I. DEFINISI
Adalah pecahnya kulit ketuban sebelum terjadinya persalinan, sebelum umur
kahamilan > 20 minggu.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah : Jumlah lekosit, bila > 15,000/mm3 mungkin terjadi infeksi.
USG : Membantu dan menentukan umur kehamilan, letak dan berat janin, letak
dan gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
VI. PENGELOLAAN
Bergantung pada :
- Umur kehamilan
- Kesejahteraan dan maturitas paru-paru janin
- Presentasi janin
- Ada tidaknya infeksi pada ibu dan atau janin
- Ada tidaknya tanda-tanda inpartu
- Cervikal rippeners (untuk kepentingan induksi)
KONSERVATIF
- Rawat rumah sakit
- Jika kulit ketuban pecah > 6 jam, diberikan antibiotika sesuai Prosedur
Pemberian Antibiotika-Khemoterapeutika Obstetri dan Ginekologi.
- Jika umur kehamilan >32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Diberikan steroid selama 7
hari untuk memacu kematangan paru-paru janin dan bila memungkinkan
periksa kadar lesitin-spingomielin tiap minggu. Bila pada umur kehamilan
32-34 minggu air ketuban masih keluar, maka dipertimbangkan untuk
dilakukan terminasi pada umur kehamilan 35 minggu ( bergantung dari
kemampuan perawatan bayi prematur )
AKTIF
- Jika umur kehamilan > 36 minggu, dilakukan induksi persalinan dan bila
gagal dilakukan bedah caesar.
- Pada keadaan disproporsi kepala panggul atau letak lintang dilakukan bedah
Caesar.
- Jika didapatkan tanda infeksi, diberikan antibiotika ( sesuai Prosedur Baku
Pemberian Antibiotika-Khemoterapeutika Obstetri dan Ginekologi ) dan
kehamilan diakhiri dengan :
Bedah Caesar, bila skor Bishop < 5 atau pada keadaan
infeksi yang berat.
Induksi persalinan bila skor bishop > 5.
VI. PENYULIT
- Korioamnionitis
- Endometritis pasca persalinan
- Sepsis
- Meningkatnya kejadian Abruptio Placentae
- Janin : - Prolaps tali pusat
- “Fetal Compression Syndrome”
- Abnormalitas wajah (potter), kontraktur ekstremitas, hipoplasia
paru.
- Kematian karena infeksi dan prematuritas.