercapai IKS Sehat.

50
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH (AMBIL DI FOLDER BAB V br b desak)

TARGET CAKUPAN
NO KEGIATAN Abs % Abs % MASALAH PEMECAHAN MASALAH
1 2 3 4 5 6 7 8
A UKM ESENSIAL
1 Kesehatan Lingkungan

a. Sarana air bersih yang dibina 1. Banyak PAH yang tidak ditutup 1. Pemberian KIE untuk menutup
dan diawasi memenuhi syarat. 5364 89 3200 59,86 2. Pipa penyaluran air hujan ke PAH PAH.
tidak pernah dibersihkan 2. Pemberian KIE untuk
membersihkan pipa saluran air
hujan.
b. Lingkungan pemukiman
yang memenuhi syarat dari 1. Struktur tanah (batu karang) 1. Pemberian KIE tentang pentingnya
hasil pemeriksaan. 4900 90 3500 71,42 dimana warga sulit untuk kesehatan lingkungan khususnya
menggali sehingga perlu biaya kepemilikan dan pemanfaatan
tinggi sedangkan ekonomi jamban sehat.
masyarakat masih rendah.
2. Persediaan air bersih yang kurang
di 3 desa.

2 Kesehatan Ibu dan Anak


termasuk KB
1.Penanganan dan neonatus 36 100 18 43,71 1. Oleh karena penemuan kasus 1. Melaksanakan pemantauan
resiko tinggi neonates resti yang kurang kesehatan neonates resti di
disebabkan kurangnya pemantauan Posyandu,di puskesmas,dan
pada neonatus resti. kunjungan rumah .

2. Pelayanan Neonatus sesuai 36 100 18 43,71 1.Oleh karena kurangnya 1.Melaksanakan pemantauan neonates
Standar KN3 pemantauan neonatus yang tidak sesuai standar

50
sesuai standar

3. Akseptor Aktif MKET di 2443 100 2346 96,0 1.Karena PUS ingin anak tapi 1.Melaksanakan pembinaan pada
Puskesmas menunda dulu dan dengan MKET Akseptor aktif MKET bersama PLKB
PUS sudah tidak cocok dan melakukan konseling bagi PUS
yang belum memakai MKET.

4. Peserta KB aktif di 2673 100 2443 90,87 1.Karena PUS ingin anak tapi 1.Melaksanakan pembinaan pada
Puskesmas menunda dulu dan dengan KB aktif Akseptor aktif bersama PLKB dan
banyak efek samping yang dirasakan melakukan konseling bagi PUS yang
olehh Akseptor KB belum memakai KB Aktif.

3 Upaya Perbaikan Gizi


Masyarakat 216
90 183 84,72

a. Presentase bayi < 6 bulan 1. Masih terdapat balita 1. Penyuluhan/KIE tentang ASI
yang mendapat ASI mengkonsumsi susu formula pada Eksklusive dan pentingnya ASI
Eksklusif usia 0 – 6 bulan. Ekslusif kepada Ibu Hamil,Ibu Nifas
2. Masih adanya tradisi turun dan Ibu Menyusui
menurun untuk Pemberian MP – ASI
yang terlalu dini. 2. Memberikan Motivasi kepada Ibu
3. Kurangnya dukungan Hhamil,Ibu Nifas dan Ibu menyusui
ibu/keluarga tentang pentingnya bahwa ASI Eksklusif adalah yang
ASI Eksklusif. terbaik dari susu apapun.

3.penyuluhan tentang pentingnya ASI


eksklusif kepada masyarakat;

51
4 Upaya Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit
a. Pengobatan penderita TB 9 85 7 77,77 1. Penjaringan tersangka TB kurang 1. Promosi TB diaktifkan
Paru (DOTS) BTA Positif dimasyarakat bbaik oleh Kader 2. Surveillance kasus batuk
,maupun petugas kesehatan 3. Aktifkan kunjungan kontak
serumah dan praktisi swasta.
2. Stigma buruk tentang TB masih 4. Pembentukan kader TB.
ada pada masyarakat.

b. Penemuan kasus diare di 425 100 259 60,9 1. Kurangnya pelacakan kasus diare 1. Penyuluhan tentang diare dan
puskemas dan kader yang dilakukan baik oleh petugas bahayanya pada masyarakat
kesehatan maupun Kader di desa. 2. Meningkatkan kegiatan kunjungan
kasus diare.

c.Kasus diare ditangani oleh 425 100 259 60,9 1. Kurangnya pelacakan kasus diare 1. Pengaktifan pojok oralit/Layanan
puskesmas dan kader dengan yang dilakukan baik oleh petugas Rehhidrasi Oral di
oral rehidrasi kesehatan maupun Kader di desa Posyandu/Puskesmas/Pustu

2.Banyaknya kasus diare yang tidak 2.Penyuluhan tentang diare dan


dibbawa beobat ke bahayanya pada masyarakat
Puskesmas/Pustu karena warga
menganggap tidak berbahaya.

