Anda di halaman 1dari 19

BAHAN BAKU PEMBUATAN PAKAN BUATAN

Oleh :

Kelompok      : III
Anggota         : Fitriani
                         Miftahul Jannah
                         Rodiyah
                         Shella Fresilia
       Dosen Pengampu : Khoirun Nisa, S.Pi

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN


PROGRAM STUDI DILUAR DOMISILI POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang bahan-bahan pembuatan pakan ikan. bahan –
bahan yang dipilih merupakan bahan- bahan yang mengandung gizi tinggi yang berguna
bagio tubuh ikan  kebanyakan pakan yang baik bagi ikan merupakan pakan yang kandungan
proteinnya sesuai dengan kebutuhan ikan akan tetapi kandungan-kandungan yang lain juga
diperlukan bagi ikan. seperti karbohidrat, lemak vitamin dan mineral.
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini, sehingga makalah dapat terselesaikan dalam batas waktu yang telah di tentukan.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap yang membacanya,
khususnya kepada kami selaku penyusun. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah, Kritik dan saran  yang membangun selalu kami nantikan guna menjadi
pembelajaran bagi kami dalam menyusun makalah makalah lainnya dimasa yang akan
datang. semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat digunakan sebaik-
baiknya. serta menambah ilmu bagi pembaca dan penulis.
                                          

                                                                                                                    Banyuasin,     


Februari 2015
                                                                                               

                                                                                                Penulis

Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................................
B.     Rumusan Masalah...............................................................................................
C.     Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pakan................................................................................................
B.     Manfaat dan fungsi pakan..................................................................................
C.     Identifikasi dan pemilihan bahan baku...............................................................
D.    Kebutuhan nutrisi pada ikan...............................................................................
BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................................
B.     Saran...................................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Peluang usaha dalam dunia perikanan seakan tidak ada habisnya untuk terus digali dan
dikembangkan potensinya. Dari hasil tangkapan ikan yang didapatkan, proses budidaya,
termasuk didalamnya kebutuhan pakan ikan. Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah
menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan
yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi
keuntungan yang maksimum.
Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-
tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan
berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam
mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting
bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya
produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan
merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-  50% dari biaya
produksi. (Herry.S.si,2008)
Bahan – bahan baku yang dipakai dalam pembuatan pakan buatan berfungsi sebagai
sumber protein, energi, mineral dan vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam
pemilihan bahan pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan,
kontinuitas dan harga. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dari tumbuhan (nabati) dan hewan
(hewani). Penggunaan bahan baku lokal potensial untuk kepentingan budidaya tidak hanya
berfungsi untuk menekan biaya produksi, tetapi sekaligus menjamin kontinuitas bahan untuk
kepentingan pembuatan pakan.
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Di antara kedua jenis
pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya.Oleh karena sebab itu, peternak perlu
memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat
untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan dalam
bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena memperlukan perlakuan
khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan. Sedangkan pakan buatan,dapat
diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang
memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan sering dijumpai dalam bentuk pellet
(Syahputra, 2005).

B.       Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari makalah bahan baku pembuatan pakan adalah sebagai berikut:
1.      Apa saja bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan buatan ?
2.      Bagaimana kandungan gizi dalam pakan buatan ?
C.      Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan pakan adalah sebagai berikut:
1.      Agar mahasiswa mengetahui bahan baku pembuatan pakan buatan.
2.      Agar mahasiswa mengetahui kandungan gizi bahan baku pakan buatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pakan
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah
pakan yang di konsumsi oleh organisme yang disediakan secara alami dari alam yang
ketersediaanya dpat dibudidayakan oleh manusia. Sedangkan, Pakan Buatan adalah pakan
yang dibuat oleh manusia dengan menggunakan bahan baku yanng mempunyai kandungan
gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan. Di antara kedua jenis pakan tersebut,
terdapat kelebihan dan kekurangannya.Oleh karena sebab itu, peternak perlu memperhatikan
perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat untuk
menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan dalam bentuk
hidup dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena memperlukan perlakuan khusus
sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan. Sedangkan pakan buatan,dapat diartikan
secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi
nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan sering dijumpai dalam bentuk pellet (Syahputra, 2005).
Nutrisi (nutrion) adalah kandungan gizi yang dikandung pakan yang diberikan pada
ikan budidaya. Apabila pakan yang diberikan pada ikan peliharaan mempunyai kandungan
nutrisi yang cukup tinggi maka hal ini tidak saja menjamin hidup dan aktivitas ikan tetapi
juga mempercepat pertumbuhanya. Oleh karena itu, pakan yang diberikan pada
ikan budidaya selama dipelihara, tidak hanya sekedar cukup dan tepat waktu, tetapi juga
pakan tersebut harus memiliki kandungan nutrisi atau gizi yang tinggi. Bila ikan budidaya
mengkonsumsi pakan yang kandungan nutrisinya rendah maka pertumbuhanya terhambat
bahkan ikan timbul gejala-gejala tertentu yang disebut kekurangan gizi (Malnutrition) (Kordi
dan Ghufron, 2010).
Pakan merupakan unsur terpenting bagi kehidupan semua makluk hidup termasuk juga
dengan ikan yang menggunakan pakan sebgai zat untuk dalam proses metabolisme. sama
halnya dengan makluk lainnya. Komposisi pakan ikan sama yaitu memerlukan kandungan
berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.pemilihan bahan baku pakan buatan
harus memenuhi sarat sebagai berikut: Mempunayai nilai gizi yang tinggi  Mudah dicerna
oleh ikan Harganya relatif lebih murah Mudah diperoleh. Tidak mengandung racun atau zat
anti nutrisi. Bukan bahan pokok manusia sehingga tidak merupakan saingan bagi kebutuhan
manusia itu sendiri. (Afrianto,E. 2005)

B.       Manfaat dan Fungsi Pakan Buatan


Bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai manfaat yang sangat penting sebagai
sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Selain itu,
pakan juga dapat digunakan, misalnya untuk menghasilkan warna dan rasa tertentu. Ikan
memenuhi kebutuhan engerginya dari pakan buatan. Namun, bukan hanya itu, ada beberapa
fungsi pakan bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain:
1.      Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Pengobatan
Pada dasarnya, ikan yang memperoleh kecukupan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang
memadai akan tumbuh dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pakan akan
membantu terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan. Sistem ketahanan tubuh tersebut
akan menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan penyakit, dan sangat
dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat
dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila pakan yang
dikonsumsi berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan dengan baik dan
dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang baik pula.
2.      Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Pembentuk Warna Tubuh
Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen.
Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung dalam pakan buatan dan dimanfaatkan dalam
budidaya ikan hias. Pakan buatan yang digunakan untuk membentuk warna tubuh pada ikan
tidak beda jauh dengan pakan buatan lainnya, hanya ditambah dengan pigmen.
Pakan buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah dibedakan karena memiliki warna yang
khas, biasanya berwarna hijau atau merah. Selain itu, keterangan yang menyebutkan adanya
tambahan pigmen biasanya juga tertera pada kemasan. Ikan yang diberi pakan dengan
kandungan pigmen yang proporsional akan memiliki warna tubuh yang lebih cemerlang dan
tajam.
3.      Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi
Fungsi lain dari pakan buatan adalah untuk membantu mempercepat proses pematangan
gonad sehingga proses reproduksi bisa dipercepat. Pakan yang baik akan menunjang kerja
organ tubuh sehingga dapat bekerja lebih baik, termasuk sistem hormon dan endokrin. Sistem
endokrin sangat membantu proses reproduksi, yaitu dengan cara mengatur pengangkutan
hormon reproduksi menuju organ reproduksi.
4.      Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak
Ikan lebih mudah mencerna protein untuk memenuhi kebutuhan energinya daripada
mencerna lemak atau karbohidrat. Kondisi ini kurang menguntungkan, mengingat sebaiknya
protein diperuntukkan bagi pertumbuhan, sedangkan energi diperoleh dari lemak dan
karbohidrat.

C.      Identifikasi & pemilihan bahan baku buatan


Dalam membuat pakan buatan untuk ikan, hal pertama yang harus dipertimbangkan,
adalah persyaratan bahan baku untuk pakan, yaitu :
1.        Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bila manusia
banyak membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh diberikan kepada ikan.
2.        Bahan baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya harus kontinyu.
Bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap, harus dihindari. Padi yang
diproduksi secara massal dan nasional, tentu menyebabkan ketersediaan dedak dan bekatul
untuk ternak juga melimpah ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang diproduksi secara
terbatas, juga akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.
3.        Harga bahan baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal maka penggunaan
bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah tersisihkan. Sebenarnya murah
atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin
dari kualitas bahan tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya
memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan
proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya, maka
penggunaan tepung ikan menjadi murah.
4.        Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya.
Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia, dan
ketersediaannya kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu
bahan baku ini tidak dapat digunakan.

Khusus untuk ikan, pakan buatan yang diberikan dapat dikatagorikan


menjadi :
1.        Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan
yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di
kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia,
Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari
tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas.
2.        Pakan lembek, merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi
yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini
2 – 3 hari dalam lemari pendingin.
3.        Pakan kering lengkap, merupakan pakan berbentuk pelet, “flake” dan
“crumble” dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 –
4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai
dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih
mendalam.
Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan
bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada unggas,
bahan baku nabati inilah, yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. 

Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya,
15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan
yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi
yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber
vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
Bahan baku Hewani
1.        Tepung Ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar
lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk
meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan <11-
12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi jamur atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan
lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%. Kandungan
gizi: protein = 22,65%; lemak = 15,38%; Abu = 26,65%; Serat = 1,80%; Air = 10,72%; Nilai
ubah = 1,5-3.
Cara pembuatannya:
an direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
r perasan ditampung untuk dibuat petis / diambil minyaknya.
3.        Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

2.        Tepung rebon dan Benawa


Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa
adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar
muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
Cara pembuatan:
1.        Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;
2.        Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. 
Kandungan gizi: Protein: Udang rebon = 59,4% (udang rebon), 23,38% (Benawa);
Lemak = 3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); Karbohidrat 3,2% ( udang rebon), 0,06%
(Benawa); Abu = 11,41% (Benawa); Serat = 11,82% (Benawa); Air = 21,6% (Udang rebon);
5,43% Benawa, Nilai ubah: Benawa = 4-6

3.        Tepung Kepala Udang


Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang
untuk ekspor.  Konten gizinya: Protein = 53,74%; Lemak = 6,65%; Karbohidrat = 0%; Abu =
7,72%; Serat kasar = 14,61%; Air = 17,28%.
Cara pembuatannya:
1.        Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling;
2.        Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.

4.        Tepung Anak Ayam


Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur. Konten gizinya:
Protein = 61,65%, Lemak = 27,30%, Abu = 2,34%, Air = 8,80%, Nilai ubah = 5-8. Juga
mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan
pertumbuhan.
Cara pembuatan:
   Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu
semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak).
   Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang
masih basah disebut pastadan dapat langsung digunakan.
   Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

5.        Tepung Kepompong Ulat Sutra


Bahan kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri pemintalan benang sutra
alam. Kepompong ulat sutra adalah limbah dari pembuatan sutra.  Karena dalam proses
pemintaian tersebut kepompongnya direndam dengan air panas, maka kepompongnya sudah
dalam keadaan mati.  Kepompong yang sudah mati dijemur lalu digiling menjadi
tepung.Konten gizinya: Protein = 46,74%, Lemak = 29,75%, Abu = 4,86%, Serat = 8,89%,
Air = 9,76%, Nilai ubah = 1,8.
6.        Ampas Minyak Hati Ikan
Minyak ikan merupakan hasil pengolahan dari hati ikan, antara lain ikan cucut, ikan pari,
ikan tuna dan lain-lain Bahan: ampas hati ikan yang telah diperas minyaknya. Konten
gizinya: Protein = 25,08%, lemak = 56,75%, Abu = 6,60%, Air = 12,06%, Nilai ubah = 8.
Cara pembuatannya: digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, sehingga
sulit dikeringkan.Digiling halus sampai bentuknya seperti pellet.

7. Tepung Darah
              
Salah satu limbah dari rumah pemotongan ternak adalah darah.  Darah segar yang sudah
beku tapi masih mentah itu mula-mula dimasak baru dikeringkan dan digiling menjadi
tepung.
Walaupun kandungan proteinnya cukup tinggi, tapi  proteinnya termasuk dalam jenis yang
sukar dicerna.  Oleh karena itu jumlah penggunaannya dalam ramuan makanan perlu
dibatasi.  Untuk ikan sebaiknya tidak lebih dari 3% sedangkan untuk udang dapat mencapai
15%.
Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak. Konten gizinya: Protein = 71,45%,
Lemak = 0,42%, Karbohidrat = 13,12%, Abu = 5,45%, Serat = 7,95%, Air = 5,19. Proteinnya
sulit dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan <3% dan untuk udang <5%.
Cara pembuatanny: darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan, kemudian
digiling menjadi tepung.
8.        Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan atau limbahnya.  Proses
pengolahannya dilakukan dengan memanfaatkan enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh
ikan itu sendiri.  Untuk membantu mempercepat prosesnya serta untuk mencegah tumbuhnya
bakteri dan cendawan , maka perlu ditambah asam, yaitu asam formiat dan asam propionate.
      Bahan cair yang bersifat asam itu dapat dicampur dengan dedak, tepung ketela pohon atau
tepung jagung.  Setelah dicampur kemudian dikeringkan dan selanjutnya digunakan utnuk
campuran dalam ramuan makanan.
Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan. Konten gizinya: Protein = 18-20%, Lemak =
1-2%, Abu = 4-6%, Air = 70 - 75%, Kapur = 1-3%, Fosfor = 0,3-0,9%.
Cara pembuatan:
1.        Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam
larutan asam formiat 3% 24 jan, kemudian diperas.
2.        Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan.
3.        Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk
mencegah tumbuhnya bakteri / jamur dan menambah daya awet ± 3 bulan dengan pH ± 4,5.
4.        Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3 - 4 kali sehari.
5.        Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon / tepung jagung
dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan
makanan.

9.        Arang Bulu Ayam dan Tepung Tulang


Arang bulu anak ayam yang dihasilkan pada proses pembakaran bulu sebelum anak
ayam itu digiling tidak dibuang, tetapi dikumpulkan.  Nantinya dapat dimanfaatkan juga
sebagai bahan campuran ramuan sebagai sumber mineral. Jumlah penggunaannya hanya
sedikit, tetapi untuk udang diperlukan mineral yang lebih banyak daripada ikan.
      Tepung tulang, seperti halnya arang bulu, juga merupakan sumber mineral.  Bahan baku
untuk membuatnya dapat berasal ari tulang sapi, kerbau, kambing,  dan hewan-hewan ternak
lainnya.
           Bahan: arang bulu ayam, tulang ternak.
           Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan suhu
100 ° C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3
cm.Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air
tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 ° C selama 4
jam, suhu 70 ° C selama 4 jam, dan 100 ° C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang
dikeringkan pada suhu 100 ° C, sampai tingkat airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi
tepung. Pembenahan dan penyimpanan.
           Konten gizinya: Protein = 25,54%, Lemak = 3,80%, Abu = 61,60%, Serat = 1,80%, Air =
5,52%.

10.    Tepung bekicot
Daging bekicot (siput darat) dapat dijadikan tepung untuk campuran makanan ikan.
           Bahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.
           Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan
sebesar 5-15%.
           Kandungan gizi: Protein = 54,29%, Lemak = 4,18%, Karbohidrat = 30,45%, Abu = 4,07%,
Kapur = 8,3%, Fosfor = 20,3%, Air = 7,01 .

11.    Tepung Cacing Tanah


Cacing tanah dapat diternakkan secara missal.  Hasil panennya dapat dikeringkan dan
kemudian digiling menjadi tepung dan gizinya dapat menggantikan tepung ikan.  Kandungan
protein yang tinggi dengan asam-asam amino essensial yang lengkap.  Selain itu cacing tanah
juga mudah dicerna, sehingga mudah diserap oleh dinding usus pemakannya.  Jumlah
penggunaannya dalam ramuan dapat berkisar antara 10 – 25%, tergantung pada jenis ikan
yang kita beri makan.
           Dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal.Jumlah penggunaan dalam
ramuan 10-25%.
           Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling.
           Konten proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.

12.    Tepung Artemia
Tepung artemia dalam ransom makanan ikan dapat menggantikan tepung ikan dan
tepung kepala udang.  Daya cernanya cukup tinggi, karena kulitnya sangat tipis (kurang dari
1 mikron).  Kandungan proteinnya tinggi dengan kandungan lemak yang kaya akan asam-
asam lemak essensial..
           Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan
asam lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.

13.    Telur Ayam dan Itik


Telur ayam dan itik sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan untuk
burayak ikan dan udang yang biasanya diberikan dalam bentuk segar atau setelah direbus. 
           Bahan: telur mentah atau telur rbus.
           Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur rebus,
diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. 
           Konten gizinya: Protein = 12,8%, Lemak = 11,5%, Karbohidrat = 0,7%, Air = 74%.

Bahan Nabati
1.        Dedak Halus
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia,
sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang
tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi
tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak. Dedak yang paling baik adalah dedak halus
yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein = 11,35%,
Lemak = 12,15%, Karbohidrat = 28,62%, Abu = 10,5%, serat kasar = 24 , 46%, Air =
10,15%, Nilai ubah = 8.
2.        Dedak gandum
Dedak gandum adalah hasil samping dari perusahaan pengolahan tepung terigu.  Ada dua
macam dedak gandum, yaitu yang disebut “sheat pollard” dan “wheat bran”.  Yang biasa
digunakan untuk bahan baku pakan ialah “wheat pollard” yaitu dedak dari kulit ari gandum.
      Dilihat dari mutunya, dedak gandum lebih baik dari dedak padi karena kandungan
kandungan lemak yang rebih rendah dan protein serta vitamin yang lebih tinggi.  Dedak
gandum dari perusahaan pengolahan tepung terigu di Indonesia mutunya cukup baik, karena
gandumnya didatangkan dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia yang merupakan
penghasil gandum terbaik dunia.
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan
ikan adalah "wheat Pollard" dengan kandungan gizi: Protein = 11,99%, Lemak = 1,48%,
Karbohidrat = 64,75%, Abu = 0,64%, serat kasar = 3,75 %, Air = 17,35%, Nilai ubah = 2-3.
3.        Jagung
Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung
putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang
terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer
digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan
baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang
rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan.
Kandungan nutrisi jagung :

           Bahan kering : 75 – 90 %
           Serat kasar : 2,0 %
           Protein kasar : 8,9 %
           Lemak kasar : 3,5 %
           Energi gross : 3918 Kkal/kg
           Niacin : 26,3 mg/kg
           TDN : 82 %
           Calcium : 0,02 %
           Fosfor : 3000 IU/kg
           Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg
           Riboflavin : 1,3 mg/kg
           Tiamin : 3,6 mg/kg

Sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya, sumber Xantophyll, dan asam lemak yang
baik, jagung kuning tidak diragukan lagi. Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%,
tertinggi diantara kelompok biji-bijian.

4.        Cantel / Sorgum
Dinding merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Memiliki zat tanin
yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin / penyosohan yang
lebih baik. Kandungan gizi: Protein = 13,0%, Lemak = 2,05%, Karbohidrat = 47,85%, Abu =
12,6%, serat kasar = 13,5%, Air = 10,64%, Nilai ubah2
5.        Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein =
8,9%; Lemak = 1,3%; Karbohidrat = 77,3%; Abu = 0,06%; Air = 13,25%.
6.        Tepung Kedelai
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling esensial dan aroma
makanan lebih sedap, penggunaan ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat
menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi:
Protein: 39,6%, Lemak = 14,3%, Karbohidrat = 29,5%, Abu = 5,4%, Serat = 2,8%, Air =
8,4%, Nilai ubah = 3 - 5.
7.        Tepung Ampas Tahu
Isi gizinya: Protein = 23,55%, Lemak = 5,54%, Karbohidrat = 26,92%, Abu = 17,03%, serat
kasar = 16,53%, Air = 10,43%.
8.        Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat
menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah
dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein = 47,9%, Lemak = 10,9%,
Karbohidrat = 25,0%, Abu = 4,8%, serat kasar = 3,6%, Air = 7,8%, Nilai ubah = 2 ,7-4.
9.        Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan
dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein = 17,09%, Lemak = 9,44%, Karbohidrat
= 23,77%, Abu = 5,92%, serat kasar = 30,4%, Air = 13,35%.
10.    Biji Kapuk / Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-
propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya <5%. Konten gizinya: Protein = 27,4%,
Lemak = 5,6%, Karbohidrat = 18,6%, Abu = 7,3%, Serat kasa = 25,3%, Air = 6,1%.
11.    Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang
bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan / pembengkakan jaringan
tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein = 19,4%, Lemak
= 19,5%, Asam lemak linoleat = 47,8%, Asam lemak palmitat = 23,4%, Asam lemak oleat =
22,9%.
12.    Tepung Daun Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun: asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-
alkoloid lainnya. Konten gizinya: Protein = 27,54%, Lemak = 4,73%, Karbohidrat = 21,30%,
Abu = 20,45%, serat kasar = 14,01%, Air = 11,97%.
13.    Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya <5% saja. Konten gizinya:
Protein = 36,82%, Lemak = 5,4%, Karbohidrat = 16,08%, Abu = 1,31%, serat kasar =
18,14%, Air = 8,8%.
14.    Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN / asam biru. Kandungan gizi: Protein = 34,21%, Lemak = 4,6%,
Karbohidrat = 14,69%, Air = 0,12.
15.    Isi Perut Besar Hewan memamah biak
Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai
menjadi tepung. Konten gizinya: Protein = 8,39%, Lemak = 5,54%, Karbohidrat = 33,51%,
Abu = 17,32%, serat kasar = 20,34%, Air = 14,9%, Nilai ubah = 2 .

Bahan Tambahan
1.        Vitamin dan mineral
Vitamin yang biasa sering digunakan adalah vitamin dalam bentuk premix misalnya
aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B, Top mix, Rhodiamix 273 dan lain-
lain.  Selain mengandung vitamin, promix-premix tersebut juga mengandung mineral, asam
amino essensial bahkan antioksidan.
      Bahan tambahan yang merupakan premix mineral antara lain adalah mineral-mineral
B12.  Mineral yang dikandungnya adalah tepung tulang, kalsium karbonat, besi, sulfat,
mangan sulfat, kalium yodida, tembaga sulfat dan seng oksida.  Selain itu juga mengandung
vitamin B12 (sianokolobalamin).
      Penggunaan premix vitamin dan mineral dalam ramuan pakan ikan cukup 1 – 2% saja,
tetapi untuk pakan udang, jumlahnya dapat sekitar 10 – 15%, hal itu disebabkan udang sering
moulting yang membutuhkan banyak mineral.
2.        Garam dapur
Garam dapur (NaCl) seringkali digunakan sebagai bahan tambahan ramuan pakan
dengan jumlah sekitar 2%.  Selain berfungsi sebagai bahan penyedap, garam dapur juga dapat
untuk mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lainnya yang terdapat dalam ramuakan
pakan ikan pada waktu tenggelam dalam air. Penggunaannya cukup 2%.
3.      Bahan perekat
      Beberapa bahan yang berfungsi sebagai perekat antara lain adalah agar-agar, tepung
kanji, tepung terigu, tepung sagu dan lain-lain.  Bahan perekat itu akan menjadi lebih penting
untuk pakan udang, sebab pakan udang harus mempunyai ketahanan yang tinggi untuk tidak
cepat hancur dalam air. Walaupun agar-agar merupakan bahan perekat yang cukup baik,
namun yang lebih banyak digunakan adalah tepung kanji yang apabila dilarutkan dalam air
panas akan menghasilkan larutan kental yang lekat.  Jumlah penggunaan bahan perekat ini
dapat mencapai 10%.
4.      Antioksidan
      Antioksidan adalah zat antitengik.  Apabila pakan disimpan dalam waktu yang cukup
lama, akan berbau tengik terlebih bila berkada lemak tinggi.  Hal tersebut disebabkan
terjadinya proses oksidasi lemak.  Pakan yang berbau tengik tersebut mutunya akan rusak dan
ikan pun tidak suka memakannya. Untuk mengatasi proses oksidasi tersebut, dapat
ditambahkan bahan antioksidan antara lain: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin (1,2
dihydro-6-etoxy- 2,2,4 trimethyl-quinoline), BHT (Butylated hydroxytuluene), dan BHA
(Butylated hydroxyanisole).
5.      Ragi dan ampas bir
Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat mengubah karbohidrat menjadi alcohol dan CO2 .
Ada beberapa jenis ragi yaitu : ragi tape, ragi roti dan ragi bir yang secara umum
mengandung zat gizi sebagai berikut : Protein, 59,2%, karbohidrat 38,93%, Abu 4,95% dan
air 6,12%. Selain itu ragi juga mengandung vitamin terutama vitamin B.
      Dedak apabila diperam dengan ragi tape akan meningkat kadar proteinnya walaupun
kadar karbohidratnya turun. Selain penggunaan ragi untuk meragikan bekatul (dedak), ampas
bir (yang juga mengandung ragi) dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan
pakan. Ampas bir yang merupakan limbah dari  pabrik bir itu, ternyata banyak mengandung
protein (25,9%) dan juga kaya vitamin B, tapi mengandung serat kasar yang tinggi (sampai
15%). Untuk ampas bir basah, jumlahnya berkisar antara 3-6% sedangkan untuk ampas bir
kering dapat mencapai 10%.  
D.      KEBUTUHAN NUTRISI PADA IKAN

Kebutuhan nutrisi pada ikan secara alami sudah tersedia, baik di kolam maupun
diperairan lain. Pada usaha agribisnis budidaya ikan yang dilakukan secara tradisional,
kebutuhan pakan ikan dapat dipenuhi oleh pakan alami yang tumbuh di kolam. Akan tetapi
pada skala usaha agribisnis budidaya ikan yang dilakukan secara intensif, ketersediaan pakan
alami tersebut sudah tidak mampu lagi menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan
secara optimal, mengingat kepadatan populasi pemeliharaan ikan sangat tinggi. Oleh karena
itu, kebutuhan nutrisi pada ikan ini harus disediakan melalui pemberian pakan buatan.
1.        Protein
 Protein merupakan suatu polimer heterogen yang tersusun atas monomer asam amino
dalam jumlah banyak, mencapai ribuan bahkan ratusan yang saling berhubungan satu sama
lain melalui ikatan peptida dan ikatan silang antara ikatan hidrogen, ikatan sulfhidril, dan
ikatan van der waal. Protein merupakan penyusun utama makhluk hidup, molekul protein ini
mengandung unsur oksigen, nitrogen, hidrogen, karbon, sulfur, serta fosfor yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada makhluk hidup, protein memegang peranan penting,
baik sebagai antibodi (sistem kekebalan tubuh), sistem kendali (hormon), sumber asam amino
bagi organisme heterotof (tidak mampu membentuk asam amino), sumber gizi, maupun
dalam fungsi struktural atau mekanis (pembentuk batang dan sendi sitoskeleton)
Pada ikan, protein memegang peranan penting karena material organik utama dalam jaringan
dan organ tubuh ikan tersusun oleh protein berkisar antara 18-30 %. Bahkan bersama dengan
komponen nitrogen lain, protein berperan dalam membentuk vitamin, enzim, asam nukleat,
hormon dan lain-lain.

Fungsi Protein sebagai :
           senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi, protein sangat dibutuhkan oleh
ikan terutama sebagai sumber energi. Karena nilai energi produktif yang diberikan oleh
protein kepada ikan lebih besar jika dibandingkan dengan hewan lainnya, dimana
peningkatan panas akibat pemberian protein pada ikan lebih rendah.
           Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible energy) dalam protein juga dapat
dimetabolisme dengan lebih baik oleh tubuh ikan.
Selain sebagai sumber energi,
           protein pada ikan juga berfungsi memperbaiki jaringan yang rusak, serta membantu
pertumbuhan ikan. Protein ini dibutuhkan oleh tubuh ikan secara kontinue karena asam
amino dalam protein dibutuhkan secara terus menerus terutama untuk mengganti protein
yang rusak selama masa pemeliharaan dan membentuk protein baru selama masa
pertumbuhan dan masa reproduksi ikan.

Fungsi Utama Protein Pada Ikan:


           Berperan dalam pembentukan antibodi, hormon, enzim, vitamin.
           Berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan tubuh.
           Sebagai sumber gizi.
           Sebagai sumber energi utama, terutama apabila komponen lemak dan karbohidrat yang
terdapat di dalam pakan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi.
           Berperan dalam perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
           Turut berperan dalam pembentukan gamet.
           Berperan dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh.
2.        Lemak (Lipids)
 Lemak adalah senyawa organik yang tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (0). Molekul-molekul penyusun lemak meliputi asam lemak, sterol,
monogleserida, fosfolipida, glikolipida, digliserida, malam, terpenoida (getah dan steriod),
vitamin larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K, dan lain-lain. Lemak pada ikan
merupakan sumber energi yang paling tinggi. Secara khusus, lemak juga disebut minyak
hewani pada suhu kamar yang terdapat pada jaringan tubuh adiposa. Pada jaringan adiposa,
sel lemak mengeluarkan hormon sitokina, hormon leptin dan resistin. Hormon sitokina yang
dihasilkan oleh jaringan adiposa ini berperan penting dalam komunikasi antarsel, sedangkan
hormon leptin dan resistin berperan penting dalam sistem kekebalan. Sebenarnya lemak dan
minyak adalah senyawa organik yang tersusun oleh molekul yang sama, perbedaannya hanya
terletak pada titik cair dan bobot molekul. Titik cair pada lemak lebih tinggi jika
dibandingkan dengan minyak, selain itu lemak juga memiliki bobot molekul yang lebih berat
dengan rantai yang lebih panjang. 
Lemak dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan
lemak turunan.
1.        Lemak sederhana (simple lipids) terdiri atas lemak netral (trigliserida), ester gliserol, wax
(ester kolesterol, ester vitamin A atau D), dan lain-lain. Wax merupakan ester asam lemak
dari alkohol berantai panjang, berperan sebagai sumber energi dan memperbaiki karakteristik
fisika dan kimia.
2.        Lemak campuran (compound lipids), misalnya fosfolipid yang merupakan ester asam lemak
dan asam fosfatidik. Lemak ini merupakan komponen utama lemak pada membran sel.
3.        Lemak turunan (derived lipids), yaitu produk hidrolisis dari lemak sederhana dan lemak
campuran. Komponen utama lemak turunan adalah asam lemak.

Fungsi Lemak Secara umum fungsi lemak bagi makhluk hidup adalah :


           Sebagai cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
           Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal.
           Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berperan penting dalam proses biologis.
           Berfungsi sebagai penahan goncangan terutama dalam melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
           Sebagai sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk
membran semua jenis sel.
3.        Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu komponen sumber energi bagi makhluk hidup atau
senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, yang secara
biokimia mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus
hidroksil. Berdasarkan jumlah molekul yang dimilikinya, karbodidrat dibedakan menjadi
monosakarida, polisakarida, disakarida, dan oligosakarida.
      Monosakarida merupakan golongan karbohidrat yang paling sederhana, terbentuk oleh satu
molekul gula sederhana. Karbohidrat dalam bentuk monosakarida diantaranya adalah
galaktosa, triosa, pentosa, dan heksosa. Monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam
sel adalah pentosa (ribosa dan dioksiribosa) dan heksosa (glukosa dan fruktosa).
      Polisakarisa merupakan molekul karbohidrat terbentuk oleh molekul gula yang terangkai
menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang. Karbohidrat dalam bentuk
polisakarida diantaranya pati, kitin, selulosa, glikogen, pektin, lignin, amilosa, dan
amilopektin.
      Disakarida merupakan molekul karbohidrat yang terbentuk oleh dua monosakarida.
Karbohidrat dalam bentuk disakarida siantaranya maltosa (gula anggur), laktosa (gula susu),
sukrosa (gula tebu), dan selubiosa (hasil hidrolisis tidak sempurna dari selulosa).
      Oligosakarida merupakan molekul karbohidrat yang terbentuk oleh beberapa monosakarida.

.Fungsi karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai


           cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan),
           sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
           Peranan lain dari karbohidrat adalah sebagai prekursor dalam berbagai metabolisme internal
(intermediate metabolism) dimana produk yang dihasilkan dibutuhkan untuk pertumbuhan,
misalnya asam amino nonesensial dan asam nukleat.
           Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen, dan
berfungsi sebagai cadangan energi. Meskipun demikian, peranan karbohidrat sebagai sumber
energi bagi ikan belum bisa dipahami sepenuhnya karena ikan masih dapat hidup dengan baik
meskipun tanpa pemberian karbihodrat. Hal ini diperkirakan bahwa ikan tidak mempunyai
kebutuhan karbohidrat secara khusus meskipun pemberian pakan ikan yang mengandung
karbohidrat memberikan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan ikan secara optimal.
Contoh bahan baku pakan ikan yang mengandung karbohidrat adalah jagung, beras, dedak,
tepung terigu, tapioka, serta sagu. Sebagian contoh bahan pakan ikan di atas dapat berfungsi
sebagai alat perekat (hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam pembuatan pakan
ikan.

           karbohidrat juga berperan dalam penghematan penggunaan protein yang digunakan sebagai
sumber energi utama bagi tubuh ikan. Apabila pakan yang diberikan kekurangan karbohidrat,
maka seluruh energi yang dikeluarkan ikan harus dipenuhi melalui penyerapan protein.
Dengan demikian, penggunaan protein dalam penggunaan protein untuk menghasilkan energi
dan proses metabolik lainnya menjadi kurang efisien. Penggunaan protein yang kurang
efisien akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penghematan protein
melalui peran karbohidrat ini disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana
karbohidrat dapat menghemat protein. Beberapa referensi menyebutkan bahwa pemberian
0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat protein sebesar 0,05 gram.

4.        Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang berbobot molekul kecil yang mutlak
diperlukan oleh tubuh meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Senyawa organik esensial
ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh ikan. Vitamin memegang peranan vital dalam
metabolisme terutama untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam tubuh ikan
tetap berlangsung dengan baik. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan oleh tubuh
untuk tumbuh dan berkembang secara normal.
Dalam proses osmoregulasi tubuh, vitamin mempunyai peranan yang penting, di
antaranya sebagai berikut:
1.        Vitamin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai katalisator (pemacu) dalam proses
metabolisme ikan. Sebagai bagian dari enzim atau koenzim vitamin sangat berperan dalam
pengaturan berbagai proses metabolisme tubuh ikan. Selain itu, vitamin mampu mempercepat
proses perombakan pakan tanpa mengalami perubahan.
2.        Vitamin berfungsi untuk membantu protein dalam memperbaiki dan membentuk sel baru.
3.        Vitamin berperan dalam mempertahankan fungsi berbagai jaringan tubuh ikan sehingga
mekanisme jaringan tubuh tersebut tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya.
4.        Vitamin turut berperan dalam pembentukan senyawa-senyawa tertentu di dalam tubuh.

5.        Mineral
 Mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan
jaringan dan berbagai fungsi metabolisme dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan mineral
untuk mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di sekitarnya.
Meskipun dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun mineral memiliki peran yang sangat
penting dalam menjaga kelangsungan hidup, karena mineral sangat dibutuhkan dalam
beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan.

Fungsi Mineral pada ikan terutama dalam proses pembentukan rangka, pernapasan, dan
metabolisme. Kalsium (Ca), Phosphor (P), Flourine (F), dan Magnesium (Mg) merupakan
kelompok mineral pembentuk rangka yang berperan dalam pembentukan struktur tubuh ikan,
seperti tulang, gigi, dan sisik ikan. Sedangkan kelompok mineral yang berperan dalam proses
pernafasan meliputi Ferum (Fe), Kalsium (Ca), dan Cuprum (Cu). Fungsi utama lain dari
mineral, baik esensial maupun nonesensial, terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan
adalah untuk membantu proses metabolisme. Mineral-mineral tersebut berperan dalam
pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan antara cairan tubuh dan cairan
lingkungannya.

Beberapa fungsi lain dari mineral pada ikan :


1.        Natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Klor (Cl) berfungsi untuk mengatur
keseimbangan asam basa dan proses osmosis antara cairan tubuh ikan dan lingkungannya.
2.        Ferum (Fe), Cuprum (Cu), dan Cobalt (Co), memegang peranan penting dalam proses
pembekuan darah dan pembentukan hemoglobin pada tubuh ikan.
3.        Klor (Cl), Magnesium (Mg), dan Phosphor (P), memegang peranan penting dalam proses
metabolisme tubuh ikan.
4.        Cuprum (Cu) dan Zinc (Zn) berperan untuk mengatur fungsi sel; Sulfur (S) dan Phosphor (P)
berperan untuk membentuk fosfolipid dan bahan inti sel, Bromine (Br) berperan untuk
mematangkan kelenjar kelamin, dan Iodin (I) berperan untuk membentuk hormon tiroid.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

           Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia dengan menggunakan bahan baku
yang mempunyai kandungan gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan.
           Nutrisi (nutrion) adalah kandungan gizi yang dikandung pakan yang diberikan pada ikan
budidaya.
           Fungsi pakan pada ikan sebagai berikut :
gai Pengobatan
gai Pembentuk Warna Tubuh
k Mempercepat Reproduksi
k Perbaikan Metabolisme Lemak
           Bahan baku pembutan pakan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu bahan baku hewani dan
bahan baku nabati dan bahan tambahan :
1.         Bahan baku hewani yaitu tepung ikan, tepung rebon/benawa, tepung kepala udang, tepung
anak ayam, tepung kepompong ulat sutra, ampas minyak hati, tepung darah, silase ikan, arang
bulu ayam/ tepung tulang, tepung bekicot, tepung cacing tanah, tepung artemia, telur ayam &
itik.
2.         Bahan baku nabati yaitu dedak halus, dedak gandum, cantel/sorgum, tepung terigu, tepung
kedelai, tepung daun ketela pohon, tepung ampas tahu, tepung bungkil kacang tanah, tepung
bungkil kelapa, biji kapuk/randu, biji kapas, tepung daun turi, tepung daun lamtoro.
3.         Bahan baku tambahan : Vitamin dan mineral, garam dapur, bahan perekat, antioksidan, ragi
& ampas bir.

           Dalam pembuatan pakan perlu memperhatikan bahan baku serta kandungan gizi dari pakan
yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

B.       Saran
Dalam menyelesaikan makalah ini, tentunya penyusun tidak lepas dari kesalahan-
kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Kordi dan Gufron.2010.Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar Ekonomis di Keramba
Jaring Apung.Lily publisher.Jogjakarta.
Afrianto,E. 2005. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta
Apriyantono. 2008. Tinjauan Produk Hewani dan Turunannya. Jakarta : Erlangga
Darijah AS. 2003. Makanan Ikan. Jakarta :  PT Penebar Swadaya.
Hadiwiyoto. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Yogyakarta.
Jajasewaka. 1983. Pakan Ikan. Jakarta : CV Jaya Jakarta.
Mujiman A. 2003. Membuat Pelet Ikan. Yogyakarta : Kanisus.
Wurganto,S. 2000.Kandungan Protein dalam serat kasar. fakultaas kedokteran Hewan. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Tiana AH. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Koi.AgroMedia, Jakarta
Tiana OA, Murhananto. 2004. Membedah Rahasia Sukses Memelihara Koi. AgroMedia, Jakarta
Z Akhmad, Rahmadi A. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Lou Han. AgroMedia,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai