Anda di halaman 1dari 8

BAB I

DESKRIPSI

1.1 Ruang Lingkup

Tata cara ini memuat pengertian, ketentuan-ketentuan umum dan teknik drainase, analisis ekonomi dan
keuangan, kelayakan ekonomi dan cara pengerjaan studi kelayakan sistem drainase di daerah
perkotaan.

1.2 Pengertian

Yang dimaksud dengan:

1. Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan
atau ke bangunan resapan buatan;
2. Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air permukaan,
sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia;
3. Kelayakan adalah rencana kegiatan yang diusulkan telah memenuhi kriteria tertentu yang
ditetapkan;
4. Kelayakan ekonomi/keuangan adalah kajian terhadap manfaat ekonomi/keuangan dari suatu
usulan kegiatan yang memenuhi kriteria ekonomi/keuangan yang ditetapkan;
5. Kelayakan lingkungan adalah kajian terhadap suatu rencana kegiatan kepada lingkungan serta
memenuhi kriteria lingkungan yang telah ditetapkan;
6. Kelayakan teknis adalah kajian terhadap dampak suatu rencana kegiatan, serta memenuhi kriteria
teknis yang ditetapkan;
7. Rencana induk sistem drainase perkotaan adalah perencanaan dasar yang mnyeluruh pada suatu
daerah perkotaan yang panjang;
8. Badan penerima air adalah sumber air di permukaan tanah berupa laut, sungai, danau, dan di
bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer;
9. Bangunan pelengkap adalah bangunan yang ikut mengatur dan mengendalikan sistem aliran air
hujan agar aman dan mudah melewati jalan, belokan dan daerah curam, bangunan tersebut seperti
gorong-gorong, pertemuan saluran, bangunan terjunan, jembatan, street inlet, pompa, pintu air;
10. Daerah genangan adalah daerah kawasan yang tergenang air akibat tidak berfungsinya sistem
drainase;
11. Daerah pengaliran adalah daerah tangkapan air yang mengalirkan air ke dalam saluran;
12. Daerah prioritas adalah satu atau lebih satuan daerah pengaliran sistem saluran;
13. Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir yang mungkin
terjadi;
14. Saluran primer adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan
menyalurkannya ke badan penerima air;
15. Saluran sekunder adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan
menyalurkannya ke saluran primer;
16. Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari sistem drainase lokal dan
menyalurkannya ke saluran sekunder;
17. Sistem drainase lokal meliputi saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah
perkotaan;
18. Sistem drainase utama meliputi saluran dan bangunan pelengkap yang melayani seluruh daerah
perkotaan;
19. Studi terkait adalah studi lain yang terkait dengan kegiatan drainase kota yang memuat data,
berupa: hidrologi, topografi, geologi, geografi;
20. Tinggi jagaan adalah ketinggian yang diukur dari permukaan air maksimum sampai permukaan
tanggul saluran;
21. Waktu pengaliran adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan yang jatuh ke permukaan air

1
tanah dan mengalir ke titik saluran drainase yang diamati;
22. Waktu drainase adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan yang mengalir dari suatu titik ke
titik lain dalam saluran drainase yang diamati;
23. Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan yang jatuh pada permukaan
tanah dan mengalir sampai di suatu titik di saluran drainase yang terdekat.
24. Zona adalah daerah pelayanan satu aliran saluran drainase.

2
BAB II

KETENTUAN-KETENTUAN

2.1 Umum

Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. Untuk dapat membuat perencanaan teknik sistem drainase, harus dilakukan dahulu studi
kelayakan dan rencana sistem drainase;
2. Pengesahan laporan perencanaan teknis harus oleh penanggung jawab yang ditunjuk instansi yang
berwenang.

2.2 Teknis

2.2.1 Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperlukan sebagai berikut:


1. Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembaban dan temperatur dari stasiun
klimatologi atau badan meteorologi dan geofisika terdekat;
2. Data hidrologi terdoro dari data tinggi muka air, debit suangi, laju sedimentasi, pengaruh air balik,
peilbanjir, karakteristik daerah aliran dan pasang surut;
3. Data sistem drainase yang ada yaitu: hasil rencana induk dan studi kelayakan, data kuantitatif
banjir; genangan berikut permasalahannya.
4. Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem drainase dan sistem jaringan
jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi yang disesuaikan dengan tipologi kota dengan
skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000.
5. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran dan data
kepadatan bangunan.

2.2.2 Pengukuran

Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi saluran dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Pengukuran yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
keadaan medan lapangan yang diukur dan sesuai dengan keperluan perencanaan saluran drainase;
2. Pengukuran saluran meliputi: pengukuran profil memanjang dan profil melintang. Pengukuran
profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus setiap 50 m dan kurang dari 50 m untuk jalur
belokan atau daerah padat;
3. Toleransi kesalahan pengukuran leveling maksimum 7 d (mm) dengan d adalah jarak yang diukur
dalam km;
4. Toleransi kesalahan penutup sudut poligon sebesar 10 n (detik) dengan n adalah jumlah titik
poligon;
5. Pengukuran menggunakan suatu titik acuan ketinggian da koordinat tertentu yang terikat dengan
titik trianggulasi yang ada, bila titik trianggulasi tidak ada, dapat dipakai titik acuan yang ada.

2.2.2 Penggambaran

Ketentuan yang diperlukan da;am penggambaran sebagai berikut:

1. Peta sistem drainase, jaringan jalan, tata guna tanah dan topografi (kontur setiap 0,5 m sampai 2

3
m) dibuat dengan skala 1 : 5.000 sampai 1 : 10.000;
2. Gambar potongan memanjang saluran, horizontal 1 : 1.000, vertikal 1 : 100;
3. Gambar potongan melintang saluran, horisontal dan vertikal : skala 1 : 100;
4. Gambar detil bangunan, skala 1 : 10 sampai 1 : 100.

2.2.4 Penyelidikan Tanah

Ketentuan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel dipilih tempat-tempat yang akan memikul konstruksi bangunan pelengkap
saluran seperti: jembatan, rumah pompa, gorong-gorong yang relatif besar;
2. Minimal dua sampel untuk daerah yang labil untuk menentukan konstruksi saluran;
3. Jenis penyelidikan tergantung dari jenis konstruksi.

2.2.5 Kriteria Perencanaan Hidrologi

Kriteria perencanaan hidrologi terdiri dari:

1. Hujan dengan ketentuan sebagai berikut:


a. perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah hujan harian
maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun;
b. Analisis frekuensi terhadap curah hujan, menggunakan metode log Pearson tipe III atau yang
sesuai dengan tata cara perhitungan curah hujan untuk sistem drainase perkotaan dengan kala
ulang 1, 2, 5, 10 dan 25 tahun (mengacu pada tata cara perihitungan debit desain saluran);
c. Untuk pengecekan data hujan menggunakan metode kurv masa ganda atau yang sesuai;
d. Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan metode Mononobe, harper Der
Weduwen atau yang sesuai.

2. Debit banjir dengan ketentuan sebagai berikut:


a. Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifikasi;
b. Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan daerah tangkapan (lihat
pada tabel dalam lampiran);
c. Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu pengaliran di permukaan dan waktu drainase;
d. Koefisien penyimpangan dihitung dari rumus waktu konsentrasi dan waktu drainase.

2.2.6 Kriteria Perencanaan Hidraulika

Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut:

1. Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau yang sesuai;


2. Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengembangan (back water effect) perlu
diperhitungkan pasang surutnya dengan Standar Step Method;
3. Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran, untuk saluran tanah V = 0,7
m/dt, pasangan batu kali V = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.

2.2.7 Kriteria Perencanaan Struktur

Kriteria Perencanaan Struktur terdiri dari:

1. Muatan dengan ketentuan sebagai berikut:


a. Berat bahan diperhitungan sebagai beban di dalam hitungan perencanaan (mengacu pada SNI
pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung);
b. Beban rencana dapat dipergunakan sesuai dengan standar yang berlaku, kombinasi muatan
atas struktur ditentukan secara individual sesuai dengan fungsi, cara dan tempat

4
penggunaannya.
2. Stabilitas struktur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Stabilitas struktur penahan tanah akan dikontrol keamanannya terhadap kekuatan amblas,
geser dan guling. Besarnya faktor keamanan untuk pondasi, masing-masing sebesar 1,5;
b. Pasangan batu dengan tegangan tekan maksimum 8 kg/cm 2. Untuk klasifikasi beton dipakai
fc = 17,5 M.Pa (mengacu pada SNI.T-15.1991.03, tentang tata cara perhitungan struktur beton
untuk bangunan gedung).

5
BAB III

CARA PENGERJAAN

3.1 Mengumpulkan data dan informasi

Kumpulkan data dan informasi sesuai dengan butir 2.2.1.

3.2 Menganalisis data hidrologi

Analisis yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan pada butir 2.2.5. dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Analisis frekuensi hujan;


2. Hitung intensitas curah hujan;
3. Tentukan koefisien limpasan rata-rata;
4. Hitung debit rencana;
5. Hitung waktu konsentrasi dan koefisien penyimpangan.

3.3 Melaksanakan pengukuran

Pengukuran dilaksanakan sesuai ketentuan 2.2.2.

3.4 Menggambar saluran

Penggambaran yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Gambarkan situasi detail lapangan berdasarkan pengukuran;


2. Gambarkan saluran yang ada, yang terdiri dari potongan memanjang dan melintang sesuai dengan
ketentuan pada butir 2.2.3.

3.5 Menganalisis data hidraulika

Analisis data hidraulika dilaksanakan sebagai berikut:

1. Hitung dimensi saluran;


2. Tentukan bangunan pelengkap yang diperlukan dan hitung dimensinya.

3.6 Menganalisis data struktur

Analisis data struktur dilaksanakan sebagai berikut:

1. Analisis hasil penyelidikan tanah sesuai dengan ketentuan pada butir 2.2.4.;
2. Hitung berat dan beban rencana untuk saluran berdasarkan hasil penyelidikan dengan kondisi
struktur tanah;
3. Tentukan stabilitas struktur, stabilitas kemiringan talud;
4. Tentukan struktur saluran dan bangunan pelengkap berdasarkan kondisi tanah dan tersedianya

6
bahan bangunan di lokasi.
3.7 Menggambar desain

Menggambar desain dilaksanakan sebagai berikut:

1. Gambarkan desain saluran dan bangunan pelengkap, berdasarkan analisis hidrologi, hasil
penggammbaran kondisi di lapangan, analisa hidraulika dan analisis struktur;
2. Lengkapi gambar-gambar detail untuk saluran atau bangunan tertentu.

3.8 Menentukan paket pekerjaan

Paket pekerjaan ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan paket-paket pekerjaan berdasarkan fungsi saluran dan bangunan pelengkap atau
berdasarkan perkiraan kemampuan kontraktor setempat;
2. Hitung volume pekerjaan yang dibuat per paket pekerjaan;
3. Hitung rencana anggaran biaya;
4. Tentukan urutan prioritas paket-paket pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan, berdasarkan
kepentingan dan pengembangan daerah, pembobotan, ketersediaan dana;
5. Buat jadwal pekerjaan setiap paket pekerjaan, dibuat per tahun anggaran atau berdasarkan
tersedianya dana untuk pelaksanaan pekerjaan.

3.9 Nota perhitungan

Susun nota perhitungan sebagai kumpulan dari hasil analisis hidrologi, analisis hidraulika, analisis
struktur, kriteria-kriteria yang digunakan dan catatan lain yang dianggap perlu.

3.10 Dokumen tender

Membuat dokumen tender sesuai kategori paket pelelangan pekerjaan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Buat syarat-syarat teknis;


2. Buat syarat-syarat umum;
3. Buat syarat-syarat administrasi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

7
TABEL 1

KOEFISIEN LIMPASAN RATA-RATA


UNTUK DAERAH PERKOTAAN

Koefisien
Li
Koefisien
m
Sifat Permukaan Tanah Limp
Diskripsi Daerah pa
asan
sa
n

Perdagangan Jalan
Daerah kota 0,70 – 0,95 Aspalt 0,70 – 0,95
Daerah dekat kota 0,50 – 0,70 Beton 0,80 – 0,95
Batu bata 0,70 – 0,85
Batu kerikil 0,15 – 0,35

Permukiman 0,30 – 0,60 Jalan Raya dan trotoar 0,70 – 0,85


Rumah tinggal terpencar
Kompleks perumahan 0,40 – 0,60 Atap 0,75 – 0,95
Permukiman (suburban) 0,25 – 0,40 Lapangan rumput, tanah 0,05 – 0,10
Apartemen 0,50 – 0,70 berpasir
Kemiringan 2 persen

Industri 0,50 – 0,80 Rata-rata 2 – 7 persen 0,10 – 0,15


Industri ringan 0,60 – 0,90 Curam (7 persen) 0,15 – 0,20
Industri berat

Taman, kuburan 0,10 – 0,25 Lapangan rumput, tanah


keras
Lapangan bermain 0,10 – 0,25 Kemiringan 2 persen 0,13 – 0,17
Rata-rata 2 –7 persen 0,18 – 0,22
Daerah halaman KA 0,20 – 0,40
Daerah tidak terawat 0,10 – 0,30 Curam (7 perseb) 0,25 – 0,35

Sumber : “Urban Drainage Guidelines and Technical design Standar”

Anda mungkin juga menyukai