Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SENI KARAWITAN JAWA KONTEMPORER

Dibuat sebagai tugas dalam mata kuliah


MPK SENI KARAWITAN JAWA

Disusun Oleh:
Dewi Rizka Lestari
1406563784

Dosen :
Eko Sulistiyo S.Hum
Ari Prasetiyo S.S., M.Si.

Universitas Indonesia
Depok

1
2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1
1.1 Apa itu Kesenian Karawitan Jawa.....................................................
2
1.2 Asal Mula Kesenian Karawitan Jawa.................................................

1.3 Perkembangan Seni Karawitan Jawa................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

2.1 Artikel 1................................................................................................ 4

2.2 Artikel 2................................................................................................ 5


2.3 Analisis Artikel 1..................................................................................
6
2.4 Analisis Artikel 2 ..................................................................................

2.5 Hubungan antara Artikel 1 dan Artikel II................................................ 7

BAB III PENUTUP........................................................................................


8
3.1 Kesimpulan .......................................................................................

8
. 3.2 Ucapan Terimakasih .........................................................................

9
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Apa itu Kesenian Karawitan Jawa

Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit-belit, tetapi
rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa karawitan
khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia
yang bersistem nada nondiatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-
garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi,
pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan
campuran yang indah didengar, mengandung nilai-nilai historis dan filosofis
bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan
salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai
sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotesis, masyarakat
Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian,
diantaranya adalah wayang dan gamelan. Dahulu pemilikan gamelan ageng
Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat
memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk ketegori
pusaka mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial,
moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional
gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa
gamelan adalah alat musik tradisiaonal timur yang dapat mengimbangi alat
musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan
mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik
rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia
karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan.
Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing.

3
1.2 Asal Mula Kesenian Karawitan Jawa

Berdasarkan sejarah, keberadaan gamelan sudah berabad-abad lamanya. Hal ini


dapat dibuktikan dari tulisan-tulisan, maupun prasasti-prasasti di dinding candi
yang ditemukan. Perkembangan selanjutnya dari masa ke masa mengalami
perubahan, baik bentuk, jenis, maupun fungsinya. Dari yang sangat sederhana,
menjadi sederhana, kemudian menjadi lebih komplit. Bukti tertua mengenai
keberadaan alat-alat musik tradisional Jawa dan berbagai macam bentuk
permainannya dapat ditemukan pada piagam Tuk Mas yang bertuliskan huruf
Pallawa. Kesederhanaan bentuk, jenis dan fungsinya tentu berkaitan erat dengan
pola hidup masyarakat pada waktu itu. Pada piagam tersebut terdapat gambar
sangka-kala, yaitu semacam terompet kuno yang digunakan untuk perlengkapan
upacara keagamaan (Palgunadi, 2002:7). Alunan musik gamelan jawa di daerah
Jawa sendiri disebut karawitan. Karawitan adalah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan alunan musik gamelan yang halus. Seni karawitan yang
menggunakan instrumen gamelan terdapat pada seni tari dan seni suara khas
Jawa, yaitu Seni suara yang terdiri dari sinden, bawa, gerong, sendon, dan celuk
dan seni pedalangan terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang gedog,
wayang klithik, wayang beber, wayang suluh, dan wayang wahyu, sedangkan
seni tari terdiri dari tari srimpi, bedayan, golek, wireng, dan tari pethilan.

1.3 Perkembangan Seni Karawitan Jawa

Kehidupan seni karawitan sejauh ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang
panjang bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar, seperti
Majapahit, dan Mataram. Di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan tersebut,
gamelan (seni karawitan) mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sehingga menarik para ilmuwan asing untuk mempelajari dan
mendokumentasikan. Banyak penemuan-penemuan hasil penelitian yang
dilakukan oleh ilmuwan asing. Sebagian hasil penemuan tersebut selanjutnya
digunakan untuk mempelajari seni karawitan. Perkembangan yang terjadi pada
dunia seni karawitan menggambarkan bahwa seni karawitan merupakan suatu

4
produk kebudayaan yang selalu ingin berkembang, menyesuaikan dengan
kondisi jaman.
Pada jaman kerajaan perkembangan seni karawitan berjalan pesat. Peran Raja
sebagai penguasa tunggal sangat menentukan hidup dan matinya suatu bentuk
seni. Seperti yang diutarakan dalam puisi abad ke-14 kakawin Negarakertagama.
Kerajaan Majapahit mempunyai lembaga khusus yang bertanggung jawab
mengawasi program seni pertunjukan (Sumarsam, 2003:19). Begitu pentingnya
seni pertunjukan (karawitan) sebagai suatu pertanda kekuasaan raja adalah
keterbilatan gamelan dan teater pada upacara-upacara atau pesta-ria kraton
(Sumarsam, 2003:11).
Perkembangan seni karawitan berlanjut dengan munculnya Kerajaan Mataram.
Pada jaman ini dianggap sebagai tonggak seni karawitan, terutama untuk gaya
Yogyakarta dan Surakarta. Tidak hanya penambahan jenis-jenis gamelan saja,
melainkan fungsi seni karawitanpun mengalami perkembangan. Disamping
sebagai sarana upacara, seni karawitan juga berfungsi sebagai hiburan. Dahulu
seni karawitan produk kraton hanya dinikmati di lingkungan kraton. Selanjutnya
karena keterbukaan kraton dan palilah Dalem, seni karawitan produk kraton kini
sudah berbaur dengan masyarakat pendukungnya.

5
BAB II

Artikel I

6
Artikel II

7
2.3 Analisis Artikel I

Kesenian Karawitan di era kontemporer kini memang mulai tergerus dan pudar,
apalagi anak bangsa yang diembani tugas untuk mengkonservasi seni dan budaya
ikut hanyut dalam kemudahan teknologi, jarang kita jumpai sekumpulan pemuda

8
mengisi waktu luangnya untuk belajar bermain gamelan, menarikan tarian
tradisional atau menonton wayang. Namun berbeda dengan sekelompok
mahasiswa Institut Seni Indonesia di Solo ini, mereka memandang bahwa seni
dan budaya merupakan sarana berdiplomasi yang sangat efektif dalam
memperkuat hubungan antarmasyarakat semua bangsa, oleh karena itu mereka
dengan sangat antusias menyelenggarakan pagelaran musik karawitan Jawa dan
Bali di Beijing Sabtu, 22 November 2014.

Kedatangan ISI di Cina rupanya sangat disambut oleh Zhu Zhoujian, pengajar
senior Konservatorium Musik Beijing, Ia menjelaskan betapa tertariknya mereka
untuk mempelajari seni gamelan ini, terbukti dengan satu set gamelan Jawa dan
Bali yang mereka miliki ditambah lagi, banyaknya Mahasiswa yang dikirim ke
Indonesia untuk belajar gamelan.

Menurut saya, kondisi inilah yang begitu ironi terjadi di Negeri kita, dimana
masyarakat negara lain lah yang justru berbondong-bondong ke Indonesia
dengan minat begitu besar untuk mempelajari kebudayaan kita, namun kita yang
hanya membutuhkan sedikit sekali usaha tidak mau peduli dengan warisan
budaya leluhur ini.

2.4 Analisis Artikel II

Kekreatifitasan dalam berkarya merupakan modal yang sangat penting apalagi di


jaman yang serba cepat dan serba instan ini, diperlukan daya saing dan keunikan
tersendiri bagi tiap-tiap produk atau karya yang dihasilkan.Begitu pula yang

9
terjadi di Semarang pada 15 September 2014 yang lalu, ide diadakannya Festival
Karawitan dan Sinden Idol sama sekali baru dan cemerlang. Mengingat dalam
memeriahkan dan melestarikan budaya kita tidak boleh lupa untuk memasukan
unsur kompetitif untuk memacu semangat para penggiat budaya ini.Disamping
tujuan utama yaitu menghibur masyarakat ajang ini juga dianggap mampu
menumbuhkan bibit-bibit semangat bagi mereka yang baru mulai menaruh
minatnya dalam seni karawitan untuk lebih mengasah bakatnya disini.

Perlu diingat bahwa tugas melestarikan kebudayaan Indonesia adalah tugas semua
kalangan, tidak terkecuali bagi para prajurit pembela tanah air yaitu TNI, di HUT
ke 68 mereka menaruh semangat yang besar dalam menjaga kelestarian budaya
Republik Indonesia dengan menyelenggarakan Festival Karawitan dan Sinden
Idol, acara ini diselenggarakan dengan harapan bahwa anak-anak muda mampu
melirik keindahan musik tradisional karawitan ini dan akan menggandrunginya.

2.5 Hubungan antara Artikel I dan Artikel II

10
Kedua Artikel diatas berkaitan satu sama lain yaitu dalam hal mempopulerkan
kembali kesenian karawitan, pada artikel satu usaha konservasi seni gamelan
dengan cara alih budaya, dengan banyaknya mahasiswa asing dari Cina yang
mengapresiasi dan ingin mempelajari kesenian negri kita, diharapkan mampu
melahirkan motivasi anak negeri untuk mencintai dan melestarikan budaya dan
seni yang kita miliki. Dan untuk artikel yang kedua sama-sama terlihat bahwa
seni harus dipopulerkan dengan cara mengadakan ajang kompetisi seperti banyak
dilakukan oleh ranah seni yang lain, Festival karawitan dan Sinden Idol adalah
usaha kreatif masyarakat untuk memotivasi lahirnya pecinta seni karawitan dan
bakat-bakat yang potensial dalam melestarikan warisan budaya kita.

Saya rasa untuk kembali mempopulerkan Kesenian Karawitan Jawa di era


Kontemporer ini, juga diperlukan strategi marketing yang memadai, dan dikemas
dalam tampilan visual yang lebih modern, sehingga menjadi daya tarik tersendiri
baik di kancah Nasional atau bahkan Internasional. Beberapa contoh yang saya
ketahui, acapkali diselenggarakan Konser musik Jazz yang diiringi dengan
gamelan, serta di berbagai pemantasan musik pop yang instrumennya bukan lagi
gitar atau drum melainkan kecapi dan gamelan.

Menilai sifat masyarakat kita yang suka ikut-ikutan dan tidak mau ketinggalan
atau up to date, dengan melihat seni gamelan yang kini menjadi tren dan di
sambut dengan antusias yang besar oleh pemuda bangsa lain, akan
membangkitkan gairah masyarakat untuk mempelajari dan melestarikan Kesenian
Karawitan yang juga merupakan aset bangsa milik kita yang sangat berharga.

BAB III

PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan

Perkembangan yang terjadi pada dunia seni karawitan menggambarkan bahwa seni
karawitan merupakan suatu produk kebudayaan yang selalu ingin berkembang,
menyesuaikan dengan kondisi jaman. Pada jaman kerajaan perkembangan seni
karawitan berjalan pesat. Peran Raja sebagai penguasa tunggal sangat menentukan
hidup dan matinya suatu bentuk seni.
Dan pada jaman Kontemporer sekarang ini kita semualah yang menentukan hidup
dan matinya kesenian karawitan oleh karena itu usaha untuk menyadarakan masyarakat
akan begitu berharganya kesenian kita ini perlu di didukung dari banyak kalangan,
termasuk civitas akademia dan tidak hanya itu namun juga diperlukan strategi
marketing yang memadai, dan dikemas dalam tampilan visual yang lebih modern,
sehingga menjadi daya tarik tersendiri baik di kancah Nasional atau bahkan
Internasional

3.2 Ucapan Terimakasih

Pada kesempatan ini kami selaku penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Eko Sulistiyo, S.Hum dan Ari Prasetiyo, S.S., M.Si.
selaku Dosen, serta pembimbing kami yang selalu memberikan petunjuk, dorongan,
saran dan arahan serta dengan sabar mengajari kami materi MPK Seni Karawitan Jawa
hingga selesainya penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://daerah.sindonews.com/read/901755/22/festival-karawitan-dan-sinden-idol-
digelar-1410782890

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/11/22/nffodj-cina-serius-
pelajari-gamelan-indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai