Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)


DI RUANG ROSELLA 1
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :

Kelompok 1
Rahayu Woro Ramadhani, S.Kep 7419031
Fathur Rohman, S.Kep 174190
Baiq Khairul Bariyah, S.Kep 7419008
Aldi Farisal Fitrah, S.Kep 74190
Maghfirotun Nisfa, S.Kep 7419019

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ‘ULUM
JOMBANG

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan ini telah diresponsi dan disetujui pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Judul :

Pembimbing Ruangan
Pembimbing Institusi

.......................................................
.......................................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Dengue Haemoragic Fever (DHF)


Sub Pokok : Pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Penyebab Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Tanda dan Gejala Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Pencegahan dan Penanganan (DHF)
Bentuk-Bentuk Perilaku Sehat
Sasaran : Keluarga pasien rawat inap Ruang Rosella 1
Waktu : 60 menit
Tempat : Ruang Rosella 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya

I. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah mengikuti Penyuluhan selama 60 menit, diharapkan para
peserta dapat mengetahui perilaku untuk mencegah penyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF)

II. Materi
1. Pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF)
2. Penyebab Dengue Haemoragic Fever (DHF)
3. Tanda dan gejala Dengue Haemoragic Fever (DHF)
4. Pencegahan dan penanganan Dengue Haemoragic Fever (DHF)
5. Bentuk-bentuk perilaku sehat

III. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media / Alat Bantu


1. Leaflet
2. Lembar Balik
o Keterangan :
 Moderator
 Penyaji
 Fasilitator
 Observer

VI. Pengorganisasian
Penyaji : Rahayu Woro R.
Moderator : Fathur Rohman
Fasilitator : Baig Khairul Bariyah
Aldi Farisal F.
Maghfirotun Nisfa

VII. Uraian Jobdesk Panitia


1. Penyaji
 Menyampaikan materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta tentang materi penyuluhan yang
disampaikan
2. Moderator
 Sebagai pembawa acara dalam penyuluhan
 Mengkaji pengetahuan peserta tentang penyakit Dengue Haemoragic
Fever (DHF)
 Membuka dan menutup acara
 Menyampaikan kontrak waktu penyuluhan berlangsung dalam berapa
lama
 Menjelaskan peraturan untuk peserta selama penyuluhan berlangsung,

seperti diharapkan tetap memperhatikan selama penyuluhan


berlangsung
 Mengevaluasi pengetahuan peserta tentang penyakit DHF
3. Fasilitator
 Menyiapkan alat dan saran yang dibutuhkan saat penyuluhan
 Memberikan leaflet kepada peserta saat di akhir acara
 Mengkondusifkan peserta penyuluhan agar tidak ramai sendiri dan
tetap focus selama penyuluhan berlangsung
VIII. Proses Kegiatan
Kegiatan
NO Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan

2. Inti 15 menit a. Menjelaskan pengertian Menyimak dan


Dengue Haemoragic Fever memperhatikan
(DHF)
b. Menjelaskan penyebab
Dengue Haemoragic Fever
(DHF)
c. Menjelaskan tanda dan
gejala Dengue Haemoragic
Fever (DHF)
d. Menjelaskan Pencegahan
dan penanganan Dengue
Haemoragic Fever (DHF)
e. Menjelaskan bentuk-bentuk
perilaku sehat
3. Tanya 35 menit Menjawab pertanyaan Mengajukan
Jawab perserta penyuluhan pertanyaan
4. Penutup 5 menit a. Mengevaluasi materi dengan a. Menjawab dan
cara memberikan pertanyaan mendengarkan
b. Mengucapkan salam b. Menjawab salam
penutup
IX. Evaluasi
1. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta memperhatikan materi penyuluhan
c. Peserta aktif bertanya
d. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar sesuai dengan SAP
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan jobdesk masing-masing.
2. Kriteria Struktur
a. Pengorganisasian sudah di bagi sebelum hari H dan dilaksanakan sesuai
jobdesk masing-masing pada hari H
b. Pembuatan SAP, leaflet, dan lembar balik dilakukan 3 hari sebelumnya
c. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
d. Peserta berada di tempat yang telah ditentukan

3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang minimal 70% dari target
b. Acara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Peserta mengikuti acara dengan aturan yang telah ditentukan
d. Peserta berperan aktif bertanya tentang materi penyuluhan yang
diberikan
e. Peserta mampu menjawab evaluasi dengan benar 75% yang telah
diberikan oleh moderator
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Demam dengue atau DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010). Penyakit DBD mempunyai perjalanan
penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien
yang meninggal akibat penanganan yang terlambat.
B. Etiologi
Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti. Vektor
ini mepunyai ciri-ciri (Djamin, 2013):
1. Badannya kecil, badannya mendatar saat hinggap
2. Warnanya hitam dan belang-belang
3. Menggigit pada siang hari
4. Gemar hidup di tempat – tempat yang gelap
5. Jarak terbang <100 meter dan senang mengigit manusia
6. Bersarang di bejana-bejana berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi,
drum penampung air, kaleng bekas atau tempat-tempat yang berisi air
yang tidak bersentuhan dengan tanah.
7. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk sekitar 10 hari.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B,
yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda.
Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti 7 (didaerah
perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah pedesaan). (Widoyono, 2008). Sifat
nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya dapat
bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah
telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk menjadi nyamuk
dewasa ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap
darah 3 hari dapat bertelur 100 butir (Murwani, 2011).

C. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari Demam dengue adalah (Khair, 2013):
1. Demam tinggi 5-7 hari.
2. Perdarahan, terutama perdarahan bawah kulit; ptekie, ekhimosis,
hematoma.
3. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
4. Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi.
5. Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
6. Sakit kepala.
7. Pembengkakan sekitar mata.
8. Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary reffil time lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).

Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa:


1. Demam disertai ruam-ruam makulopapular.
2. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam
ringan atau demam tinggi (>390C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama
2-7 hari, disertai sakitkepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan
otot, mual-muntah dan ruam-ruam.
3. Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai
bintik-bintik perdarahan di faring dan konjungtiva.
4. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati,
nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut.
5. Kadang-kadang demam mencapai 40-410C dan terjadi kejang demam pada
bayi.
D. Pencegahan dan Penanganan
Saat ini, pencegahan DHF yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu:
1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air
minum, penampung air lemari es, dan lain-lain.
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air
seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya.
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan, seperti:
1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan;
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3. Menggunakan kelambu saat tidur;
4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk;
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa
menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah:


1. Makan tinggi kalori dan protein
2. Kompres pada dahi dan ketiak bila demam lebih dari 370C
3. Boleh diberikan obat penurun panas
4. Banyak minum air putih dan mengkonsumsi buah-buahan
5. Istirahat cukup
6. Tidak boleh diberkan aspirin, asetosal, dan obat antiinflamasi lain.
7. Segera ke fasilitas kesehatan terdekat.

E. Bentuk-bentuk perilaku sehat


Berikut ini beberapa macam bentuk perilaku sehat menurut Becker
(dalam Benih, 2014), mencakup:
a. Makan dengan menu seimbang
Menu seimbang yang dimaksud adalah menu seimbang dalam arti kualitas
dan kuantitas. Kualitas berarti mengandung zat-zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh. Sementara kuantitas berarti asupan gizi yang dikonsumsi tidak
kurang juga tidak berlebihan.
b. Olahraga teratur
Olahraga sama halnya dengan pola makan, yakni mencakup kualitas dan
kuantitas. Kualitas mencakup gerakan sementara kuantitas mencakup
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Kedua aspek ini
bergantung dari usia dan status kesehatan yang bersangkutan.
c. Tidak merokok
Merokok berbahaya karena dapat menimbulkan pelbagai penyakit. Di
antaranya, kanker paru-paru dan penyakit kardiovaskular (Mackay, dkk &
Syafei, dkk, dalam Prawitasari, 2012). Selain tidak merokok secara aktif,
individu juga harus menghindari menjadi perokok pasif. Perokok pasif
adalah orang yang menghisap asap rokok orang lain (Prawitasari, 2012).
Dampak yang ditimbulkan sama dengan perokok aktif. Bahkan ada
pendapat yang menyatakan bahwa perokok pasif lebih berbahaya, karena
asap sisa yang dihembuskan perokok aktif mengandung 75% zat
berbahaya yang ada pada rokok, sementara perokok sendiri hanya
menghirup 25% dari kandungan rokok karena menghisap hasil
pembakaran per batang lewat filter di ujung hisap. Artinya perokok pasif
menghirup zat berbahaya 3 kali lebih banyak dari perokok aktif (Perdana
& Waspada, 2014).
d. Tidak minum minuman beralkohol
Alkohol adalah obat yang sangat keras. Alkohol dapat berperan sebagai
depresan dalam tubuh dan memperlambat aktivitas otak. Apabila
digunakan dalam kuantitas tertentu, alkohol dapat mencederai atau bahkan
membunuh jaringan biologis, termasuk sel-sel otot dan sel-sel otak.
Beberapa hambatan yang ditimbulkan sebagai akibat dari terlalu banyak
mengkonsumsi alkohol, yaitu; fungsi intelektual, kendali perilaku dan
penilaian menjadi semakin kurang efisien (Santrock, 2007).
e. Istirahat cukup
Istirahat yang cukup bukan hanya memelihara kesehatan fisik, tetapi juga
memelihara kesehatan mental. Istirahat yang cukup merupakan kebutuhan
dasar manusia untuk mempertahankan kesehatan diri. Kurangnya waktu
istirahat individu dapat membahayakan kesehatan.
f. Mengendalikan stres
Stres dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada sistem fisik tubuh
yang berkaitan dengan kesehatan individu. Hubungan antara stres dan
kesehatan ditandai dengan meningkatnya proses pelepasan hormon
adrenalin. Bilamana terlalu tinggi dapat menyebabkan hipertensi yang
berakhir pada serangan jantung yang membuat kematian secara tiba-tiba
(Sarafino, 1998). Stres adalah respon individu terhadap stresor, yaitu
situasi dan peristiwa yang mengancam mereka dan menuntut kemampuan
coping mereka (Santrock, 2007). Stres tidak dapat dihindari oleh siapapun,
hanya saja yang dapat dilakukan adalah pengelolaan stres. Pengelolaan
stres bertujuan agar individu tidak mengakibatkan gangguan kesehatan,
baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Cara mengelola stres yang
terbukti efektif adalah dengan rutin berekreasi dan melakukan komunikasi
dengan keluarga, teman atau orang terdekat (Benih, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. 2009 ; 2773-2779

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya. Semarang: PT Gelora Aksara Pratama.

Djamin, Soemardjo. 2013. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan


Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books.

Murwani, A., 2011. Perawatan pasien penyakit dalam. Yogyakarta : Offset


Cendikia Mitra.

Soegijanto Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi kedua. Surabaya :


Airlangga University Press
Nurs, Nursalam M, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Ed : 1.
Jakarta : salemba Medika

Hadinegoro SR, Soegijanto S, Wuryadi S, Thomas Suroso (Editor) : Tata Laksana


Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Depkes RI, Dirjen P2MPL,
Jakarta, 2001

Hidayat, Uliyah. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika.

Benih, Ade. (2014). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai