Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Definisi

Aterosklerosis adalah suatu respon akibat peradangan pada pembuluh darah yang bersifat
progresif dan ditandai dengan deposit masa kolagen, lemak, kolesterol, dan disertai
proliferasi miosit. Hal tersebut dapat menimbulkan penebalan dan pengerasan dari dinding
arteri, sehingga menyebabkan kekakuan dan kerapuhan dari dinding arteri yang akan
menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) (Okada,Ayada,Usui et al, 2007).

PJK merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian paling sering di dunia. Menurut
WHO, PJK menduduki peringkat pertama penyebab kematian di dunia pada tahun 2012.
Sekitar 82% kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung secara umum terjadi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan sedang, dimana negara-negara tersebut juga terhitung
dalam 86% beban penyakit jantung secara global (WHO, 2015). Indonesia yang termasuk
negara berkembang, juga mempunyai peluang besar terjadinya PJK ini. PJK berdasarkan
diagnosis dokter meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok
umur 65 -74 tahun yaitu 2,0 persen, menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun.
Prevalensi PJK lebih tinggi di perkotaan 0,6 persen dan di perdesaan 0,4 persen (Riskesdas,
2013). 2 Perilaku yang berisiko seperti perilaku makan yang berlebih dapat menyebabkan
PJK. Perilaku ini meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan pada makanan serta unsur-unsur
zat gizi yang terkandung di dalamnya (Notoatmodjo,2007). Penyebab utama dari PJK adalah
aterosklerosis. Awal mula proses aterosklerosis ini dapat terjadi pada masa kanak-kanak dan
akan menjadi besar dalam waktu bertahun-tahun. Plak aterosklerotik dapat terbentuk karena
respons terhadap dinding endotel yang terjadi cedera. Disfungsi endotel ini muncul pada awal
aterogenesis dan memungkinkan lipoprotein terakumulasi di dalam intima. Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan cedera endotel yaitu hiperkolesterolemia, low-density lipoprotein
(LDL) yang teroksidasi, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, homosistein, diet tinggi
lemak jenuh, dan kolesterol (Krummel, 2004). Hiperkolesterolemia merupakan
hiperkolesterol yang dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol tinggi. Fraksi LDL yang
paling utama pada hiperkolestrol merupakan faktor terpenting terbentuknya aterosklerosis
(Orford, 2005).

Epidemiologi

aterosklerosis sulit ditentukan karena pasien sering tidak memiliki gejala. Meskipun begitu,
aterosklerosis diketahui meningkatkan risiko terhadap berbagai jenis penyakit kardiovaskular
dan serebrovaskular.

Global
Di Amerika Serikat, diduga sekitar 15% populasi orang dewasa memiliki penyakit
aterosklerotik kardiovaskular. Di Korea Selatan, insidensi penyakit aterosklerosis
kardiovaskular pada tahun 2015 dilaporkan sebesar 101,11 per 1000 orang. Studi mengenai
epidemiologi aterosklerosis nonkoroner sampai sekarang masih sangat terbatas. [9,10]

Indonesia
Studi mengenai insidensi aterosklerosis di Indonesia masih sangat terbatas. Studi oleh
Maharani et al melaporkan 29,2% dari sampel studi memiliki risiko kardiovaskular tinggi,
yang didefinisikan sebagai adanya penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit
aterosklerotik lain. [11]
Mortalitas
Penyakit aterosklerotik kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama mortalitas di
seluruh dunia. Sekitar 31% kematian telah dilaporkan pada tahun 2015 akibat penyakit
aterosklerotik kardiovaskular. Di Indonesia sendiri, penyakit aterosklerotik kardiovaskular
dilaporkan menyebabkan 470.000 kematian setiap tahunnya. [12,13]

Etiologi

Etiologi pasti aterosklerosis belum diketahui secara pasti. Kondisi ini merupakan suatu proses
kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Akan tetapi, terdapat dua etiologi yang dipercaya
menjadi dasar terjadinya aterosklerosis, yaitu kerusakan endotel dan stress oksidatif akibat
tingginya kadar low density lipoprotein (LDL). [3,4]
Faktor Risiko
Aterosklerosis merupakan penyakit multifaktorial. Berikut ini hal-hal yang meningkatkan
risiko terjadinya aterosklerosis :

 Penyakit metabolik : dislipidemia, diabetes melitus, resistensi insulin, overweight atau


obesitas
 Usia : laki-laki > 45 tahun dan wanita > 55 tahun

 Jenis kelamin laki-laki

 Kardiovaskular : riwayat keluarga penyakit jantung, hipertensi


 Gaya hidup : merokok, gaya hidup sedentari, stres, konsumsi alkohol

 Diet : tinggi kolesterol, lemak, sodium, gula, dan lemak trans

 Peningkatan fibrinogen

 Peningkatan C-reactive protein (CRP)


 Peningkatan trigliserida

 Sleep apnea [1,4,8]


Pada awalnya, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika aliran
darah ke organ atau jaringan terhambat. Penumpukan plak hingga menimbulkan gejala bisa
memakan waktu hingga bertahun-tahun.

Gejala dan Komplikasi Aterosklerosis


Aterosklerosis awalnya tidak menimbulkan gejala, sampai pembuluh darah arteri sudah
sangat menyempit bahkan tertutup hingga tidak lagi dapat menyalurkan darah dalam jumlah
cukup ke organ-organ tubuh.
Akibatnya, banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita aterosklerosis hingga
timbul komplikasi. Komplikasi ini bisa beragam, tergantung lokasi terjadinya aterosklerosis,
antara lain:

Aterosklerosis pada jantung


Aterosklerosis pada jantung bisa menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan
jantung. Kedua gangguan tersebut memiliki sejumlah gejala yang serupa, yaitu:

 Nyeri dada seperti ditekan atau diremas (angina).


 Nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, atau punggung.
 Gangguan irama jantung (aritmia).
 Sesak napas, berkeringat, dan gelisah.

Aterosklerosis pada tungkai


Aterosklerosis pada area tungkai kaki maupun lengan bisa menyebabkan penyakit arteri
perifer. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:

 Nyeri, kram, hingga mati rasa pada area lengan maupun tungkai.
 Nyeri saat berjalan dan mereda setelah beristirahat (klaudikasio intermiten).
 Tungkai bagian bawah terasa dingin.
 Luka di jempol, telapak, atau kaki tak kunjung sembuh.

Aterosklerosis pada otak


Bila terjadi pada pembuluh darah di otak, aterosklerosis bisa menyebabkan stroke yang
ditandai dengan gejala berupa:

 Mati rasa hingga lumpuh pada salah satu sisi wajah, lengan, atau tungkai.
 Kebingungan dan sulit untuk dapat berbicara dengan jelas.
 Kehilangan penglihatan pada salah satu mata atau kedua mata.
 Kehilangan koordinasi dan keseimbangan.
 Pusing dan sakit kepala berat.
 Sulit bernapas dan kehilangan kesadaran.

Aterosklerosis pada ginjal


Penumpukan plak pada pembuluh arteri di ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal. Gangguan
ini bisa dikenali dari sejumlah gejala, seperti:

 Jarang buang air kecil.


 Terus menerus merasa mual.
 Merasa sangat lelah dan mengantuk.
 Tungkai membengkak.
 Bingung dan sulit berkonsentrasi.
 Sesak napas dan dada terasa nyeri.

Patogenesis Aterosklerosis

Arterosklerosis merupakan sekumpulan kompleks yang melibatkan darah dan kandungan


materi didalamnya, endotel vaskular dan vasa vasorum. Daerah yang sering terjadi yaitu di
daerah aorta dan arteri koronaria. 11 Prosesnya diawali dengan perubahan kolestrol LDL
yang mengalami oksidasi menjadi LDL yang teroksidasi (Ox LDL).

Kemudian hal tersebut akan semakin beresiko jika pada pembuluh darah terdapat
kemungkinan kerusakan dari nitrogen monoksida (NO) yang berfunsi untuk melindungi
dinding endotel pembuluh darah dari bahan-bahan yang beresiko menempel dan membentuk
trombus seperti Ox LDL, trombosit dan monosit yang berubah menjadi makrofag. Jika
terdapat kerusakan, maka endotel dapat menjadi aktif dan mengalami gangguan fungsi
kemudian dapat terjadi deendotelisasi dengan atau tanpa disertai proses adesi trombosit.
Berdasarkan ukuran dan konsentrasinya, molekul plasma dan molekul lain lipoprotein bisa
melakukan ekstravasasi melalui endotel yang rusak dan masuk melalui ruang sub endotelial.
Ox LDL yang tertahan akan berubah menjadi bersifat sitotoksik, proinflamasi, khemotaktik
dan proaterogenik. Karena keadaan tersebut, endotel sulit untuk menghasilkan NO sebagai
pelindung serta fungsi dilatasi pun berkurang (Adi, 2014). NO yang berkurang juga
mengakibatkan keluarnya sel-sel adesi (Vascular Cell Adhesion Molecule-1, Intercelular
Adhesion Molecule-1, E selectin, P selectin) dan menangkap monosit dan sel T. kemudian
monosit tersebut melewati endotel memasuki lapisan intima dinding pembuluh dan
berdiferensiasi menjadi makrofag yang selanjutnya mencerna tumpukan Ox LDL dan
berubah menjadi sel busa (foam cell). Foam cell macrophage kemudian menjadi satu pada
pembuluh darah dan membentuk fatty streak yang nampak. Jika dibiarkan terus menerus,
fatty streak akan bertambah besar seiring berjalannya waktu bersamaan dengan
berproliferasinya jaringan ikat 12 fibrosa dan jaringan otot polos disekitarnya sehingga
membentuk plak yang makin lama makin membesar. Plak yang membesar menunjol kearah
dalam lumen arteri sehingga mengurangi aliran darah menyebabkan timbunan sejumlah besar
jaringan ikat padat dan arteri pun menjadi lebih kaku dan tidak lentur. Selanjutnya, garam
kalsium seringkali mengendap bersamaan dengan kolesterol dan lipid yang lain sehingga
menyebabkan arteri mengeras akibat kalsifikasi (Guyton & Hall, 2012) Guyton & Hall, 2012
Gambar 2.1 Perkembangan Plak Arterosklerosis 13 Dinding plak akan mengalami degenerasi
sehingga mudah sekali untuk robek. Pada robekan tersebut memungkinkan untuk trombosit
menempel pada permukaan tersebut sehingga dapat membentuk suatu bekuan darah dan
sewaktu-waktu dapat menyumbat aliran darah sehingga aliran darah dapat terhenti secara
tiba-tiba (Guyton & Hall, 2012).

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu
dengan cara:
a. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan
lengan,
b. Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
c. Skening ultrasonik duplex,
d. CT scan di daerah yang terkena,
e. arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
f. IVUS (intravascular ultrasound).

• Penatalaksanaan
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh darah
baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol,
dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-
obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.

Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah
yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana
arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna
menghindari arteri yang tersumbat.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah


akibattimbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah
menjaditersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain
berupatrombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.Awalnya
seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di seluruh lapisantunika intima dan
akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini disebut dengan plak.Aterosklerosis bisa terjadi
pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta padalengan dan tungkai. Jika terjadi
pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkanserangan jantung. Namun jika
terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkanstroke.Penyakit ini adalah
penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.Perubahan gejala
kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.Ada 7 resiko terjadinya
peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesteroltinggi, perokok,
diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan
usialanjut.Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan
dapatdiringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah
kecilyang tampak bagaikan garis lemak, penimbunan lemak, terutama betalipoprotein
yangmengandung banyak, kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi
yangdiliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks
plakaterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler
dankapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.Pemeriksaan yang dapat dilakukan
terhadap klien untuk mengetahui ada tidaknyaaterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-
brachial index), dilakukan pengukuran tekanan

darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena,
skeningultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik,
arteriografidi daerah yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).

SARAN

Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu mungkindiperlukan,
seperti grafting bypassarteri koroner danangioplasty.Untuk kasus yang lebihringan, maka
secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup sebagai bentuk penanganan dan pencegahan
aterosklerosis.

Anda mungkin juga menyukai