FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
1
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
fungsi kawasan memiliki karakteristik kawasan yang khas dengan fungsi
yang berbeda. Masing-masing kawasan akan ditentukan berdasarkan keadaan
lereng, curah hujan serta jenis tanahnya.
Sistem Informasi Geografi merupakan salah satu alternatif dalam
membantu memetakan fungsi kawasan yang ada di Kabupaten Purworejo.
Dengan luas Purworejo yang mencapai 1.034,82 km2, pemanfaatan aplikasi
Sistem Informasi Geografi menjadi sangat penting. Dengan bantuan citra
sebagai bahan dari penginderaan jauh, ketersediaan akan informasi spasial
makin mudah didapatkan. Yang mana dengan pengolahan citra seperti
ekstraksi dan komposit citra akan memberikan informasi baru yang
diinginkan oleh penggguna.
Luas wilayah Kabupaten Purworejo yang mencapai 1.034,82 km2, tentu
sulit untuk mengontrol pemanfaatanfungsi kawasan. Dengan demikian,
perananan Sistem Informasi Geografi sangat dibutuhkan disini.Pemetaan
fungsi kawasan baiknya dibantu dengan pemanfaatan citra dalam pembuatan
peta penggunaan lahan.Kemajuan teknologi penginderaan jauh dengan
kemampuannya dalam perekaman data dalam bentuk digital, sangat
membantu dalam pemetaan spasial. Citra landsat 8 yang merupakan citra
satelit terkini yang diluncurkan oleh NASA, memiliki resolusi spektral dan
resolusi spasial yang baik untuk mendeteksi kenampakan vegetasi
dipermukaan bumi karena pada citra ini terdapat beberapa saluran sehingga
variasi nilai spektral masing-masing obyek pada julat tertentu dapat diamati.
Dengan demikian, data yang terkait dengan pemetaan lahan krifungsi
kawasantis dan dipadukan dengan data penginderaaan jauh, maka nantinya
akan memperoleh suatu hasil yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan
fungsi kawasan diKabupaten Purworejo.
1.2 Perumusan Masalah
Dewasa ini, pertambahan jumlah penduduk memberikan indikasi
semakin bertambahnya kebutuhan akan lahan dalam kaitanya guna memenuhi
kehidupan pokok manusia yakni sandang dan papan. Dimana dalam
kebutuhan pokok ini sangat tergantung dari tersedianya lahan untuk tempat
tinggal maupun untuk kebutuhan sandang yakni pertanian. Alih fungsi
2
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kawasan telah menjadi isu global tidak hanya di negara berkembang yang
masih bertumpu pada sektor pertanian, namun juga di negara maju untuk
menghindari ketergantungan terhadap impor produk pertanian. Dengan
adanya alih fungsi yang tidak sesuai dengan peruntukannya, pemerintah telah
membuat suatu peraturan yang menetapkan fungsi kawasan yang telah
tercakup pada SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. :
683/Kpts/Um/8/1981 tentang kriteria dan tata cara penetapan hutan lindung
dan hutan produksi .
Kabupaten Purworejo dapat dibedakan menjadi daerah dataran di
bagian selatan dan daerah perbukitan hingga pegunungan di bagian utara dan
timur wilayah Kabupaten. Dengan keberanekaragaman relief yang terdapat
pada kabupaten ini, pastinya tiap kawsan memiliki fungsi dan manfaat yang
berbeda.
Berdasarkan latar belakang masalah dan topik yang diangkat dalam
penelitian ini, maka ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan :
1. Bagaimana cara pemanfaatan citra Landsat dalam membantu
menentukan fungsi kawasan diKabupaten Purworejo?
2. Bagaiamana aplikasi SIG digunakan untuk menentukan fungsi
kawasan diKabupaten Purworejo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
untuk membuat peta fungsi kawasan.
2. Mengetahui luas dan persebaran fungsi kawasan yang terdapat di
Kabupaten Purworejo
3. Mengetahui kesesuaian antara fungsi kawasan dengan penggunaan
lahan existing
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk bahan
pertimbangan perencanaan pengelolaan arahan fungsi kawasan
khususnya di Kabupaten Purworejo.
3
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. Menerapkan teknologi Sistem Informasi Geografi untuk mendapatkan
informasi fungsi kawasan
1.5 Tinjauan Pustaka
- Kawasan Lindung
- Kawasan Penyangga
4
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lindung lainnya sebagimana diatur dalam Kepres 32 Tahun 1990.Suatu satuan
lahan ditetapkan sebagai kawasan fungsi lindung, apabila besarnya skor
kemampuan lahannya ≥175
5
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1.5.2 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan segala bentuk campur tangan manusia,
baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok
sumberdaya alam ataupun buatan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya baik itu material maupun spiritual ataupun keduanya (Malingreau,
1978). Dari pengertian Malingreau dapat dicontohkan seperti lahan sawah,
dimanfaatkan oleh petani sebagai mata pencaharian atau pun untuk
keberlangsungan hidup manusia. Sawah yang akan menghasilkan padi
sebagai karbohidrat dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok keseharian. Lahan
sendiri merupakan bagian dari bentang alam yang menurut pengertian fisik
termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan keadaan vegetasi alami
yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan
lahan yang ada.
6
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tabel 1.1 sistem klasifikasi penggunaan lahan
7
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Jenjang I Jenjang II Jenjang III Jenjang IV
III. Permukiman D. Daerah tanpa 1. Permukiman
dan lahan bukan liputan vegetasi
2. Industri
pertanian
3. Jaringan jalan
4. Jaringan jalan KA
5. Jaringan listrik
tegangan tinggi
6. Pelabuhan udara
7. Pelabuhan laut
IV.Perairan E. Tubuh perairan 1. Danau
2. Waduk
3. Tambak ikan
4. Tambak garam
5. Rawa
6. Sungai
7. Anjir pelayaran
8. Saluran irigasi
9. Terumbu karang
10. Gosong pantai
Sumber : Malingreau, J.P. Rosalia Christiani, 1981 dalam Suharyadi (2001)
8
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah
untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dantersimpan
sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.Ciri utama data yangbisa
dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yangtelah terikat
dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belumdispesifikasi (Dulbahri,
1993).Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari dataspasial
dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisisyang dapat
digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut.Dataspasial merupakan
data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yangumumnya berbentuk
peta.Sedangkan data atribut merupakan data tabelyang berfungsi menjelaskan
keberadaan berbagai objek sebagai dataspasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk
titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakankenampakan
tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasisuatu obyek
berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sampledan lain-lain. Garis
merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan
memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain.Sedangkan area adalah
kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yangmembentuk suatu ruang
homogen, misalnya: batas daerah, bataspenggunaan lahan, pulau dan lain
sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan
modeldata vektor.Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak
segiempat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur.Data
vektoradalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang
menampilkan,menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik,garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra,
2000).Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi
geografimenyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri
daribeberapa komponen utama yaitu:
1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta
(peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasilanalisis
penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digitalpenginderaan jauh,
dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baikdalam bentuk analog
9
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
maupun data digital tersebut dikonversikankedalam format yang diminta
oleh perangkat lunak sehinggaterbentuk basisdata (database). Menurut
Anon (2003) basisdataadalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan
dalam komputersehingga dapat dilakukan pengembangan,
pembaharuan,pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh
pengguna.
2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval)
ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilankembali dengan
cepat (penampilan pada layar monitor dan dapatditampilkan/cetak pada
kertas).
3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai
macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta,membuat buffer
zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dansebagainya. Anon (2003)
mengatakan bahwa manipulasi dan analisisdata merupakan ciri utama dari
SIG. Kemampuan SIG dalammelakukan analisis gabungan dari data
spasial dan data atribut akanmenghasilkan informasi yang berguna untuk
berbagai aplikasi.
4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan
data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.Menurut Barus dan
wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIGdapat bervariasi baik dalam
hal kualitas, keakuratan dan kemudahanpemakainya. Hasil ini dapat dibuat
dalam bentuk peta-peta, tabelangka-angka: teks di atas kertas atau media
lain (hard copy), ataudalam cetak lunak (seperti file elektronik).
Manfaat dan Penerapan SIG:
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan
dalam berbagai bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik
dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan.Namun, yang paling
penting adalah peningkatan penibelajaran danpendidikan bagi usia
sekolah, khususnya tentang konsep lokasi,ruang, dan unsur geografis di
permukaan bumi.
10
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga
sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan nonspasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan
datadatanya. Oleh karena itu, SIG memiliki kemampuan untukmengubah
tampilan dalam berbagai bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Petapeta
tematik tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yangdata-datanya
telah dimanipulasi.
5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan
bidang – bidang spasial.
1.5.4 ArcGIS
11
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
data yang tersimpan dalam sistem manajemen database relasional dengan
mengakses melalui ArcSDE.
ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan
peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dab geodatabase; adalah
software suite tingkat menengah yang dirancang untuk pengeditan
lanjutan dari data spasial yang diterbitkan dalam format ESRI berpemilik.
Ini menyediakan alat untuk pembuatan peta dan data spasial yang
digunakan dalam GIS, termasuk kemampuan mengedit file geodatabase
dan data, multiuser geodatabase mengedit,versioning, data raster editing
dan vektorisasi, data vektor pengeditan lanjutan, mengelola
pertanggungan, geometri koordinat (COGO) , dan mengedit jaringan
geometris.
ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan
fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis; memungkinkan
pengguna fleksibilitas yang paling dan kontrol dalam “semua aspek
bangunan data, pemodelan, analisis, dan menampilkan peta”. ArcInfo
termasuk peningkatan kemampuan di bidang analisis spasial,
geoprocessing, manajemen data, dan lain-lain.
Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk ArcGIS
untuk PDA. Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk meningkatkan
fungsionalitas ArcGIS.Untuk memulai pekerjaan/proyek SIG dalam ArcGIS
diperlukan pembangunan Geodatabase. Geodatabase adalah sistem
manajemen basisdata dimana data tersebut disimpan dan ber-georeferensi.
Secara teknis geodatabase iniadalah tempat/wadah untuk menampung dan
mengatur kumpulan data-data yang bersifat spasial (geografis) yang dikelola
dalam software ArcGIS. Oleh karena itu geodatabase perlu dirancang terlebih
dauhulu agar segala sesuatu data yang kita bangun memiliki wadah yang jelas
dan tertata dengan baik
Dengan ArcGIS Explorer, dapat :
Akses siap digunakan ArcGIS online basemaps dan lapisan.
Fuse data lokal Anda dengan layanan peta untuk membuat peta
kustom.
12
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Menambahkan foto, laporan, video, dan informasi lainnya untuk peta.
Melakukan analisis spasial (misalnya, visibilitas, pemodelan,
pencarian kedekatan)
Pembangunan geodatabase pada ArcInfo - ArcGIS ini dilakuan pada
dekstop ArcCatalog. Fungsi dari ArcCatalog ini adalah mengorganisasi dan
memananjemen semua iniformasi geografis sperti peta, globe, dataset,
geodatabase, toolsbox-geoprocessing, metadata dan layanan layanan fungsi
SIG. Untuk memulai pembangunan geodatabase perlu diuraikan terlebih
dahulu proyek/pekerjaan apa yang akan kita kerjakan.
Tabel 1.2 Spesifikasi ArcGIS 10.1
No Spesifikasi Uraian Keterangan
13
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
MB Harddisk
No Spesifikasi Uraian Keterangan
14
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
perekaman dengan menggunakan seri citra Landsat. Karakteristik dari citra
Landsat 8 ini adala menggunakan sensor Operational Land Manager
(OLI)dengan selang band yang lebih pendek dan tambahan dua band
tambahan (9 Band). Citra Landsat-8 disinyalir memiliki akurasi geodetik dan
geometrik yang lebih baik.
Data yang dikumpulkan untuk Misi LDCM oleh instrumen Land
Imager Operasional akan memajukan kemampuan pengukuran di masa
depan, dengan band "Ultra-Blue" (Band 1) yang akan digunakan untukn studi
pesisir dan aerosol, serta Band 9 yang akan berguna untuk mendeteksi awan
cirrus serta dua band thermal memberikan suhun permukaan lebih akurat
(TIRS 1 dan 2).
15
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Science Center di Dakota, di mana ia akan didistribusikan secara gratis
melalui Internet.
Satelit landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational LandImager
(OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanalsebanyak 11
buah.Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI dan 2
lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS.Sebagian besar kanal memiliki
spesifikasi mirip dengan landsat 7. Jenis kanal, panjanggelombang dan
resolusi spasial setiap band pada landsat 8 dibandingkan dengan landsat 7
seperti tertera pada tabel di bawah ini :
16
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini
khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap
panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama
pada landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut
atau aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di
atmosfer dan mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada kedalaman
berbeda.
Sebelumnya kita mengenal tingkat keabuan (Digital Number-DN) pada
citra landsat berkisar antara 0-256.Dengan hadirnya landsat 8, nila DN
memiliki interval yang lebih panjang, yaitu 0-4096. Kelebihan ini merupakan
akibat dari peningkatan sensitifitas landsat dari yang semula tiap piksel
memiliki kuantifikasi 8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit. Tentu
saja peningkatan ini akan lebih membedakan tampilan obyek-obyek di
permukaan bumi sehingga mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi.
Tampilan citra pun menjadi lebih halus, baikpada band multispektral maupun
pankromatik.
Terkait resolusi spasial, landsat 8 memiliki kanal-kanal dengan resolusi
tingkat menengah, setara dengan kanal-kanal pada landsat 5 dan 7.Umumnya
kanal pada OLI memiliki resolusi 30 m, kecuali untuk pankromatik 15 m.
Dengan demikian produk-produk citra yang dihasilkan oleh landsat 5 dan 7
pada beberapa dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap
landsat 8.
Kelebihan lainnya tentu saja adalah akses data yang terbuka dan gratis.
Meskipun resolusi yang dimiliki tidak setinggi citra berbayar seperti Ikonos,
Geo Eye atau Quick Bird, namun resolusi 30 m dan piksel 12 bit akan
memberikan begitu banyak informasi berharga bagi para pengguna. Terlebih
lagi, produk citra ini bersifat time series tanpa striping (kelemahan landsat 7
setelah tahun 2003). Dengan memanfaatkan citracitra keluaran versi
sebelumnya, tentunya akan lebih banyak lagi informasi yang dapat tergali.
1.5.6 Overlay Atau Tumpang Susun Peta
Overlay (tumpang susun) suatu data grafis adalah proses penggabungan
antara dua atau lebih data grafis sehingga diperoleh data grafis baru yang
17
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
mempunyai satuan pemetaan dari gabungan beberapa data grafis tersebut (data
grafis masukan). Untuk dapat dilakukan proses overlay, maka data grafis yang
ada haruslah mempunyai sistem koordinat yang sama. Analisis spasial yang
sering diperbincangkan dalam SIG adalah overlay. Overlay kadang diistilahkan
sebagai tumpang susun dan juga beberapa tulisan menyebutnya sebagai
komposit data. Overlay merupakan proses yang digunakan untuk menyatukan
atau menggabungkan informasi dari beberapa data spasial, baik grafis atau
geometri maupun data atributnya dan selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan informasi baru. Dalam ArcGIS overlay memiliki beberapa
metode, yaitu :erase, identity, intersect, symmetrical diffence, union, dan
update. Dari beberapa metode tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 1.3 Berbagai macam operasi overlay dalam ArcGIS dari kiri ke kanan :
Erase, Identity, Intersect, Symmetrical Difference, Union, dan Update.
(sumber : http//www.esri.com)
1.6 Batasan Istilah
Fungsi kawasan : Fungsi kawasan merupakan pengklasifikasian
lahan berdasarkan karakteristik fisiknya berupa
lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata-rata
menjadi kawasan lindung, penyangga, budidaya
18
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tanaman tahunan dan budidaya tanaman semusim,
dimana setiap kawasan mempunyai fungsi utama
yang spesifik
19
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
itu material maupun spiritual ataupun keduanya
(Malingreau, 1978).
Sistem informasi geografi (SIG) : sistem berbasis komputer yang digunakn untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan menganalisis obyek-obyek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan
karakteristik yang penting atau kritis untuk
dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem
komputer yang memiliki empat kemampuan berikut
dalam menangani data yang bereferensi geografi :
(a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data,
(d) keluaran (Aronoff 1989 dalam Prahasta 2001).
20
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN
FUNGSI KAWASAN DI
KABUPATEN PURWOREJOAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
UNTUK MENENTUKAN FUNGSI
KAWASAN DI KABUPATEN PURWOREJO
MARIA PRAMUDITA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
21