Anda di halaman 1dari 19

Praktek

Cara Menghitung PPh Pasal 21


Secara Umum

PENGERTIAN PPH PASAL 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan :


- sehubungan dengan pekerjaan jasa atau kegiatan
- yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri

DALAM MEMPELAJARI PPH PASAL 21 ADA 3 HAL :

a. Pihak sebagai pemotong PPh Pasal 21


b. Pihak yang dipotong PPh Pasal 21
c. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

PIHAK SEBAGAI PEMOTONG PPH PASAL 21

Pihak sebagai pemotong PPh Pasal 21 adalah Pihak Pemberi Kerja atau Pihak Pemberi Jasa, antara lain :
a. Bendaharawan Pemerintah
b. Dana Pensiun
c. Badan (PT, CV dan lainnya) dan Bentuk Usaha Tetap
d. Yayasan, Lembaga, Kepanitiaan, Asosiasi, Organisasi
e. Penyelenggara Kegiatan

PIHAK YANG DIPOTONG PPH PASAL 21

Pihak yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang menerima penghasilan sehubungan dengan
pekerjaaan, jasa kegiatan, antara lain :
a. Pegawai Tetap
b. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Lepas
c. Bukan Pegawai
d. Komisaris, Mantan Pegawai dan Peserta kegiatan
e. Penghasilan lainya yang dipotong PPh Pasal 21

PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH PASAL 21

1. Penghasilan yang sifatnya teratur


Penghasilan yang sifatnya teratur adalah penghasilan yang diterima setiap bulan, antara lain :
gaji, uang pensiun bulanan, tunjangan-tunjangan, serta premi asuransi yang dibayar pemberi
kerja

2. Penghasilan yang sifatnya tidak teratur


Penghasilan yang sifatnya tidak teratur adalah penghasilan yang diterima tidak setiap bulan,
antara lain : jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan hari raya, dan lainnya

3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan/borongan

4. Uang tebusan pensiun, uang tabungan haru tua, uang tunjangan hari tua, uang pesangon dan
sejenisnya

5. Honorarium, uang saku, hadiah, penghargaan, komisi

6. Imbalan kepada tenaga ahli : pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, aktuaris dan
penilai
7. Imbalan lain-lain yang diterima oleh jasa kepanitiaan, penemu pesanan, penemu langganan,
peserta perlombaan, seniman, olahragawan, pengajar, peterjemah, pengarang, peneliti, dan lain-
lainnya.

TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH PASAL 21 (Tidak Dikenakan


PPh Pasal 21)

1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa dan
asuransi bea siswa

2. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak
atau wajib pajak yang PPh-nya final dan yang dikenakan PPh berdasarkan Norma Perhitungan

3. Iuran Pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirianya telah disahkan Menteri
Keuangan dan Jaminan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh
pemberi kerja

4. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja

5. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dan badan atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.

TARIF PPH PASAL 21

Tarif pajak untuk menghitung PPh Pasal 21 sama dengan tarif pajak untuk menghitung PPh Orang
Pribadi.

No Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

1 Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

2 Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

3 Diatas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%

4 Diatas Rp 500.000.000 30%

KETERANGAN :

Terhadap wajib pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif lebih tinggi 20% dari tarif tersebut
diatas (atau 120% X Tarif Pajak)

Contoh :
Misal penghasilan kena pajak (PPh Pasal 21) sebesar Rp 1.000.000
Mempunyai NPWP PPh Pasal 21 = 5% X 1.000.000 = 50.000
Tidak punya NPWP PPh Pasal 21 = 50.000 + (20% X 50.000) = 60.000
Atau tidak punya NPWP PPh Pasal 21 = 5% X 120% X 1.000.000 = 60.000
Atau tidak punya NPWP PPh Pasal 21 = 6% X 1.000.000 = 60.000
CARA MENGHITUNG PPH PASAL 21

Secara garis besarnya menghitung PPh Pasal 21 dibagi sebagai berikut :

1. Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Tetap


2. Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Keja Lepas
3. Menghitung PPh Pasal 21 Bukan Pegawai
4. Menghitung PPh Pasal 21 Komisaris, Mantan Pegawai dan Peserta Kegiatan
5. Menerima imbalan lainnya

PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP

Pegawai Tetap adalah pegawai yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur,
termasuk dewan komisaris, dewan pengawas yang merangkap sebagai pegawai yang bekerja penuh di
perusahaan dan pegawai kontrak yang bekerja penuh dalam perusahaan.

Cara Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

1. Dihitung Penghasilan Bruto sebulan


Terdiri dari Gaji + Tunjangan dan lain-lain + Premi Asuransi

2. Dihitung Penghasilan Neto sebulan


Dari Penghasilan Bruto sebulan pada angka 1 dikurangi :
a. Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto *)
b. Iuran Pensiun dan Iuran Tunjangan Hari Tua

3. Dihitung Penghasilan Neto setahun


Dari Penghasilan Neto sebulan pada angka 2 dikalikan 12

4. Dihitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)


Dari Penghasilan Neto setahun pada angka 3 dikurangi PTKP

5. Dihitung PPh Pasal 21 setahun


Dari Penghasilan Kena Pajak pada angka 4 (PKP) X Tarif Pajak

6. Dihitung PPh Pasal 21 sebulan


Dari PPh Pasal 21 setahun pada angka 5 dibagi 12

*) Keterangan :

 Biaya jabatan 5% X Penghasilan Bruto sebulan, dengan batasan maksimal sebesar Rp 500.000,-
sebulan (untuk menghitung PPh Pasal 21 sebulan)
 Biaya jabatan 5% X Penghasilan Bruto setahun, dengan batasan maksimal sebesar Rp
6.000.000,- setahun (untuk menghitung PPh Pasal 21 setahun)

PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

PTKP untuk menghitung PPh Pasal 21 sama dengan PTKP untuk menghitung Pajak Penghasilan Orang
Pribadi.
TK/0 15.840.000 K/0 17.160.000

TK/1 17.160.000 K/1 18.480.000

TK/2 18.480.000 K/2 19.800.000

TK/3 19.800.000 K/3 21.120.000

Soal 1 :
Karsan telah menikah mempunyai 2 anak sebagai pegawai tetap di PT Cari Untung menerima gaji Rp
2.500.000,- tunjangan Rp 400.000,-. PT Cari Untung membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian sebesar Rp 30.000,- dan Rp 70.000,- , sedangkan Karsan membayar iuran
pensiun dan iuran THT sebesar Rp 40.000,- dan Rp 60.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21 bulan Januari 2012

Jawab :
Gaji = ......................
Tunjangan = .........................
Premi Asuransi Kecelakaan = .........................
Premi Asuransi Kematian = ......................... +
= ....................... +
Penghasilan Bruto sebulan = .......................
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% X .................... = .........................
( Biaya jabatan maksimal ) = .........................
Iuran Pensiun = .........................
Iuran THT = ......................... +
Jumlah Pengurangan = ........................ –
Penghasilan neto sebulan = ........................
Penghasilan neto setahun = 12 X .................. = ........................
Penghasilan Tidak Kena Pajak = ........................ –
Penghasilan Kena Pajak = .........................
PPh 21 setahun = 5% X .................. = .........................

PPh 21 sebulan = .................... : 12 = .........................

Soal 2 :
Karmin telah menikah mempunyai 3 anak sebagai pegawai tetap di PT Cari Untung menerima gaji Rp
12.000.000,- tunjangan Rp 500.000,- . PT Cari Untung membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian sebesar Rp 20.000,- dan Rp 80.000,- . Sedangkan Karmin membayar iuran
pensiun dan iuran THT sebesar Rp 35.000,- dan Rp 65.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21 bulan Januari 2012

Jawab :
Gaji = 12,000,000
Tunjangan = 500,000
Premi Asuransi Kecelakaan = 20,000
Premi Asuransi Kematian = 80,000 +
= 600,000 +
Penghasilan Bruto sebulan = 12,600,000
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% X 12,600,000 = .....................
( Biaya Jabatan maksimal ) = 500,000
Iuran Pensiun = 35,000
Iuran THT = 65,000 +
Jumlah Pengurangan = 600,000 -
Penghasilan Neto sebulan = 12,000,000

Penghasilan Neto setahun 12 X 12,000,000 = 144,000,000


Penghasilan Tidak Kena Pajak = 21,120,000 -
Penghasilan Kena Pajak = 122,880,000

PPh Pasal 21 setahun : 5% X ..................... = ...........................


15% X ..................... = ........................... +

Jumlah = ...........................
PPh Pasal 21 sebulan : ...................... : 12 = ...........................

PPH ATAS THR ATAU BONUS

Apabila perusahaan memberikan THR atau Bonus kepada pegawai, harus memotong PPh Pasal 21 yang
dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :

Misal :
PPh Pasal 21 setahun Gaji + THR = Rp 900.000,-
PPh Pasal 21 setahun Gaji = Rp 800.000,-
PPh Pasal 21 THR = Rp 100.000,-

Soal 3 :
Burhan telah menikah mempunyai 1 anak sebagai pegawai tetap di PT Cari Untung menerima gaji Rp
2.500.000,- tunjangan 8% dari gaji, PT Cari Untung membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian 1% dan 2% dari gaji. Sedangkan Burham membayar iuran pensiun dan iuran
THT 7% dan 6% dari gaji.
Dalam bulan Desember 2012 Burham menerima THR Rp 5.000.000,-
Hitung : a. PPh Pasal 21 atas THR
b. PPh Pasal 21 bulan Desember 2012
Jawab : PPh Pasal 21 setahun Gaji + THR

Gaji setahun 12 X .................... = .........................


Tunjangan 8% X ..................... = ....................
Premi Asuransi Kecelakaan 1% X ..................... = ....................
Premi Asuransi Kematian 2% X ..................... = .................... +
= .........................+
Penghasilan Bruto sebulan = .........................
THR = .........................+
Penghasilan Bruto Gaji + THR = .........................
Pengurangan
Biaya Jabatan 5% X ...................... = ....................
( Biaya Jabatan maksimal ) = ....................
Iuran Pensiun 7% X ...................... = ....................
Iuran THT 6% X ...................... = .................... +
Jumlah pengurangan = .........................-
Penghasilan Neto setahun = .........................
Penghasilan Tidak Kena Pajak = .........................-
Penghasilan Kena Pajak = .........................
PPh Pasal 21 Setahun Gaji + THR 5% X ...................... = .........................

Jawab : PPh 21 setahun Gaji

Gaji setahun 12 X 2.500.000 = 30.000.000


Tunjangan 8% X 30.000.000 = 2.400.000
Premi Asuransi Kecelakaan 1% X 30.000.000 = 300.000
Premi Asuransi Kematian 2% X 30.000.000 = 600.000 +
= 3.300.000 +
Penghasilan Bruto sebulan = 33.300.000
Pengurangan
Biaya Jabatan 5% X 33.300.000 = 1.665.000
( Biaya Jabatan maksimal ) = ....................
Iuran Pensiun 7% X 30.000.000 = 2.100.000
Iuran THT 6% X 30.000.000 = 1.800.000 +
Jumlah pengurangan = 5.565.000 -
Penghasilan Neto setahun = 27.735.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak = 18.480.000 -
Penghasilan Kena Pajak = 9.255.000
PPh Pasal 21 Setahun Gaji 5% X 9.255.000 = 462.750
Perhitungan PPh Pasal 21 THR

PPh Pasal 21 setahun Gaji + THR = .....................


PPh Pasal 21 setahun = ..................... -
PPh Pasal 21 THR = .....................

Perhitungan PPh Pasal 21 sebulan Desember

PPh Pasal 21 sebulan ....................... : 12 = .....................


PPh Pasal 21 THR = ..................... +
PPh Pasal 21 bulan Desember ( Gaji Desember + THR ) = .....................

PPH PASAL 21 KARYAWATI

PTKP Karyawati sebelum dan yang telah menikah

1. Karyawati yang belum menikah PTKP-nya sesuai dengan tanggungan keluarganya misalnya
TK/0, TK/1, TK/2 dan TK/3.

2. Karyawati yang telah menikah PTKP-nya menjadi TK/0 karena tanggungan keluarganya
mengikuti PTKP suaminya.

3. Kecuali suami tidak punya penghasilan yang dinyatakan dengan surat lurah/camat, maka PTKP
istri sesuai dengan tanggungan keluarganya misal K/0, K/1, K/2 dan K/3.

Soal 4 :
Alda Laila karyawati telah menikah mempunyai 3 anak bekerja sebagai pegawai tetep di PT Cari
Untung dengan menerima gaji Rp 2.000.000,- , tunjangan Transport sebesar 20% dari gaji. PT. Cari
Untung membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian sebesar 1,5 % dan 3,5% dari
gaji. Alda Laila membayar iuran pensiun dan iuran THT sebesar 3% dan 4% dari gaji. Suami Alda Laila
bekerja di Perusahaan Asing.
Hitung : PPh Pasal 21 Januari 2012

Jawab :
Gaji = 2.000.000
Tunjangan 20% X 2.000.000 = 400.000
Premi Asuransi Kecelakaan 1,5% X 2.000.000 = 30.000
Premi Asuransi Kematian 3,5% X 2.000.000 = 70.000 +
= 500.000 +
Penghasilan Bruto sebulan = 2.500.000
Pengurangan
Biaya Jabatan 5% X 2.500.000 = 125.000
( Biaya Jabatan maksimal ) = ....................
Iuran Pensiun 2% X 2.000.000 = 40.000
Iuran THT 3% X 2.000.000 = 60.000 +
Jumlah pengurangan = 225.000 -
Penghasilan Neto sebulan = 2.275.000
Penghasilan Neto setahun 12 X 2.275.000 = 27.300.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak ....... / ....... = .............................. -
Penghasilan Kena Pajak = 11.460.000
PPh Pasal 21 setahun : 5% X 11.460.000 = 573.000
PPh Pasal 21 sebulan : 573.000 : 12 = 47.750

Soal 5 :
Eva Sari karyawati telah menikah mempunyai 3 anak bekerja sebagai pegawai tetap di PT Cari Untung
dengan menerima gaji Rp 2.000.000,- , Tunjangan transport sebesar 20% dari gaji. PT Cari Untung
membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian sebesar 1,5% dan 3,5% dari gaji. Eva
Sari membayar iuran pensiun dan iuran THT sebesar 2% dan 3% dari gaji. Suami Eva Sari tidak bekerja
dan tidak mempunyai penghasilan ada Surat Keterangan Lurah/Camat.
Hitung : PPh Pasal 21 Januari 2012

Jawab :

Gaji = 2.000.000
Tunjangan 20% X 2.000.000 = 400.000
Premi Asuransi Kecelakaan 1,5% X 2.000.000 = 30.000
Premi Asuransi Kematian 3,5% X 2.000.000 = 70.000 +
= 500.000 +
Penghasilan Bruto sebulan = 2.500.000
Pengurangan
Biaya Jabatan 5% X 2.500.000 = 125.000
( Biaya Jabatan maksimal ) = ....................
Iuran Pensiun 2% X 2.000.000 = 40.000
Iuran THT 3% X 2.000.000 = 60.000 +
Jumlah pengurangan = 225.000 -
Penghasilan Neto sebulan = 2.275.000
Penghasilan Neto setahun 12 X 2.275.000 = 27.300.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak ...... / ....... = ........................-
Penghasilan Kena Pajak = 6.180.000
PPh Pasal 21 Setahun 5% X 6.180.000 = 309.000
PPh Pasal 21 Sebulan 309.000 : 12 = 25.750

PPH 21 ATAS UANG RAPEL ( Kekurangan Pembayaran gaji )

Apabila perusahaan membayarkan uang rapel gaji karena adanya kenaikan gaji pegawai yang berlaku
surut maka harus memotong PPh Pasal 21 dengan cara perhitungan sebagai berikut :
Misal :

PPh Pasal 21 setelah Gaji naik = Rp 75.000,-


PPh Pasal 21 sebelum Gaji naik = Rp 60.000,- _ _
PPh Pasal 21 atas Rapel sebulan = Rp 15.000,-
Soal 6 :
Barman telah menikah mempunyai 2 anak sebagai pegawai tetap di PT Cari Untung menerima gaji Rp
2.000.000,- , Tunjangan transport 20% dari gaji, PT Cari Untung membayar premi asuransi kecelakaan
kerja dan premi asuransi kematian sebesar 1,5% dan 3,5% dari gaji. Sedangkan Barman membayar iuran
pensiun sebesar 3% dari gaji dan iuran THT 4% dari gaji, dalam bulan April 2011 gaji Barman naik
menjadi Rp 2.500.000,- (Kenaikan gaji berlaku surut mulai bulan Januari)
Hitung : PPh Pasal 21 atas penerimaan Uang Rapel

Jawab : Sebelum Gaji Naik


Gaji = 2.000.000
Tunjangan 20% X 2.000.000 = 400.000
Premi Asuransi Kecelakaan 1,5% X 2.000.000 = 30.000
Premi Asuransi Kematian 3,5% X 2.000.000 = 70.000 +
= 500.000 +
Penghasilan Bruto sebulan = 2.500.000
Pengurangan
Biaya Jabatan 5% X 2.500.000 = 125.000
( Biaya Jabatan maksimal ) = ....................
Iuran Pensiun 2% X 2.000.000 = 40.000
Iuran THT 3% X 2.000.000 = 60.000 +
Jumlah pengurangan = 225.000 -
Penghasilan Neto sebulan = 2.275.000
Penghasilan Neto setahun 12 X 2.275.000 = 27.300.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak = 19.800.000 -
Penghasilan Kena Pajak = 7.500.000
PPh Pasal 21 Setahun 5% X 7.500.000 = 375.000
PPh Pasal 21 Sebulan 375.000 : 12 = 31.250

Jawab : setelah gaji naik


Gaji setahun = 2.500.000
Tunjangan 20% X 2.500.000 = 500.000
Premi Asuransi Kecelakaan 1,5% X 2.500.000 = 37.500
Premi Asuransi Kematian 3,5% X 2.500.000 = 87.500 +
= 625.000 +
Penghasilan Bruto sebulan = 3.125.000
Pengurangan
Biaya Jabatan 5% X 3.125.000 = 156.250
( Biaya Jabatan maksimal ) = ....................
Iuran Pensiun 2% X 2.500.000 = 50.000
Iuran THT 3% X 2.500.000 = 75.000 +
Jumlah pengurangan = 281.250 -
Penghasilan Neto sebulan = 2.843.750
Penghasilan Neto setahun 12 X 2.843.750 = 34.125.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak = 19.800.000 -
Penghasilan Kena Pajak = 14.325.000
PPh Pasal 21 Setahun 5% X 14.325.000 = 716.250
PPh Pasal 21 Sebulan 716.250 : 12 = 59.688

Perhitungan PPh Pasal 21 atas Rapel Januari s.d Maret

PPh Pasal 21 setelah gaji naik = ..........................


PPh Pasal 21 sebelum gaji naik = ..........................
PPh Pasal 21 atas rapel sebulan = ..........................
PPh Pasal 21 atas rapel 3 bulan Rp................ PPh Pasal 21 = 3 X .................... = ..........................

PPH PASAL 21 PEGAWAI TIDAK TETAP

Yang dimaksud pegawai tidak tetap menurut ketentuan pajak adalah pegawai tidak tetap / tenaga kerja
lepas yang dibayar perusahaan atasa dasar jumlah hari masuk kerja atau jumlah unit yang diselesaikan
atau jumlah penyelesaian pekerjaan.

PPH PASAL 21 PEGAWAI HARIAN

Yang dimaksud pegawai harian menurut peraturan pajak adalah pegawai harian yang dibayar
berdasarkan hari masuk kerja, apabila masuk kerja dibayar dan apabila tidak masuk kerja tidak dibayar.

Pegawai Harian yang tidak dibayar secara bulanan

Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Harian yang tidak dibayarkan secara bulanan, ada 2 cara untuk
menghitung besarnya PTKP sehari :

a. Jumlah Upah pegawai harian sebulan sampai dengan Rp 1.320.000,-


Maka Upah sehari tidak kena pajak (PTKP sehari) = Rp 150.000,-

b. Jumlah Upah pegawai harian sebulan lebih dari Rp 1.320.000,-


Maka Upah sehari tidak kena pajak (PTKP sehari) = PTKP Setahun
360 hari

Soal 7 :
Bariman telah menikah mempunyai 3 anak sebagai pegawai harian PT Cari untung menerima upah
sehari Rp 100.000,-. Dalam bulan Januari 2012 bekerja 8 hari.
Hitung : PPh Pasal 21 harian

Jawab :
Upah sebulan : 8 X ....................... = .....................
( Upah sebulan Rp 800.000,- belum melebihi Rp 1.320.000,- )
Maka PTKP sehari memakai = ......................
Perhitungan PPh Pasal 21 harian
Penghasilan sehari = ........................
PTKP sehari = ........................-
Penghasilan Kena Pajak sehari = ........................
PPh Pasal 21 sehari = ........................

Soal 8 :
Bakhrun telah menikah mempunyai 1 anak sebagai pegawai harian PT Cari Untung menerima upah
sehari Rp 160.000,- . Dalam bulan Januari 2012 bekerja 8 hari.
Hitung PPh Pasal 21 harian.

Jawab :
Upah sebulan : 8 X ....................... = .....................
( Upah sebulan Rp 1.280.000,- belum melebihi Rp 1.320.000,- )
Maka PTKP sehari memakai = ......................

Perhitungan PPh Pasal 21 harian


Penghasilan sehari = ........................
PTKP sehari = ........................-
Penghasilan Kena Pajak sehari = ........................
PPh Pasal 21 sehari 5% X ...................... = ........................
PPh Pasal 21 8 hari 8 X ...................... = ........................

Contoh : PPh Pasal 21 Harian dengan PTKP sehari = PTKP setahun


360 hari

Soal :
Sarman telah menikah belum mempunyai anak sebagai pegawai harian PT Cari Untung menerima upah
sehari Rp 100.000,- , dan dalam Januari 2012 bekerja 15 hari.
Hitung PPh Pasal 21 harian.

Jawab :
Upah sebulan : 15 X ....................... = .....................
( Upah sebulan Rp 1.500.000,- melebihi Rp 1.320.000,- )
Maka PTKP sehari memakai : ....................... = ......................
360
Perhitungan PPh Pasal 21 harian
Penghasilan sehari = ........................
PTKP sehari = ........................-
Penghasilan Kena Pajak sehari = ........................
PPh Pasal 21 sehari 5% X ...................... = ........................
PPh Pasal 21 15 hari 15 X ...................... = ........................

Soal :
Sarimin telah menikah mempunyai 3 anak sebagai pegawai harian PT Cari Untung menerima upah
sehari Rp 100.000,- . Dalam bulan Januari 2012 bekerja 20 hari.
Hitung : PPh Pasal 21 Harian
Jawab :

Upah sebulan : 20 X ....................... = .....................


( Upah sebulan Rp 2.000.000,- melebihi Rp 1.320.000,- )
Maka PTKP sehari memakai : ....................... = ......................
360

Perhitungan PPh Pasal 21 harian


Penghasilan sehari = ........................
PTKP sehari = ........................-
Penghasilan Kena Pajak sehari = ........................
PPh Pasal 21 sehari 5% X ...................... = ........................
PPh Pasal 21 20 hari 20 X ...................... = ........................

PPh Pasal 21 Upah Borongan dan Satuan

Untuk upah mingguan, upah borongan, dan upah satuan, cara menghitung PPh Pasal 21 sama dengan
cara menghitung PPh Pasal 21 upah harian, dengan batasan PTKP sehari Rp 150.000,- ( perhitungan
sehari tidak melebihi Rp 150.000,- tidak dikenakan PPh Pasal 21, perhitungan sehari melebihi Rp
150.000 kena PPh Pasal 21 )

Contoh : PPh Pasal 21 Upah Satuan / Mingguan

Urip adalah karyawan yang bekerja sebagai perakit TV pada perusahaan elektronika. Upah yang
dibayarkan berdasarkan jumlah unit / satuan yang diselesaikan yaitu Rp 50.000,- per buah TV dan
dibayarkan tiap minggu.
Dalam waktu 1 minggu (6 hari kerja) dihasilkan sebanyak 24 buah TV dengan upah Rp 1.200.000,-
Hitung : PPh Pasal 21 Mingguan

Jawab :
Upah seminggu ( 6 hari ) = 1.200.000
Upah sehari = 1.200.000 : 6 = 200.000

Perhitungan PPh Pasal 21 Mingguan


Penghasilan sehari = 200.000
PTKP sehari = 150.000 -
Penghasilan Kena Pajak sehari = 50.000
PPh Pasal 21 sehari 5% X 50.000 = 2.500
PPh Pasal 21 6 hari 6 X 2.500 = 15.000

Contoh : PPh Pasal 21 Upah Borongan

Supardi mengerjakan dekorasi sebuah kantor dengan upah borong sebesar Rp 350.000,- , pekerjaan
diselesaikan 2 hari. Hitung : PPh Pasal 21 Borongan

Jawab :
Upah borong ( 2 hari ) = 350.000
Upah sehari = 350.000 : 2 = 175.000
Perhitungan PPh Pasal 21 Borong
Penghasilan sehari = 175.000
PTKP sehari = 150.000 -
Penghasilan Kena Pajak sehari = 25.000
PPh Pasal 21 sehari 5% X 25.000 = 1.250
PPh Pasal 21 2 hari 2 X 1.250 = 2.500

Contoh : PPh Pasal 21 Upah Borong

Parmin mengerjakan dekorasi sebuah kantor dengan upah borong sebesar Rp 375.000,- , pekerjaan
diselesaikan 3 hari.
Hitung : PPh Pasal 21 Borongan

Jawab :
Upah borong ( 3 hari ) = 375.000
Upah sehari = 375.000 : 3 = 125.000

Perhitungan PPh Pasal 21 Borong


Penghasilan sehari = 125.000
PTKP sehari = 150.000 -
Penghasilan Kena Pajak sehari = NIHIL
PPh Pasal 21 sehari = NIHIL

Pegawai Harian yang dibayar secara bulanan

Apabila upah harian dibayarkan secara bulanan, maka cara menghitung PPh Pasal 21 juga secara
bulanan sebagai berikut :

a. Dihitung upah sebulan dari jumlah hari bekerja X upah sehari


b. Dikalikan 12 menjadi upah setahun
c. Dikurangi PTKP menjadi penghasilan kena pajak
d. Dikalikan tarif pajak menjadi pajak setahun
e. Dibagi menjadi pajak sebulan

Contoh : Pegawai harian dibayar bulanan

Wardi bekerja pada perusahaan elektronik dengan pasar upah harian yang dibayarkan secara bulanan.
Dalam bulan Januari 2012 bekerja selama 20 hari dan upah sehari adalah Rp 120.000,- . Wardi menikah
tetapi belum mempunyai anak. Hitung : PPh Pasal 21 Januari 2012

Jawab :
Upah sebulan 20 hari X 120.000 = 2.400.000
Penghasilan Bruto setahun 12 X 2.400.000 = 28.800.000
PTKP ( K/0 ) = 17.160.000 -
Penghasilan Kena Pajak setahun = 11.640.000
PPh Pasal 21 setahun 5% X 11.640.000 = 582.000
PPh Pasal 21 sebulan 582.000 : 12 = 48.500
PPH PASAL 21 BUKAN PEGAWAI PERUSAHAAN

Bukan Pegawai Perusahaan dibagi menjadi 2 :

1. Bukan Pegawai perusahaan, menerima imbalan dari perusahaan berkesinambungan


(hubungan lebih dari satu kali dalam setahun )

Perusahaan / Pemberi kerja membayar imbalan jasa kepada orang bukan pegawai secara
berkesinambungan, cara memotong PPh Pasal 21 dihitung dulu Dasar Pemotongan Pajak = 50%
X Imbalan Jasa, dikurangi PTKP ( PTKP untuk dirinya sendiri sebulan = Rp 1.320.000,- ).

a. Berkesinambungan ber-NPWP ( ada KTP )

Contoh 1 :
Novi Pratiwi Penjaja barang di PT A, Novi Pratiwi telah ber-NPWP. Penghasilan yang diterima
bulan Januari 2009 sebesar Rp 10.000.000.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 10.000.000 = 5.000.000
PTKP ( PTKP dirinya sendiri satu bulan ) 15.840.000 : 12 = 1.320.000 -
Penghasilan Kena Pajak = 3.680.000
PPh Pasal 21 5% X 3.680.000 = 184.000

Contoh 2 :
Uswatun Hasanah adalah ibu rumah tangga yang mempunyai 2 anak, bekerja sebagai distributor
Multi Level Marketing pada PT Golden Chain. Suami Uswatun HasanahPenghasilan yang
diterima Uswatun Hasanah Januari 2012 sebesar Rp120.000.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 120.000.000 = ......................
PTKP ( PTKP dirinya sendiri satu bulan ) 15.840.000 : 12 = ......................-
Penghasilan Kena Pajak = ......................

PPh Pasal 21 5% X ....................... = ......................


15% X ....................... = ......................+
Jumlah = ......................
b. Berkesinambungan TIDAK ber-NPWP ( TIDAK ada PTKP )

Contoh 1 :
Peggy Novianti Pretty belum ber-NPWP, sebagai Penjaja Barang di PT. A. Penghasilan yang
diterima bulan Januari 2012 sebesar Rp 10.000.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 10.000.000 = 5.000.000
PPh Pasal 21 5% X ........% X 5.000.000 = 300.000
Contoh 2 :
Sriyatun Harafah adalah ibu rumah tangga yang mempunyai 2 anak, bekerja sebagai distributor
Multi Level Marketing pada PT Golden Chain. Suami Sriyatun Harafah belum ber-NPWP.
Penghasilan yang diterima Sriyatun Harafah Januari 2012 sebesar Rp 120.000.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 120.000.000 = 60.000.000
PPh Pasal 21 5% X ........% X 50.000.000 = 3.000.000
15% X ........% X 10.000.000 = 1.800.000 +
Jumlah = 4.800.000

2. Bukan pegawai perusahaan, menerima imbalan dari perusahaan tidak berkesinambungan


( hubunganya hanya satu kali )

Perusahaan / Pemberi kerja membayar imbalan jasa orang bukan pegawai tidak
berkesinambungan, cara menghitung PPh Pasal 21, dihitung dulu Dasar Pemotongan Pajak =
50% X Imbalan Jasa ( Tidak dikurangi PTKP ).

Contoh 1 :
PT Maju membayar Rp 10.000.000,- Penceramah Amiarsih, MBA.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 10.000.000 = 5.000.000
PPh Pasal 21 5% X 5.000.000 = 250.000
Contoh 2 :
PT Kaya Raya mambayar seorang artis sebesar Rp 120.000.000,- pada acara hiburan perayaan
hari ulang tahun PT Kaya Raya 1 Juli 2009.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 120.000.000 = 60.000.000
PPh Pasal 21 5% X 50.000.000 = 2.500.000
15% X 10.000.000 = 1.500.000 +
Jumlah = 4.000.000
TENAGA AHLI

Yang dimaksud Tenaga Ahli menurut peraturan pajak adalah Dokter, Pengacara, Notaris, Konsultan,
Akuntan, Aktuaris, Penilai, Arsitek.

Untuk Tenaga Ahli baik berkesinambungan maupun tidak berkesinambungan Tidak Dikurangi PTKP.

Contoh 3 :
PT Agung pada bulan Juli 2009 melakukan pembelian tanah dan membayar Notaris sebesar Rp
20.000.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 10.000.000 = 5.000.000
PPh Pasal 21 5% X 5.000.000 = 250.000
Contoh 4 :
PT Jaya pada bulan Juli 2009 membayar Pengacara sebesar Rp 120.000.000,- , dalam menyelesaikan
perkara sengketa tanah.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
Dasar Pemotongan Pajak 50% X 120.000.000 = 60.000.000
PPh Pasal 21 5% X 50.000.000 = 2.500.000
15% X 10.000.000 = 1.500.000 +
Jumlah = 4.000.000

PPH PASAL 21 KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PESERTA KEGIATAN ( Langsung Tarif


Pajak, tidak pakai 50% )

PPh Pasal 21 Komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai, Mantan Pegawai, Peserta Kegiatan
adalah Penghasilan yang diterima dikenakan tarif sesuai dengan Pasal 17 ayat 1 (a) yaitu Tarif Umum
sebesar 5%, 15%, 25%, 30% tergantung besarnya penghasilan yang diterima.

Contoh 1 :
PT A membayar honorarium komisaris sebesar Rp 60.000.000,- tidak merangkap sebagai pegawai.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
PPh Pasal 21 5% X 50.000.000 = 2.500.000
15% X 10.000.000 = 1.500.000 +
Jumlah = 4.000.000

Contoh 2 :
PT B pada tanggal 10 Januari 2010 membayar bonus tahun lalu sebesar Rp 260.000.000,- kepada
mantan pegawai.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
PPh Pasal 21 5% X 50.000.000 = 2.500.000
15% X 200.000.000 = 30.000.000
25% X 10.000.000 = 2.500.000 +
Jumlah = 35.000.000

Contoh 3 :
PT EO membayar honorarium sebesar Rp 2.000.000,- kepada peserta kegiatan loka karya sehari.
Hitung : PPh Pasal 21

Jawab :
PPh Pasal 21 5% X 2.000.000 = 100.000

PPH PASAL 21 ATAS UANG PESANGON

( PP No. 68 Tahun 2009 tanggal 16 November 2009 )


Uang Pesangon dikenakan PPh Pasal 21 Final sebagai berikut :
1. uang pesangon s/d Rp 50.000.000,- : pajak 0%
2. pesangon diatas Rp 50.000.000,- s/d Rp 100.000.000,- : pajak 5%
3. pesangon diatas Rp 100.000.000,- s/d Rp 500.000.000,- : pajak 15%
4. uang pesangon diatas Rp 500.000.000 : pajak 25%
Dari tarif pesangon tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan :
 Yang dikalikan dengan Tarif 0% maksimal Rp 50.000.000,-
 Yang dikalikan dengan Tarif 5% maksimal Rp 50.000.000,-
 Yang dikalikan dengan Tarif 15% maksimal Rp 400.000.000,-
 Yang dikalikan dengan Tarif 25% pesangon diatas Rp 500.000.000,-

Contoh 1 :
Parmin bulan Desember 2009 menerima uang pesangon sebesar Rp 175.000.000,-
Hitung : PPh Pasal 21 uang pesangon.

Jawab :
Perhitungan PPh Pasal 21 : ........................ X 0% = .......................
........................ X 5% = .......................
........................ X 15% = .......................+
Jumlah = .......................

Keterangan :

PPh Pasal 21 atas pesangon dikenakan terhadap pesangon dapat dibayarkan :


a. Pembayaran pesangon sekligus ( kontan/tunai )
b. Pembayaran pesangon diangsur beberapa kali

Jadi menurut peraturan pajak, jumlah pesangon yang besarnya sama, baik dibayar sekaligus maupun
diangsur, pengenaan jumlah pajaknya sama besarnya.
Contoh :

1. Misal seperti soal no. 1 pesangon Rp 175.000.000,- dibayar sekaligus pajaknya Rp 13.750.000,- .
2. Misal seperti soal no. 2 pesangon Rp 175.000.000,- dibayar diangsur, maka jumlah pajaknya juga
Rp 13.750.000,-.

Contoh 2 :
Uang Pesangon sebesar Rp 175.000.000,- , dilakukan pembayaran beberapa kali, bulan Desember 2011
dibayar Rp 15.000.000,- ; bulan April 2012 dibayar Rp 45.000.000,0 ; bulan Mei 2012 dibayar Rp
50.000.000,- dan bulan Juli 2012 Rp 65.000.000,- .
Hitung : PPh Pasal 21 atas Pesangon.

Jawab :
Dibayar Rp 15.000.000 PPh Pasal 21 = 15.000.000 X 0% = 0
Dibayar Rp 45.000.000 PPh Pasal 21 = 35.000.000 X 0% = 0
10.000.000 X 5% = 500.000
Dibayar Rp 50.000.000 PPh Pasal 21 = 40.000.000 X 5% = 2.000.000
10.000.000 X 15% = 1.500.000
Dibayar Rp 65.000.000 PPh Pasal 21 = 65.000.000 X 15% = 9.750.000 +
Jumlah = 13.750.000

Contoh 3 :

Pesangon Rp 250.000.000 dibayarkan beberapa kali :

Januari Rp 20.000.000
Maret Rp 60.000.000
Mei Rp 80.000.000
Juli Rp 90.000.000

Hitung : PPh Pasal 21 Uang Pesangon.

Jawab :
Perhitungan PPh Pasal 21
Dibayar Rp 20.000.000 PPh Pasal 21 = ..................... X 0% = .........................
Dibayar Rp 60.000.000 PPh Pasal 21 = ..................... X 0% = .........................
..................... X 5% = .........................
Dibayar Rp 80.000.000 PPh Pasal 21 = ..................... X 5% = .........................
..................... X 15% = .........................
Dibayar Rp 90.000.000 PPh Pasal 21 = ..................... X 15% = .........................
+
Jumlah = .........................

Contoh 4 :

Pesangon Rp 600.000.000,- dibayarkan beberapa kali :

Januari Rp 10.000.000
Maret Rp 30.000.000
Mei Rp 50.000.000
Juli Rp 130.000.000
September Rp 140.000.000
Nopember Rp 150.000.000
Desember Rp 90.000.000

Hitung : PPh Pasal 21 Uang Pesangon.

Jawab :
Perhitungan PPh Pasal 21
Dibayar Rp 10,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 0% = .........................
Dibayar Rp 30,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 0% = .........................
Dibayar Rp 50,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 0% = .........................
..................... X 5% = .........................
Dibayar Rp 130,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 5% = .........................
..................... X 15% = .........................
Dibayar Rp 140,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 15% = .........................
Dibayar Rp 150,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 15% = .........................
..................... X 25% = .........................
Dibayar Rp 90,000,000 PPh Pasal 21 = ..................... X 25% = .........................
+
Jumlah = .........................

Anda mungkin juga menyukai