Anda di halaman 1dari 21

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN

FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya. Adanya variasi penyusunan lahan yang berupa batuan, tanah,
kemiringan lereng dan penggunaan lahan menyebabkan terjadinya perbedaan
sifat dan karakteristik lahan. Perbedaan ini mengakibatkan pada setiap lahan
mempunyai daya dukung dan daya tampung yang berbeda. Artinya, setiap
lahan mempunyai fungsi kawasan tersendiri dalam kelestarian lingkungan
hidup.(UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Bab 1 Ketentuan
Umum Pasal 1 point 20, 21, dan 22).
Kabupaten Purworejo adalah salah satu kabupaten yang terdapat pada
provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini merupakan sebuah kabupaten yang
kompleks. Hal ini dapat dilihat baik dari segi demografi, ekonomi maupun
dari segi geografis. Secara geografis Kabupaten Purworejo merupakan
wilayah yang terletak di pesisir Samudera Hindia, di bagian Selatan Pulau
Jawa pada koordinat 7°32’ LS sampai dengan 7°54’ LS dan 109°47’28” BT
sampai dengan 110°8’20”BT. Posisi astronomis tersebut menunjukkan bahwa
Kabupaten Purworejo terletak pada daerah beriklim tropis basah, yang
dicirikan dengan curah hujan dan suhu yang tinggi. Kisaran suhu pada daerah
ini berkisar antara 16,67°C-30,87°C dengan kelembaban yang tinggi pula
berkisar antara 70% hingga 90%. Kabupaten Purworejo adalah 1.034,82 km2
dan dapat dibedakan menjadi daerah dataran di bagian selatan dan daerah
perbukitan hingga pegunungan di bagian utara dan timur wilayah Kabupaten.
Dalam hal ini, penentuan fungsi kawasan menjadi sangat penting
peranannya mengingat makin berkembangnya kebutuhan penduduk akan
adanya lahan untuk tempat tinggal dan lahan untuk memproduksi kebutuhan
pangan. Atas dasar utama inilah ditetapkannya fungsi kawasan untuk menjaga
kestabilan kawasan dan tidak terjadi alih fungsi kawasan. Yang dimaksud
dengan alih fungsi kawasan disini yakni dapat dicontohkan seperti beralihnya
kawasan lindung (hutan) menjadi kawasan budidaya (permukiman). Tiap

1
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
fungsi kawasan memiliki karakteristik kawasan yang khas dengan fungsi
yang berbeda. Masing-masing kawasan akan ditentukan berdasarkan keadaan
lereng, curah hujan serta jenis tanahnya.
Sistem Informasi Geografi merupakan salah satu alternatif dalam
membantu memetakan fungsi kawasan yang ada di Kabupaten Purworejo.
Dengan luas Purworejo yang mencapai 1.034,82 km2, pemanfaatan aplikasi
Sistem Informasi Geografi menjadi sangat penting. Dengan bantuan citra
sebagai bahan dari penginderaan jauh, ketersediaan akan informasi spasial
makin mudah didapatkan. Yang mana dengan pengolahan citra seperti
ekstraksi dan komposit citra akan memberikan informasi baru yang
diinginkan oleh penggguna.
Luas wilayah Kabupaten Purworejo yang mencapai 1.034,82 km2, tentu
sulit untuk mengontrol pemanfaatanfungsi kawasan. Dengan demikian,
perananan Sistem Informasi Geografi sangat dibutuhkan disini.Pemetaan
fungsi kawasan baiknya dibantu dengan pemanfaatan citra dalam pembuatan
peta penggunaan lahan.Kemajuan teknologi penginderaan jauh dengan
kemampuannya dalam perekaman data dalam bentuk digital, sangat
membantu dalam pemetaan spasial. Citra landsat 8 yang merupakan citra
satelit terkini yang diluncurkan oleh NASA, memiliki resolusi spektral dan
resolusi spasial yang baik untuk mendeteksi kenampakan vegetasi
dipermukaan bumi karena pada citra ini terdapat beberapa saluran sehingga
variasi nilai spektral masing-masing obyek pada julat tertentu dapat diamati.
Dengan demikian, data yang terkait dengan pemetaan lahan krifungsi
kawasantis dan dipadukan dengan data penginderaaan jauh, maka nantinya
akan memperoleh suatu hasil yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan
fungsi kawasan diKabupaten Purworejo.
1.2 Perumusan Masalah
Dewasa ini, pertambahan jumlah penduduk memberikan indikasi
semakin bertambahnya kebutuhan akan lahan dalam kaitanya guna memenuhi
kehidupan pokok manusia yakni sandang dan papan. Dimana dalam
kebutuhan pokok ini sangat tergantung dari tersedianya lahan untuk tempat
tinggal maupun untuk kebutuhan sandang yakni pertanian. Alih fungsi

2
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kawasan telah menjadi isu global tidak hanya di negara berkembang yang
masih bertumpu pada sektor pertanian, namun juga di negara maju untuk
menghindari ketergantungan terhadap impor produk pertanian. Dengan
adanya alih fungsi yang tidak sesuai dengan peruntukannya, pemerintah telah
membuat suatu peraturan yang menetapkan fungsi kawasan yang telah
tercakup pada SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. :
683/Kpts/Um/8/1981 tentang kriteria dan tata cara penetapan hutan lindung
dan hutan produksi .
Kabupaten Purworejo dapat dibedakan menjadi daerah dataran di
bagian selatan dan daerah perbukitan hingga pegunungan di bagian utara dan
timur wilayah Kabupaten. Dengan keberanekaragaman relief yang terdapat
pada kabupaten ini, pastinya tiap kawsan memiliki fungsi dan manfaat yang
berbeda.
Berdasarkan latar belakang masalah dan topik yang diangkat dalam
penelitian ini, maka ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan :
1. Bagaimana cara pemanfaatan citra Landsat dalam membantu
menentukan fungsi kawasan diKabupaten Purworejo?
2. Bagaiamana aplikasi SIG digunakan untuk menentukan fungsi
kawasan diKabupaten Purworejo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
untuk membuat peta fungsi kawasan.
2. Mengetahui luas dan persebaran fungsi kawasan yang terdapat di
Kabupaten Purworejo
3. Mengetahui kesesuaian antara fungsi kawasan dengan penggunaan
lahan existing
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk bahan
pertimbangan perencanaan pengelolaan arahan fungsi kawasan
khususnya di Kabupaten Purworejo.

3
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. Menerapkan teknologi Sistem Informasi Geografi untuk mendapatkan
informasi fungsi kawasan
1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Fungsi kawasan


Fungsi kawasan merupakan pengklasifikasian lahan berdasarkan
karakteristik fisiknya berupa lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata-
rata menjadi kawasan lindung, penyangga, budidaya tanaman tahunan dan
budidaya tanaman semusim, dimana setiap kawasan mempunyai fungsi
utama yang spesifik.Setelah 10 tahun akhirnya pemerintah berhasil
mengerjakan salah satu amanat dari Pasal 19 Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan untuk membuat Ketentuan tentang tata cara
perubahan peruntukan kawasan hutan dan perubahan fungsi kawasan hutan
dalamPeraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan.

Macam - macam fungsi kawasan :

Macam Fungsi Kawasan ditetapkan berdasarkan besarnya nilai skor


kemampuan lahan dan kriteria khusus lainnya, sebagaimana kriteria dan tata
cara yang ditetapkan dalam Buku Petunjuk Penyusunan Pola RLKT
(Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah). Berikut ini fungsi Kawasan
berdasarkan kriteria tersebut:

- Kawasan Lindung

- Kawasan Penyangga

- Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

- Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

1 Kawasan Fungsi Lindung

Kawasan fungsi lindung adalah suatu wilayah yang keadaan


sumberdaya alam air, flora dan fauna seperti hutan lindung, hutan suaka,
hutan wisata, daerah sekitar sumber mata air, alur sungai, dan kawasan

4
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lindung lainnya sebagimana diatur dalam Kepres 32 Tahun 1990.Suatu satuan
lahan ditetapkan sebagai kawasan fungsi lindung, apabila besarnya skor
kemampuan lahannya ≥175

2Kawasan Fungsi Penyangga

Kawasan fungsi penyangga adalah suatu wilayah yang dapat berfungsi


lindung dan berfungsi budidaya, letaknya diantara kawasan fungsi lindung
dan kawasan fungsi budidaya seperti hutan produksi terbatas, perkebunan
(tanaman keras), kebun campur dan lainnya yang sejenis.Suatu satuan lahan
ditetapkan sebagai kawasan fungsi penyangga apabila besarnya nilai skor
kemampuan lahannya sebesar 125 -174

3 Kawasan fungsi Budidaya Tanaman Tahunan

Kawasan fungsi budidaya tanaman tahunan adalah kawasan budidaya


yang diusahakan dengan tanaman tahunan seperti Hutan Produksi Tetap,
Hutan Tanaman Industri, Hutan Rakyat, Perkebunan (tanaman keras), dan
tanaman buah - buahan.Suatu satuan lahan ditetapkan sebagai kawasan
dengan fungsi budidaya tanaman tahunan apabila besarnya nilai skor
kemampuan lahannya ≤ 124 serta mempunyai tingkat kemiringan lahan 15 -
40%

4 Kawasan Fungsi Budidaya tanamanan semusim danPermukiman

Kawasan fungsi budidaya tanaman semusim dan permukiman adalah


kawasan yang mempunyai fungsi budidaya dan diusahakan dengan tanaman
semusim dan permukiman, terutama tanaman pangan.Satuan lahan dengan
kriteria seperti dalam penetapan kawasan budidaya tanaman tahunan serta
terletak di tanah milik, tanah adat dan tanah negara yang seharusnya
dikembangkan usaha tani tanaman semusim. Selain memenuhi kreteria
tersebut diatas, untuk kawasan permukiman harus berada pada lahan yang
memiliki lereng mikro tidak lebih dari 8%.

5
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1.5.2 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan segala bentuk campur tangan manusia,
baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok
sumberdaya alam ataupun buatan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya baik itu material maupun spiritual ataupun keduanya (Malingreau,
1978). Dari pengertian Malingreau dapat dicontohkan seperti lahan sawah,
dimanfaatkan oleh petani sebagai mata pencaharian atau pun untuk
keberlangsungan hidup manusia. Sawah yang akan menghasilkan padi
sebagai karbohidrat dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok keseharian. Lahan
sendiri merupakan bagian dari bentang alam yang menurut pengertian fisik
termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan keadaan vegetasi alami
yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan
lahan yang ada.

Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup


lahan (land cover). Perbedaannya, istilah penggunaan lahan meliputi segala
jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam
memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis
kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu.
Identifikasi, pemantauan dan evaluasi penggunaan lahan perlu dilakukan pada
setiap periode tertentu, karena ia dapat menjadi dasar untuk penelitian yang
mendalam mengenai perilaku manusia dalam penggunaan lahan. Dengan
demikian, penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha
melakukan perencanaan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan
keruangan di suatu wilayah. Prinsip kebijakan terhadap lahan perkotaan
bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan pengadaan lahan
untuk menampung berbagai aktivitas perkotaan.

Dalam hubungannya dengan optimalisasi penggunaan lahan, kebijakan


penggunaan lahan diartikan sebagai serangkaian kegiatan tindakan yang
sitematis dan terorganisir dalam penyediaan lahan, serta tepat pada waktunya,
untuk peruntukan pemanfaatan dan tujuan lainnya sesuai dengan kepentingan
masyarakat (Suryantoro, 2002).

6
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tabel 1.1 sistem klasifikasi penggunaan lahan

Jenjang I Jenjang II Jenjang III Jenjang IV


1. Daerah A. Daerah 1. Sawah Irigasi
Bervegetasi Pertanian 2. Sawah Tadah
Hujan
3. Sawah Lebak
4. Sawah pasang surut
5. Ladang/Tegal
6. Perkebunan Cengkeh
Coklat
Karet
Kelapa
Kelapa Sawit
Kopi
Panili
Tebu
Teh
Tembakau
7. Perkebunaan
Campuran
8. Tanaman
Campuran
B. Bukan Hutan bambu
Daerah
Pertanian
1. Hutan lahan kering Hutan
campuran
Hutan jati
Hutan pinus
Hutan lainnya
2. Hutan lahan Hutan bakau
Hutan
campuran
Hutan nipah
basah Hutan sagu
3. Belukar
4. Semak
5. Padang Rumput
6. Savana
7. Padang alang-
alang
8. Rumput rawa
II. Daerah tak C. Bukan daerah 1. Lahan terbuka
bervegetasi pertanian
2. Lahar dan Lava
3. Beting Pantai
4. Gosong sungai
5. Gumuk pasir

7
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Jenjang I Jenjang II Jenjang III Jenjang IV
III. Permukiman D. Daerah tanpa 1. Permukiman
dan lahan bukan liputan vegetasi
2. Industri
pertanian
3. Jaringan jalan
4. Jaringan jalan KA
5. Jaringan listrik
tegangan tinggi
6. Pelabuhan udara
7. Pelabuhan laut
IV.Perairan E. Tubuh perairan 1. Danau
2. Waduk
3. Tambak ikan
4. Tambak garam
5. Rawa
6. Sungai
7. Anjir pelayaran
8. Saluran irigasi
9. Terumbu karang
10. Gosong pantai
Sumber : Malingreau, J.P. Rosalia Christiani, 1981 dalam Suharyadi (2001)

1.5.3 Sistem Informasi Geografi


Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancangn untuk bekerja dengan
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain
suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk
menangani data yang bereferensikeruangan (spasial) bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja (Barusdan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut
Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang
dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek
yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu,
SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis
data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan
dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungandengan
geografi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama
data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri
dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisikserta
memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

8
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah
untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dantersimpan
sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.Ciri utama data yangbisa
dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yangtelah terikat
dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belumdispesifikasi (Dulbahri,
1993).Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari dataspasial
dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisisyang dapat
digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut.Dataspasial merupakan
data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yangumumnya berbentuk
peta.Sedangkan data atribut merupakan data tabelyang berfungsi menjelaskan
keberadaan berbagai objek sebagai dataspasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk
titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakankenampakan
tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasisuatu obyek
berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sampledan lain-lain. Garis
merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan
memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain.Sedangkan area adalah
kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yangmembentuk suatu ruang
homogen, misalnya: batas daerah, bataspenggunaan lahan, pulau dan lain
sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan
modeldata vektor.Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak
segiempat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur.Data
vektoradalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang
menampilkan,menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik,garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra,
2000).Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi
geografimenyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri
daribeberapa komponen utama yaitu:
1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta
(peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasilanalisis
penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digitalpenginderaan jauh,
dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baikdalam bentuk analog

9
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
maupun data digital tersebut dikonversikankedalam format yang diminta
oleh perangkat lunak sehinggaterbentuk basisdata (database). Menurut
Anon (2003) basisdataadalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan
dalam komputersehingga dapat dilakukan pengembangan,
pembaharuan,pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh
pengguna.
2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval)
ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilankembali dengan
cepat (penampilan pada layar monitor dan dapatditampilkan/cetak pada
kertas).
3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai
macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta,membuat buffer
zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dansebagainya. Anon (2003)
mengatakan bahwa manipulasi dan analisisdata merupakan ciri utama dari
SIG. Kemampuan SIG dalammelakukan analisis gabungan dari data
spasial dan data atribut akanmenghasilkan informasi yang berguna untuk
berbagai aplikasi.
4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan
data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.Menurut Barus dan
wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIGdapat bervariasi baik dalam
hal kualitas, keakuratan dan kemudahanpemakainya. Hasil ini dapat dibuat
dalam bentuk peta-peta, tabelangka-angka: teks di atas kertas atau media
lain (hard copy), ataudalam cetak lunak (seperti file elektronik).
Manfaat dan Penerapan SIG:
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan
dalam berbagai bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik
dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan.Namun, yang paling
penting adalah peningkatan penibelajaran danpendidikan bagi usia
sekolah, khususnya tentang konsep lokasi,ruang, dan unsur geografis di
permukaan bumi.

10
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga
sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan nonspasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan
datadatanya. Oleh karena itu, SIG memiliki kemampuan untukmengubah
tampilan dalam berbagai bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Petapeta
tematik tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yangdata-datanya
telah dimanipulasi.
5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan
bidang – bidang spasial.

1.5.4 ArcGIS

ArcGIS adalah sistem untuk bekerja dengan peta dan informasi


geografis. Hal ini digunakan untuk: menciptakan dan menggunakan peta;
kompilasi data geografis; menganalisis informasi dipetakan, berbagi dan
menemukan informasi geografis; menggunakan peta dan informasi geografis
dalam berbagai aplikasi, dan mengelola informasi geografis dalam database.
ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:
 ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat
menggunakan produk ArcGIS lainnya; adalah penampil data dasar untuk
peta dan data GIS diterbitkan dalam format ESRI berpemilik
menggunakan ArcGIS Publisher . Perangkat lunak ini juga menyediakan
beberapa alat dasar untuk melihat peta, pencetakan dan query data spasial.
ArcReader disertakan dengan setiap dari suite produk ArcGIS, dan juga
tersedia gratis untuk download. ArcReader hanya bekerja dengan file peta
preauthored dipublikasikan, dibuat dengan ArcGIS Publisher.
ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi:
 ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial,
membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar; adalah entry
level ArcGIS lisensi yang ditawarkan. Dengan ArcView, seseorang dapat
melihat dan mengedit data GIS diselenggarakan di flat file, atau melihat

11
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
data yang tersimpan dalam sistem manajemen database relasional dengan
mengakses melalui ArcSDE.
 ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan
peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dab geodatabase; adalah
software suite tingkat menengah yang dirancang untuk pengeditan
lanjutan dari data spasial yang diterbitkan dalam format ESRI berpemilik.
Ini menyediakan alat untuk pembuatan peta dan data spasial yang
digunakan dalam GIS, termasuk kemampuan mengedit file geodatabase
dan data, multiuser geodatabase mengedit,versioning, data raster editing
dan vektorisasi, data vektor pengeditan lanjutan, mengelola
pertanggungan, geometri koordinat (COGO) , dan mengedit jaringan
geometris.
 ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan
fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis; memungkinkan
pengguna fleksibilitas yang paling dan kontrol dalam “semua aspek
bangunan data, pemodelan, analisis, dan menampilkan peta”. ArcInfo
termasuk peningkatan kemampuan di bidang analisis spasial,
geoprocessing, manajemen data, dan lain-lain.
Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk ArcGIS
untuk PDA. Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk meningkatkan
fungsionalitas ArcGIS.Untuk memulai pekerjaan/proyek SIG dalam ArcGIS
diperlukan pembangunan Geodatabase. Geodatabase adalah sistem
manajemen basisdata dimana data tersebut disimpan dan ber-georeferensi.
Secara teknis geodatabase iniadalah tempat/wadah untuk menampung dan
mengatur kumpulan data-data yang bersifat spasial (geografis) yang dikelola
dalam software ArcGIS. Oleh karena itu geodatabase perlu dirancang terlebih
dauhulu agar segala sesuatu data yang kita bangun memiliki wadah yang jelas
dan tertata dengan baik
Dengan ArcGIS Explorer, dapat :
Akses siap digunakan ArcGIS online basemaps dan lapisan.
Fuse data lokal Anda dengan layanan peta untuk membuat peta
kustom.

12
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Menambahkan foto, laporan, video, dan informasi lainnya untuk peta.
Melakukan analisis spasial (misalnya, visibilitas, pemodelan,
pencarian kedekatan)
Pembangunan geodatabase pada ArcInfo - ArcGIS ini dilakuan pada
dekstop ArcCatalog. Fungsi dari ArcCatalog ini adalah mengorganisasi dan
memananjemen semua iniformasi geografis sperti peta, globe, dataset,
geodatabase, toolsbox-geoprocessing, metadata dan layanan layanan fungsi
SIG. Untuk memulai pembangunan geodatabase perlu diuraikan terlebih
dahulu proyek/pekerjaan apa yang akan kita kerjakan.
Tabel 1.2 Spesifikasi ArcGIS 10.1
No Spesifikasi Uraian Keterangan

1 Nama Software ArcGIS Merupakan paket


software yang
digunakan oleh
masyarakat
geographic
imaging untuk
image processing
dan GIS
2 Versi/release 10.0 / 10.1 Merupakan versi
yang terbaru dari
seri ArcGIS
3 Tahun 2010 software ini
peluncuran mulai dipasarkan
dan dipakai oleh
banyak
pengguna
4 Vendor/pembua Environment Perusahaan
System Research pembuat
Institute (ESRI) software SIG
yang berasal dari
USA
5 Minimum Software ini
Hardware - Intel Pentium menggunakan
- Processor 4, Intel Core spesifikasi
- RAM Duo, atau hardware yang
- VGA Card Prosesor Xeon, besar karena data
- Free Space SSE2 (atau yang dapat
lebih) diolah
- 2 GB atau lebih merupakan data
tinggi yang kompleks
- 512 MB baik data raster
800 x 600 @256 maupun vektor
- Colorresolution
207

13
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
MB Harddisk
No Spesifikasi Uraian Keterangan

6 Operating Windows server Software ini


System 2003, NT 4.0, dapat beroperasi
2000, XP, Linux di berbagai
macam sistem
windows 2000

7 Kategori GIS Software ini


Software -Profesional Termasuk
profesional
karena memiliki
banyak fasilitas
input atau output
data
Sumber : www.ESRI.com
1.5.5 Citra Satelit Landsat-8
Satelit Landsat-8 telah berhasil diluncurkan NASA pada tanggal 11
Februari 2013 lalu bertempat di Vandenberg Air Force Base, California.
Periode checkout sekitar 100 hari setelah peluncuran memungkinkan pesawat
ruang angkasa untuk melakukan manuver orbit, sistem inisialisasi dan
kalibrasi kegiatan, dan pindah ke grid WRS-2, 438 mil di atas Bumi, ketika
checkout selesai USGS mengambil kendali. Data Landsat-8 akan tersedia
untuk di-download tanpa biaya dari Glovis, Earth Explorer atau Viewer
Landsat Look.

Gambar 1.1. Satelit Landsat 8


Sumber : http://1.bp.blogspot.com/- s1600/landsat_8.jpg
Landsat 8 akan mengorbit setiap 99 menit dan gambar seluruh bumi
setiap 16 hari, mengumpulkan pada akuisisi jadwal yang sama Landsat 5
sebelumnya digunakan. Misi ini dikenal sebagai Landsat Data Continuity
Mission (LDCM). Misi ini akan dijalankan selama kurang lebih 40 tahun

14
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
perekaman dengan menggunakan seri citra Landsat. Karakteristik dari citra
Landsat 8 ini adala menggunakan sensor Operational Land Manager
(OLI)dengan selang band yang lebih pendek dan tambahan dua band
tambahan (9 Band). Citra Landsat-8 disinyalir memiliki akurasi geodetik dan
geometrik yang lebih baik.
Data yang dikumpulkan untuk Misi LDCM oleh instrumen Land
Imager Operasional akan memajukan kemampuan pengukuran di masa
depan, dengan band "Ultra-Blue" (Band 1) yang akan digunakan untukn studi
pesisir dan aerosol, serta Band 9 yang akan berguna untuk mendeteksi awan
cirrus serta dua band thermal memberikan suhun permukaan lebih akurat
(TIRS 1 dan 2).

Gambar1.2 Gambar pertama yang berhasil ditangkap satelit landsat 8


Sumber : http://3.bp.blogspot.com/s1600/landsat-8+citra+1st.jpg
Gambar di atas merupakan gambar pertama yang berhasil ditangkap
Satelit Landsat-8. Gambar ini diolah dengan menggunakan pengaturan pra-
peluncuran yang harus diperiksa dan disesuaikan.Saat ini LDCM berada di
orbit untuk memastikan bahwa data akurat saat mengukur intensitas cahaya
yang dipantulkan dan dipancarkan diterima oleh instrumen. Misi operasi ini
juga perlu memastikan keakuratan setiap pixel rekaman permukaan bumi.
Operasi LDCM ini dijadwalkan akan dimulai pada akhir Mei 2013 ketika
instrumen telah dikalibrasi dan pesawat ruang angkasa telah sepenuhnya
diperiksa. Pada saat itu, NASA akan menyerahkan kendali satelit ke USGS,
yang akan mengoperasikan satelit sepanjang hidupnya. Satelit itu akan
berganti nama menjadi Landsat 8, dan data dari OLI dan TIRS akan diproses
dan ditambahkan ke Arsip data Landsat di Earth Resources Observation and

15
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Science Center di Dakota, di mana ia akan didistribusikan secara gratis
melalui Internet.
Satelit landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational LandImager
(OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanalsebanyak 11
buah.Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI dan 2
lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS.Sebagian besar kanal memiliki
spesifikasi mirip dengan landsat 7. Jenis kanal, panjanggelombang dan
resolusi spasial setiap band pada landsat 8 dibandingkan dengan landsat 7
seperti tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.3 Perbandingan citra landsat 7 dan landsat 8

ETM+ and OLI/TIRS Spectral Bands


L7 ETM+ Bands LDCM OLI/TIRS Band Requirements
Band 130 m, Coastal/Aerosol, 0.433-0.453
μm
Band 1 30 m, Blue, 0.450-0.515 μm Band 230 m, Blue, 0.450-0.515 μm
Band 2 30 m, Green, 0.525-0.606 μm Band 330 m, Green, 0.525-0.600 μm
Band 3 30 m, Red, 0.630-0.690 μm Band 430 m, Red, 0.630-0.680 μm
Band 4 30 m, Near-IR, 0.775-0.900 μm Band 530 m, Near-IR, 0.845-0.885 μm
Band 5 30 m, SWIR-1, 1.550-1.750 μm Band 630 m, SWIR-1, 1.560-1.660 μm
Band 7 30 m, SWIR-2, 2.090-2.350 μm Band 730 m, SWIR-2, 2.100-2.300 μm
Band 8 30 m, Pan, 0.520-0.900 μm Band 830 m, Pan, 0.500-0.680 μm
Band 930 m, Cirrus, 1.360-1.390 μm
Band 6 30 m, LWIR, 10.00-12.50 μm Band 1030 m, LWIR-1, 10.30-11.30 μm
Band 1130 m, LWIR-2, 11.50-12.50 μm
Sumber : www.usgs.gov
Landsat 8 memiliki beberapa keunggulan khususnya terkait spesifikasi
band-band yang dimiliki maupun panjang rentang spektrum gelombang
elektromagnetik yang ditangkap.Sebagaimana telah diketahui, warna objek
pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green dan Blue
(RGB).Dengan makin banyaknya band sebagai penyusun RGB komposit,
maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi.

16
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini
khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap
panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama
pada landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut
atau aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di
atmosfer dan mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada kedalaman
berbeda.
Sebelumnya kita mengenal tingkat keabuan (Digital Number-DN) pada
citra landsat berkisar antara 0-256.Dengan hadirnya landsat 8, nila DN
memiliki interval yang lebih panjang, yaitu 0-4096. Kelebihan ini merupakan
akibat dari peningkatan sensitifitas landsat dari yang semula tiap piksel
memiliki kuantifikasi 8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit. Tentu
saja peningkatan ini akan lebih membedakan tampilan obyek-obyek di
permukaan bumi sehingga mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi.
Tampilan citra pun menjadi lebih halus, baikpada band multispektral maupun
pankromatik.
Terkait resolusi spasial, landsat 8 memiliki kanal-kanal dengan resolusi
tingkat menengah, setara dengan kanal-kanal pada landsat 5 dan 7.Umumnya
kanal pada OLI memiliki resolusi 30 m, kecuali untuk pankromatik 15 m.
Dengan demikian produk-produk citra yang dihasilkan oleh landsat 5 dan 7
pada beberapa dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap
landsat 8.
Kelebihan lainnya tentu saja adalah akses data yang terbuka dan gratis.
Meskipun resolusi yang dimiliki tidak setinggi citra berbayar seperti Ikonos,
Geo Eye atau Quick Bird, namun resolusi 30 m dan piksel 12 bit akan
memberikan begitu banyak informasi berharga bagi para pengguna. Terlebih
lagi, produk citra ini bersifat time series tanpa striping (kelemahan landsat 7
setelah tahun 2003). Dengan memanfaatkan citracitra keluaran versi
sebelumnya, tentunya akan lebih banyak lagi informasi yang dapat tergali.
1.5.6 Overlay Atau Tumpang Susun Peta
Overlay (tumpang susun) suatu data grafis adalah proses penggabungan
antara dua atau lebih data grafis sehingga diperoleh data grafis baru yang

17
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
mempunyai satuan pemetaan dari gabungan beberapa data grafis tersebut (data
grafis masukan). Untuk dapat dilakukan proses overlay, maka data grafis yang
ada haruslah mempunyai sistem koordinat yang sama. Analisis spasial yang
sering diperbincangkan dalam SIG adalah overlay. Overlay kadang diistilahkan
sebagai tumpang susun dan juga beberapa tulisan menyebutnya sebagai
komposit data. Overlay merupakan proses yang digunakan untuk menyatukan
atau menggabungkan informasi dari beberapa data spasial, baik grafis atau
geometri maupun data atributnya dan selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan informasi baru. Dalam ArcGIS overlay memiliki beberapa
metode, yaitu :erase, identity, intersect, symmetrical diffence, union, dan
update. Dari beberapa metode tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 1.3 Berbagai macam operasi overlay dalam ArcGIS dari kiri ke kanan :
Erase, Identity, Intersect, Symmetrical Difference, Union, dan Update.
(sumber : http//www.esri.com)
1.6 Batasan Istilah
Fungsi kawasan : Fungsi kawasan merupakan pengklasifikasian
lahan berdasarkan karakteristik fisiknya berupa
lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata-rata
menjadi kawasan lindung, penyangga, budidaya

18
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tanaman tahunan dan budidaya tanaman semusim,
dimana setiap kawasan mempunyai fungsi utama
yang spesifik

Intepretasi Citra : Tindakan mengkaji foto atau citra dengan maksud


untuk mengenali objek dan gejala serta menilai arti
pentingnya objek dan gejala tersebut.

Kawasan : Wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau


budidaya (UU No 26 Tahun 2007)

Landsat 8 : Merupakan satelit generasi terbaru dari Program


Landsat. Memiliki dua sensor yang merupakan hasil
pengembangan dari sensor yang terdapat pada
satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya.
Kedua sensor tersebut yaitu Sensor Operational
Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band serta
Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang
terdiri dari 2 band.

Overlay : Proses penggabungan antara dua atau lebih data


grafis sehingga diperoleh data grafis baru yang
mempunyai satuan pemetaan dari gabungan
beberapa data grafis tersebut (data grafis masukan)

Penginderaan jauh : Ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan


informasi tentang objek / wilayah / gejala dengan
cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat
tanpa berhubungan langsung dengan objek/ wilayah
/ gejala yang sedang dikaji. (Lillesand dan Keifer)
Pengguaan Lahan : segala bentuk campur tangan manusia, baik secara
menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu
kelompok sumberdaya alam ataupun buatan dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya baik

19
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
itu material maupun spiritual ataupun keduanya
(Malingreau, 1978).
Sistem informasi geografi (SIG) : sistem berbasis komputer yang digunakn untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan menganalisis obyek-obyek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan
karakteristik yang penting atau kritis untuk
dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem
komputer yang memiliki empat kemampuan berikut
dalam menangani data yang bereferensi geografi :
(a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data,
(d) keluaran (Aronoff 1989 dalam Prahasta 2001).

20
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

21

Anda mungkin juga menyukai