Anda di halaman 1dari 11

Mini Sieve Shaker

( Sanchia Janita Khodijah1, Her Gumiwang Ariswati2, Tribowo Indrato3 )


Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan dengan
menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang berbeda-beda.
Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan
bisa lewat saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring
juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, Sieve shaker biasanya digunakan pada
bidang farmasi yang dimana sebagai pengayak obat dalam bentuk bubuk. Pada modul ini menyetting waktu
dan 2 mode ( high dan low).
Pada alat ini menggunakan sistem mikrokontroler Atmega8535 yang dimana untuk mengotrol rpm,
menyetting waktu serta mode. Selain itu settingan mode dan rpm akan ditampilkan pada display LCD. Pada
saat driver motor (IRF530N) aktif bekerja maka timer akan mengcounting down, sehingga waktu tercapai
dan motor off.
Pada modul ini memakai sistem mikrokontroler dimana nanti di gunakan untuk pengontrolan
motor . Maka pembuatan modul ini memiliki nilai error waktu high 1,19% dan low 1,16% & nilai error rpm
high 0,40% dan low 0,26%

Kata Kunci: Kecepatan Rpm, Waktu, IRF530N dan ATMEGA8535

Latar Belakang lubang – lubang segi empat. Pada pembuatan


Pengayakan sediaan farmasi modul ini dengan mengangkat judul mengenai
dilakukan untuk menentukan ukuran butiran sieve shaker namun di sini merancang sieve
tertentu sesuai dengan yang diinginkan. shaker dalam ukuran mini, di karenakan
Proses pengayakan merupakan proses penting beban pengayakan sieve shaker ≤ ½ kg. Pada
dalam menentukan ukuran partikel yang akan alat sieve shaker memakai pergerakan
digunakan dalam membuat suatu sediaan mekanik secara vertikal , dimana sistem
farmasi sebab ukuran partikel mempunyai pergerakan motor lebih tampak getaran.
peranan besar dalam pembuatan sediaan obat Sehingga kali ini penulis ingin merancang alat
dan juga terhadap efek fisiologisnya. Banyak yang berjudul “ Mini Sieve Shaker ”
metode yang tersedia untuk menentukan
ukuran partikel. Yang diutarakan disini 1.1 Batasan Masalah
hanyalah metode yang digunakan secara luas
dalam praktek di bidang farmasi serta metode Dalam pembuatan modul Mini Sieve
yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Shaker, penulis membatasi masalah yang akan
Pada bagian ini akan dibicarakan metode dibahas, meliputi :
pengukuran pengayakan. pengayakan (1) Pengunaan sistem vibrate (getaran) pada
dilakukan sebelum menjadi obat, karena sieve shaker.
tujuan pengayakan itu sendiri antara lain (2) Pada perancangan modul ini disertai LCD
untuk mendapatkan ukuran partikel yang yang menampilkan settingan waktu dan
seragam. Teknik pengayakan dibagi menjadi kecepatan.
dua yaitu pengayakan secara manual dan (3)Terdapat settingan dua pemilihan mode
mekanik. yaitu high dan low.
(4) Terdapat settingan waktu antara 0 – 30
Teknik pengayakan manual dilakukan menit.
tanpa menggunakan mesin sedangkan teknik (5) Terdapat susunan sieve stack/ ayakan seri
pengayakan mekanik dilakukan dengan 4 susunan, dimana 3 susunan tempat filter
bantuan mesin. Sebuah ayakan terdiri dari ayakan dan 1 wadah penampung
suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan

1
(6) Berat pengayakan 200 gram yang akan di
ayak.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas,


maka penulis membuat rumusan masalah
yaitu: “Dapatkah dirancang alat mini sieve
shaker? ”

1.3 Tujuan

(1) Tujuan Umum


Dibuatnya alat mini sieve shaker
dalam bentuk bubuk dengan ukuran mini
Tampak belakang
(2) Tujuan Khusus
1. Merancang rangkaian IC
mikrokontroller ATMega8535.
2. Merancang rangkaian driver motor.
3. Membuat rangkaian LCD karakter.
4. Membuat dan merancang filterisasi
sieving dengan ukuran no ayakan 8
<2,36 mm> , no 40 < 425 µm >, dan
no 80 <180 µm>
5. Menguji hasil perancangan alat.

1.4 MANFAAT 3.2 Blok Diagram

(1) Manfaat Teoritis


PROGRAMMER
Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa teknik elektromedik di bidang alat
laboratorium khususnya mini sieve shaker

(2) Manfaat Praktis UP


MOTOR DRIVER M
Dengan adanya alat ini diharapkan DC MOTOR I
K
dapat mempermudah tenaga farmasi dalam R
O DOWN
pembuatan obat pada bidang farmasi. DISPLAY
N
T
WADAH R
AYAKAN O
ENTER
L
E
3. KONFIGURASI SISTEM BUZZER R

3.1 Diagram Mekanis RESET

Cara kerja :
Rangkaian ini menyupply tegangan + 12 v
Tampak depan dan + 5 v . Tekan tombol start (sebagai
inisialisasi LCD dan preparation). Atur
settingan rpm dan waktu yang di perlukan
dengan menekan tombol up / down dan enter.
Maka mikro akan memberikan signal pada
driver motor dan motor akan aktif. Pada saat
mekanik ayakan bergerak maka waktu mulai

2
counting down hingga buzzer off dan motor 3.4 Urutan Kegiatan
akan off.
1. Mempelajari alat yang telah dibuat
3.3 Diagram Alir sebelumnya kemudian merancangnya
kembali.
2. Mempelajari teori-teori dan mencari
referensi yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
3. Mempelajari dan merancang teknis
pembuatan modul tersebut.
4. Penentuan Judul
5. Membuat blok diagram dengan
perancangan secermat mungkin.
6. Penyusunan Proposal
7. Membuat jadwal kegiatan untuk
mengatur waktu pembuatan modul.
8. Menyiapkan komponen dan peralatan
yang dibutuhkan
9. Melakukan percobaan-percobaan
sementara pada projek board
10. Me-layout wiring diagram ke papan
PCB
11. Memasang komponen pada papan
PCB tersebut
12. Melakukan pengukuran dan pengujian
13. Melakukan Kalibrasi
14. Pembuatan Laporan KTI

4. Pengujian Sistem

4.1 Teknik Pengujian dan Pengukuran


Teknik pengujian dan pengukuran
dilakukan dengan cara membandingkan
modul perbandingan. Seperti contohnya :
1. Membandingkan waktu pada
tampilan LCD dengan stopwatch.
2. Mengukur kecepatan putaran motor
dengan Tachometer.
3. Mengukur berat sampel dengan
timbangan digital.
4. Sebelum melakukan pengujian,
Menyiapkan 1 buah Avometer
Cara Kerja : digital, 1 buah tachometer,1 buah
start untuk memulai suatu program. Mikro
stopwatch, 1 timbangan digital , 2
memulai menginisialisasi lcd dimana program
buah sample yang berbeda dan 1
akan di mulai. Saat setting waktu dan
tanda pada poros motor agar nanti
kecepatan mikro akan memulai menyetting
dapat dihitung nilai RPM.
putaran motor dan waktu . tombol enter di
5. Buka wadah penutup bagian atas.
tekan mikro aktif motor on sampai waktu
Tuangkan sample yang telah di
tercapai waktu tercapai motor akan off dan
timbang. Dan tutup kembali hingga
buzzer bunyi. Itu menandakan proses telah
rapat.
selesai.

3
6. Cek dahulu tegangan pada jala-jala (2) Tabel data Pengukuran dengan
PLN beban
7. Hubungkan steker dengan jala-jala
PLN 1) Dengan waktu 10 menit
8. Tekan tombol Power ON. Maka
pada alat akan tampil inisialisasi
awal.
9. Setting waktu sesuai dengan
kebutuhan lalu tekan tombol enter.
10. Setting mode pemilihan : high atau
low lalu tekan tombol enter.
11. Maka alat berfungsi. Lakukan
pengukuran. Setting waktu
bersamaan pada proses alat
berfungsi. Tunggu waktu hingga
buzzer berbunyi.
12. Untuk pengambilan nilai RPM
gunakan tachometer. Tembak
2) Dengan waktu 20 menit
cahaya laser pada tachometer .
jarakkan penembakan ±10cm.
Pengambilan data sample sebanyak
5 kali.

Setelah pembuatan modul, perlu


diadakan pengukuran dan pengujian. Maka
dari itu penulis melakukan pendataan
waktu,kecepatan dan berat dari sample.

4.2 HASIL PENGUKURAN

(1) Tabel data pengukuran tanpa beban


a) Pengukuran nilai Rpm

3) Dengan waktu 30 menit


b) Pengukuran waktu

4
(3) Pengukuran Tegangan Pada Motor (6) Perbandingan ayakan manual
dengan ayakan mesin menggunakan
hasil pengukuran saat kondisi motor OFF 3 sieveng (bahan tepung)

hasil pengukuran saat kondisi motor ON

(7) Perbandingan ayakan manual


dengan ayakan mesin menggunakan
3 sieveng (bahan karbon aktif )
hasil pengukuran Arus Pada Motor

(4) Perbandingan ayakan manual


dengan ayakan mesin menggunakan
1 sieveng (bahan tepung).
4.3 Analisis
Rumus Menghitung Rata-rata, Standart
Deviasi, Ua, Error
1. Rata – rata
Adalah bilangan yang di dapat dari
hasil pembagian jumlah nilai data oleh
banyaknya data dalam kumpulan
(5) Perbandingan ayakan manual tersebut.
dengan ayakan mesin menggunakan Rumus rata – rata adalah :
1 sieveng (bahan karbon aktif ).

2. Simpangan (Error)
Adalah selisih dari rata-rata nilai dari
harga yang dikehendaki dengan nilai yang
diukur.

Dirumuskan sebagai berikut:


Simpangan = X - Xn
3. Standar Deviasi
Adalah suatu nilai yang menunjukkan
tingkat (derajat) variasi kelompok data
atau ukuran standard penyimpangan
dari rata-ratanya. Jika standard deviasi
semakin kecil maka data tersebut semakin
presisi.
Rumus Standart Deviasi adalah :

5
Sedangkan pendataan data pada
waktu di tabel waktu dengan setting mode
4. Ua
Ketidakpastian kemampuan daya ulang high dan mode low memiliki nilai yang
pembacaan ( Ua) berbeda 1 – 2 menit. dimana nilai % error dari
Rumus Ua adalah : mode low adalah 0,6% sedangkan mode high
adalah 1,3%. Nilai % error dari kedua setting
rpm masih dalam batas ambang. Namun yang
5. Error (Rata–rata Simpangan) mempengaruhi perbedaan nilai waktu tersebut
Adalah selisih antara mean terhadap
adalah penggunaan kristal dalam pada Atmega
masing– masing data.
Rumus Error adalah : 8535 dan software dimana penyebab
perbedaan menit dari hasil pendataan.

(2) Dengan Beban


Hasil perhitungan data dengan menggunakan b) Perhitungan dengan waktu 10 menit
rumus diatas : 1. Nilai RPM

(1) Tabel data Analisa perhitungan


a) Tanpa beban
1. Perhitungan nilai RPM

2. Nilai Waktu

2. Perhiungan nilai Waktu

Pada pendataan data diatas


merupakan pengayakan dengan beban
menggunakan waktu 10 menit. Pada data tabel
nilai rpm dari setiap mode memiliki nilai
stabil yang dimana nilai % error dari mode
Pada pendataan data diatas
low adalah 0,048% sedangkan mode high
merupakan pengayakan tanpa beban dengan
adalah 0,009 %. Nilai % error dari kedua
menggunakan waktu 1 menit. Pada data tabel
setting rpm masih dalam batas ambang nilai
nilai rpm dari setiap mode memiliki nilai
error alat tersebut.
konstan yang dimana nilai % error dari mode
Sedangkan pendataan data pada
low adalah 0,04% sedangkan mode high
waktu di tabel waktu dengan setting mode
adalah 0,31%. Nilai % error dari kedua setting
high dan mode low memiliki nilai yang
rpm masih dalam batas ambang nilai error alat
berbeda 1 menit. dimana nilai % error dari
tersebut.

6
mode low dan mode high adalah 0,67 %. Nilai % adalah 13 gr sedangkan mode high adalah 18
error dari kedua setting rpm masih dalam gr. Hasil outputan tersebut semakin meningkat
batas ambang. dengan waktu di perpanjang.
Namun pada hasil outputan hasil akhir
dari sample yang di ayakan dengan mode low
adalah 6 gr sedangkan mode high adalah 10 gr. (4) Perhitungan dengan waktu 30 menit
Hasil outputan tersebut tidak maksimal karena 1. Nilai RPM
waktu yang di perlukan minimal.

(3) Perhitungan dengan waktu 20 menit


1. Nilai RPM

2. Nilai Waktu

2. Nilai Waktu

Pada pendataan data diatas


merupakan pengayakan dengan beban
menggunakan waktu 10 menit. Pada data tabel
Pada pendataan data diatas nilai rpm dari setiap mode memiliki nilai
merupakan pengayakan dengan beban kurang stabil yang dimana nilai % error dari
menggunakan waktu 10 menit. Pada data tabel mode low adalah 0,98% sedangkan mode high
nilai rpm dari setiap mode memiliki nilai adalah 1,29 %. Nilai % error dari kedua
stabil yang dimana nilai % error dari mode setting rpm masih dalam batas ambang nilai
low adalah 0,044% sedangkan mode high error alat tersebut.
adalah 0,017 %. Nilai % error dari kedua Sedangkan pendataan data pada
setting rpm masih dalam batas ambang nilai waktu di tabel dengan setting mode high dan
error alat tersebut. mode low memiliki nilai yang berbeda 1 menit.
Sedangkan pendataan data pada dimana nilai % error dari mode low dan mode
waktu di tabel dengan setting mode high dan high adalah 1,36 %. Nilai % error dari kedua
mode low memiliki nilai yang berbeda 1-2 setting rpm masih dalam batas ambang.
menit. dimana nilai % error dari mode low dan Namun pada hasil outputan hasil akhir
mode high adalah 2 %. Nilai % error dari dari sample yang di ayakan dengan mode low
kedua setting rpm masih dalam batas ambang. adalah 21 gr sedangkan mode high adalah 30
Namun pada hasil outputan hasil akhir Hasil outputan tersebut yang di hasil semakin
dari sample yang di ayakan dengan mode low banyak maka makin lama waktu yang di

7
perlukan makin banyak yang di hasilkan dari
b) Dengan 3 sieveng
sample tersebut.
100%

(5) Data hasil berat akhir secara 80%

% BERAT AKHIR
keseluruhan
a) Dengan 1 sieveng 50%

20%
100% 5%
83%
5% 2%
3% 3,5%
80% 1,5%
0,5%
% BERAT AKHIR

56%

50% MODE PENGAYAKAN


Manual Low High
20% 16%
10%
6,5%
Gambar Grafik perbedaan hasil berat akhir.
5% 3%

Pada ayakan dengan susunan tiga di


Manual
MODE PENGAYAKAN
Low High
sini aliran partikelnya cepat namun terhalang
oleh ayakan mesh kedua. Namun jika waktu
Gambar Grafik perbedaan hasil berat akhir. ayakan di perpanjang maka hasil ayakan akan
lebih maksimal. Namun disini dengan waktu
10 menit maka hasil tidak maksimal.
Dengan menggunakan 1 sieveng maka
aliran sample ayakan lebih cepat mengalir.
Penggunaan 1 sieveng ini menggunakan c) Gambar hasil pengukuran duty
sieveng dengan ukuran mesh terbesar dimana cycle di osiloskop
untuk mengetahui seberapa banyak partikel
1. Mode High
yang lolos. Pada percobaan ini penulis
mencoba membedakan sistem ayakan secara
manual dan mekanik.
Dengan waktu 10 menit dan berat
awal 200 gram. Maka pada ayakan manual
hasil aliran sample lebih sedikit di banding
dengan ayakan mekanik. Selain itu juga
penulis mencoba memakai bahan dengan
sample lain. Namun perbedaannya aliran Gambar Gelombang Mode High
sample karbon aktif lebih sulit di ayak
daripada sample. Dimana tingkat kehalusan
Sinyal PWM mode High :
tepung lebih rapat daripada karbon aktif. 𝑂𝐶𝑅2
Duty Cycle = 𝑋 100%
255
90
= 𝑋 100%
255

= 35,2%

8
Keterangan : Duty Cycle = Periode Sinyal PWM mode Low :
𝑂𝐶𝑅2
Ton Duty Cycle = 𝑋 100%
255
OCR2 = OCR 40
= 255 𝑋 100%
yang digunakan
255 = Bit yang
= 15,6 %
digunakan
Keterangan : Duty Cycle = Periode
Ton
OCR2 = OCR
Driver Motor menggunakan aktif
yang digunakan
high yaitu bekerja apabila PORTD.7
255 = Bit yang
mengeluarkan logika low yang
digunakan
dihubungkan ke salah satu kaki motor.
Sehingga diperoleh rumus Siklus kerja
Driver Motor menggunakan aktif
atau duty cycle sebuah gelombang di
high yaitu bekerja apabila PORTD.7
definisikan sebagai berikut :
mengeluarkan logika low yang
dihubungkan ke salah satu kaki motor.
Sehingga diperoleh rumus Siklus kerja
Sebelum menghitung Toff maka perlu di atau duty cycle sebuah gelombang di
cari Ttotal (periode total) : definisikan sebagai berikut :
1
T=𝑓
1
T= = 0,03 s
30,78 𝐻𝑧 Sebelum menghitung Toff maka perlu di
𝑇𝑜𝑛
cari Ttotal (periode total) :
D = 𝑥 100% 1
𝑇𝑡𝑜𝑡 T=𝑓
𝑇𝑜𝑛
35,2 % = 𝑥 100% 1
0,03 T = 30,78 𝐻𝑧 = 0,03 s
Ton = 0,010 s (aktif high)
𝑇𝑜𝑛
Ttotal = Ton + Toff D = 𝑥 100%
𝑇𝑡𝑜𝑡
𝑇𝑜𝑛
0,03 = 0,010 + Toff 15,6 % = 𝑥 100%
0,03
Toff = 0,03 – 0,010
= 0,02 s.
Ton = 4,68 x 10 -3 s (aktif high)
Ttotal = Ton + Toff
2. Mode Low
0,03 = 4,68 x 10 -3 + Toff
Toff = 0,03 - 4,68 x 10 -3 = 0,025.

4.4 PEMBAHASAN
1. Kinerja Sistem Keseluruhan

Saat pertama kali dinyalakan tegangan


akan masuk ke semua rangkaian, ketika
mikrokontroller aktif maka akan
menampilkan karakter menu pemilihan waktu
dan mode pada display LCD melalui portC.
Disini PINB.1 sebagai tombol enter, PINB.2
Gambar Gelombang Mode Low sebagai tombol UP, dan PINB.3 sebagai
tombol DOWN. Saat PINB.1 ditekan setelah
melakukan pemilihan mode, maka

9
mikrokontroller akan mengaktifkan timer dan 3. Pemilihan settingan waktu yakni 10
memberikan logika 0 pada PORTD.7 menit, 20 menit dan 30 menit juga
sehingga Mosfet yang tersambung pada mempengaruhi hasil outputan yang
PIND.7 akan aktif, drain mosfet aktif dan dikeluarkan dari sample. Makin lama
motor berputar. sample tersebut di ayak maka makin
Saat motor mulai berputar, maka halus dan seragam hasil yang
timer counter down akan aktif sesuai dengan diinginkan.
settinggan awal waktu tadi. Waktu counter
4. Pada saat menggunakan 1 sieveng
habis maka buzzer mendapatkan logika 1
dengan 2 bahan sample yang di
yang dimana buzzer On dan motor akan Off.
gunakan dengan sample tepung
Dari angka-angka hasil analisis, nilai Rpm
diayak manual hasil yang dikeluarkan
belum stabil dikarenakan modul ini
16 %, kondisi low56% dan kondisi
memanfaatkan nilai getaran dan tegangan.
high 83 %, sedangkan dengan
Jika tegangan makin besar maka getaran serta
menggunakan sample karbon aktif
frekuensi yang di hasilkan makin besar. Yang
diayak manual hasil yang dikeluarkan
mengakibatkan serbuk-serbuk sampel dapat
3 %, kondisi low 6,5 % dan kondisi
turun maksimal.
high 10 %.
Dan pula nilai massa partikel sample
sangat mempengaruhi dan jenis parikel itu 5. Pada saat menggunakan 2 sieveng
sendiri. Makin halus nilai partikel mesh makin dengan 2 bahan sample yang di
homogenitas partikel tersebut. gunakan dengan sample tepung
diayak manual hasil yang dikeluarkan
2. Kelemahan Sistem. 1,5 %, kondisi low 3% dan kondisi
(1) Pada saat pendeteksian putaran rpm , high 5 %, sedangkan dengan
motor masih belum stabil menggunakan sample karbon aktif
diayak manual hasil yang dikeluarkan
(2) Sistem mekanik juga perlu diperbaiki
0,5 %, kondisi low 2 % dan kondisi
lagi.
high 3,5 %.
(3) Putaran motor perlu di beri isolasi agar 6. Maka dari kesimpulan hasil data pada
bunyi tidak terlalu besar. 5.1.4 dan 5.1.5 dapat di simpulkan
penggunakan tingkatan ayakan sangat
mempengaruhi sifat alir dan hasil
5. PENUTUP kerapatan. Jika memakai ayakan yang
sama atau hanya satu tingkat maka
5.1 Kesimpulan akan memiliki sama keseragaman
hasil dari partikel. Namun jika
Secara menyeluruh penelitian ini
memakai ayakan dengan di susun
dapat menyimpulkan bahwa:
lebih dari satu atau dengan ukuran
1. Pada alat ini dipengaruhi sifat alir dari
berbeda maka hasil partikel berbeda
partikel sample yang di ayak. Maka
ukuran keseragaman tersebut dan
makin besar partikel memiliki sifat
memperbaiki hasil dari ukuran
alir yang baik daripada partikel
partikel sample tersebut. Jadi alat mini
berukuran kecil.
sieve shaker ini baik di gunakan.
2. Pemilihan mesh no 8 , no 40 dan no
7. Berdasarkan hasil pengukuran
80 mempengaruhi hasil dari outputan.
kecepatan motor, kesalahan error rata
Jika ukuran nomer mesh makin besar
– rata pada waktu adalah pada saat
maka partikel sample makin halus
low 1,16 % serta high 1,19% dan
serta lebih homogen. Yang dimana
error rata-rata rpm adalah pada saat
disolusi (terlarut) makin cepat
low 0,26 % dan high 0,40%.
sehingga kadar obat dalam darah yang
tinggi cepat dicapai.

10
5.2 SARAN
Berikut ini adalah beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut :

1. Merancangan mekanik harus tepat dan


baik, serta peletakannya juga harus
diperhatikan.
2. Perlu diperhatikan sistem kerja secara
baik.
3. Perbaiki susunan pada sieveng.

6. DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

Nama : Sanchia Janita Khodijah


NIM : P27838011034
TTL : Sidoarjo, 25Mei1993
Alamat : Kebraon manis selatan 1
No 36, surabaya.
Pendidikan : SMA MUHAMMADIYAH
4 KEMLATEN
SURABAYA

11

Anda mungkin juga menyukai