Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1. Uraian Umum

Suatu pembangunan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaannya merupakan


perwujudan hasil dari koordinasi yang baik dari semua pihak yang terkait. Pihak
yang dimaksudkan ini adalah dari owner pemilik, penjabat pembuat komitmen, dan
penyedia jasa konstruksi yang terlibat. Koordinasi yang baik dapat memghasilkan
suatu pekerjaan yang efektif dan efisien terutama dalam pengaturan sumber daya
yang digunakan. Sumber daya ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
yang digunakan di dalam proyek ini. Dengan manajemen yang baik, maka dapat
dicapai hasil yang optimal.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil


atau tidaknya suatu proyek. Oleh karena itu, Penyedia jasa konstruksi dalam
melaksanakan pekerjaan harus menggunakan pedoman-pedoman yang berfungsi
sebagai pegangan dalam kerja supaya dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Dasar-dasar yang digunakan antara lain:
a) Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS )
b) Berita acara penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing )
c) Gambar rencana
d) Penjelasan dan petunjuk dari pengawas pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan.

Dalam Pembangunan Gedung Sekolah Vokasi UNDIP Semarang ini meliputi


pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur,
pekerjaan mekanikal elektrikal, dan pekerjaan arsitektur. Pekerjaan yang diamati
secara khusus oleh penulis adalah pekerjaan struktur, khususnya Pekerjaan Kolom
Lantai 2.
Komponen struktur balok adalah komponen struktur bangunan yang berfungsi
menyangga lantai yang terletak di atasnya. Selain itu balok juga menahan beban
momen dan aksial geser, dan berperan sebagi penyalur momen menuju ke bagian
kolom bangunan. Balok mempunyai karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


24
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

tersebut, balok merupakan elemen bangunan yang dapat di andalkan untuk


menangani gaya geser dan momen lentur. Pendirian konstruksi balok pada bangunan
umumnya mengadopsi konstruksi balok beton bertulangan.
Bentuk dan susunan tulangan pada balok yang di gunakan pada Pembangunan
Gedung Sekolah Vokasi UNDIP Semarang menggunakan kategori, balok segi empat
atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan sengkang.
Begitu juga dengan struktur yang berhubungan langsung dengan balok adalah
plat lantai, plat lantai adalah struktur bangunan yang berada di atas tanah secara
langsung. Artinya plat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat
tiga, tingkat empat, dan seeterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini di bingkai
oleh balok beton yang kemudian di topang kolom- kolom bangunan.

Kolom-kolom tersebut berfungsi sebagai penerus beban seluruh bangunan ke


pondasi. untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.Kolom berfungsi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari
atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban
yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Pada proyek ini,struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah
material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian
struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan .
3.2. Pekerjaan Kolom Lantai 2
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996).

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


25
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur


bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu:
1. Kolom ikat (tie column);
2. Kolom spiral (spiral column);
3. Kolom komposit (composite column).
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga
jenis kolom beton bertulang yaitu:
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan
kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,
yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah
lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang
agar tetap kokoh pada tempatnya;
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan
spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang
kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom
untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu
mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud;
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,
dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.


Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan
sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang),
serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


26
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke


permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan

3.2.1. Pekerjaan Pabrikasi Tulangan dan Bekisting


Pekerjaan pabrikasi yang dimaksud di dalam pekerjaan struktur kolom
adalah pabrikasi tulangan dan pabrikasi bekisting. Ukuran kolom pada
Proyek Pembangunan Gedyng Sekolah Vokasi UNDIP Semarang
bervariasi, sehingga kebutuhan baja tulangan ulir dan bekistingnya juga
bervariasi.
Berdasarkan gambar kerja proyek Proyek Pembangunan Gedyng
Sekolah Vokasi UNDIP Semarang, untuk pekerjaan balok lantai 2
menggunakan Kolom K1. Kolom tipe K1 membutuhkan baja tulangan
ulir D25 sebagai tulangan pokok atau utama serta D10 sebagai tulangan
sengkang atau begel.
Tahap pabrikasi baja tulangan untuk pekerjaan kolom lantai 2 yang
dikerjakan di tempat pabrikasi besi yang di tempat tersebut terdapat bar
cutter dan bar bender, hanya melakukan pemotongan tulangan ulir sesuai
panjang yang ada pada gambar kerja dan memotong serta
membengkokkan tulangan polos yang digunakan sebagai begel/sengkang
karena untuk perakitan atau ereksi tulangan dilakukan ditempat kolom itu
berdiri atau lantai 2,berikut tahap – tahap pabrikasi pabrikasi baja
tulangan ulir untuk struktur kolom pada Proyek Pembangunan Gedyng
Sekolah Vokasi UNDIP Semarang yaitu,
1. Besi tulangan berbagai diameter dipotong sesuai dengan ukuran
dalam gambar kerja dengan bar cutter sedangkan pembengkokan
tulangan dilakukan dengan menggunakan bar bender;

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


27
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2. Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom pada


lantai ditambah dengan panjang penyaluran tulangan untuk pekerjaan
penyambungan tulang, yaitu sebesar 20D (dimana D adalah diameter
tulangan utama);

3. Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan


ketentuan bar bender schedule. Untuk sengkang yang dibengkokkan
dengan sudut 1350, maka panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali
diameter tulangan
4. Mobilisasi baja tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan pokok
dan baja tulangan ulir sebagai sengkang atau begel menggunakan
mobile crane ke tempat pekerjaan kolom lantai 2.
Sama seperti pabrikasi tulangan kolom,pabrikasi bekisting
juga hanya sampai pada tahap pembuatan kerangka bekisting,setelah
itu pemasangan atau ereksi bekisting dilakukan di tempat pekerjaan
kolom tersebut di kerjakan.Tahap – tahap pabrikasi bekisting untuk
struktur kolom pada Proyek Pembangunan Gedyng Sekolah Vokasi
UNDIP Semarang yaitu,
1. Memotong multiplek plywood sebagai bekisting kolom sesuai dengan
gambar kerja dan detail yang telah direncanakan;
2. Memotong kayu 6/12 sebagai rangka bekisting kolom sesuai dengan
gambar kerja dan detail yang telah direncanakan;
3. Mengaitkan potongan multiplek plywood dan potongan kayu 6/12
dengan paku sehingga membentuk sisi – sisi bekisting;
4. Mobilisasi bekisting keranka kolom ke tempat ereksi kolom dengan
menggunakan mobile crane.
3.2.2. Penentuan As Kolom
Penentuan as kolom pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui posisi
perletakkan bekisting, sehingga kolomnya bisa lurus secara horizontal
dan secara vertikal. Penentuan as kolom dilakukan dengan bantuan alat
theodolite.
Tahap – tahap as kolom pada Proyek Pembangunan Gedung Sekolah
Vokasi UNDIP Semarang yaitu,
1. Menyiapkan semua peralatan ke lokasi kolom yang akan diukur;

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


28
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2. Membaca gambar shop drawing untuk melihat letak posisi kolom,


bentuk dan ukuranya;
3. Memasang teodolit tepat diatas garis pinjaman tegak lurus dengan
lantai dibawahnya, menyetel alat sehingga benar-benar tegak, datar
dan siku dar garis;
4. Membidik teodolith pada area kolom yang akan diukur, surveyor
lainya memegang pensil untuk diarahkan posisi titik yang pas sesuai
hasil bidikan teodolith;
5. Menyipat dua titik pinjaman dengan alat sipatan sehingga
membentuk garis pada lantai beton;
6. Mengukur posisi kolom berdasarkan garis pinjaman, jika pinjaman 1
m maka posisi as kolom adalah sejauh satu meter dari garis
pinjaman.
7. Setelah penentuan titik kolom selesai maka bisa dilanjutkan dengan
pemasangan besi tulangan dan bekisting. Lalu mengecek jarak
bekisting dari garis pinjaman apakah sudah sesuai atau belum;
8. Pengukuran ketegakan bekisting dengan unting-unting pada dua sisi
yang berbeda.;
9. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang pas dan benar-benar
tegak maka bisa dilakukan pekerjaan pengecoran.
3.2.3. Pekerjaan Ereksi Tulangan
Pekerjaan tulangan kolom menggunakan sistem perakitan di tempat
pabrikasi besi untuk Ring atau sengkang kolom dengan menggunakan
tulangan ulir berdiameter 10mm, akan tetapi untuk tulangan utama sistem
perakitan ditempat. Untuk tipe tulangan utama yang dipakai yaitu tipe
tulangan ulir. Untuk kolom lantai 2 menggunakan tulangan ulir diameter
25mm.
Tahap – tahap ereksi tulangan kolom pada Proyek Pembangunan
Gedung Sekolah Vokasi UNDIP Semarang yaitu,
1. Merakit tulangan utama dan sengkang kolom serta mengatur jarak
sengkang kolom baik itu untuk tulangan tumpuan maupun lapangan
di tempat kolom tersebut akan di cor;

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


29
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2. Mengaitkan tulangan pokok dan tulangan begel menggunakan


bendrat;
3. Memperkuat sambungan stek kolom dengan tulangan utama
menggunakan kawat bendrat;
4. Memasang sepatu kolom pada titik yang telah ditentukan bersfungsi
untuk selimut beton.
5. Tulangan pada pekerjaan kolom sudah terpasang,kemudian
melakukan ereksi bekisting lalu dilanjutkan dengan pengecoran
pekerjaan kolom lantai 2.

Gambar 3.1 Proses Ereksi Tulangan Kolom


(Sumber: Dokumentasi PKL)
3.2.4. Pekerjaan Ereksi Bekisting
Pekerjaan bekisting pada kolom menggunakan system semi
konvensional.Acuan dan perancah pada bekisting kolom lantai 2 ini
menggunakan multiplek plywood dan kayu,serta sabuk pengikatnya

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


30
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

menggunakan baja hollow.Bekisting pada kolom ini menggunakan 4


sabuk pengikat serta clemp sebagai penjepit antar siku.

Ereksi bekisting dilakukan jika pihak Managemen Konstruksi


menyatakan bahwa struktur kolom sudah siap untuk dicor. Tahap – tahap
ereksi bekisting kolom pada Proyek Pembangunan Gedung Sekolah
Vokasi UNDIP Semarang yaitu,
1. Memasang kaki kolom untuk menentukan selimut beton kolom.
Pemasangan kaki kolom menggunakan potongan baja tulangan yang
di bor menggunakan alat bor yang titiknya telah ditentukan;
2. Merangkai sisi – sisi bekisting ke tempat pekerjaan kolom yang
sudah jadi sehingga membentuk keempat sisi kolom,peletakan sisi
bekisting tersebut dengan batas kaki kolom yang telah ditentukan;

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


31
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Gambar 3.2 Pemasangan sisi – sisi bekisting kolom


(Sumber: Dokumentasi PKL)
3. Mengaitkan lock beam pada sisi – sisi bekisting yang sudah jadi
sesuai dengan gambar kerja dan detailnya;
4. Memasang tie road dengan cara memasukkanya ke celah – celah
lock beam dan menguncinya dengan wing nut tapi jangan terlalu
kencang. Tie road dan wing nut berfungsi sebagai pengunci
bekisting;
5. Bekisting telah terpasang ke pekerjaan kolom lantai 2 dan siap dicor.

3.2.5. Pekerjaan Pengajuan Izin Cor


Pengajuan izin cor ini diserahkan kepada pihak Managemen Konstruksi
sehingga pihak Mangemen Konstruksi bisa mengecek kondisi tulangan
sebelum dipasang bekisting.
Tahap – tahap pekerjaan pengajuan izin cor pada Proyek
Pembangunan GedUng Sekolah Vokasi UNDIP Semarang yaitu,
1. Menentukan struktur kolom mana saja yang siap untuk dicor dan
menandai pada gambar;

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


32
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2. Menghitung kebutuhan beton yang dibutuhkan untuk pengecoran;


3. Membuat surat izin pengecoran dan diserahkan kepada pihak
Managemen Konstruksi;
4. Managemen Konstruksi mengecek struktur kolomyang akan dicor
dan memastikan bahwa struktur sudah siap untuk dicor dan sudah
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) dan
peraturan yang berlaku;
5. Jika Managemen Konstruksi menyetujui untuk dicor maka bisa
langsung memesan beton readymix yang dibutuhkan namun jika
tidak disetujui maka harus memperbaiki strukturnya sesuai dengan
catatan yang diberikan oleh pihak Managemen Konstruksi.
3.2.6. Pekerjaan Cor Kolom
Beton yang digunakan untuk mengecor kolom adalah beton ready mix
Fc’ 25Mpa. Pengecoran dilakukan dengan bantuan mixer truck dan
concrete pump. Pekerjaan cor dapat dilakukan setelah mendapat izin dari
pihak Managemen Konstruksi dan apabila bekisting kolom sudah
terpasang.
Tahap – tahap pekerjaan corkolompada Proyek Pembangunan Gedung
Sekolah Vokasi UNDIP Semarang yaitu,
1. Mobilisasi beton ready mix yang dibutuhkan dari Varia Usaha Beton
menuju ke lokasi proyek dengan mixer truck;
2. Setelah sampai di tempat proyek maka langsung melakukan uji
slump beton ready mix dan nilainya harus sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat – Syarat (RKS);
3. Setelah hasil slump sesuai dengan RKS maka langsung membuat
benda uji untuk pengujian kuat tekan usia 3 hari, 7 hari dan 28
hari,uji slump dapat dilihat pada gambar 4.17;
4. Memasukkan beton ready mix dari mixer truck ke dalam concrete
pump,kemudian dipompa menuju bekisting kolom yang akan
dicor,dapat dilihat pada gambar 4.18;
5. Beton dituangkan ke dalam bekisting kolom yang siap dicor dengan
bantuan selang beton.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


33
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

6. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibrator agar terbentuk


beton yang benar-benar padat;

Gambar 3.3 Pengecoran Kolom Lantai 2


(Sumber: Dokumentasi PKL)

7. Pengecoran dilakukan sampai ketinggian tertentu yang sudah


ditentukan;
8. Pelaksanaan pengecoran dilakukan hingga semua kolom pada lantai
5 terisi penuh dan lakukan hingga semua kolom pada lantai 5 sudah
dicor semua.

3.2.7. Pekerjaan Pembongkaran


Bekisting dan perancah kolom dapat dilepas ketika usia kolom satu
hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat
sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan
dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


34
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.


Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan tidak
mengurangi keamanan dan kemampuan struktur.

Tahap – tahap pelepasan bekisting kolompada Proyek Pembangunan


Gedung Sekolah Vokasi UNDIP Semarang yaitu,

1. Menyiapkan alat untuk pekerjaan pembongkaran;


2. Membongkar klemp yang terpasang pada sabuk pengikat;
3. Membongkar bagian-bagian bekisting kolom dengan hati hati agar
tidak merusak kolom dan bekisting masih dapat digunakan untuk
pekerjaan kolom selanjutnya;
4. Mengangkut bekisiting kolom dengan tower crane ke daerah yang
terlindungi;
5. Setelah proses pembongkaran bekisting,maka selanjutnya pengecekan
hasil cor. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus, maka selanjutnya
dilakukan perbaikan sesuai dengan instruksi yang berikan.

Gambar 3.4 Pembongkaran Bekisting Kolom Lantai 2


(Sumber: Dokumentasi PKL)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


35
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

3.3.Permasalahan di Lapangan
Suatu perencanaan sebaik apapun belum tentu sama baiknya dengan
pelaksanaan di lapangan. Permasalahan maupun kendala-kendala baik sebelum
ataupun selama pelaksanaan proyek pasti akan terjadi. Untuk mengatasi
permasalahan itu, perlu solusi yang tepat dan efektif. Pada sub bab ini, penulis akan
mengangkat beberapa permasalahan yang terjadi selama penulis melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan serta solusi untuk mengatsi permasalahan tersebut:
1. Permasalahan Non Teknis
a. Pekerjaan mengalami kemunduran
Permasalahan : Pekerjaan terlambat karena beberapa faktor sehingga
menyebablan kemunduran pekerjaan.
Solusi : Pekerjaan di lembur dan di beri kelonggaran waktu
sesuai jumlah hari pekerjaan yang terlambat.
b. Concrete Pump mengalami trouble atau kerusakan
Permasalahan : Pada saat tahap pengecoran pada pekerjaan kolom lantai
5,tiba – tiba concrete pump yang digunakan mengalami
kerusakan sehingga menghambat pekerjaan pengecoran.
Solusi : Mengganti Concrete pump yang rusak tersebut
dengan concrete pump yang bekerja normal
c. Concrete Pump pada pekerjaan lantai dasar tidak disewa
Permasalahan : Pada saat pekerjaan pengecoran lantai dasar,concrete
pump tidak disewa padahal harus mengejar target
pekerjaan yang di kerjakan,sehingga tetap
melaksanakan pengecoran tersebut tanpa menggunakan
concrete pump.
Solusi : Walaupun dengan luas daerah pengecoran yang
sempit,mixer truck tetap masuk kesela-sela jalan untuk
melakukan pengecoran lantai dasar.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


36
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2. Permasalahan Teknis
a. Lokasi pembangunan
Permasalahan : Lokasi pembangunan yang tidak luas.
Solusi : Penataan material dengan rapi dan terarah sehingga
tidak menggangu pekerjaan lainnya.

Gambar 3.5 Penataan baja tulangan mengganggu mobilitas


(Sumber: Dokumentasi PKL)
b. Pengecoran Kolom mengalami keropos
Permasalahan : Pada saat selesai pada pekerjaan pengecoran kolom,hasil
yang didapat kolom tersebut mengalami keropos.
Solusi : Melakukan Grouting dengan cara fill atau menuangkan
campuran air dengan sikagrout kedalam kolom yang
keropos.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


37
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Gambar 3.6 Grouting pada kolom yang keropos


(Sumber: Dokumentasi PKL)

c. Pemasangan tulangan dinding


Permasalahan : Pemasangan tulangan dinding mengalami kesalahan,
karena diameter tulangan dinding yang harusnya
berdiameter 8mm,namun dalam pemasangan menggunakan
diameter 10mm.
Solusi : Pada beberapa bagian dinding harus dibongkar dan
diganti dengan tulangan dengan diameter yang benar,tapi
pada dinding yang sudah terlanjur jadi ,tidak ada
penanganan.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


38
GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai