BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara memurnikan protein dengan mengendapkan garam melalui uji
pengendapan oleh garam-garam netral alkohol.
2. Mengetahui apakah terdapat ikatan peptida pada putih telur dengan uji warna.
3. Mengetahui apakah terdapat triptofan pada putih telur dengan uji hopkin cole.
4. Mengetahui apakah terdapat asam amino yang mengandung cincin benzena
dengan uji xanthoprotein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Protein
asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur
keseimbangan air di dalam tubuh.
6. Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel.
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam reaksi pengujian protein yaitu:
Uji Biuret
Jika larutan protein encer yang dibuat basa dengan larutan natrium
hidroksida ditambah dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan
tersebut akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi ini disebut
reaksi biuret sebab warna senyawa yang terbentuk sama dengan warna senyawa
biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat. Warna
merah muda atau merah jambu terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki
mempunyai molekul yang kecil, misalnya proteosa dan pepton. Warna violet
terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki mempunyai molekul yang
besar, misalnya gelatin. Reaksi biuret positif untuk semua jenis protein dan
hasil-hasil antara hidrolisisnya jika masih mempunyai dua atau lebih ikatan
peptida, dan negatif untuk asam amino (Sumardjo, 2009).
Uji Ninhidrin
Zat pengoksidasi ninhidrin dengan larutan protein membentuk larutan
berwarna ungu sampai biru. Reaksi ini berjalan dengan sempurna pada pH 5-7
dan sedikit pemanasan. Reaksi ini berlaku untuk semua protein, hasil antara
hidrolisisnya, dan hasil akhir hidrolisisnya, yaitu asam amino. Khusus untuk
asam amino prolin dan hidroksi prolin akan terbentuk warna kuning (Sumardjo,
2009).
Uji Xanthoprotein
Protein yang mengandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam
struktur kimianya (protein yang mengandung asam amino fenilalanin atau
tirosin) jika ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan
warna putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah
menjadi kuning, yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan
larutan basa. Sebenarnya, proses ini adalah proses nitrasi inti benzena pada asam
amino penyusun protein tersebut. Proses ini dapat terjadi jika kulit terkena asam
nitrat pekat, yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi ini
benzena pada asam amino penyusun kulit (Sumardjo, 2009).
Uji Molisch
Larutan protein majemuk yang mempunyai radikal prostetik karbohidrat,
yaitu glikoprotein atau mukoprotein, pada penggojlokannya secara hati-hati
dengan larutan alfanaftol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan membentuk
larutan berwarna violet. Pada proses ini, glikoprotein atau mukoprotein akan
mengalami hidrolisis menjadi protein sederhana dan karbohidrat. Karbohidrat
yang terbentuk dengan alfanaftol dalam alkohol dan asam sulfat pekat
memberikan warna violet (Sumardjo, 2009).
Uji Adamkiewicz
Pada tahun 1874, Adamkiewicz menerbitkan sebuah deskripsi tetang
fenomena perubahan warna sebagai akibat dari reaksi kuat asam belerang pada
albumin dalam telur. Pada beberapa percobaan, ia menggunakan asam asetat
sebagai pelarut, dan ia meneliti pada beberapa kasus bahwa warna ungu
dihasilkan oleh penambahan asam belerang. Reaksi ini kemudian digunakan
untuk mendeteksi keberadaan asam amino triptofan dalam protein melalui
warnanya. Apabila asam belerang dicampurkan dengan campuran protein dari
asam glioksalik, maka akan terbentuk warna merah atau ungu (Fearon, 1920).
Uji Belerang
Uji belerang ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung
asam amino yang memiliki gugus belerang, seperti sistein, sistin, dan metionin.
Cara pengujiannya sebagai berikut: larutan protein dan larutan NaOH pekat
dipanaskan, kemudian ditambahkan larutan timbal asetat. Jika protein tersebut
mengandung belerang, akan terbentuk endapan hitam timbal sulfida (PbS)
(Syabana, 2011).
Uji Pengendapan dengan Garam Logam
Larutan garam logam berat seperti larutan perak nitrat, merkuri klorida atau
plumbo asetat dapat menggumpalkan larutan protein encer. Gumpalan perak
proteinat, misalnya, dapat terjadi apabila larutan protein encer ditambah dengan
larutan perak nitrat (Sumardjo, 2009). Dasar reaksi ini adalah penetralan muatan.
Pengendapan akan terjadi apabila protein berada pada daerah alkalis terhadap
titik isoelektriknya, yang mana protein bermuatan negatif. Adanya ion positif
dari logam berat, maka terjadi garam netral proteinat yang mengendap
(Budiman, 2009).
Uji Pengendapan dengan Asam
Senyawa-senyawa asam mempunyai muatan negatif yang besar dapat
menetralkan protein yang bermuatan positif, membentuk garam yang tidak larut.
Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4-4,5 dimana protein
mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan)
kelarutan protein sangat menurun atau mengendap.
Reaksi Hopkins Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan
pereaksi Hopkins Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat
dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur
dengan pereaksi Hopkins Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga
membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan
terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut (Whitford, 2005).
Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada
dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna (Whitford, 2005).
2.5 MSDS H2SO4
1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia wujud
Kondisi fisik : cair (fluida)
Warna : tak berwarna
Bau : tak berbau
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
o Putih telur
o NH3
o NaOH 40%
o CuSO4
o H2SO4 pekat
o HNO3 pekat
o Ammonia sulfat jenuh
o Etanol
o HgSO4 1%
o HNO3
o Formaldehid encer
o NaNO3 1%
Gambar 3.1 Skema Percobaan Reaksi Pengendapan oleh Garam Netral Alkohol
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 1989. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Asisten Laboratorium. 2018. Modul Praktikum Kimia Organik 2: Surabaya: Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
Fearon, W.R. 1920. A Study of Some Biochemical Tests No.2: The Adamkiewicz
Protein Reaction. The Mechanism of The Hopkins-Cole Test for Tryptophan. A
New Colour Test for Glyoxylic Acid. Biochemical Journal, 14(5): 548–564.
https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-
protein.html
http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html
Irianto K dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widy
Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Whitford, David. 2005. Protein Structure and Function. England : John Willey and
Sons.
Winarno F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka