Program PMKP Induk Dan Prioritas
Program PMKP Induk Dan Prioritas
I. PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah.
Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih
ramah dan lebih bermutu termasuk pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan tadi maka fungsi
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap perlu
terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan
terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat.
Sementara itu terkait dengan keselamatan (safety), ini telah menjadi isu
global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan di rumah sakit sebagaimana tercantum dalam PNKP-RS; Kemenkes
Edisi III Tahun 2015, yaitu :
- Keselamatan pasien (Patient Safety );
- Keselamatanpekerja atau petugas kesehatan;
- Keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas;
- Keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak
terhadap pencemaran lingkungan;
- Keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan
hidup rumah sakit.
Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan
memenuhi lima dimensi mutu yang utama yaitu: tangibles, reliability,
responsiveness, assurance, and empathy. Disadari ataupun tidak, penampilan
(tangibles) dari rumah sakit merupakan point pertama yang ditilik ketika pasien
pertama kali mengetahui keberadaannya. Kesesuaian janji (reliability), pelayanan
yang tepat (responsiveness), dan jaminan pelayanan (assurance) merupakan
masalah yang sangat peka dan sering menimbulkan konflik. Dalam proses
1
pelayanan ini faktor perhatian (empathy) terhadap pasien tidak dapat dilalaikan
oleh pihak rumah sakit.
Selain hal di atas pengukuran mutu juga perlu memperhatikan dimensi
mutu dari WHO yakni effective, efficient, accessible, accepted (patient care),
equity dan safe.
Salah satu strategi yang paling tepat untuk mengimbangi hal tersebut
adalah melalui pendekatan mutu pelayanan yang harus dilaksanakan secara
terpadu, berkelanjutan dan menyeluruh sehingga stake holder maupun masyarakat
yang membutuhkan terpenuhi harapannya.
Tentunya hal ini penting mengingat semakin menjamurnya rumah sakit di
Indonesia serta semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau, mau tidak mau membuat Rumah Sakit harus
berupaya survive di tengah persaingan yang semakin ketat sekaligus memenuhi
tuntutan-tuntutan tersebut.
II.LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin
keselamatan pasien, maka rumah sakit perlu membuat program peningkatan mutu
dan keselamtan pasien yang menjangkau ke seluruh unit kerja. Untuk
melaksanakan program tersebut tidaklah mudah, karena memerlukan koordinasi
dan komunikasi yang baik antara Manager Bidang/ Bagian Medis, Keperawatan,
Penunjnag Medis, administrasi dan lainnya termasuk Kepala unit
Rumah Sakit Hermina melakukan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di seluruh bagian di RS. Untuk pengelolaan kegiatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan dilakukan oleh Bagian Mutu dan Akreditasi
RS yang berada dibawah Direktur dan berkoordinasi dengan Tim KPRS dalam
melakukan pengelolaan Kejadian Insiden Keselamatan Pasien dan semua kegiatan
peningkatan mutu RS dan seluruh unit di RS. Adapun focus area peningkatan
mutu dan keselamatan pasien meliputi:
1. Pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi indiaktor data indiaktor
mutu
3. Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien
4. Pencapaian dan mempertahankan perbaikan
2
5. Manajemen risiko
Program kerja ini juga dibuat guna meningkatkan mutu pelayanan dan
mengurangi risiko baik terhadap pasien, staf, bisnis, memberikan efisiensi sumber
daya dan kendali mutu dan kendali biaya Rumah Sakit Hermina
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan RS secara berkelanjutan
dan berkesinambungan melalui pengurangan risiko keselamatan pasien.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan mutu pelayanan klinik melalui standarisasi asuhan klinis dan
monitoring indikator.
2. Meningkatkan mutu pelayanan manajemen melalui monitoring indikator.
3. Meningkatkan keselamatan pasien melalui pelaporan insiden dan
penerapan sasaran keselamatan pasien.
3
o. Melaksanakan pengukuran budaya keselamatan
p. Melaksanakan diklat PMKP
2. Keselamatan pasien
a. Menerapkan manajemen risiko klinis
b. Melaporkan dan analisis data insiden keselamatan pasien
c. Melaksanakan dan mendokumentasikan FMEA dan rancang ulang
d. Melaksanakan koordinasi kegiatan dengan peningkatan mutu
e. Melaksanakan pelatihan keselamatan pasien
B. RINCIAN KEGIATAN
Upaya peningatan mutu
1. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan di evaluasi
a. Memilih prioritas pelayanan rumah sakit hermina Pekalongan yaitu
pelayanan kedokteran anak sebagai pelayanan prioritas Tahun 2019
b. Memilih unit pelayanan prioritas di Rumah Sakit Hermina
Pekalongan.yaitu unit:
Unit Pelayanan Prioritas :
1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik)
2. Instalasi IGD
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi OK
5. Instalasi Rawat Intensif
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Radiologi
9. Unit FO
10. Unit Rekam Medis
4
e) IAK 6b: Keterlambatan emergency respon time IGD pada pasien
anak
f) IAK 9 : Angka ketidaklengkapan pengisisan CP pasien anak oleh
DPJP
g) IAK 10: Angka kejadian phlebitis pada pasien anak
5
b. Menyusun PPK dan CP prioritas yang sudah ditetapkan
c. Sosialisasi PPK dan CP prioritas ke staf klinis terkait melalui rapat KSM
d. Uji coba implementasi dengan melaksanakan pengisian PPK - CP
prioritas di masing masing unit terkait
e. Finalisasi PPK dan CP dengan membuat kebijakan pemberlakukan PPK
dan CP yang di evaluasi pada tahun 2020
f. Implementasi PPK dan CP dengan membuat daftar PPK dan CP pada
masing- masing unit terkait
g. Audit 5 PPK – CP prioirtas paska implementasi dengan pemilihan topik
yang akan dilakukan audit medik
6
7. Melakukan pengukuran Indikator Mutu PONEK
a. Angka keterlambatan operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
b. Angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
c. Angka kematian ibu dan bayi
d. Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi
baru lahir
7
10. Melakukan pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan
dan analisa mutu unit
a. Memilih dan melakukan pemantauan indikator mutu unit
8
9
10
11
b. Mengumpulkan data indikator mutu unit
c. Menganalisis data capaian dan memberikan rekomendasi rencana
tindaklanjut atas hasil capaian indikator mutu unit
d. Memberikan feedback hasil laporan indikator unit dan rencana
tindaklanjut ke seluruh unit
12
12. Melakukan koordinasi semua komponen dari kegiatan pengukuran mutu
dan pengendalian (koordinasi dengan kegiatan PPI)
a. Membuat jadwal rapat koordinasi kegiatan pengukuran mutu dan
pengendalian
b. Melakukan rapat koordinasi setiap 3 bulan untuk evaluasi dan tindak
lanjut pengukuran mutu PPI
13. Meningkatkan mutu lain misalnya : Kaizen, Gugus kendali mutu (GKM),
Problem Solving Better Hospital (PSBH)
a. Membuat langkah perbaikan mutu dengan PDSA
b. Menerapkan ide kaizen di unit kerja
Keselamatan Pasien
1. Menerapkan manajemen risiko klinis
a. Mengidentifikasi risiko
b. Menganalisa risiko
c. Melakukan evaluasi risiko
d. Melakukan pengelolaan resiko
e. Melakukan pelaporan hasil
13
b. Membentuk tim
c. Mengambarkan proses dan alur proses
d. Menentukan kegagalan , menentukan akar masalah dan prioritas
e. Melakukan pemecahan masalah
f. Uji coba & redesign proses dan implementasi
14
VI. SASARAN
A. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
b. Terealisasi di Desember
b. Ditetapkannya indikator mutu prioritas tahun 2020
tahun 2019 dengan SK
Direktur
1) Gastroenteritis Akut
2) Dengue Hemoragic
15
Fever
3) Bronchopnemoni
4) Thypoid
5) Kejang Demam
16
h. Emergency Respons Time
l. Tercapai100%
d. Tercapai100%
17
c. Angka kejadian keterlambatan penyediaan darah ≥ 60
menit
c. Tercapai100%
d. Angka keterlambatan operasi section caesaria >30
menit
d. Tercapai100%
e. Angka kematian ibu dan bayi
e. Tercapai100%
1) Instalasi Laboratorium
a. Respon time penanggulangan alat pemeriksaan
rusak oleh rekanan dalam < 1 x 24 jam a. Tercapai 100%
b. Angka kegagalan back up alat pemeriksaan rusak
oleh rekanan dalam < 1 x 24 jam
2) Unit Dapur
Persentase Kepatuhan Pengambilan Limbah b3 di b. Tercapai 100%
TPS RS
c. Tercapai 100%
18
Direktur 100%
b. Terlaksananya
pengumpulan data oleh
b. Terlaksanananya pengumpulan data indikator PIC data 100% dari
mutu unit oleh PIC data unit dengan capaian 100% masing masing standar
sesuai standar
c. Terlaksananya analisis
data setiap bulan
13 Tersedianya kaizen unit setiap bulan, PDSA untuk Terlaksananya kaizen unit
penyelesaian masalah setiap bulan, PDSA untuk
penyelesian masalah
b. Terlaksana setiap 6
b. Evaluasi dan tindak lanjut survey Budaya bulan
Keselamatan
15 Diklat PMKP:
19
PMKP SNARS edisi 1.1 (External) eksternal
f. Terlaksana 3 orang
f. Staf Klinis :Standar Berfokus Pada Pasien (Internal) internal
20
B. KESELAMATAN PASIEN
Ditetapkan manajemen risiko klinis baik di tingkat unit Terlaksana di bulan Januari
1
maupun RS 2020
Terlaksana pelaporan
Terlaksananya pelaporan dan analisis data insiden
2 insiden secara internal dan
keselamatan pasien
eksternal
Terlaksananya rapat
4 Koordinasi kegiatan dengan peningkatan mutu koordinasi dengan Bagian
Mutu dan Akreditasi
Terlaskananya pelatihan
5 Terlaksananya pelatihan keselamatan pasien 100% untuk semua staf di
RS (20 orang)
21
VII. JADWAL (DISESUAIKAN KEMBALI DENGAN RINCIAN KEGIATAN & SASARAN)
BULAN ( 2020)
No Kegiatan 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
22
c. Sosialisasi PPK dan CP prioritas ke staf klinis terkait melalui rapat
KSM
23
b. Mengumpulkan data indikator mutu unit
24
b. Manajer dan Kepala Instalasi : PMKP SNARS edisi 1.1
(External/Internal)
B. KESELAMATAN PASIEN
a. Mengidentifikasi risiko
b. Menganalisa risiko
25
b. Melaporkan IKP secara internal
a. Menentukan topic
b. Membentuk tim
26
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
1. Evaluasi di tujukan pada evaluasi skedul kegiatan apakah ada pergeseran jadwal,
kenapa dan apa jalan keluar sementara/ perbaikan,
2. Dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh bidang bagian dan di Analisa setiap triwulan,
untuk di berikan rekomendasi dan di sampaikan kepada direktur PT. Medikaloka
3. Setelah ada feedback maka di sampaikan melalui direktur ke bagian mutu , bagian
mutu menyampaikan feedback kepada manajer untuk di tindak lanjuti
27
X. ANGGARAN BIAYA
ESTIMASI
N BIAYA PER- TOTAL
RENCANA KERJA ITEM
O (Rp)
(Rp)
2 Keselamatan pasien
3. Budaya keselamatan
28
keselamatan (2 kali)
TOTAL 51.143.000
29