Anda di halaman 1dari 2

REVOLUSI INDUSTRI 3.

Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan sangat penting dalam proses
produksi berbagai macam jenis barang. Tetapi, setelah revolusi industri yang ketiga, manusia
tidak lagi memegang peranan penting. Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi
kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat
bergerak dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot. Istilah Revolusi Industri Ketiga
(Third Industrial Revolution) diusulkan oleh Jeremy Rifkin. Revolusi Industri Pertama dan
Kedua membuat masyarakat menjadi lebih kaya, Revolusi Industri Ketiga, industri manufaktur
telah beralih fungsi menjadi bisnis digital.

Teknologi digital telah mengguncang industri media dan ritel. Para pekerja akan lebih
dimudahkan dengan penemuan mesin-mesin. Perusahaan-perusahan mobil dan barang
konsumen lainnya telah mampu menghasilkan dua kali lebih banyak kendaraan per karyawan.
Pekerja manufaktur tidak lagi bekerja di pabrik, namun akan berpindah kantor dan disana
terdapat spesialisasi profesi seperti desainer, insinyur, spesialis IT, ahli logistik, staf pemasaran
dan tenaga profesional lainnya. Industri manufaktur masa depan akan lebih membutuhkan
keterampilan ketimbang jumlah tenaga kerja.

Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II sebagai mesin
untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer bernama Colossus. Komputer
yang dapat diprogram tersebut merupakan mesin raksasa sebesar ruang tidur yang tidak
memiliki RAM dan tidak bisa menerima perintah dari manusia melalui keyboard. Komputer
purba tersebut hanya menerima perintah melalui pita kertas yang membutuhkan daya listrik
sangat besar, yaitu 8.500 watt.

Namun, kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah perang dunia
kedua selesai. Penemuan semikonduktor, transistor, dan kemudian integrated chip (IC) membuat
ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan
berhitungnya semakin canggih. Dapat dikatakan bahwa revolusi industri 3.0 adalah sebuah
revolusi digital.

Revolusi industri 3.0 juga memegang peranan penting dalam penemuan energi
terbarukan. energi sebagai salah komponen dasar penggerak industri. Sementara itu, dengan
mayoritas energi yang digunakan berasal dari bahan bakar minyak dan fosil ketersediaannya
hingga saat ini merupakan isu yang selalu menghantui keberlangsungan kegiatan setiap
masyarakat. Isu mengenai ketersediaan energi fosil ini berdampak pada kebijakan dan kegiatan
industri.

Menghadapi kecendurungan akan terjadinya keruntuhan ekonomi global, manusia sangat


membutuhkan rencana ekonomi berkelanjutan yang mampu bertahan hingga masa mendatang.
Rifkin mengeksplorasi bagaimana teknologi internet dan energi terbarukan harus disiapkan
untuk menciptakan revolusi industri ketiga yang kuat dan mampu bertahan hingga masa
mendatang. Sumber energi seperti matahari dan angin pada dasarnya gratis dan dapat digunakan
oleh siapapun, setelah infrastruktur energi terbarukan telah dikembangakan dengan baik,
masyarakat kita dapat melakukan transformasi dengan “ilmu pengetahuan ekonomi yang
kolaboratif”. Dalam ilmu ekonomi, perkembangan dan inovasi sumber daya energi sagat
diperlukan,sehingga kita memiliki sumber daya yang semakin banyak bukan malah berkurang.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Revolusi industri 4.0 adalah masa di mana perkembangan teknologi pabrik yang
mengarah pada otomasi dan pertukaran data terkini secara mudah dan cepat yang mencakup
sistem siber-fisik, internet untuk segala (internet of things), komputasi awan (cloud computing),
dan komputasi kognitif. Otomasi sendiri merupakan sebuah teknik penggunaan mesin yang
disertai dengan teknologi dan sistem kontrol guna mengoptimalkan produksi dan pengiriman
barang serta jasa. Dalam teknik ini, peran tenaga kerja manusia tak lagi mendominasi, karena
kerja mesin-mesin robotik mampu bekerja lebih cepat dengan hasil yang lebih baik dalam
kuantitas maupun kualitas.
Di era revolusi industri 4.0, akan banyak bermunculan pabrik cerdas berstruktur modular
dengan sistem siber-fisik yang mengawasi proses produksi fisik, menciptakan salinan dunia fisik
secara virtual, dan membuat atau mengambil keputusan yang tidak tersentralisasi. Hal ini
dikarenakan, teknologi internet untuk segala (internet of things) memungkinkan siber-fisik
saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan manusia secara sinergis. Sementara komputasi
awan (cloud computing) memungkinkan layanan internal dan lintas organisasi atau perusahaan
tersedia dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rantai nilai.

Revolusi industri 4.0 memiliki ciri tersendiri yang membedakan dengan revolusi industri
sebelumnya.

 Di setiap era revolusi, industri membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk
berkembang. Contohnya saja, pada era revolusi gelombang ketiga di mana komputer
ditemukan yang awalnya berbasis analog berkembang menjadi digital. Namun,
perubahan akan perkembangan teknologi tersebut membutuhkan waktu yang cukup
lama. Kini, di era revolusi industri 4.0, teknologi berkembang demikian cepat sehingga
memungkinkan terciptanya inovasi-inovasi baru yang penyebarannya jauh lebih cepat
dibandingkan dengan era sebelumnya. Bahkan kecepatan terobosan baru di era ini terjadi
dalam skala eksponensial, bukan lagi linear.
 Teknologi yang berkembang pesat menciptakan platform yang mampu mengintegrasikan
beberapa bidang ilmu sehingga memungkinkan proses produksi berjalan lebih efektif dan
efisien dengan biaya produksi yang lebih rendah dan produktivitas lebih tinggi. Tak
hanya itu, transformasi industri juga berpengaruh positif pada seluruh sistem produksi,
manajemen, dan tata kelola organisasi atau perusahaan.

Sumber
https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-hingga-
40.html
https://tirto.id/sejarah-revolusi-industri-dari-10-hingga-40-dhhu
https://www.warungstmj.com/revolusi-industri-ketiga-sebuah-revolusi-digital/

Anda mungkin juga menyukai