ABSTRAK
Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan dengan
menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang berbeda-beda.
Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan
bisa lewat saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring
juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, Sieve shaker biasanya digunakan pada
bidang farmasi yang dimana sebagai pengayak obat dalam bentuk bubuk. Pada modul ini menyetting waktu
dan 2 mode ( high dan low).
Pada alat ini menggunakan sistem mikrokontroler Atmega8535 yang dimana untuk mengotrol rpm,
menyetting waktu serta mode. Selain itu settingan mode dan rpm akan ditampilkan pada display LCD. Pada
saat driver motor (IRF530N) aktif bekerja maka timer akan mengcounting down, sehingga waktu tercapai
dan motor off.
Pada modul ini memakai sistem mikrokontroler dimana nanti di gunakan untuk pengontrolan
motor . Maka pembuatan modul ini memiliki nilai error waktu high 1,19% dan low 1,16% & nilai error rpm
high 0,40% dan low 0,26%
1
(6) Berat pengayakan 200 gram yang akan di
ayak.
1.3 Tujuan
Cara kerja :
Rangkaian ini menyupply tegangan + 12 v
Tampak depan dan + 5 v . Tekan tombol start (sebagai
inisialisasi LCD dan preparation). Atur
settingan rpm dan waktu yang di perlukan
dengan menekan tombol up / down dan enter.
Maka mikro akan memberikan signal pada
driver motor dan motor akan aktif. Pada saat
mekanik ayakan bergerak maka waktu mulai
2
counting down hingga buzzer off dan motor 3.4 Urutan Kegiatan
akan off.
1. Mempelajari alat yang telah dibuat
3.3 Diagram Alir sebelumnya kemudian merancangnya
kembali.
2. Mempelajari teori-teori dan mencari
referensi yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
3. Mempelajari dan merancang teknis
pembuatan modul tersebut.
4. Penentuan Judul
5. Membuat blok diagram dengan
perancangan secermat mungkin.
6. Penyusunan Proposal
7. Membuat jadwal kegiatan untuk
mengatur waktu pembuatan modul.
8. Menyiapkan komponen dan peralatan
yang dibutuhkan
9. Melakukan percobaan-percobaan
sementara pada projek board
10. Me-layout wiring diagram ke papan
PCB
11. Memasang komponen pada papan
PCB tersebut
12. Melakukan pengukuran dan pengujian
13. Melakukan Kalibrasi
14. Pembuatan Laporan KTI
4. Pengujian Sistem
3
6. Cek dahulu tegangan pada jala-jala (2) Tabel data Pengukuran dengan
PLN beban
7. Hubungkan steker dengan jala-jala
PLN 1) Dengan waktu 10 menit
8. Tekan tombol Power ON. Maka
pada alat akan tampil inisialisasi
awal.
9. Setting waktu sesuai dengan
kebutuhan lalu tekan tombol enter.
10. Setting mode pemilihan : high atau
low lalu tekan tombol enter.
11. Maka alat berfungsi. Lakukan
pengukuran. Setting waktu
bersamaan pada proses alat
berfungsi. Tunggu waktu hingga
buzzer berbunyi.
12. Untuk pengambilan nilai RPM
gunakan tachometer. Tembak
2) Dengan waktu 20 menit
cahaya laser pada tachometer .
jarakkan penembakan ±10cm.
Pengambilan data sample sebanyak
5 kali.
4
(3) Pengukuran Tegangan Pada Motor (6) Perbandingan ayakan manual
dengan ayakan mesin menggunakan
hasil pengukuran saat kondisi motor OFF 3 sieveng (bahan tepung)
2. Simpangan (Error)
Adalah selisih dari rata-rata nilai dari
harga yang dikehendaki dengan nilai yang
diukur.
5
Sedangkan pendataan data pada
waktu di tabel waktu dengan setting mode
4. Ua
Ketidakpastian kemampuan daya ulang high dan mode low memiliki nilai yang
pembacaan ( Ua) berbeda 1 – 2 menit. dimana nilai % error dari
Rumus Ua adalah : mode low adalah 0,6% sedangkan mode high
adalah 1,3%. Nilai % error dari kedua setting
rpm masih dalam batas ambang. Namun yang
5. Error (Rata–rata Simpangan) mempengaruhi perbedaan nilai waktu tersebut
Adalah selisih antara mean terhadap
adalah penggunaan kristal dalam pada Atmega
masing– masing data.
Rumus Error adalah : 8535 dan software dimana penyebab
perbedaan menit dari hasil pendataan.
2. Nilai Waktu
6
mode low dan mode high adalah 0,67 %. Nilai % adalah 13 gr sedangkan mode high adalah 18
error dari kedua setting rpm masih dalam gr. Hasil outputan tersebut semakin meningkat
batas ambang. dengan waktu di perpanjang.
Namun pada hasil outputan hasil akhir
dari sample yang di ayakan dengan mode low
adalah 6 gr sedangkan mode high adalah 10 gr. (4) Perhitungan dengan waktu 30 menit
Hasil outputan tersebut tidak maksimal karena 1. Nilai RPM
waktu yang di perlukan minimal.
2. Nilai Waktu
2. Nilai Waktu
7
perlukan makin banyak yang di hasilkan dari
b) Dengan 3 sieveng
sample tersebut.
100%
% BERAT AKHIR
keseluruhan
a) Dengan 1 sieveng 50%
20%
100% 5%
83%
5% 2%
3% 3,5%
80% 1,5%
0,5%
% BERAT AKHIR
56%
= 35,2%
8
Keterangan : Duty Cycle = Periode Sinyal PWM mode Low :
𝑂𝐶𝑅2
Ton Duty Cycle = 𝑋 100%
255
OCR2 = OCR 40
= 255 𝑋 100%
yang digunakan
255 = Bit yang
= 15,6 %
digunakan
Keterangan : Duty Cycle = Periode
Ton
OCR2 = OCR
Driver Motor menggunakan aktif
yang digunakan
high yaitu bekerja apabila PORTD.7
255 = Bit yang
mengeluarkan logika low yang
digunakan
dihubungkan ke salah satu kaki motor.
Sehingga diperoleh rumus Siklus kerja
Driver Motor menggunakan aktif
atau duty cycle sebuah gelombang di
high yaitu bekerja apabila PORTD.7
definisikan sebagai berikut :
mengeluarkan logika low yang
dihubungkan ke salah satu kaki motor.
Sehingga diperoleh rumus Siklus kerja
Sebelum menghitung Toff maka perlu di atau duty cycle sebuah gelombang di
cari Ttotal (periode total) : definisikan sebagai berikut :
1
T=𝑓
1
T= = 0,03 s
30,78 𝐻𝑧 Sebelum menghitung Toff maka perlu di
𝑇𝑜𝑛
cari Ttotal (periode total) :
D = 𝑥 100% 1
𝑇𝑡𝑜𝑡 T=𝑓
𝑇𝑜𝑛
35,2 % = 𝑥 100% 1
0,03 T = 30,78 𝐻𝑧 = 0,03 s
Ton = 0,010 s (aktif high)
𝑇𝑜𝑛
Ttotal = Ton + Toff D = 𝑥 100%
𝑇𝑡𝑜𝑡
𝑇𝑜𝑛
0,03 = 0,010 + Toff 15,6 % = 𝑥 100%
0,03
Toff = 0,03 – 0,010
= 0,02 s.
Ton = 4,68 x 10 -3 s (aktif high)
Ttotal = Ton + Toff
2. Mode Low
0,03 = 4,68 x 10 -3 + Toff
Toff = 0,03 - 4,68 x 10 -3 = 0,025.
4.4 PEMBAHASAN
1. Kinerja Sistem Keseluruhan
9
mikrokontroller akan mengaktifkan timer dan 3. Pemilihan settingan waktu yakni 10
memberikan logika 0 pada PORTD.7 menit, 20 menit dan 30 menit juga
sehingga Mosfet yang tersambung pada mempengaruhi hasil outputan yang
PIND.7 akan aktif, drain mosfet aktif dan dikeluarkan dari sample. Makin lama
motor berputar. sample tersebut di ayak maka makin
Saat motor mulai berputar, maka halus dan seragam hasil yang
timer counter down akan aktif sesuai dengan diinginkan.
settinggan awal waktu tadi. Waktu counter
4. Pada saat menggunakan 1 sieveng
habis maka buzzer mendapatkan logika 1
dengan 2 bahan sample yang di
yang dimana buzzer On dan motor akan Off.
gunakan dengan sample tepung
Dari angka-angka hasil analisis, nilai Rpm
diayak manual hasil yang dikeluarkan
belum stabil dikarenakan modul ini
16 %, kondisi low56% dan kondisi
memanfaatkan nilai getaran dan tegangan.
high 83 %, sedangkan dengan
Jika tegangan makin besar maka getaran serta
menggunakan sample karbon aktif
frekuensi yang di hasilkan makin besar. Yang
diayak manual hasil yang dikeluarkan
mengakibatkan serbuk-serbuk sampel dapat
3 %, kondisi low 6,5 % dan kondisi
turun maksimal.
high 10 %.
Dan pula nilai massa partikel sample
sangat mempengaruhi dan jenis parikel itu 5. Pada saat menggunakan 2 sieveng
sendiri. Makin halus nilai partikel mesh makin dengan 2 bahan sample yang di
homogenitas partikel tersebut. gunakan dengan sample tepung
diayak manual hasil yang dikeluarkan
2. Kelemahan Sistem. 1,5 %, kondisi low 3% dan kondisi
(1) Pada saat pendeteksian putaran rpm , high 5 %, sedangkan dengan
motor masih belum stabil menggunakan sample karbon aktif
diayak manual hasil yang dikeluarkan
(2) Sistem mekanik juga perlu diperbaiki
0,5 %, kondisi low 2 % dan kondisi
lagi.
high 3,5 %.
(3) Putaran motor perlu di beri isolasi agar 6. Maka dari kesimpulan hasil data pada
bunyi tidak terlalu besar. 5.1.4 dan 5.1.5 dapat di simpulkan
penggunakan tingkatan ayakan sangat
mempengaruhi sifat alir dan hasil
5. PENUTUP kerapatan. Jika memakai ayakan yang
sama atau hanya satu tingkat maka
5.1 Kesimpulan akan memiliki sama keseragaman
hasil dari partikel. Namun jika
Secara menyeluruh penelitian ini
memakai ayakan dengan di susun
dapat menyimpulkan bahwa:
lebih dari satu atau dengan ukuran
1. Pada alat ini dipengaruhi sifat alir dari
berbeda maka hasil partikel berbeda
partikel sample yang di ayak. Maka
ukuran keseragaman tersebut dan
makin besar partikel memiliki sifat
memperbaiki hasil dari ukuran
alir yang baik daripada partikel
partikel sample tersebut. Jadi alat mini
berukuran kecil.
sieve shaker ini baik di gunakan.
2. Pemilihan mesh no 8 , no 40 dan no
7. Berdasarkan hasil pengukuran
80 mempengaruhi hasil dari outputan.
kecepatan motor, kesalahan error rata
Jika ukuran nomer mesh makin besar
– rata pada waktu adalah pada saat
maka partikel sample makin halus
low 1,16 % serta high 1,19% dan
serta lebih homogen. Yang dimana
error rata-rata rpm adalah pada saat
disolusi (terlarut) makin cepat
low 0,26 % dan high 0,40%.
sehingga kadar obat dalam darah yang
tinggi cepat dicapai.
10
5.2 SARAN
Berikut ini adalah beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut :
6. DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
11