No. lCPC-2 : F79 Injury eye other No. lCD-10 : T26Burn and corrosion confined to eye and adnexa
Tingkat Kemampuan 3A
Masalah Kesehatan Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Sederhana (Objective) Trauma kimia mata adalah salah satu kasus kedaruratan mata, umumnya terjadi karena Pemeriksaan Fisik masuknya zat-zat kimia ke jaringan mata dan Dengan bantuan senter dan lup, dapat ditemukan adneksa di sekitarnya. Keadaan ini memerlukan kelainan berikut ini : penanganan cepat dan segera oleh karena dapat mengakibatkan kerusakan berat pada jaringan 1. Hiperemia konjungtiva mata dan menyebabkan kebutaan. Zat kimia 2. Defek epitel kornea dan konjungtiva penyebab dapat bersifat asam atau basa. Trauma 3. lskemia limbus kornea basa terjadi dua kali lebih sering dibandingkan 4. Kekeruhan kornea dan lensa trauma asam dan umumnya menyebabkan kerusakan yang lebih berat pada mata. Pemeriksaan visus menunjukkan ada penurunan Selain itu, beratnya kerusakan akibat trauma ketajaman penglihatan. Bila tersedia, dapat kimia juga ditentukan oleh besarnya area yang dilakukan tes dengan kertas lakmus untuk terkena zat kimia serta lamanya pajanan . mengetahui zat kimia penyebab
Hasil Anamnesis (Subjective) 1. Bila kertas lakmus terwarnai merah, maka
zat penyebab bersifat asam Keluhan 2. Bila kertas lakmus terwarnai biru, maka zat penyebab bersifat basa 1. Mata merah, bengkak dan iritasi 2. Rasa sakit pada mata Pemeriksaan Penunjang 3. Penglihatan buram 4. Sulit membuka mata Tidak diperlukan 5. Rasa mengganjal pada mata Penegakan Diagnostik (Assessment) Faktor Risiko Diagnosis Klinis Pajanan terhadap zat kimia yang sering Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan menjadi penyebab trauma antara lain detergen, pemeriksaan fisik. Komplikasi desinfektan, pelarut kimia, cairan pembersih rumah tangga, pupuk, pestisida, dan cairan aki. 1. Simblefaron Anamnesis perlu dilakukan untuk mengetahui 2. Hipotoni bola mata zat kimia penyebab trauma, lama kontak 3. Ptisis bulbi dengan zat kimia, tempat dan kronologis 4. Entropion kejadian, adanya kemungkinan kejadian 5. Katarak kecelakaan di tempat kerja atau tindak kriminal, 6. Neovaskularisasi kornea serta penanganan yang sudah dilakukan Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) sebelumnya. Penatalaksanaan
1. Segera lakukan irigasi mata yang terkena
zat kimia dengan cairan mengalir sebanyak Peralatan mungkin dan nilai kembali dengan kertas 1. Lup lakmus. lrigasi terus dilakukan hingga tidak 2. Senter terjadi pewarnaan pada kertas lakmus. 3. Lidi kapas 2. Lakukan evers i pada kelopak mata selama 4. Kertas lakmus (jika memungkinkan) irigasi dan singkirkan debris yang mungkin 5. Cai ran fisiologis untuk irigasi terdapat pada permukaan bola mata atau pada forniks. Prognosis 3. Setelah irigasi selesai dilakukan, nilai 1. Ad vitam : Bonam tajam penglihatan, kemudian rujuk segera 2. Ad functionam : Dubia ke dokter spesialis mata di fasilitas sekunder 3. Ad sanationam : Dubia atau tersier. Referensi Konseling & Edukasi 1. Sidarta, I. llmu Penyakit Mata. Edisi 111. Anjuran untuk menggunakan pelindung Cetakan V. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. (kacamata/ goggle, sarung tangan, atau masker) 2008. pada saat kontak dengan bahan kimia 2. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta : Widya Medika. 2000. Kriteria Rujukan 3. Ehlers JP, Shah CP, editors. The Wills Setelah penanganan awal dengan 1rigasi, Eye Manual-office and emergency room rujuk pasien ke dokter spesialis mata untuk diagnosis and treatment of eye disease. 5th tatalaksana lanjut edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2008. (Ehlers & Shah, 2008)