Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Protein

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan komponen penting yang terdapat pada sel utama hewan dan
manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein hewan atau tumbuhan. Protein yang
berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati. Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan
struktur pada otot, kulit, kuku dan rambut. Protein lain mengangkut molekul dari satu
bagian ke bagian yang lain dalam makhluk hidup. Selain itu masih ada lagi yang
bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup.
Terdapat protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut
dalam air. Namun, protein umumnya larut jika dilarutkan di dalam air, garam, asam,
basa dan pelarut organik seperti etanol, kloroform dan eter. Protein dapat mengalami
denaturasi yaitu perubahan dan perusakan yang terjadi pada struktur protein dan dapat
mengalami koagulasi yaitu penggumpalan yang terjadi pada molekul protein yang
biasanya diawali dengan terjadinya denaturasi.
Pada praktikum ini protein yang akan di uji adalah protein yang terdapat pada putih
telur. Selain mengandung banyak protein, putih telur juga mengandung senyawa lemak
dan antimikroba. Adapun Protein yang terkandung dalam putih telur yaitu ovalbumin,
conalbumin, ovomucoid, lizozime, dan globulin. Dalam praktikum protein uji yang akan
dilakukan adalah uji pengendapan oleh garam-garam netral alkohol, uji warna, uji
Hopkin Cole dan uji Xanthroprotein. Dalam setiap uji memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Untuk uji pengendapan oleh garam-garam netral alkohol adalah memisahkan
garam dengan protein. Untuk uji warna digunakan agar mengetahui adanya ikatan
peptida pada putih telur. Sedangkan pada uji hopkin cole untuk mengetahui apakah
terkandung triptofan yang merupakan asam amino pembentuk protein. Terakhir uji
xanthoprotein di lakukan agar mengetahui terdapat hasil positif terhadap asam amino
yang mengandung cincin benzena.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 1
Laporan Praktikum Protein

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara memurnikan protein dengan mengendapkan garam melalui uji
pengendapan oleh garam-garam netral alkohol.
2. Mengetahui apakah terdapat ikatan peptida pada putih telur dengan uji warna.
3. Mengetahui apakah terdapat triptofan pada putih telur dengan uji hopkin cole.
4. Mengetahui apakah terdapat asam amino yang mengandung cincin benzena
dengan uji xanthoprotein.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 2
Laporan Praktikum Protein

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protein

Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel


makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein
memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsinya.
Peranan protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem
imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi. Protein-protein tersebut
merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik masing-masing suatu organisme
tak terkecuali pada bakteri (Campbell et al., 2009; Lehninger et al., 2004). Protein
dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA
dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut
ditranslasikan menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan
RNA dan ribosom (Vo-Dinh, 2005).
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang terikat
satu sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam asam amino, tubuh
orang dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino esensial yaitu lisin, leusin,
isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, sedangkan untuk anak-
anak yang sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin.
Adapun contoh asam amino non esensial yaitu prolin, serin, tirosin, sistein, glisin,
asam glutamat, alanin, asam aspartat, aspargin, ornitin (Irianto dan Waluyo, 2004).
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon
55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1%
fosfor. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua
protein akan tetapi tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Molekul protein
lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya (Almatsier, 1989).
Protein bagi tubuh berfungsi untuk perbaikan semua jaringan di dalam tubuh
termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Protein pembentukan
hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus, perkembangan seks
dan metabolisme. Protein juga berguna untuk melindungi supaya keseimbangan
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI - ITATS 3
Laporan Praktikum Protein

asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur
keseimbangan air di dalam tubuh.

2.2 Struktur Protein

Struktur protein mengacu pada susunan/urutan linier dari konstituen asam


amino yang secara kovalen dihubungkan melalui ikatan peptida. Susunan tersebut
merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar dari
berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier
(Winarno, 1991).

Struktur sekunder protein adalah rantai polipeptida yang berlipat-lipat dan


merupakan bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya
tersusun saling berdekatan. Protein terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar
asam amino dalam rantai sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk zig
zag dengan gugus R mencuat ke atas dan ke bawah.
2.3 Fungsi Protein

Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu sebagai enzim,


zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai zat-zat
pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon. Proses metabolik (reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas
pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain
(Sediaoetama, 2008). Menurut Almatsier (2009:96-97) fungsi protein adalah
sebagai berikut:

1. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.

2. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon seperti tiroid,


insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula berbagai enzim. 

3. Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam tiga


kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di luar sel),
intravaskular (di dalam pembuluh darah). 

4. Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu


bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf konstan. 
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI - ITATS 4
Laporan Praktikum Protein

5. Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi bergantung


pada kemampuan tubuh memproduksi anti bodi.

6. Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. 

7. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena


menghasilkan 4 kalori/g protein.

2.4 Uji Kualitatif Protein

Beberapa cara yang dapat digunakan dalam reaksi pengujian protein yaitu:

 Uji Biuret
Jika larutan protein encer yang dibuat basa dengan larutan natrium
hidroksida ditambah dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan
tersebut akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi ini disebut
reaksi biuret sebab warna senyawa yang terbentuk sama dengan warna senyawa
biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat. Warna
merah muda atau merah jambu terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki
mempunyai molekul yang kecil, misalnya proteosa dan pepton. Warna violet
terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki mempunyai molekul yang
besar, misalnya gelatin. Reaksi biuret positif untuk semua jenis protein dan
hasil-hasil antara hidrolisisnya jika masih mempunyai dua atau lebih ikatan
peptida, dan negatif untuk asam amino (Sumardjo, 2009).
 Uji Ninhidrin
Zat pengoksidasi ninhidrin dengan larutan protein membentuk larutan
berwarna ungu sampai biru. Reaksi ini berjalan dengan sempurna pada pH 5-7
dan sedikit pemanasan. Reaksi ini berlaku untuk semua protein, hasil antara
hidrolisisnya, dan hasil akhir hidrolisisnya, yaitu asam amino. Khusus untuk
asam amino prolin dan hidroksi prolin akan terbentuk warna kuning (Sumardjo,
2009).
 Uji Xanthoprotein
Protein yang mengandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam
struktur kimianya (protein yang mengandung asam amino fenilalanin atau

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 5
Laporan Praktikum Protein

tirosin) jika ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan
warna putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah
menjadi kuning, yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan
larutan basa. Sebenarnya, proses ini adalah proses nitrasi inti benzena pada asam
amino penyusun protein tersebut. Proses ini dapat terjadi jika kulit terkena asam
nitrat pekat, yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi ini
benzena pada asam amino penyusun kulit (Sumardjo, 2009).
 Uji Molisch
Larutan protein majemuk yang mempunyai radikal prostetik karbohidrat,
yaitu glikoprotein atau mukoprotein, pada penggojlokannya secara hati-hati
dengan larutan alfanaftol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan membentuk
larutan berwarna violet. Pada proses ini, glikoprotein atau mukoprotein akan
mengalami hidrolisis menjadi protein sederhana dan karbohidrat. Karbohidrat
yang terbentuk dengan alfanaftol dalam alkohol dan asam sulfat pekat
memberikan warna violet (Sumardjo, 2009).
 Uji Adamkiewicz
Pada tahun 1874, Adamkiewicz menerbitkan sebuah deskripsi tetang
fenomena perubahan warna sebagai akibat dari reaksi kuat asam belerang pada
albumin dalam telur. Pada beberapa percobaan, ia menggunakan asam asetat
sebagai pelarut, dan ia meneliti pada beberapa kasus bahwa warna ungu
dihasilkan oleh penambahan asam belerang. Reaksi ini kemudian digunakan
untuk mendeteksi keberadaan asam amino triptofan dalam protein melalui
warnanya. Apabila asam belerang dicampurkan dengan campuran protein dari
asam glioksalik, maka akan terbentuk warna merah atau ungu (Fearon, 1920).
 Uji Belerang
Uji belerang ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung
asam amino yang memiliki gugus belerang, seperti sistein, sistin, dan metionin.
Cara pengujiannya sebagai berikut: larutan protein dan larutan NaOH pekat
dipanaskan, kemudian ditambahkan larutan timbal asetat. Jika protein tersebut
mengandung belerang, akan terbentuk endapan hitam timbal sulfida (PbS)
(Syabana, 2011).
 Uji Pengendapan dengan Garam Logam

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 6
Laporan Praktikum Protein

Larutan garam logam berat seperti larutan perak nitrat, merkuri klorida atau
plumbo asetat dapat menggumpalkan larutan protein encer. Gumpalan perak
proteinat, misalnya, dapat terjadi apabila larutan protein encer ditambah dengan
larutan perak nitrat (Sumardjo, 2009). Dasar reaksi ini adalah penetralan muatan.
Pengendapan akan terjadi apabila protein berada pada daerah alkalis terhadap
titik isoelektriknya, yang mana protein bermuatan negatif. Adanya ion positif
dari logam berat, maka terjadi garam netral proteinat yang mengendap
(Budiman, 2009).
 Uji Pengendapan dengan Asam
Senyawa-senyawa asam mempunyai muatan negatif yang besar dapat
menetralkan protein yang bermuatan positif, membentuk garam yang tidak larut.
Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4-4,5 dimana protein
mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan)
kelarutan protein sangat menurun atau mengendap.
 Reaksi Hopkins Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan
pereaksi Hopkins Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat
dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur
dengan pereaksi Hopkins Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga
membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan
terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut (Whitford, 2005).
 Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada
dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna (Whitford, 2005).
2.5 MSDS H2SO4
1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia wujud
Kondisi fisik : cair (fluida)
Warna : tak berwarna
Bau : tak berbau

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 7
Laporan Praktikum Protein

2 Parameter fisik dan kimia lainnya


pH (nilai) : <1 (20 °C)
Titik cair/titik beku : -15 °C
Titik didih awal dan rentang didih : 295 - 315 °C
Kondisi : mudah menyala (padat, gas) tidak relevan (fluida)
Tekanan uap air : <0,01 hPa pada 20 °C
Densitas : 1,84 g/cm³ pada 20 °C
Reaktivitas : pengoksidasi yang kuat
Stabilitas kimia : Material stabil dalam kondisi penyimpanan dan penanganan
suhu dan tekanan ambien normal dan terantisipasi.
Kondisi yang harus dihindari : Dekomposisi terjadi pada suhu : >338 °C.
3 Efek jangka pendek :
Penghirupan uap asam menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta
mengganggu paru-paru. Cairan asam dapat merusak kulit dan menimbulkan luka
yang amat sakit. Dapat menimbulkan kebutaan bila terkena mata.
4 Efek jangka panjang :
Penghirupan uap asam kadar kecil dalam jangka panjang berakibat iritasi pada
hidung, tenggorokan dan paru-paru
5 Kebakaran :
Tidak terbakar, tetapi asam pekat bersifat oksidator yang dapat menimbulkan
kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan lain-lain.
Amat reaktif dengan bubuk zat organik.
6 Reaktivitas :
Mengalami penguraian bila kena panas, mengeluarkan gas SO2. Asam encer
bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif bila kena
nyala atau panas. Asam sulfat bereaksi hebat dengan air.  
7 Tindakan Pertolongan pertama
Kontak mata : segera siram mata dengan banyak air selama 15 menit dengan air
dingin serta segera mendapat perhatian medis.
Kontak kulit : segera siram kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Cuci dengan sabun disenfektan dan menutupi kulit yang terkontaminasi
dengan krim anti bakteri. Carilah segera perhatian medis.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 8
Laporan Praktikum Protein

Terhiup : mengevakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin,


kendurkan pakaian ketat seperti ikat pinggang, kerah dasi, jika sulit bernapas
berikan oksigen. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Tertelan : jangan memberikan apapun melalui mulut kecuali diarahkan
melakukannya oleh tenaga medis. Jangan memberikan apapun melalui mulut ke
bawah sadar orang.
2.6 MSDS CuSO4
1. Sifat Fisik dan Kimia
Melting Point: Tidak tersedia informasi
Berat jenis 1.84
Titik Didih: 534-590°C
Volatile oleh Volume Persen: <5
Tekanan Uap: Tidak tersedia informasi
Tingkat Penguapan: Tidak Berlaku
Kepadatan uap: Tidak tersedia informasi
Penguapan Standar: Tidak Berlaku
Kelarutan dalam Air: Larut
Auto pengapian Suhu: Tidak Berlaku
Penampilan dan Bau: Tidak berwarna keruh menjadi cair sedikit kuning
Batasi di Udara: Tidak Berlaku
Titik Nyala: Tidak mudah terbakar
Batasi di Udara: Tidak Berlaku
2. Identifikasi Bahaya
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan.
Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai.
Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah
menangani. Simpan wadah tertutup.
3. Tindakan Pertolongan Pertama
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan.
Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai.
Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah
menangani. Simpan wadah tertutup.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 9
Laporan Praktikum Protein

2.7 MSDS Etanol


1. Sifat fisika kimia :
Rumus molekul : CH3CH2OH
Cairan : tidak berwarna
Bau : khas
Berat molekul : 46.1
Titik didih : 79°C
Titik leleh : -114°C
Kelarutan : bercampur dengan air, eter, aseton, etanol, kloroform
Tekanan uap (20°C) : 5.8 kPa
Titik nyala : 13°
Kerapatan : 0,79
2. Bahaya
Jangka pendek :
Batuk, sakit kepala, rasa lelah, mengantuk. Gagal sistem pernapasan,
mengiritasi kulit, kulit kering, bila terkena mata akan menyebabkan mata merah
dan rasa terbakar, bila tertelan akan menyebabkan sakit kepala, rasa bingung,
pusing, hilang kesadaran, mual, muntah, Rasa terbakar pada saluran cerna.
Jangka panjang :
Bila terhirup menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan bagian
atas, bila kontak dengan kulit maka akan hilangnya lapisan lemak pada kulit,
bila tertelan dapat menyebabkan terjadinya sirosis pada hati, toksisitas pada hati
termasuk infiltrasi lemak ke dalam hati, hepatitis alkoholik, perdarahan saluran
cerna, gangguan jantung termasuk disritmia.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 10
Laporan Praktikum Protein

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan


3.1.1 Alat
o Tabung reaksi
o Batang pengaduk
o Beaker glass 500 mL
o Beaker glass 100 mL
o Gelas ukur 10 mL
o Pipet tetes
o Bunsen
o Penjepit
o Rak tabung
o Sikat

3.1.2 Bahan
o Putih telur
o NH3
o NaOH 40%
o CuSO4
o H2SO4 pekat
o HNO3 pekat
o Ammonia sulfat jenuh
o Etanol
o HgSO4 1%
o HNO3
o Formaldehid encer
o NaNO3 1%

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 11
Laporan Praktikum Protein

3.2 Skema Percobaan


3.2.1 Skema Percobaan Reaksi Pengendapan oleh Garam Netral Alkohol

Memasukkan 5 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi.

Menambahkan ammonium sulfat jenuh berlebih.

Menambahkan 2 mL alkohol absolut pada larutan protein pekat.

Mengamati perubahan yang terjadi.

Gambar 3.1 Skema Percobaan Reaksi Pengendapan oleh Garam Netral Alkohol

3.2.2 Skema Percobaan Reaksi Warna

Memasukkan 1 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi.

Menambahkan 2 mL NaOH 40% pada larutan proteisn tersebut.

Menambahkan 1 tetes larutan CuSO4 5%.

Mengamati perubahan yang terjadi.

Gambar 3.2 Skema Percobaan Reaksi Warna

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 12
Laporan Praktikum Protein

3.2.3 Skema Percobaan Reaksi dengan Nillon

Menambahkan HNO3 1ml larutan merkuri sulfat

Menambahan campuran pada larutan protein

Memanaskan larutan sampai terjadi larutan kuning

Mendinginkan dan menambahkan larutan natrium nitrat 1%

Amati perubahan warna

Gambar 3.3 Skema Percobaan Reaksi dengan Nillon

3.2.4 Skema Percobaan Hopkin Cole

Memasukkan 1 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi.

Menambahkan 1 mL larutan formaldehid yang sangat encer.

Menambahkan 1 mL larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi

Mengamati perubahan yang terjadi.

Gambar 3.4 Skema Percobaan Hopkin Cole


Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI - ITATS 13
Laporan Praktikum Protein

3.2.5 Skema Percobaan Xanthoprotein

Menyiapkan 2 buah tabung reaksi A dan B.

Memasukkan 3 mL larutan protein pada tabung reaksi A dan B.

Menambahakan 1 mL HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi A dan B.

Menambahkan 1 mL ammonia ke dalam tabung B.

Mengamati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi A dan B.

Gambar 3.5 Skema Percobaan Xanthoprotein

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 14
Laporan Praktikum Protein

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 1989. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Asisten Laboratorium. 2018. Modul Praktikum Kimia Organik 2: Surabaya: Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
Fearon, W.R. 1920. A Study of Some Biochemical Tests No.2: The Adamkiewicz
Protein Reaction. The Mechanism of The Hopkins-Cole Test for Tryptophan. A
New Colour Test for Glyoxylic Acid. Biochemical Journal, 14(5): 548–564.
https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-
protein.html
http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html
Irianto K dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widy
Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Whitford, David. 2005. Protein Structure and Function. England : John Willey and
Sons.
Winarno F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 15

Anda mungkin juga menyukai

  • Asam Sulfat
    Asam Sulfat
    Dokumen9 halaman
    Asam Sulfat
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Isolasi Trimiristin (Bab3)
    Isolasi Trimiristin (Bab3)
    Dokumen12 halaman
    Isolasi Trimiristin (Bab3)
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • PKM GT
    PKM GT
    Dokumen9 halaman
    PKM GT
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • 5194 - Makalah PMV
    5194 - Makalah PMV
    Dokumen12 halaman
    5194 - Makalah PMV
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • PKM Umam
    PKM Umam
    Dokumen19 halaman
    PKM Umam
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Tugas Terlambat 1 Menit
    Tugas Terlambat 1 Menit
    Dokumen5 halaman
    Tugas Terlambat 1 Menit
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Laporan LADA 4
    Laporan LADA 4
    Dokumen15 halaman
    Laporan LADA 4
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Jurnal KF
    Jurnal KF
    Dokumen7 halaman
    Jurnal KF
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • For Tabel and Grafik PMV
    For Tabel and Grafik PMV
    Dokumen14 halaman
    For Tabel and Grafik PMV
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen16 halaman
    Proposal
    Moch Khoirul Umam
    Belum ada peringkat