Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar belakang....................................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAAN............................................................................................................3
2.1 Klasifikasi Ikan Betok........................................................................................3
2.2 Ciri Morfologi......................................................................................................4
2.3 Perkembangbiakan/ Reproduksi.....................................................................4
2.4 Habitat..............................................................................................................5
2.5. Teknik Budidaya Ikan Betok...........................................................................6
2.6 Produk Ikan Betok..............................................................................................6
2.7 Kandungan Gizi.............................................................................................7
2.8 Kegunaan dan Manfaat................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................12
PENUTUP......................................................................................................................12
1. Kesimpulan...........................................................................................................12
2. Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi ikan betok
Untuk mengetahui teknik budidaya ikan betok
Untuk mengetahui nilai ekonomis ikan betook
2
BAB II
PEMBAHASAAN
Berikut adalah klasifikasi dari ikan betok menurut Bloch, 1792 dalam
Akbar, 2008) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Divisi : Euteleostei
Series : Atherinoporho
Order : Perciformes
Family : Anabantidae
Genera : Anabas
3
gouramyatauclimbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke
daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus(Bloch, 1792 dalam
Akbar, 2008).
4
2.2 Ciri Morfologi
Menurut Saanin, 1968 betok hanya memiliki satu sirip punggung atau
dua sirip punggung yang bersambungan/berdekatan dengan sirip perut yang
tidak bersatu. Ikan ini dapat mengambil udara di luar air (mempunyai alat labirin).
Sirip punggung dan sirip dubur berjari-jari. Sirip perut jika ada dengan 6
jari-jari, sirip punggung dan sirip dubur dengan satu atau lebih dari satu
jari-jari keras, sirip perut dengan 5 atau kurang dari 5 jari-jari lemah dan 1 jari-
jari keras. Rongga di atas rongga insang beralat berbentuk labirin. Berbentuk
gepeng, agak panjang, hidung pendek, mulut kecil, lobang insang sempit
karena bagian gabungan daun insang lebar.
5
biasanya sering berkelahi. Dikhawatirkan ikan jantan ini, Menjadi berkurang
untuk membuahi betina yang sudah siap bertelur. Proses pemijahan ikan
betok tidak sulit ketika temperatur memadai. Betina biasanya akan menelan
kembali telur yang telah dikeluarkan pada kondisi darurat. Setelah proses
pemijahan selesai jantan akan meninggalkan betina disarangnya. Induk ini
akan menjaga telur yang telah dibuahi. Telur akan menetas pada waktu 24
hingga 30 jam. Telur yang terlambat menetas dapat bertahan dalam waktu 2
sampai 3 hari (Sterba, 1969).
2.4 Habitat
Ikan betok merupakan jenis ikan agresif dan dapat ditemui di berbagai
macam perairan. Habitat alami ikan ini adalah sungai yang berumput, sungai
kecil, kolam, parit irigasi, rawa banjiran, dan berbagai daerah perairan lainnya.
Hal ini didukung oleh adanya labyrinth pada ikan betok yang memungkinkan
untuk dapat hidup di berbagai wilayah perairan walaupun kondisi perairan
tersebut defisit oksigen dan tidak memungkinkan bagi ikan lain untuk hidup di
daerah tersebut. Ikan betok merupakan ikan danau atau rawa (blackfishes),
namun ketika musim kemarau dan ketinggian air berkurang, ikan ini akan
berusaha menuju sungai besar melalui sungai-sungai kecil yang merupakan
penghubung menuju sungai induk. Ketika musim hujan ikan ini sering terlihat di
wilayah daratan yang hanya dipenuhi beberapa sentimeter air saja, namun ketika
musim kemarau ikan ini biasanya berada di perairan yang berlumpur.
6
Peningkatan eksploitasi ini juga diiringi dengan kerusakan lingkungan
yang terjadi di Sungai Mahakam dan sekitarnya yang di perkirakan dapat
membawa dampak buruk terhadap sumber daya ikan betok di habitatnya (Media
Indonesia, 2003).
7
2.6 Produk Ikan Betok
Produksi ikan batok per tahun di Kalimantan Selatan sebesar 8443 ton
atau 12,8% dari seluruh produksi ikan perairan umum (Anonim,1997). Pada awal
musim kemarau ikan rawa melimpah, termasuk ikan betok, namun pada puncak
musim kemarau hingga awal musim penghujan ikan betok segar sukar diperoleh.
Pengolahan wadi adalah cara yang banyak dilakukan masyarakat Kalimantan
untuk mengawetkan ikan betok.
Wadi adalah produk fermentasi ikan tradisional, berbentuk ikan utuh semi
basah, berwarna agak hitam (mendekati warna ikan segar), bertekstur liat,
beraroma khas ikan fermentasi dengan rasa asin. Pada umumnya wadi dibuat
dengan cara penggaraman kering dalam wadah bertutup dengan konsentrasi
garam yang tinggi (±28%) samapai terbentuk aroma wadi yang biasanya
terbentuk setelah 7 hari. Daya tahan wadi berkisar 15-20 hari (Khairina et al.,
1999)
Kandungan yang terdapat didalam daging ikan betok antara lain adalah :
8
2.8 Kegunaan dan Manfaat
Ikan betok memiliki kegunaan untuk dapat dijadikan sebagai salah satu
target ikan budidaya, mengingat masih jarang pemanfaatan dari ikan ini. Ikan
betok yang jarang dimanfaatkan ini ternyata memiliki nilai ekonomis yang bisa
dijadikan suatu alternatif target pembudidayaan. Ikan betok memiliki beberapa
keunggulan, selain rasa dagingnya yang gurih, ikan ini juga dapat mentoleransi
perubahan kualitas air yang radikal khususnya oksigen terlarut, sehingga sangat
berpotensi untuk di kembangkan sebagai ikan target budidaya (Muchlisin, 2013).
Selain menjadi alternatif target ikan budidaya, ikan betok juga memiliki
manfaat untuk dijadikan olahan atau masakan yaitu berupa papuyu dalam
bahasa masyarakat Banjar Kalimantan Tengah. Dikenal pula wadi papuyu, ikan
betok yang dibuang sisik, jerohan, dan insangnya dan difermentasi dengan
bantuan garam dalam wadah beling, stoples plastik, ember plastik yang ada
9
tutup, dan lain-lain. Wadi papuyu dimasak sesuai selera, digoreng atau disayur
(Wikipedia, 2017).
Selain menjadi ikan yang bisa dijual secara langsung maupun diolah
menjadi masakan, ikan betok juga berpotensi untuk dijadikan sebagai ikan hias.
Potensi betok menjadi ikan konsumsi dan ikan hias yang diiringi
dengan meningkatnya permintaan konsumen, membuat nelayan lebih
mengandalkan hasil tangkapan dari alam sehingga menimbulkan kekhawatiran
terhadap penurunan populasi ikan ini di kemudian hari (Isriansyah dan Sukarti,
2007).
Ikan betok memiliki kegunaan untuk dapat dijadikan sebagai salah satu
target ikan budidaya, mengingat masih jarang pemanfaatan dari ikan ini. Ikan
betok yang jarang dimanfaatkan ini ternyata memiliki nilai ekonomis yang bisa
dijadikan suatu alternatif target pembudidayaan. Ikan betok memiliki beberapa
keunggulan, selain rasa dagingnya yang gurih, ikan ini juga dapat mentoleransi
perubahan kualitas air yang radikal khususnya oksigen terlarut, sehingga sangat
berpotensi untuk di kembangkan sebagai ikan target budidaya (Muchlisin, 2013).
Selain menjadi alternatif target ikan budidaya, ikan betok juga memiliki
manfaat untuk dijadikan olahan atau masakan yaitu berupa papuyu dalam
bahasa masyarakat Banjar Kalimantan Tengah. Dikenal pula wadi papuyu, ikan
betok yang dibuang sisik, jerohan, dan insangnya dan difermentasi dengan
bantuan garam dalam wadah beling, stoples plastik, ember plastik yang ada
tutup, dan lain-lain. Wadi papuyu dimasak sesuai selera, digoreng atau disayur
(Wikipedia, 2017).
Selain menjadi ikan yang bisa dijual secara langsung maupun diolah
menjadi masakan, ikan betok juga berpotensi untuk dijadikan sebagai ikan hias.
10
Potensi betok menjadi ikan konsumsi dan ikan hias yang diiringi
dengan meningkatnya permintaan konsumen, membuat nelayan lebih
mengandalkan hasil tangkapan dari alam sehingga menimbulkan kekhawatiran
terhadap penurunan populasi ikan ini di kemudian hari (Isriansyah dan Sukarti,
2007).
11
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Betok adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di
perairan tawar.. Ikan betok merupakan jenis ikan agresif dan dapat ditemui di
berbagai macam perairan. Ikan ini juga memiliki kegunaan untuk dapat
dijadikan sebagai salah satu target ikan budidaya yang memiliki nilai
ekonomis yang bisa dijadikan suatu alternatif target pembudidayaan. Di
berbagai daerah di Indonesia juga telah banyak olahan sajian makanan
dengan bahan dasar ikan betok. Banyaknya kandungan nilai gizi pada ikan
betok juga tidak kalah dengan ikan bernilai ekonomis lainnya.
2. Saran
Di zaman yang modern seperti sekarang ini kita di haruskan membuat
suatu inovasi lebih dalam bidang perikanan khususnya. Terlebih
memanfaatkan ikan yang dianggap kurang memiliki nilai non ekonomis tetapi
memiliki kandungan nilai gizi yang setara dengan ikan ekonomis penting.
Selain hanya bisa mengolah alangkah baiknya masyarakat juga ikut andil
dalam pelestarian spesies ikan betok dengan cara budidaya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Khairina, R., Tyas U., dan Eni H.1999. Perubahan Sifat-Sifat Biokimiawi,
Fisikawi, Mikrobiawi, dan Sensoris Produk “Wadi” Ikan
Betok.Agritech.Vol(19):181-189
Kuncoro, E.B. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Air Tawar. Lily Publisher.
Yogyakarta. hlm. 134 : 27-28.
13
berbeda di lingkungan danau melintang kutai kartanegara kalimantan
timur. Tesis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Paul, B. N., Chanda , S., Bhowmick ., N. Sridhar ., G.S. Saha dan S.S. Giri. 2015.
Nutrient Profile Of Indian Climbing Perch, Anabas Testudineus. SAARC J. Agri.,
15(1): 99-109.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kuntji Identifikasi Ikan. Binacipta. 256 hlm.
Salami, Samuel O. (2010). Job Stress and Counterproductive Work Behavior:
Negative Affectivity as a Moderator. The Social Science. Vol. 5, No 6: 486- 492.
Sterba, G. 1969. Freshwater Fishes of The World. The Pet Library, Ltd.
New York. Fourth Edition. 877 hlm.
14