Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk


mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 13 Tahun 2015
tentang Kesehatan Lingkungan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam bab XI pasal 163 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan , yang pengaturannya
ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui
upaya pencegahan gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum. Sampai
saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor
Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya
kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan
Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan
oleh puskesmas.
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas
termasuk di Puskesmas I Kemranjen yang mempunyai peranan strategis
mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan
berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini dilakukan untuk
mewujudkan visi Puskesmas yaitu “Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna Menuju
Masyarakat Sehat Mandiri” dengan misi sebagai berikut :
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk sehat mandiri.
2. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
5. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan

1
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas I Kemranjen
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi kesehatan
lingkungan di Puskesmas I Kemranjen
c. Sebagai pedoman dalamtindakan / intervensi kesehatan lingkungan di
Puskesmas I Kemranjen
C. Sasaran Pedoman
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

D. Ruang Lingkup Pedoman


1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
a. Konseling
b. Pengawasan pengelolaan sampah dan IPAL
c. Pemantauan lingkungan fisik puskesmas.
d. Memfasilitasi pengajuan perijinan PIRT/DAMIU
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas meliputi :
a. InspeksiSanitasi SSD, Perumahan, TPM, TTU, TP2, DAMIU.
b. Pengawasan kualitas air
c. Pengambilan sampel
d. Pemicuan
e. Pembinaan pasca pemberdayaan

E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan danpeningkatan kualitas lingkungan.
Upaya upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas I Kemranjen
meliputi :

1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.

2
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
5. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi.
6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang sehat.
7. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.

F. LANDASAN HUKUM
Beberapa ketentuan perundang- undangan yang diperlukan sebagai dasar
Penyelenggaraan penyelengggaraan Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas I
Sumpiuh adalah sebagai berikut:

1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentangKesehatan


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor;

3
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang
Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang
Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah;
10.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene
Sanitasi
11.Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Tenaga Sanitarian.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan Lingkungan

Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan
berprofesi minimal berijazah Diploma Tiga ( D III ). Berikut ini Kualifikasi Sumber
Daya Manusia dan realisasi tenaga upaya kesehatan lingkungan yang ada di
Puskesmas I Kemranjen adalah :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

- Pendidikan diploma IV Lulusan D IV Poltekkes


kesehatan lingkungan Kesehatan Lingkungan
Kesehatan
- Memiliki Surat Tanda Memiliki STR
Lingkungan
Regristasi
- Memiliki Surat Ijin Kerja Memiliki SIK

B. Distribusi Ketenagaan

Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan


KesehatanLingkungan mulai di Kepala puskesmas, Penanggungjawab UKP,
Penanggungjawab UKM, dan seluruh karyawan. Sebagai koordinator dalam
penyelenggaraan kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas adalah petugas
Sanitarian.
Pengaturan dan penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan
Lingkungan dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas Promkes
sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Kesehatan Sanitarian / Rusbandini Warastuti KepalaPuskesmas


Lingkungan UKP, UKM
ADMIN
Cleaning service

5
C. Jadwal Kegiatan

1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para


pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu
tahun,dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awa bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan
lingkungan di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas I Kemranjen.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

RUANGAN PROMOSI KESEHATAN

PINTU

MEJA PROMOSI
MEJA KOMPUTER KURSI
KESEHATAN

KURSI

MEJA KONSELING
MEJA KURSI KURSI
GIZI

MEJA KONSELING
KURSI
KESEHATAN KURSI
LINGKUNGAN
LEMARI

LEMARI LEMARI
WASHTA
FEL
Denah Ruang Layanan Sanitasi

7
Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di dalam gedung dilakukan oleh
Penanggungjawab program Kesehatan Lingkungan yang menempati ruang yang
bersebelahan dengan ruangan Pendaftaran, berada dalam satu ruang dengan
ruangan Promosi Kesehatan dan Ruangan Konsultasi Gizi Puskesmas I Kemranjen.
Adapun pelaksanaan rapat koordinasi program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dilakukan di Ruangan Rapat Puskesmas I Kemranjen.
Sedang kegiatan luar gedung petugas dapat mengunjungi sasaran dengan
ikut kegiatan ke desa ( pemeriksaan rumah, SAB, Saluran pembuangan air limbah,
Jamban, dll ) ke Tempat tempat Umum (sekolah, tempat ibadah dll ) dan kegiatan
lain yang bersifat dan berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

1) UkurangRuang
a. Luas ruangan 4,5 m x 4 m
b. PintuUkuran 2m x 0,8 m
c. Atap dan langit-langit kuat dan berwarna terang, mudah dibersihkan dan
ketinggian dari lantai 3,5 m.
d. Dinding terbuat dari material keras, rata dan tidak berpori, tidak silau, kedap
air dan mudah dibersihkan.
e. Lantai kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang dan mudah
dibersihkan.
f. Pintu dan jendela lebar dan dapat dibuka secara maksimal.
2) Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang

Skema Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan

RUANG RUANG GIZI &


PENDAFTARAN KESLING
DATANG

APOTEK
RUANGAN
PEMERIKSAAN
UMUM

Pulang

8
B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas I Kemranjen memiliki sarana penunjang antara lain :
Pelayanan kesehatan Lingkungan Sarana Prasana
( Dalam Gedung )  Meja
Konseling  Kursi
Pengawasan Kebersihan  Media informasi cetak atau elektronik
 Buku panduan
 Buku catatan kegiatan

( Luar Gedung )  Senter


Inspeksi Sanitasi  Leaflet
Intervensi / Tindakan  Form check
 Buku catatan kegiatan.

9
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor RisikoLingkungan dilaksanakan
secara terintegrasi dengan pelayanan perawatan pengobatan
3) Dalam halPasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak memungkinkan untuk
menerima Konseling, Konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang
mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak
atau elektronik.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / IPAL
1). Kegiatan pengawasan kebersihan lingkungan Puskesmas
2). Kegiatan pengawasan pengelolaan sampah
3). Kegiatan Pengawasan pengolahan air limbah
c. Memfasilitasi pengajuan perijinan PIRT/DAMIU
1) Membantu menjelaskan cara pengisian formulir permohonan
2) Membantu membuatkan surat permohonan pengajuan PIRT/DAMIU

2. KegiatanLuarGedung
a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
Lingkungan (sanitarian) yang membawa surat tugas dari Kepala
Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan
Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan petugas Puskesmas yang
menangani program terkait atau mengajak serta petugas dari Puskesmas
Pembantu, atau Bidan di desa.
3) Kegiatan meliputi Inspeksi Sanitasi (Sarana Sanitasi Dasar Perumahan,
TPM, TTU, TP2, Damiu), Pengambilan sampel, Pemicuan, Pembinaan
pasca pemberdayaan

10
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun social

B. Metode
1. Metode Konseling
a. Identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. Dugaan penyebab; dan
d. Saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. Pengamatan fisik media lingkungan;
b. Pengukuran media lingkungan di tempat;
c. Uji laboratorium dan/atau
d. Analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Rekayasa Lingkungan

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Perencanaan (P1)
a) Membuat Jadwal
b) Persiapan
 Menyiapkan ruangan;
 Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
 Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti
poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat,
dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
a) Umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
b) Khusus, meliputi:
 Identifikasi perilaku/kebiasaan;
11
 Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
 Dugaan penyebab; dan
 Saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat
dengan "SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
a) Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b) Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan
dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan
waktu.
c) Tunjukkan sikap ramah.
d) Perkenalkan diri dan tugas Anda.
e) Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.
f) Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
T - tanyakan :
a) Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk
menyampaikan masalahnya pada Anda.
b) Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c) Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d) Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e) Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk
menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi
Pasien.
U-Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap
perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan
kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda
bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
supaya lebih mudah dipahami.
TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan
yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi
masalahnya.
J - Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta
diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi.

12
Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah tersebut.
U - Ulangi:
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa
anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan
percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut
konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk mengambil
keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
b) Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan
sesuai hasil Konseling; dan
c) Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / IPAL
1) Persiapan (P1)
a) Membuat jadwal pemeriksaan baik kebersihan / pengelolaan sampah
maupun IPAL
b) Menyiapkan dan membawa form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Memeriksa baik kebersihan / pengelolaan sampah maupun IPAL
b) Mengisi form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis yang sudah ada
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Petugas mencatat hasil dan melaporkan hasi lkegiatan
b) Petugas menganalisa hasil
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. InspeksiSanitasi
1) Perencanaan (P1)
a) Membuat jadwal Inspeksi Sanitasi baik dari hasil Konseling maupun
hasil tahun sebelumnya
b) Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan Pasien dan keluarganya apabila dari hasil
konseling memerlukan tindaklanjut. ( Jika Hasil Konseling )
c) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan,
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, media penyuluhan,
alat pengukur parameter kualitas lingkungan)

13
d) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.

2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)


a) Melakukanpengamatan media / pemeriksaan :
 Lingkungan sarana usaha / pasien dan perilaku pelaku usaha /
masyarakat sekitar.
 Pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium, dan
analisis risiko sesuai kebutuhan( Jika diperlukan ).
 Melakukan penemuan penderita lainnya (Jika dari Konseling)
 Melakukan pemetaan populasi berisiko ( Jika dari Konseling )
b) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (Perumahan, TTU,
TPM,TP2, keluarga pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut
dapat berupa Intervensi Kesehatan Lingkungan yang bersifat segera.
Saran tindak lanjut disertai dengan pertimbangan tingkat kesulitan,
efektifitas dan biaya.
3) PengawasanPengendalianPenilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil kegiatan
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti

b. Intervensi Kesehatan Lingkungan


1) Perencanaan ( P1)
a) Membuat jadwal dengan dasar hasil Konseling dan hasil Inspeksi
Sanitasi
b) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan,
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, media penyuluhan,
alat pengukur parameter kualitas lingkungan)
c) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Intervensi Kesehatan Lingkungan harus mempertimbangkan tingkat
risiko berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
b) Intervensi Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Pasien sendiri.

14
c) Dalam hal cakupan Intervensi Kesehatan Lingkungan menjadi luas,
maka pelaksanaannya dilakukan bersama pemerintah, dan
masyarakat/swasta
3) PengawasanPengendalianPenilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil kegiatan
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindak lanjuti
Adapun untuk kegiatan pemantauan evaluasi upaya kesehatan lingkungan
a) Kepala Puskesmas bertanggungjawab untuk meningkatkan mutu
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
b) Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan
dilakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas.
c) Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas mencakup Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
dan pelaksanaan pengawasan kualitas media lingkungan dalam
rangka program kesehatan.
d) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dibahas
dalam pertemuan integrasi lintas program Puskesmas secara berkala.
e) Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus
menjadi indikator dalam penilaian akreditasi Puskesmas.

15
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan
Lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.

1 Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara


lain :
 Meja, kursi
 Alat tulis
 Buku catatan kegiatan
 Leaflet
 Buku panduan
 Komputer
2 Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
 Senter
 Form check
 Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala
Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan
bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk
selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan RPK.

16
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan risiko atau dampak,
baik risiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun risiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
A. Identifikasi Risiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi risiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
B. Analisis Risiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap risiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani risiko yang
terjadi.
C. Rencana Pencegahan Risiko dan Meminimalisasi Risiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis risiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko
ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkanrisikoyang mungkin terjadi.
D. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi risiko
atau dampak yang terjadi.
E. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan
sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian
pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan
tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.

17
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.

Upaya Identifikasi Risiko Pencegahan Risiko

Konseling Risiko tertular Menggunakan APD


penyakit CTPS
Inspeksi Kesehatan Terpapar bahan kimia Menggunakan APD
Lingkungan

Intervensi kesehatan Kecelakaan Kerja Menggunakan APD


Lingkungan

18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan
hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari risiko kecelakaan dan kerusakan
serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas
pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan
fisik petugas terhadap risiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka risiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap
masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan
tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1 Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2 Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3 Ketepatan metoda yang digunakan
4 Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

20
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan kegiatankesehatan lingkungan di Puskesmas I Kemranjen,
penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu
saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku
secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugasdalam melaksanakan
pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas agartidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Mengesahkan
Kepala Puskesmas I Kemranjen

Dr. Anggoro Supriyo


Nip. 19710112 200212 1 002

21

Anda mungkin juga menyukai