Bab I - V
Bab I - V
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal- usul dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan berlakunya Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa maka desa
mempunyai kewenangan yang cukup besar untuk mengatur dan mengurus wilayahnya
sendiri. Selain itu juga Desa mempunyai kewenangan yang cukup besar dalam mengelola
pembangunan di wilayahnya masing – masing.
Agar pembangunan yang akan dilaksanakan lebih terarah dan berkesinambungan
maka Desa Sentolo perlu menyusun program kerja dan kegiatan yang tertuang dalam
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam)
tahun. RPJM Desa Sentolo memuat visi dan misi kepala Desa, arah pembangunan Desa serta
rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sentolo dengan
mengikut sertakan masyarakat Desa dan juga mempertimbangkan kondisi obyektif Desa.
Selain itu penyusunan RPJM Desa memnyesuaikan prioritas program dan kegiatan
Kabupaten Kulon Progo.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1951;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya
Undang-Undang 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah
Daerah Kabupaten di Djawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa;
1
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 14 Tahun 2007 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Derah Tahun 2005 – 2025;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2012
tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2011 – 2016
C. PENGERTIAN
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal- usul dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia
4. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
5. Badan Permusyarawatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
6. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyarawatan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyarawatan Desa untuk menyepakati hal yang
strategis.
7. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa, untuk menetapkan
prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
8. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
2
9. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permuyarawatan
Desa dan unsur masyarakat secara partisipasif guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan.
10. Pembangunan partisipatif yaitu suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan
kawasan pedesaan yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan mengedpankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
11. Pemberdayaan masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa,
adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
13. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah penjabaran
dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
14. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi RKP Desa
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten melalui mekanisme perencanaan pembangunan
Daerah.
15. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah
desa dalam memberdayakan masyarakat.
3
d. Sebagai landasan untuk menentukan kebijakan program pembangunan
tahab berikutnya sehingga pembangunan dapat berlangsung secara terarah
dan berkesinambungan
2. Tujuan
a. Memberdayakan dan meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
b. Menumbuhkan rasa tanggungjawab masyarakat dalam pelaksanaan,
pemanfaatan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.
c. Menggali potensi, menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam
pembiayaan pembangunan / swadaya masyarakat.
d. Memberikan motivasi / fasilitas / kemudahan bagi masyarakat dalam
merintis / mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam rangka
meningkatkan penghasilan / pendapatan demi peningkatan kesejahteraan
hidup masyarakat.
e. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi jumlah angka penganggura
4
BAB II
KONDISI DESA SENTOLO
A. KONDISI UMUM
1. Sejarah
a. Pada tahun 1950 Kalurahan Kalibondol yang wilayahnya pasar Sentolo ke
selatan, dan Kalurahan Sentolo yang wilayahnya di utara pasar Sentolo
digabung menjadi satu disebut Kalurahan Sentolo.
b. Kalurahan Sentolo sampai masa perang kemerdekaan merupakan ibukota
Kabupaten Kulon Progo (wilayah Kasultanan). Dengan adanya
penggabungan 2 wilayah Kabupaten yaitu wilayah Kasultanan dan wilayah
Pakualaman manunggal menjadi satu yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan
ibukotanya di Wates, maka Sentolo merupakan ibukota Kapanewon yang
sekarang disebut Kecamatan Sentolo.
c. Desa Sentolo dipimpin oleh Lurah / Kepala Desa yang secara definitif yang
menjabat Lurah / Kepala Desa secara berturut-turut adalah :
1) Hardjosumarto (1951 – 1990)
2) Sukotjo (1991 – 1999)
3) Soegiyanto (2000 – 2008)
4) Teguh (2008 – 2014)
2. Demografi
a. Desa Sentolo merupakan pintu gerbang Kabupaten Kulon Progo bagian
tengah dari arah timur mealui jalan Negara dan jalur kereta api yang
menghubungkan kota Yogyakarta dengan Jakarta / Bandung lewat jalur
selatan.
b. Desa Sentolo dilewati 2 sungai yaitu sungai Progo yang menjadi batas
wilayah di bagian timur dengan Kabupaten Bantul; dan sungai Papah yang
membujur dari utara ke selatan membelah Desa Sentolo menjadi 2 wilayah
sebelah barat sungai Papah merupakan perbukitan untuk pemukiman, tegalan
dan sebagian persawahan. Sedang wilayah sebelah timur sungai Papah
merupakan tanah datar untuk pemukiman, persawahan dan perkantoran dan
fasilitas umum lainnya.
c. Batas wilayah Desa Sentolo adalah :
1) sebelah utara : Desa Banguncipto
2) sebelah timur : Sungai Progo
3) sebelah selatan : Desa Sukoreno dan Desa Salamrejo
4) sebelah barat : Desa Kaliagung
5
d. Kondisi Fisik
1) Luas wilayah Desa Sentolo + 604,7695 Ha. Dengan tingkat kesuburan
tanah sedang, tingkat curah hujan sedang dan keadaan suhu berkisar
antara 23 – 33 derajat Celcius dengan ketinggian antara 50 – 70 meter
diatas permukaan laut (dpl).
2) Wilayah bagian timur merupakan tanah datar sedang dibagian barat
sebagian merupakan perbukitan. Pemanfaatan untuk pemukiman
penduduk, pertanian dan fasilitas umum lainnya seperti jalan,
perkantoran pasar dan peruntukan lainnya.
3. Kependudukan :
a. Jumlah Penduduk sebanyak 9.022 jiwa yang terdiri dari:
- Laki-laki : 4.436 orang
- Perempuan : 4.586 orang
b. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.757 Kepala Keluarga
c. Jumlah Penduduk menurut agama / penghayat terhadap Tuhan Yang Maha
Esa :
- Islam : 8.535 orang
- Kristen : 240 orang
- Katholik : 247 orang
- Hindu : - orang
- Budha : - orang
- Penganut kepercayaan terhadap Tuhan YME - orang
2) Mati :
- 1) Laki-laki : 25 orang
- 2) Perempuan : 26 orang
Jumlah : 51 orang
3) Datang :
- Laki-laki : 33 orang
- Perempuan : 61 orang
Jumlah : 94 orang
6
4) Pindah :
- Laki-laki : 24 orang
- Perempuan : 41 orang
Jumlah : 65 orang
4. Kondisi Ekonomi
Desa Sentolo merupakam desa yang pertumbuhan ekonominya termasuk
kategori sedang. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Desa Sentolo bekerja
dibidang pertanian, perikanan dan perkebunan, sehingga untuk mengembangkan
potensi ekonomi desa melalui pertanian dan peternakan. Hasil pertanian saat ini
masih dijual dalam bentuk aslinya karena belum diolah menjadi suatu komoditi
perdagangan yang dapat meningkatkan nilai jual, dengan demikian masyarakat
belum dapat secara optimal mendapatkan nilai jual hasil pertanian dengan harga
yang memuaskan.
Masyarakat Desa Sentolo sendiri sumber penghasilan utama penduduk dari
sektor pertanian, perikanan dan perkebunan disusul urutan kedua sector jasa diikuti
urutan ketiga yaitu industry pengolahan (pabrik, kerajinan)dilanjutkan Sektor
perdagangan, pertambangan, angkutan, komunikasi dan lain-lain.
Dengan keadaan tersebut maka Pemerintah Desa Sentolo berupaya untuk
meningkatkan perekonomian warga melalui berbagai program pemerintah baik
pemerintah DIY maupun pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Dan pemerintah Desa
juga menjalin kerjasama dengan pihak Ketiga, instansi terkait, lembaga masyarakat
sebagai mitra pemerintah desa untuk program pengentasan kemiskinan serta
membuka lapangan kerja agar dapat memberikan penghasilan kepada masyarakat
yang belum mempunyai pekerjaan tetap.
Dengan adanya dana desa dari pemerintah pusat, alokasi dana desa melalui
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa
Sentolo. Bantuan ini digunakan untuk pembangunan sarana prasarana yang ada di
Desa Sentolo. Melalui program ini di harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa Sentolo.
7
adanya kelas ibu hamil, tenaga kesehatan dan fasilitas yang memadai serta
pelayanan yang baik. Kegiatan senam lansia dilaksanakan di beberapa
Pedukuhan, senam lansia di Balai Desa Sentolo dilaksanakan rutin setiap hari
Jum’at minggu ke-2 dan ke-4 yang dilanjutkan pemeriksaan kesehatan dan
pemberian makanan tambahan (PMT Lansia).
Kondisi rumah tempat tinggal sebagian besar di Desa Sentolo sudah
permanen dan memenuhi syarat kesehatan,tetapi di beberapa pedukuhan masih
ada rumah yang tidak layak huni yang tersebar di pedukuhan Jangkang Lor,
Jangkang Kidul, Gedangan, Kalibondol, Jelok dan Gunung Rawas. Kondisi
fasilitas keluarga seperti Mandi-Cuci-Kakus (MCK) di pedukuhan tersebut juga
masih kurang sehingga diperlukan program RTLH dan Jambanisasi Keluarga.
Sebagian masyarakat masih belum mengetahui dan menyadari adanya
bahaya kesehatan bagi perokok.Pada Fasilitas Umum, Kantor, tempat
pendidikan dan di Balai Pertemuan masih sering dijumpai para perokok.
Adanya budaya merokok ini, sehingga diperlukan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) untuk melindungi hak asasi setiap manusia untuk memperoleh udara
yang bersih dan segar.
b. Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Desa Sentolo sudah cukup memadai, dengan
adanya 10 buah Lembaga PAUD, 5 buah Lembaga TK, 4 SD, 4 SMP, 1 SMK,
1 SLB juga ditambah pendidikan non formal 5 buah TPA dan 2 lembaga
Kursus Menjahit. Selain itu juga terdapat Lembaga Non Formal PKBM
CAHYA WIYATA yang menyelenggarakan KEJAR PAKET B dan berbagai
Pelatihan Ketrampilan. Sehingga masyarakat Desa Sentolo sudah terjamin
fasilitas pendidikannya.
c. Kependudukan
Penduduk Desa Sentolo terdiri Laki-laki 4.436 orang dan Perempuan
4.586 orang dengan jumlah keluarga 2.757 KK. Sumber penghasilan utama
penduduk yang terbesar dari sektor pertanian, perikanan dan perkebunan 1.493
orang disusul urutan kedua sektor jasa 1.089 orang diikuti urutan ketiga yaitu
industri pengolahan (pabrik, kerajinan) sebanyak 414 orang dilanjutkan sektor
perdagangan, pertambangan, angkutan, komunikasi dan lain-lain.
Ketenagakerjaan berdasar latar belakang pendidikan terbesar lulusan
SLTA 1.642 orang kemudian lulusan SLTP 1.051 orang, lulusan SD 895 orang,
lulusan perguruan tinggi 549 orang dan sisanya tidak lulus SD 407 orang.
Masyarakat Desa Sentolo masih banyak yang mencari kerja diluar daerah,
sehingga diperlukan pembukaan lapangan kerja di Wilayah Desa Sentolo.
Kerajinan dan souvenir yang masih banyak dibutuhkan sangat potensial
8
dikembangkan untuk mendukung pembangunan Kulon Progo di masa
mendatang.
d. Kebudayaan
Macam ragam seni budaya di Desa Sentolo sangat banyak, sehingga Desa
Sentolo termasuk salah satu Desa Kantong Budaya di Kulon Progo. Seni tari
jaranan terdapat 11 kelompok, Seni Religi Sholawatan/Hadroh terdapat 7
kelompok, Ketoprak Mataram 2 kelompok. Selain itu juga terdapat kelompok
Macapat, Campursari, Group Band, Karawitan, wayang orang, Angguk dan
sebagainya.
Upacara tradisi masih rutin dilaksanakan yaitu Upacara Tawu Sendang
Masuan di Pedukuhan Jelok-Gedangan serta Upacara Merti Dusun di
Pedukuhan Dlaban.
Desa Sentolo mempunyai Bangunan Cagar Budaya sampai saat ini masih
terawat dengan baik yaitu Rumah Joglo Ibu Jamal, sebagian Puskesmas
Sentolo 1 dan Jembatan Bantar diperbatasan Kabupaten Kulon Progo dan
Bantul.
e. Agama
Penduduk Desa Sentolo terdiri dari pemeluk agama Islam, Kristen dan
Katholik. Semua penganut agama hidup berdampingan secara tenteram dan
damai. Bangunan Masjid dan Mushola tersebar di semua pedukuhan,
sedangkan Gereja Kristen Jawa dan Gereja Katholik Santo Paulus di
Pedukuhan Siwalan. Gereja Kristen juga terdapat di Pedukuhan Jangkang Lor
serta Wisma Doa berada di Pedukuhan Gedangan. Tokoh agama di Desa
Sentolo terdapat 12 orang Rois dan 3 orang Pamong Lingkungan Gereja.
2. Ekonomi
a. Lembaga Usaha Perekonomian dan Keuangan
Terdapat berbagai Lembaga Usaha Perekonomian dan Keuangan di
wilayah Desa Sentolo yang terbagi dalam beberapa jenis Perbankan dan
Kelompok – kelompok Usaha Perekonomian dan Keuangan, adapun jumlah
Bank dan Kelompok – kelompok Usaha Perekonomian dan Keuangan yang ada
di wilayah Desa Sentolo di antaranya :
9
6. BKM 1 Unit
7. LKMA 1 Unit
8. Kelompok Simpan Pinjam 26 Unit
9. Kelompok Usaha Produktif 22 Unit
b. Pertanian
Sumber penghasilan utama penduduk yang terbesar dari sektor pertanian
yang berjumlah 1.271 orang, dari jumlah petani tersebut 555 orang sebagai
Petani Pemilik sawah, 330 orang sebagai petani tanah tegal/ladang, 273 orang
sebagai petani penyewa/penggarap, 97 orang sebagai penyakap dan 16 orang
sebagai buruh tani. Di wilayah Desa Sentolo terdapat lahan pertanian seluas
142,98 Ha, terbagi dalam 3 jenis lahan pertanian yaitu sawah irigasi 110,3 Ha,
sawah tadah hujan 5 Ha, dan Tegalan/ladang 27,68 Ha. Dan di lahan yang ada
di Desa Sentolo tersebut terbagai dalam beberapa jenis tanaman yaitu tanaman
Padi 115,3 Ha, tanaman Jagung 62 Ha, tanaman Kedelai 28 Ha, tanaman Ubi-
ubian 18 Ha dan Sayur-sayuran 9 Ha.
Di bidang peternakan yang ada di Desa Sentolo, terdapat berbagai jenis
peternakan yaitu :
No Jenis Ternak Jumlah Jumlah
Peternak Ternak
1 Sapi 322 452 ekor
2 Kambing 201 525 ekor
3 Ayam 925 11.052 ekor
4 Itik 24 128 ekor
5 Domba 9 35 ekor
6 Kelinci 16 304 ekor
c. Kerajinan
Macam ragam kerajinan di Desa Sentolo ada beberapa jenis
kerajinandari bambu,kayu dan yang lainya. Di Desa sentolo terdapat 2
kelompok pengrajin bambu, pengrajin anyam-anyaman ada 228 orang,
pengrajin ukir ada 1kelompok dan pengrajin tenun ada 32 orang, pengrajin tas
6 kelompok, sedangkan pengusaha kerajinan ada 7 orang. Sebagiankerajinan
tersebutberhasildiekspor.
d. Industri
10
Wilayah Desa Sentolo terdapat 3 jenis industri yaitu Industri Sedang,
Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga. Semua industri tersebut terdapat
berbagai macam jenis usaha diantaranya sebagai berikut :
11
- Jalan batu/sirtu : 2 km
- Jalan Tanah : 1,5 km
2) Jembatan : 3 buah
3) Drainase
a) Permanen : 11.088 m
b) Tanah : 22.612 m
4) Irigasi
a) Skunder : 3.196 m
b) Tersier : 12.091m
b. Prasarana Ekonomi
Sarana Prasarana Perekonomian yang ada di Desa Sentolo di antaranya :
1) Pasar Desa 1 buah
- Kios 10 Buah 108 unit
- Los 25 Buah 216 unit
2) Toko swalayan 3 buah
3) Kios koperasi 2 buah
4) Toko 61 buah
5) Warung/kelontong 78 buah
6) Kios Desa 3 buah 24 unit
7) KUD 1 buah
8) Bank/BMT 7 buah
9) LKMA/LKM/BKM 4 buah
12
Keamanan yang asal katanya aman adalah suatu kondisi yang bebas dari
segala macam bentuk gangguan dan hambatan. Sedangkan pengertian Ketertiban
adalah suatu keadaan dimana segala kegiatan dapat berfungsi dan berperan sesuai
ketentuan yang ada.
Desa Sentolo terletak pada daerah yang strategis dilintasi jalan Nasional yang
mengbungkan persimpangan jalan keutara menuju daerah Magelang Jawa Tengah,
Ke Barat Menuju Daerah Purworejo dan Ke Timur Menuju Yogyakarta. Dengan
demikian keamanan dan ketertiban menjadi perhatian yang utama dalam
pembanguan desa.
a. Pembinaan Hansip
Anggota Hansip
1. Laki – laki : 51 orang
2. Perempuan : 0 orang
b. Ketent
raman dan ketertiban
a. Jumlah Pos Kamling : 48 Buah
b. Jumlah peronda kampung : 50 Kel
13
Bagan Pemerintahan Desa Sentolo
DUKUH
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
14
P
D. TANTANGAN/PERMASALAHAN
- Rendahnya pendapatan masyarakat
- Kondisi geografis Desa Sentolo yang terpisah jalan Negara, sungai dan Rel Kereta Api
- Kurangnya lapangan kerja
- Generasi muda yang kurang mengenal budaya
- Pengaruh teknologi informasi yang membawa dampak buruk
- Masuknya budaya dari asing
- Kurangnya pemahaman terhadap ilmu agama
- Kawasan industri Sentolo belum terwujud
15
- Irigasi belum berfungsi secara maksimal sehingga hasil panen tidak maksimal
- Hasil pertanian dan peternakan belum terolah maksimal sehingga belum dapat
meningkatkan nilai jual/nilai ekonomis
- Kekurangan SDM yang berkualitas karena pendidikan yang rendah
- Masih terdapatnya keluarga pra sejahtera
16
BAB III
VISI DAN MISI DESA SENTOLO
TAHUN 2016 – 2021
A. VISI
Berdasarkan kondisi Desa Sentolo saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 6 tahun
mendatang dan memperhatikan modal dasar yang dimiliki oleh Desa Sentolo, maka visi
pembangunan Desa Sentolo Tahun 2016 - 2021 adalah :
Visi pembangunan Desa Sentolo Tahun 2016 - 2021 mengarah pada pencapaian tujuan
pembangunan desa yang harus diukur untuk mengetahui tingkat keadilan, kemakmuran,
kesejahteraan dan keberbudayaan yang ingin dicapai.
Keadilan dan kemakmuran adalah hakekat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap warga Desa
Sentolountuk memperoleh haknya atas hasil-hasil kegiatan dan pembangunan yang ada sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang mengaturnya.
Prinsip keadilan dan kemakmuran yang dipergunakan bukanlah pembagian sama rata tetapi
mengedepankan atas asas kebersamaan, pemerataan, keseimbangan, gotong royong, toleransi, dan
saling membantu antara yang lemah dan yang kuat. Sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan
sekaligus obyek pembangunan, rakyat mempunyai hak, baik dalam merencanakan melaksanakan,
maupun menikmati hasil pembangunan.
Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Oleh karena
itu masalah keadilan dan kemakmuran merupakan ciri yang menonjol dalam pembangunan.
Pembangunan di desa Sentolo tidak hanya berorientasi pada keadilan dan kemakmuran
semata, melainkan juga menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Masyarakat yang
sejahtera lahir dan batin merupakan kristalisasi dari masyarakat adil dan makmur baik material
maupun spiritual. Kesejahteraan lahir dan batin harus tercermin pada semua aspek kehidupan.
Semua rakyat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan,
memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan,
mengemukakan pendapat, melaksanakan hak-hak politik,menjaga keamanan dan ketertiban, serta
mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum, tidak ada diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah.
Masyarakat yang sejahtera lahir dan batin adalah masyarakat yang sudah terpenuhi
kebutuhan hidupnya serta dapat memberikan makna dan arti penting bagi masyarakat lainnya.
Tradisi budaya lokal merupakan bagian penting dalam menanamkan rasa bermasyarakat,
dan membantu memberikan rasa identitas kepada masyarkat. Oleh karenanya pengembangan
17
masyarakat akan berupaya mengidentifikasi elemen-elemen penting dari budaya lokal dan
melestarikannya.
Tradisi budaya lokal ini meliputi sejarah lokal dan peninggalan berharga, kesenian lokal,
kerajinan yang berbasis lokal, makanan lokal atau hal lainnya. Pengaruh eksternal dapat
memisahkan tradisi-tradisi budaya lokai ini, dan strategi masyarakat yang cermat diperlukan jika
tradisi tersebut ingin dilestarikan.
Masyarakat Desa Sentolo perlu mengidentifikasi apa komponen yang unik dan signifikan
dari warisan budaya yang ada dan untuk menentukan komponen mana yang hendak dipertahankan.
Oleh karena itu, pembangunan yang ada di desa Sentolo harus dapat melestarikan nilai-nilai budaya
yang telah berkembang dengan baik.
B. MISI
Untuk mencapai visi tersebut diperlukan langkah-langkahsebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu kinerja aparatur pemerintahDesa guna meningkatkan kwalitas
pelayanan kepada masyarakat.
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa secara terbuka, dan bertanggung jawab
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, terbebas dari korupsi serta bentuk-bentuk
penyelewengan lainnya.
4. Melaksanakan pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan:
infrastruktur dan lingkungan desa, sarana prasarana kesehatan, sarana prasarana
pendidikan, sarana prasarana kebudayaan, dan usaha ekonomi produktif.
5. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas perangkat Desa,
kelembagaan dan kapasitas masyarakat.
6. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa pelatihan
penyuluhan khusus kepada UKM, wiraswasta dan petani.
7. Bekerja sama dengan pihak ketiga membuka lapangan kerja untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
8. Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang
lebih baik dan layak sehingga menjadi desa yang maju dan mandiri.
18
BAB IV
19
masyarakat dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,
pengayoman dan pelayanan masyarakat.
20
Terciptanya lapangan kerja baru yang dilaksanakan bekerja sama Pihak Ketiga
ataupun lembaga lain sehingga mengurangi angka pengangguran dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat seiring dengan terwujudnya Kawasan Industri di Desa Sentolo.
C. PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
1. Menjalin kerjasama dengan pihak Ketiga, instansi terkait, lembaga masyarakat
sebagai mitra Pemerintah Desa untuk program pengentasan kemiskinan serta
membuka lapangan kerja agar dapat memberikan penghasilan kepada masyarakat
yang belum mempunyai pekerjaan tetap.
2. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat dipersiapkan untuk menjadi
tenaga terampil sesuai dengan bidang dan keahlian yang di kehendaki untuk
peningkatan ketrampilan yang berdaya guna dan berhasil guna.
3. Menjaga kelestarian dan merenovasi Pasar Desa Sentolo sebagai pusat perekonomian
masyarakat Desa Sentolo
4. Menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat melalui sektor-sektor usaha :
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perdagangan, Jasa, Industri dan Kerajinan.
5. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang dapat memberikan
pelayanan masyarakat secara maksimal.
6. Meningkatkan kinerja aparatur Pemerintah Desa dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
7. Meningkatkan dan memberdayakan lembaga-lembaga Desa
8. Menumbuhkembangkan sikap gotong – royongdalam kehidupan bermasyarakat
9. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dan mandiri.
10. Mengembangkan pendidikan agama, budi pekerti dan akhlaq mulia serta memupuk
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
11. Mengembangkan sarana dan prasarana peribadatan , olahraga, kesehatan, seni
budaya dan informasi yang dapat diakses secara cepat.
12. Menumbuhkan sarana prasarana pemasaran hasil-hasil pertanian dan kerajinan.
13. Mengelola sumber daya alam yang bersinergi dengan kebutuhan dan perkembangan
ilmu dan teknologi serta berwawasan lingkungan.
14. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya kepada masyarakat berorientasi kepada
tata ruang wilayah yang telah ditetapkan.
15. Mengembangkan kehidupan demokrasi masyarakat lewat partisipasi aktif di setiap
kegiatan pembangunan.
16. Mengembangkan dan melestarikan budaya , adat istiadat dan kearifan lokal.
17. Mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat dan dinamis, kreatif dan
inovatif dengan produktivitas yang tinggi.
18. Mendorong terciptanya kesadaran masyarakat yang taat dan patuh terhadap segala
bentuk peraturan perundang-undangan, hukum, dan kesepakatan lokal.
21
19. Menjaga kelestarian seni , budaya dan olah raga yang ada di Desa Sentolo serta
pembinaan kelompok seni budaya serta olah raga sesuai dengan memberikan
bantuan sesuai kemampuan Pemerintah Desa.
20. Mengalokasikan bantuan untuk program-program Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) sesuai dengan kemampuan Pemerintah Desa.
D. STRATEGI PENCAPAIAN.
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan
pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan, jasa, industri dan kerajinan.
2. Peningkatan Mutu aparatur Desa dalam memberikan pelayanan masyarakat
3. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan Desa.
4. Menumbuhkembangkan sikap gotong – royongdalam kehidupan bermasyarakat
dengan berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembangunan.
5. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dan mandiri
6. Membantu pemeliharaan tempat-tempat / sarana pendidikan, keagamaan, pendidikan
anak usia dini, Kelompok belajar.
7. Membantu pemasaranan hasil-hasi pertanian dan kerajinan.
8. Mengembangkan dan melestarikan budaya , adat istiadat dan kearifan lokal.
9. Mendorong terciptanya kesadaran masyarakat yang taat dan patuh terhadap segala
bentuk peraturan perundang-undangan, hukum, dan kesepakatan lokal dengan
dilaksanakannya Sosialisasi/penyuluhan hukum
22
BAB V
PENUTUP
TEGUH
23