Anda di halaman 1dari 5

Diabetes Mellitus tipe-1, Kencing Manis Pada Anak

Posted on Maret 11, 2012 by GrowUp Clinic

Diabetes mellitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula
adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa
hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai
akibat dari: defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya, defisiensi
transporter glukosa atau keduanya. Diabetes juga dapat terjadi pada anak sering disebut
Diabetes Mellitus tipe-1 lebih diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat
kerusakan sel β-pankreas yang didasari proses autoimun.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain:
Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria,
distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram,
leukoaraiosis, demensia,hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme,dan lain-lain. Diabetes
mellitus dapat disebabkan berbagai macam etiologi, disertai dengan adanya hiperglikemia kronis
akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja dari insulin, atau keduanya.

Diabetes mellitus tipe 1


Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (childhood-onset diabetes, juvenile diabetes,
insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya
rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Pada DM tipe-1 didapatkan penurunan sekresi insulin karena kerusakan sel beta pankreas akibat
proses autoimun. Akibat dari penurunan produksi insulin, penggunaan glukosa sebagai sumber
energi terganggu. Tubuh akan menggunakan lemak dan protein. Karena metabolisme yang tidak
sempurna, terjadi ketosis dan ketoasidosis.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet
maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan
yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi
autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu
oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan
yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan
dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin.
Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin
melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada
tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin
yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin
melalui “inhaled powder”.

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi aktivitas-
aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam
pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1
harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l).Beberapa dokter
menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan
angka yang lebih rendah, seperti “frequent hypoglycemic events”.Angka di atas 200 mg/dl (10
mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering
sehingga menyebabkan dehidrasi.Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan
perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.Tingkat glukosa darah yang rendah,
yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran

GEJALA KLINIS

 Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun


 Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria

Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau
tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu,
pada dugaan DM tipe-1, penderita harus segera dirawat inap.

DIAGNOSIS

Laboratorium :

 Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan > 200 mg/dl.
 Ketonemia, ketonuria.
 Glukosuria.
 Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji toleransi glukosa oral (oral
glucosa tolerance test).
 Kadar C-peptide.
 Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA (Insulin auto-antibody), Anti
GAD (Glutamic decarboxylase auto-antibody).

DIAGNOSIS BANDING

Produksi berlebihan glukokortikoid atau katekolamin pada :

 Tumor hipotalamus atau hipofisis


 Tumor atau hiperplasia adrenal
 Feokromositoma Pada keadaan ini didapatkan uji toleransi glukosa yang abnormal dan
glukosuria tanpa ketosis, yang disebabkan oleh peningkatan glikogenolisis dan
glukoneogenesis.
 Renal glukosuria. Pada keadaan ini didapatkan glukosuria tanpa hiperglikemia maupun
ketosis.

PENATALAKSANAAN

 Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera rawat inap.


 Pengobatan penyakit penyerta seperti infeksi dan lain-lain.
 Bila didapatkanpenyakitbpenyerta seperti hiperglikemia dan hipertensi juga harus
ditangani dengan baik
 Pemberian Insulin. Dosis total insulin adalah 0,5 – 1 UI/kg BB/hari. Selama pemberian
perlu dilakukan pemantauan glukosa darah atau reduksi air kemih. Gejala hipoglikemia
dapat timbul karena kebutuhan insulin menurun selama fase ”honeymoon”. Pada keadaan
ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi
sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.

Pedoman Pemberian Insulin

Puncak Lama
Jenis insulin Awitan
kerja kerja
Meal Time Insulin 5-15 menit 1 jam 4 jam
30-60 2-4 jam 5-8 jam
Insulin Lispro (Rapid acting) menit

Regular (Short acting)


Background Insulin 1-2 jam 4-12 jam 8-24 jam
2 jam 6-20 jam 18-36 jam
NPH dan Lente (Intermediate
acting)

Ultra Lente (Long acting)


Insulin Glargine (Peakless Long 2-4 jam 4 jam 24-30 jam
acting)

Diet

 Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia pubertas dapat juga
ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 1000 + (usia dalam tahun x 100) = …….
Kalori/hari
 Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas : 50-55% karbohidrat, 10-15%
protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur), dan 30-35% lemak.
 Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan kecil
sebagai berikut :

1. 20% berupa makan pagi.


2. 10% berupa makanan kecil.
3. 25% berupa makan siang.
4. 10% berupa makanan kecil.
5. 25% berupa makan malam.
6. 10% berupa makanan kecil.

KOMPLIKASI

Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis.
Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati, dan
retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1.

Diagnosis dini dan pengobatan dini penting sekali untuk :

1. mengurangi terjadinya gagal ginjal berat, yang memerlukan dialisis.


2. menunda ”end stage renal disease” dan dengan ini memperpanjang umur penderita.

Adanya ’mikroalbuminuria’ merupakan parameter yang paling sensitif untuk identifikasi


penderita resiko tinggi untuk nefropati diabetik. Mikroalbuminuria mendahului
makroalbuminuria. Pada anak dengan DM tipe-1 selama > 5 tahun, dianjurkan skrining
mikroalbuminuria 1x/tahun. Bila tes positif, maka dianjurkan lebih sering dilakukan
pemeriksaan. Bila didapatkan hipertensi pada penderita DM tipe-1, biasanya disertai terjadinya
nefropati diabetik.

PEMANTAUAN

Ditujukan untuk mengurangi morbiditas akibat komplikasi akut maupun kronis, baik dilakukan
selama perawatan di rumah sakit maupun secara mandiri di rumah, meliputi :

 keadaan umum, tanda vital.


 kemungkinan infeksi.
 kadar gula darah (juga dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan glukometer)
setiap sebelum makan utama dan menjelang tidur malam hari.
 kadar HbA1C (setiap 3 bulan).
 pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar gula > 250 mg/dl).
 mikroalbuminuria (setiap 1 tahun).
 fungsi ginjal.
 funduskopi untuk memantau terjadinya retinopati (biasanya terjadi setelah 3-5 tahun
menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas).

Anda mungkin juga menyukai