Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEFARMASIAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : DITA ASHARI

NIM : 184840113

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PANGKALPINANG

PRODI FARMASI

TAHUN 2019/2020 GENAP

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karuniaNYA kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah yang
dibuat ini berjudul ”Asuhan Kefarmasian”.

Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan
kefarmasian yang dibimbing oleh ibu Rachmawati Felani Djuria, S. Farm., MPH., Apt , ibu
Mirrnawati Zalili Sailan, M.Sc., Apt , ibu Dela Lanaya S.Farm., Apt , ibu Lana Sari,
M.Sc.,Apt. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Demikian makalah ini dibuat, penulis menyadari di dalam penyusunan dan pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan,  maka dari itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi dan atas kritik dan
sarannya penulis ucapkan terimakasih.

                                                              

Pangkalpinang, 14 Januari 2020

Penulis

                                                                                                                 

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................1

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................4

B. Tujuan...........................................................................................................................5

C. Manfaat.........................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian.....................................................................................................................7

B. Landasan Hukum..........................................................................................................8

C. Prinsip...........................................................................................................................8

D. Faktor yang Mempengaruhi.........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................10

B. Saran.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa
oleh karena rahmat
dan perkenaan-Nyalah
sehingga Laporan
lengkap Anatomi dan
Fisiologi
Manusia dapat
penyusun selesaikan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran


yang dilakukan oleh apoteker terhadap pasien dalam melakukan terapi pengobatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien. Apoteker berperan dalam
memberikan konsultasi, informasi dan edukasi (KIE) terkait terapi pengobatan yang
dijalani pasien, mengarahkan pasien untuk melakukan pola hidup sehat sehingga
mendukung agar keberhasilan pengobatan dapat tercapai, dan melakukan monitoring hasil
terapi pengobatan yang telah dijalankan oleh pasien serta melakukan kerja sama dengan

4
profesi kesehatan lain yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
(ISFI, 2000).

Pelayanan kefarmasian mulai berubah orientasinya dari drug


oriented menjadi patient oriented. Perubahan paradigma ini dikenal dengan
nama pharmaceutical care atau asuhan pelayanan kefarmasian. Pharmaceutical care atau
asuhan kefarmasian merupakan pola pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada
pasien. Pola pelayanan ini bertujuan mengoptimalkan penggunaan obat secara rasional
yaitu efektif, aman, bermutu dan terjangkau bagi pasien (Depkes RI, 2008).

Hal ini meningkatkan tuntutan terhadap pelayanan farmasi yang lebih baik demi
kepentingan dan kesejahteraan pasien. Asuhan kefarmasian merupakan komponen dari
praktik kefarmasian yang memerlukan interaksi langsung apoteker dengan pasien untuk
menyelesaikan masalah terapi pasien, terkait dengan obat yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien (Kemenkes RI, 2011).

Akibat dari perubahan paradigma pelayanan kefarmasian, apoteker diharapkan


dapat melakukan peningkatan keterampilan, pengetahuan, serta sikap sehingga
diharapkan dapat lebih berinteraksi langsung terhadap pasien. Adapun pelayanan
kefarmasian tersebut meliputi pelayanan swamedikasi terhadap pasien, melakukan
pelayanan obat, melaksanakan pelayanan resep, maupun pelayanan terhadap perbekalan
farmasi dan kesehatan, serta dilengkapi dengan pelayanan konsultasi, informasi dan
edukasi (KIE) terhadap pasien serta melakukan monitoring terkait terapi pengobatan
pasien sehingga diharapkan tercapainya tujuan pengobatan dan memiliki dokumentasi
yang baik (Depkes RI, 2008).

Perubahan ke arah Pharmaceutical care adalah faktor yang kritis dalam proses ini.


Meskipun upaya untuk berkomunikasi dengan memberikan informasi yamg benar pada
pasien merupakan faktor penting dalam membantu pengobatan sendiri, apoteker juga
harus memberikan kontribusi yang vital melalui manajemen terapi obat dan penyediaan
obat tanpa resep atau terapi alternatif.

Good Pharmacy Practice (GPP) atau Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik


(CPFB) adalah cara untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian yang baik secara
komprehensif, berupa panduan yang berisi sejumlah standar bagi para Apoteker dalam
menjalankan praktik profesinya di sarana pelayanan kefarmasian.  Good Pharmacy

5
Practice (GPP) merupakan praktek kefarmasian yang tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat yang menggunakan  jasa apoteker untuk memberikan pelayanan yang
optimal, asuhan berbasis bukti.

Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) atau Good Pharmacy


Practice (GPP) adalah suatu pedoman, sebagai perangkat untuk memastikan Apoteker
dalam memberikan setiap pelayanan kepada pasien di Apotek, Puskesmas, Klinik maupun
Rumah Sakit agar memenuhi standar mutu dan merupakan cara untuk
menerapkan Pharmaceutical Care (Asuhan Kefarmasian).

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian asuhan kefarmasian.


2. Untuk mengetahui landasan hukum asuhan kefarmasian
3. Untuk mengetahui prinsip asuhan kefarmasian
4. Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi asuhan kefarmasian

C. Manfaat

1. Mengetahui pengertian asuhan kefarmasian.


2. Mengetahui landasan hukum asuhan kefarmasian
3. Mengetahui prinsip asuhan kefarmasian
4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi asuhan kefarmasian

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Menurut American Society of Hospital Pharmacists (1993), asuhan kefarmasian


(pharmaceutical care) merupakan tanggung jawab langsung  apoteker pada pelayanan
yang berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan mencapai hasil yang
ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup pasien.

Asuhan kefarmasian tidak hanya melibatkan terapi obat tapi juga keputusan tentang
penggunaan obat pada pasien. Termasuk keputusan untuk tidak menggunakan terapi obat,
pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute dan metode pemberian, pemantauan terapi obat
dan pemberian informasi dan konseling pada pasien.

7
Asuhan kefarmasian adalah  konsep yang melibatkan  tanggung jawab farmasis yang
menuju keberhasilan outcome tertentu sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya
meningkat (Heppler and Strand, 1990).

Outcome yang dimaksud adalah (Heppler and strand, 1990):

1. Merawat penyakit.
2. Menghilangkan atau menurunkan gejala.
3. Menghambat atau memperlama proses penyakit.
4. Mencegah penyakit atau gejala.
Konsep asuhan kefarmasian menjadi penting karena meningkatnya biaya kesehatan
dan adverse drug reactions dari obat-obat yang diresepkan. Obat menjadi lebih mahal,
penggunaanya meningkat, biaya kesalahan penggunaan obat (drug misuse) meningkat,
dan efek samping obat. Asuhan kefarmasian adalah konsep yang melibatkan tanggung
jawab farmasis yang dapat menjamin terapi optimal terhadap pasien secara individu
sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya meningkat. Peran farmasis dalam asuhan
kefarmasian di awal proses terapi adalah menilai kebutuhan pasien. Di tengah proses
terapi, mereka memeriksa kembali semua informasi dan memilih solusi terbaik bagi DRP
(drug related problem) pasien. Diakhir proses terapi, mereka menilai hasil intervensi
farmasis sehingga didapatkan hasil optimal dan kualitas hidup meningkat serta hasilnya
memuaskan.

B. Landasan Hukum
Menurut Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.
Pelayanan kefarmasian atau Pharmaceutical Care adalah bentuk pelayanan dan bentuk
tanggung jawab langsung kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang
mencapai hasil pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Permenkes RI, 2016).

C. Prinsip
1) Berkaitan dengan obat :
a. Terapi obat

8
b. Keputusan tentang penggunaan obat untuk pasien individu. Bila perlu mencakup
keputusan yang tidak perlu menggunakan terapi obat tertentu
c. Pertimbangan pemilihan obat
d. Dosis, rute, metode pemberian pemantauan terapi obat, pelayanan informasi yang
berkaitan dengan obat
2). Pelayanan langsung
a. Inti konsep pelayanan adalah kepedulian, perhatian pribadi terhadap kesehatan
orang lain.
b. Ada hubungan langsung antara pelaku pelayanan dan seorang pasien.
c. Kesehatan pasien adalah yang terpenting, apoteker mengadakan keterikatan
pelayanan langsung.
3). Hasil terapi
a. Kesembuhan penyakit
b. Peniadaan atau pengurangan gejala
c. Menghentikan atau memperlambat proses penyakit
d. Pencegahan penyakit atau gejala
4). Mutu kehidupan
Sasaran mutu kehidupan adalah mobilitas fisik, bebas dari kesakitan, mampu
memelihara diri sendiri, mampu ikut serta dalam interaksi social yang normal.

D. Faktor Yang Mempengaruhi


1. Dukungan pihak manajemen rumah sakit terhadap pelyanan asuhan kefarmasian
2. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan farmasi yang memadai
3. Jumlah tenaga kefarmasian di instalasi memadai
4. System dokumentasi instalasi farmasi yang baik
5. Evaluasi yang dilakukan secara terus menerus dalam upaya peningkatan kinerja
instalasi farmasi dalam melaksanakan pelayanan asuhan kefarmasian.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) merupakan tanggung jawab langsung


apoteker pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan
mencapai hasil yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup pasien.
2. Landasan hukum dari asuhan kefarmasian adalah Permenkes Nomor 73 Tahun 2016
tentang pelayanan kefarmasian.

10
3. Prinsip dari asuhan kefarmasian adalah berkaitan dengan obat, pelayanan langsung,
hasil terapi dan mutu kehidupan.
4. Factor- factor yang mempengaruhi asuhan kefarmasian adalah manajemen rumah
sakit, sarana dan prasarana yang memadai, jumlah tenaga kefarmasian, system
dokumentasi dan juga evaluasi yang dilakukan secara terus menerus.

3.2 Saran

Sebaiknya menambahkan lebih banyak lagi referensi untuk menambah pengetahuan


dan wawasan mengenai materi asuhan kefarmasian.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., Popovich, N.G., Allen, L.V., 1999. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
Delivery Systems 7th Ed. Philadelphia: Williams & Wilkins.

American Society of Hospital Pharmacists (ASHP). 1993. Pharmaceutical Care.

Depkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care).


Jakarta: Depkes RI.

Hepler, C.D. and Strand, L.M. 1990. Opportunities and Responsibilities in Pharmaceutical


Care. American Journal of Hospital Pharmacy 47, 533-543.

11

Anda mungkin juga menyukai