52
d.Angka Bebas Jentik (ABJ) 2160 100 1832 84,81 1.Partisipasi masyarakat dalam 1.Tingkatkan PSN bahwa ABJ
mencegah DBD di lingkungan merupakan indicator keberhasilan
rummah tangga/lingkungan sekitar program DBD.
yang belum optimal. 2.Penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahaya demam berdarah dan
Pentingnya melakukan
PSN(Pemberantasan sarang Nyamuk)
rutin di tingkat rumah tangga dan
lingkungan sekitar.

B UKM PENGEMBANGAN
1 Kesehatan Mata
a. Pembinaan TOGA dan 10 100 7 70,00 1. Masyarakat belum memahami 1. Pemberian KIE tentang pentingnya
pemanfaatannya pada manfaat TOGA sehingga Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
sasaran masyarakat pemanfaatan lahan pekarangan 2. Peningkatan koordinasi antar sektor
belum optimal. terkait mengenai penanaman dan
pemanfaatan TOGA.
3. Dukungan kebijakan Pemerintah
yang lebih kuat agar TOGA
dijadikan Program
prioritas/Program Rutin.

C UPAYA PENGOBATAN
1 Pelayanan Perkesmas
a. Kegiatan asuhan 58 100 46 79.31 1. Kurangnya pelacakan kasus 1. Meningkatkan kegiatan pelacakan
keperawatan pada keluarga keluarga rawan/keluarga resti kasus keluarga rawan / keluarga
2. Kurangnya kunjungan rumah ke resti
keluarga rawan/keluarga resti. 2. Meningkatkan kegiatan kunjungan
3. Kurangnya kemampuan petugas rumah ke keluarga rawan/keluarga
dalam melaksanakan program resti.

53
Perkesmas secara optimal. 3. Melaksanakan usulan pelatihan
petugas Perkesmas.

2. Pelayanan Kefarmasian
a. Penggunaan Antibiotik Pada 0,80 18,75 1.Petugas medis maupun Parmedis 1.Memberikan pembinaan kepada
Diare Non Spesifik di Puskesmas dan puskesmas petugas di puskesmas untuk
Pembantu yang masih memberikan menerapkan Pemberian Obat Rasional
Antibiotika pada kasus diare non (POR) yang sudah ditentukan oleh
spesirik Dinas Kesehatan setempat.
2.Melakukan Monitoring Kinerja setiap
bulan untuk POR kasus Diare Non
Spesifik.

54
TARGET CAKUPAN
NO KEGIATAN Abs % Abs % MASALAH PEMECAHAN MASALAH
1 2 3 4 5 6 7 8
SPM Bidang Kesehatan
1. Pelayanan kesehatan balita 1117 100 1108 93,86 Belum semua Ibu2x membawa 1.Melakukan Identifikasi Balita yang
anaknya untuk melakukan belum melakukan pemeriksaan
pemeriksaan balita pada Posyandu kesehatan pada Posyandu
mengingat kesibukan ibu di rumah 2.Memberikan Penyuluhan
dan tidak ada yang pentingnya
mengantar./kendala Transportasi. melakukan pemeriksaan rutin Balita
disetiap kegiatan Posyandu
3.Melakukan Kunjungan rumah oleh
bidan desa /petugas kesehatan di
puskesmas.

2. Pelayanan kesehatan pada usia 485 100 436 89,68 Tidak Semua siswa mendapatkan
pendidikan dasar pelayanan kesehatan di sekolah 1.Memberitau Guru sekolah untuk
karena tidak masuk dengan alasan mengingatkan orangtua siswa supaya
sakit. mengajak anaknya ke Puskesmas
untuk mendapatkan pemeriksaan
kesehatan rutin
2. Melakukan Kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan di
puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan pada usia 3396 100 3226 94,41 Tidak semua Lansia datang pada
lanjut saat dilakukan pelayanan kesehatan 1. Minta bantuan ke Kepala Dusun
lansia karena alasan tidak ada yang untuk mengingatkan anggota

55
mengantar dan rumah jauh keluarga lansia untuk meluangkan
waktu untuk mengantar Lansia ke
tempat pelaksanaaan Posyandu
Lansia
2. Melakukan Kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan di
puskesmas untuk Lansia yang resiko
tinggi.
4. Pelayanan kesehatan penderita 2619 100 2418 92,22 Tidak semua Pasien Hiperten datang
hipertensi melakukan pemeriksaan rutin dan 1.Melakukan Koordinasi dengan Tim
mengambil obat rutin ke puskesmas Puskesmas Keliling untuk melakukan
dengan alasan tidak ada keluhan kegiatan dekat dengan rumah warga
dan rumah jauh/tidak ada yang yang sasaran Hupertensinya banyak.
mengantar. 2.Melakukan Koordinasi dengan Tim
Prolanis untuk melaksanakan kegiatan
prolanis di tempat yang sasaran
Hipertensi banyak.
3.Melakukan Kegiatan Posbindu PTM
di tempat yang sasaran Hipertensi
banyak.

5. Pelayanan kesehatan penderita 187 100 182 97,80 Tidak semua Pasien DM datang
DM melakukan pemeriksaan rutin dan 1.Melakukan Koordinasi dengan Tim
mengambil obat rutin ke puskesmas Puskesmas Keliling untuk melakukan
dengan alasan tidak ada keluhan kegiatan dekat dengan rumah warga
dan rumah jauh/tidak ada yang yang sasaran DM banyak.
mengantar. 2.Melakukan Koordinasi dengan Tim
Prolanis untuk melaksanakan kegiatan
prolanis di tempat yang sasaran DM
banyak.
3.Melakukan Kegiatan Posbindu PTM
di tempat yang sasaran DM banyak.

56
Tidak semua Pasien batuk lama
6. Pelayanan kesehatan orang 12 100 9 77,78 datang melakukan pemeriksaan ke Melakukan Koordinasi dengan Bidan
dengan TB puskesmas dengan alasan tidak desa/Tim Puskling/Tim Lansia/Kader
menggangggu dan rumah desa /kader posyandu untuk
jauh/tidak ada yang mengantar. melaporkan ke Puskesmas jika ada
warga dengan keluhan batuk lama > 2
minggu yang tidak sembuh dengan
obat.

TARGET CAKUPAN
NO KEGIATAN % % MASALAH PEMECAHAN MASALAH
1 2 3 4 5 6

PIS PK ( PROGRAM
INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA )

57
1. PIS PK DESA TOYA PAKEH >0,80 0,451
( IKS SEHAT) ( IKS TIDAK
SEHAT )

1. Keluarga mengikuti 1. Karena PUS ingin anak tapi Melakukan Intervensi Lanjut yaitu :
program Keluarga menunda dulu
Berencana (KB) : 70,3 % 2. Dengan KB aktif banyak efek 1. Penyuluhan KB dengan
samping yang dirasakan oleh melibatkan Lintas sector
Akseptor KB 2. Melakukan Konseling KB baik
3. Keyakinan yang kuat oleh Peserta KB baru maupun
masyarakat untuk DO/Drop Out
memperoleh momongan laki- 3. Melakukan pelayanan Akseptor
laki KB baru,lama,efek samping dan
4. Adanya peran orang tua yang KB pasca Salin
kuat untuk pengambil 4. Melakukan pembinaan Akseptor
keputusan pemakaian KB aktif
kontrasepsi 5. Melakukan penyuluhan
5. Kurangnya pengetahuan PUS Reproduksi sehat di Posyandu
tentang KB 6. Melibatkan kader saat
6. Sasaran PUS tidak ada kunjungan
dirumah saat jadwal 7. Memberikan HE pada PUS dan
pembinaan oran tuanya secara intens
kepada keluarga yang tidak ber-
KB.

2. Bayi mendapat air susu 1. ASI tidak mau keluar sehingga Melakukan Intervensi lanjut yaitu :
ibu (ASI) eksklusif : diberikan Susu Formula
58,8 % 2. Ibu bekerja sehingga 1. Melakukan Promosi kesehatan
memberikan Susu Formula tentang ASI Ekslusif pada kelas

58
sebelum 6 bulan ibu hamil setiap bulan
3. Masih adanya gengsi tentang 2. KIE ASI Eklusif pada Ibu nifas
anggapan anak yang gemuk setiap saat kunjungan rumah K1
adalah anak yang sehat, sehingga olehh bidan desa
anak diberikan susu formula

3. Penderita Hipertensi 1. Tidak semua Pasien Hipertensi


Melakukan Intervensi lanjut yaitu
yang berobat teratur : datang melakukan pemeriksaan
31,1% rutin dan mengambil obat rutin 1.Mengoptimalkan kegiatan Posbindu
ke puskesmas dengan alasan
PTM yang dilakukan setiap bulan
tidak ada keluhan dan rumah
jauh/tidak ada yang mengantar. kepada seluruh masyarakat desa
2. Anggapan masyarakat tentang Klumpu sehingga penderita HT dapat
banyak minum obat akan berefek rutin mengontrol tekanan darahnya
buruk kepada dirinya dan mendapatkan obat HT setiap
bulan.

2.Menyarankan dan memberi KIE


kepada penderita HT agar dapat rutin
juga control ke Puskesmas induk
apabila terjadi keluhan yang
mendadak.

4. Anggota keluarga tidak 1. Kurangnya kesadaran


Melakukan intervensi Lanjut yaitu :
ada yang merokok : masyarakat untuk mengurangi
1. Melakukan penyuluhan kepada
54,4 % merokok
masyarakat tentang bahaya
2. Anggapan masyarakat tentang
rokok, baik itu di lingkungan
susahnya untuk berhenti

59
merokok karena berbagai faktor keluarga, sekolah, dan
masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan KBM
( Klinik Berhenti Merokok )

5. Penderita TB Paru yang 1. Kurangnya kesadaran


berobat sesuai standar : masyarakat tentang penyakit Melakukan Intervensi lanjut yaitu
50,0 % TBC 1. Melakukan penyuluhan tentang
2. Adanya stigma yang negative penyakit TBC di lingkungan
tentang penyakit TBC di keluarga dan masyarakat
masyarakat
2. Memberikan dorongan kepada
3. Adanya anggapan masyarakat
jika minum obat yang banyak penderita TB Paru untuk tidak
dan dalam jangka waktu yang putus minum obat selama 6
lama akan berakibat buruk pada bulan
dirinya 3. Memberikan masker kepada
pasien yang mengalami keluhan
batuk saat kunjungan ke
puskesmas

PIS PK DESA KLUMPU 0,323


( IKS TIDAK
>0,80 SEHAT )
2. ( IKS SEHAT)

1. Penderita HT yang Melakukan Intervensi lanjut yaitu


Berobat teratur : 31,3 %
1.Mengoptimalkan kegiatan Posbindu
PTM yang dilakukan setiap bulan
kepada seluruh masyarakat desa
1. Tidak semua Pasien Klumpu sehingga penderita HT dapat

60
Hipertensi datang melakukan rutin mengontrol tekanan darahnya
pemeriksaan rutin dan dan mendapatkan obat HT setiap
mengambil obat rutin ke bulan.
puskesmas dengan alasan
tidak ada keluhan dan rumah 2.Menyarankan dan memberi KIE
jauh/tidak ada yang kepada penderita HT agar dapat rutin
mengantar.
juga control ke Puskesmas induk
2. Anggapan masyarakat
apabila terjadi keluhan yang
tentang banyak minum obat
akan berefek buruk kepada mendadak.
dirinya

1. Kurangnya kesadaran
Melakukan Intervensi lanjut yaitu
masyarakat tentang penyakit
2. Penderita TB Paru yang 1. Melakukan penyuluhan tentang
TBC
berobat sesuai standar : 2. Adanya stigma yang negative penyakit TBC di lingkungan
33,3 % tentang penyakit TBC di keluarga dan masyarakat
masyarakat 2. Memberikan dorongan kepada
3. Adanya anggapan penderita TB Paru untuk tidak
masyarakat jika minum obat putus minum obat selama 6
yang banyak dan dalam
bulan
jangka waktu yang lama akan
berakibat buruk pada dirinya 3. Memberikan masker kepada
pasien yang mengalami keluhan
batuk saat kunjungan ke
puskesmas

1. Karena PUS ingin anak tapi Melakukan Intervensi Lanjut yaitu :


menunda dulu

61
3. Keluarga mengikuti 2. Dengan KB aktif banyak efek 1. Penyuluhan KB dengan
program KB : 12,4 % samping yang dirasakan oleh melibatkan Lintas sector
Akseptor KB 2. Melakukan Konseling KB baik
3. Keyakinan yang kuat oleh Peserta KB baru maupun
masyarakat untuk DO/Drop Out
memperoleh momongan laki- 3. Melakukan pelayanan Akseptor
laki KB baru,lama,efek samping dan
4. Adanya peran orang tua yang KB pasca Salin
kuat untuk pengambil 4. Melakukan pembinaan Akseptor
keputusan pemakaian KB aktif
kontrasepsi 5. Melakukan penyuluhan
5. Kurangnya pengetahuan PUS Reproduksi sehat di Posyandu
tentang KB 6. Melibatkan kader saat
6. Sasaran PUS tidak ada kunjungan
dirumah saat jadwal 7. Memberikan HE pada PUS dan
pembinaan oran tuanya secara intens
kepada keluarga yang tidak ber-
KB.

1. Kurangnya kesadaran Melakukan intervensi Lanjut yaitu :


masyarakat untuk 1. Melakukan penyuluhan kepada
4. Anggota keluarga tidak
mengurangi merokok masyarakat tentang bahaya
ada yang merokok : rokok, baik itu di lingkungan
2. Anggapan masyarakat
61,8 % tentang susahnya untuk keluarga, sekolah, dan
berhenti merokok karena masyarakat
berbagai faktor 2. Meningkatkan pelayanan KBM
( Klinik Berhenti Merokok )

1. Masyarakat sudah mendaftar

62
untuk kepemilikan kartunya tapi Melakukan Intervensi lanjut yaitu
Kartu belum keluar/belum dapat
5. Keluarga sudah menjadi dari pihak BPJS. 1.Berkoordinasi dengan pihak desa
anggota JKN : 75,61 % dalam memfasilitasi masyarakat untuk
2. Kartu hilang/lupa menaruh. cepat menyelesaikan administrasi JKN

3. Kurangnya kesadaran 2.Memberikan edukasi ke masyarakat


masyarakat untuk mengurus tentang pentingnya JKN melalui
kartu JKN jika ada penambahan kegiatan penyuluhan-penyuluhan
anggota keluarga di KK tersebut
kesehatan yang dilakukan di
masyarakat
4. Kepemilikan 2 Kartu BPJS dalam
1 nama yang sama 3.Saling berkoordinasi dengan sesama
pegawai untuk memvasilidasi data JKN
masyarakat yang ditemukan di
lapangan

>0,80 0,195
PIS PK DESA SAKTI ( IKS SEHAT) ( IKS TIDAK
SEHAT )
1. Tidak semua Pasien
3. Hipertensi datang melakukan Melakukan Intervensi lanjut yaitu
pemeriksaan rutin dan
1. Penderita HT yang mengambil obat rutin ke 1.Mengoptimalkan kegiatan Posbindu
berobat sesuai standar : puskesmas dengan alasan PTM yang dilakukan setiap bulan
12,8 % tidak ada keluhan dan rumah kepada seluruh masyarakat desa
jauh/tidak ada yang
Klumpu sehingga penderita HT dapat
mengantar.
2. Anggapan masyarakat rutin mengontrol tekanan darahnya

63
tentang banyak minum obat dan mendapatkan obat HT setiap
akan berefek buruk kepada bulan.
dirinya
2.Menyarankan dan memberi KIE
kepada penderita HT agar dapat rutin
juga control ke Puskesmas induk
apabila terjadi keluhan yang
mendadak.

1. Karena PUS ingin anak


tapi menunda dulu Melakukan Intervensi Lanjut yaitu :
2. Dengan KB aktif banyak
2. Keluarga mengikuti efek samping yang 1. Penyuluhan KB dengan
program KB : 13,0 % dirasakan oleh Akseptor melibatkan Lintas sector
KB 2. Melakukan Konseling KB baik
3. Keyakinan yang kuat oleh Peserta KB baru maupun
masyarakat untuk DO/Drop Out
memperoleh momongan 3. Melakukan pelayanan Akseptor
laki-laki KB baru,lama,efek samping dan
4. Adanya peran orang tua KB pasca Salin
yang kuat untuk 4. Melakukan pembinaan Akseptor
pengambil keputusan KB aktif
pemakaian kontrasepsi 5. Melakukan penyuluhan
5. Kurangnya pengetahuan Reproduksi sehat di Posyandu
PUS tentang KB 6. Melibatkan kader saat
6. Sasaran PUS tidak ada kunjungan
dirumah saat jadwal 7. Memberikan HE pada PUS dan
pembinaan oran tuanya secara intens
kepada keluarga yang tidak ber-
KB.

64
1. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang penyakit
TBC Melakukan Intervensi lanjut yaitu
3. Penderita TB Paru yang 2. Adanya stigma yang negative 1. Melakukan penyuluhan tentang
berobat sesuai standar : tentang penyakit TBC di penyakit TBC di lingkungan
30,0 % masyarakat keluarga dan masyarakat
3. Adanya anggapan 2. Memberikan dorongan kepada
masyarakat jika minum obat
penderita TB Paru untuk tidak
yang banyak dan dalam
putus minum obat selama 6
jangka waktu yang lama akan
berakibat buruk pada dirinya bulan
3. Memberikan masker kepada
pasien yang mengalami keluhan
batuk saat kunjungan ke
puskesmas

1. Masyarakat sudah mendaftar


untuk kepemilikan kartunya
tapi Kartu belum Melakukan Intervensi lanjut yaitu
keluar/belum dapat dari
4. Keluarga sudah menjadi pihak BPJS. 1.Berkoordinasi dengan pihak desa
anggota JKN : 54,2 % dalam memfasilitasi masyarakat untuk
2. Kartu hilang/lupa menaruh. cepat menyelesaikan administrasi JKN

3. Kurangnya kesadaran 2.Memberikan edukasi ke masyarakat


masyarakat untuk mengurus tentang pentingnya JKN melalui
kartu JKN jika ada kegiatan penyuluhan-penyuluhan
penambahan anggota kesehatan yang dilakukan di
keluarga di KK tersebut
masyarakat

65
4. Kepemilikan 2 Kartu BPJS 3.Saling berkoordinasi dengan sesama
dalam 1 nama yang sama pegawai untuk memvasilidasi data JKN
masyarakat yang ditemukan di
lapangan

1. Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk Melakukan intervensi Lanjut yaitu :
mengurangi merokok 1. Melakukan penyuluhan kepada
5. Anggota Keluarga tidak 2. Anggapan masyarakat masyarakat tentang bahaya
ada yang merokok : tentang susahnya untuk rokok, baik itu di lingkungan
55,6 % berhenti merokok karena keluarga, sekolah, dan
berbagai faktor masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan KBM
( Klinik Berhenti Merokok )

0,311
PIS PK DESA ( IKS TIDAK
BATUMADEG >0,80 SEHAT )
( IKS SEHAT) 1. Tidak semua Pasien
Hipertensi datang
melakukan pemeriksaan Melakukan Intervensi lanjut yaitu
1. Penderita HT yang rutin dan mengambil obat
1.Mengoptimalkan kegiatan Posbindu
berobat teratur : 10,2 % rutin ke puskesmas
4. dengan alasan tidak ada PTM yang dilakukan setiap bulan
keluhan dan rumah kepada seluruh masyarakat desa
jauh/tidak ada yang Klumpu sehingga penderita HT dapat
mengantar. rutin mengontrol tekanan darahnya
2. Anggapan masyarakat dan mendapatkan obat HT setiap
tentang banyak minum bulan.
obat akan berefek buruk
kepada dirinya 2.Menyarankan dan memberi KIE

66
kepada penderita HT agar dapat rutin
juga control ke Puskesmas induk
apabila terjadi keluhan yang
mendadak.

1. Kurangnya dukungan
keluarga untuk merawat Melakukan intervensi lanjut yaitu :
anggota keluarganya yang 1. Memberikan edukasi ke keluarga
mengalami gangguan jiwa
dan masyarakat tentang penyakit
2. Penderita gangguan jiwa 2. Masih adanya stigma negatif
gangguan jiwa
berat, diobati dan tidak tentang penyakit gangguan
ditelantarkan : 20,0 % jiwa di masyarakat 2. Memberikan dukungan dan
3. Kurangnya pengetahuan support kepada keluarga untuk
keluarga dan masyarakat menjaga dan merawat anggota
tentang penyakit gangguan keluarganya yang mengalami
jiwa gangguan jiwa
3. Melakukan kunjungan rumah
kepada keluarga yang mengalami
gangguan jiwa berat

1. Karena PUS ingin anak


tapi menunda dulu Melakukan Intervensi Lanjut yaitu :
2. Dengan KB aktif banyak
efek samping yang 1. Penyuluhan KB dengan
3. Keluarga mengikuti dirasakan oleh Akseptor melibatkan Lintas sector
program KB : 23,7 % KB 2. Melakukan Konseling KB baik
3. Keyakinan yang kuat oleh Peserta KB baru maupun
masyarakat untuk DO/Drop Out
memperoleh momongan 3. Melakukan pelayanan Akseptor
laki-laki KB baru,lama,efek samping dan

67
4. Adanya peran orang tua KB pasca Salin
yang kuat untuk 4. Melakukan pembinaan Akseptor
pengambil keputusan KB aktif
pemakaian kontrasepsi 5. Melakukan penyuluhan
5. Kurangnya pengetahuan Reproduksi sehat di Posyandu
PUS tentang KB 6. Melibatkan kader saat
6. Sasaran PUS tidak ada kunjungan
dirumah saat jadwal 7. Memberikan HE pada PUS dan
pembinaan oran tuanya secara intens
kepada keluarga yang tidak ber-
KB.

PIS PK DESA 0,254


BATUKANDIK ( IKS TIDAK 1. Tidak semua Pasien Melakukan Intervensi lanjut yaitu
>0,8 SEHAT ) Hipertensi datang melakukan
( IKS pemeriksaan rutin dan 1.Mengoptimalkan kegiatan Posbindu
1. Penderita HT yang SEHAT ) mengambil obat rutin ke PTM yang dilakukan setiap bulan
berobat teratur : 7,7 % puskesmas dengan alasan tidak
kepada seluruh masyarakat desa
ada keluhan dan rumah
jauh/tidak ada yang mengantar. Klumpu sehingga penderita HT dapat
5. 2. Anggapan masyarakat rutin mengontrol tekanan darahnya
tentang banyak minum obat dan mendapatkan obat HT setiap
akan berefek buruk kepada bulan.
dirinya
2.Menyarankan dan memberi KIE
kepada penderita HT agar dapat rutin
juga control ke Puskesmas induk

68
apabila terjadi keluhan yang
mendadak.

1. Kurangnya kesadaran Melakukan Intervensi lanjut yaitu


masyarakat tentang 1. Melakukan penyuluhan tentang
penyakit TBC
penyakit TBC di lingkungan
2. Penderita TB Paru 2. Adanya stigma yang
yang berobat sesuai negative tentang penyakit keluarga dan masyarakat
standar : 13,3 % TBC di masyarakat 2. Memberikan dorongan kepada
3. Adanya anggapan penderita TB Paru untuk tidak
masyarakat jika minum putus minum obat selama 6
obat yang banyak dan bulan
dalam jangka waktu yang 3. Memberikan masker kepada
lama akan berakibat buruk
pasien yang mengalami keluhan
pada dirinya
batuk saat kunjungan ke
puskesmas

1. Kurangnya dukungan Melakukan intervensi lanjut yaitu :


keluarga untuk merawat 1. Memberikan edukasi ke
anggota keluarganya yang
keluarga dan masyarakat
mengalami gangguan jiwa
tentang penyakit gangguan jiwa
3. Penderita gangguan 2. Masih adanya stigma
jiwa berat, diobati negatif tentang penyakit 2. Memberikan dukungan dan

69
dan tidak gangguan jiwa di support kepada keluarga untuk
ditelantarkan : 27, 3 % masyarakat menjaga dan merawat anggota
3. Kurangnya pengetahuan keluarganya yang mengalami
keluarga dan masyarakat
gangguan jiwa
tentang penyakit
gangguan jiwa 3. Melakukan kunjungan rumah
kepada keluarga yang
gangguan jiwa berat

1. Karena PUS ingin anak


Melakukan Intervensi Lanjut yaitu :
tapi menunda dulu
2. Dengan KB aktif banyak
1. Penyuluhan KB dengan
4. Keluarga mengikuti efek samping yang
melibatkan Lintas sector
program KB : 34,5 % dirasakan oleh Akseptor
2. Melakukan Konseling KB baik
KB
Peserta KB baru maupun
3. Keyakinan yang kuat oleh
DO/Drop Out
masyarakat untuk
3. Melakukan pelayanan Akseptor
memperoleh momongan
KB baru,lama,efek samping dan
laki-laki
KB pasca Salin
4. Adanya peran orang tua
4. Melakukan pembinaan Akseptor
yang kuat untuk
KB aktif
pengambil keputusan
5. Melakukan penyuluhan
pemakaian kontrasepsi
Reproduksi sehat di Posyandu
5. Kurangnya pengetahuan
6. Melibatkan kader saat
PUS tentang KB
kunjungan
6. Sasaran PUS tidak ada
7. Memberikan HE pada PUS dan
dirumah saat jadwal
oran tuanya secara intens
pembinaan
kepada keluarga yang tidak ber-
KB.

70
PIS PK DESA BUNGA
MEKAR 0,263 Melakukan Intervensi lanjut yaitu
( IKS TIDAK 1. Tidak semua Pasien
SEHAT ) Hipertensi datang 1.Mengoptimalkan kegiatan Posbindu
>0,8 melakukan pemeriksaan PTM yang dilakukan setiap bulan
1. Penderita HT yang ( IKS SEHAT) rutin dan mengambil obat kepada seluruh masyarakat desa
berobat teratur : rutin ke puskesmas dengan Klumpu sehingga penderita HT dapat
10,9 % alasan tidak ada keluhan dan rutin mengontrol tekanan darahnya
rumah jauh/tidak ada yang
dan mendapatkan obat HT setiap
mengantar.
2. Anggapan masyarakat bulan.
6. tentang banyak minum obat
2.Menyarankan dan memberi KIE
akan berefek buruk kepada
dirinya kepada penderita HT agar dapat rutin
juga control ke Puskesmas induk
apabila terjadi keluhan yang
mendadak.

71
1. Karena PUS ingin anak Melakukan Intervensi Lanjut yaitu :
tapi menunda dulu
2. Dengan KB aktif banyak 1. Penyuluhan KB dengan
2. Keluarga mengikuti efek samping yang melibatkan Lintas sector
program KB : 21,7 % dirasakan oleh Akseptor 2. Melakukan Konseling KB baik
KB Peserta KB baru maupun
3. Keyakinan yang kuat oleh DO/Drop Out
masyarakat untuk 3. Melakukan pelayanan Akseptor
memperoleh momongan KB baru,lama,efek samping dan
laki-laki KB pasca Salin
4. Adanya peran orang tua 4. Melakukan pembinaan Akseptor
yang kuat untuk KB aktif
pengambil keputusan 5. Melakukan penyuluhan
pemakaian kontrasepsi Reproduksi sehat di Posyandu
5. Kurangnya pengetahuan 6. Melibatkan kader saat
PUS tentang KB kunjungan
6. Sasaran PUS tidak ada 7. Memberikan HE pada PUS dan
dirumah saat jadwal oran tuanya secara intens
pembinaan kepada keluarga yang tidak ber-
KB.

1. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang Melakukan Intervensi lanjut yaitu
penyakit TBC 1. Melakukan penyuluhan tentang
3. Penderita TB Paru 2. Adanya stigma yang penyakit TBC di lingkungan
yang berobat sesuai negative tentang penyakit keluarga dan masyarakat
standar : 25 % TBC di masyarakat 2. Memberikan dorongan kepada
3. Adanya anggapan
penderita TB Paru untuk tidak
masyarakat jika minum
putus minum obat selama 6
obat yang banyak dan
dalam jangka waktu yang bulan

72
lama akan berakibat buruk 3. Memberikan masker kepada
pada dirinya pasien yang mengalami keluhan
batuk saat kunjungan ke
puskesmas

1. Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk Melakukan intervensi Lanjut yaitu :
mengurangi merokok 1. Melakukan penyuluhan kepada
4. Anggota keluarga 2. Anggapan masyarakat masyarakat tentang bahaya
tidak ada yang tentang susahnya rokok, baik itu di lingkungan
merokok : 55,6 % untuk berhenti keluarga, sekolah, dan
merokok karena masyarakat
berbagai faktor 2. Meningkatkan pelayanan KBM
( Klinik Berhenti Merokok )

73

Anda mungkin juga menyukai